cover
Contact Name
Joseph Christ Santo
Contact Email
jurnal@sttberitahidup.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal@sttberitahidup.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. karanganyar,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teologi Berita Hidup
ISSN : 26564904     EISSN : 26545691     DOI : https://doi.org/10.38189
Jurnal Teologi Berita Hidup merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi yang berkaitan dengan kepemimpinan dan pelayanan Kristiani, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup Surakarta. Focus dan Scope penelitian Jurnal Teologi Berita Hidup adalah: Teologi Biblikal, Teologi Sistematika, Teologi Pastoral, Etika Pelayanan Kontemporer, Kepemimpinan Kristen, Pendidikan Agama Kristen.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2019): September 2019" : 11 Documents clear
Pengembangan Media Pembelajaran Powerpoint Untuk Meningkatkan Kognitif dan Kemampuan Sosial Anak Usia Dini Adi Putra Anggara
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 2, No 1 (2019): September 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v2i1.18

Abstract

Learning media that are used to improve students' abilities increase children's cognitive skills to gain and build their knowledge through finding their knowledge and discussing with peers in their language style. The research aims to develop and utilize technology using powerpoint media that is feasible and effective in the learning process as well as how the effectiveness of powerpoint media improves cognitive development and social abilities of early childhood. Learning media products form powerpoints, usage manuals, and teacher handbooks. The effectiveness of Powerpoint learning media can be known from the analysis using the formula t. Calculation of experimental results using pre test and posttest one group design. From the calculation obtained t = 41.17%> 88.23% to achieve the completeness criteria. Research can improve the cognitive development of children in learning, as the beginning of the child's ability to socialize, new methods of teaching that are not monotonous in children catching faster, and also in terms of behavior, learn to play roles and develop social attitudes that deserve to be accepted by others. Abstrak: Media belajar yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik, meningkatakan kemampuan kognitif anak untuk memperoleh dan membangun pengetahuan mereka melalui cara menemukan sendiri pengetahuan dan berdiskusi bersama teman sebaya dengan gaya bahasa mereka sendiri. Penelitian bertujuan mengembangkan maupun memanfaatkan teknologi penggunaan media powerpoint yang layak dan efektif dalam proses pembelajaran serta bagaimana keefektifan media powerpoint meningkatkan perkembangan kognitif dan kemampuan sosial anak usia dini. Produk media belajar bentuk powerpoint, buku pedoman penggunaan, dan buku pegangan guru. Keefektifan media pembelajaran Powerpoint dapat diketahui dari analisis dengan menggunakan rumus t. Perhitungan hasil eksperimen menggunakan pre test dan posttest one group design. Dari perhitungan diperoleh t = 41,17% > 88,23% untuk mencapai kriteria ketuntasan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perkembangan kognitif anak dalam belajar, sebagai awal kemampuan anak dalam bersosialisasi, metode baru pengajaran yang tidak monoton anak lebih cepat menangkap, dan juga dalam hal tingkah laku, belajar memainkan peran dan mengembangkan sikap sosial yang layak diterima oleh orang lain. Kata kunci: 
Penerapan Prinsip Pemuridan Elia dalam Pendidikan Agama Kristen Soeliasih Soeliasih
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 2, No 1 (2019): September 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v2i1.23

Abstract

Elijah was one of the prophets of the nation of Israel who experienced the terrible use of God. Through his ministry, the Israelites experienced a great revival. The success of Elijah's ministry did not reach himself, but he had duplicated it to his student named Elisha, even Elisha became a greater prophet than Elijah. The success of discipleship Elijah the prophet needs to be an example for God's servants today in carrying out Christian religious education. This study seeks to find the principles of discipleship Elijah the prophet to apply to discipleship in the present. As a result of this research, it was found several qualifications of religious educators in Elijah, including aspects of spirituality, mentality, personality, and managerial. Abstrak: Elia adalah salah satu nabi bangsa Israel yang mengalami pemakaian Allah secara dahsyat. Melalui pelayanannya bangsa Israel mengalami kebangunan rohani yang besar. Keberhasilan pelayanan Elia tidak sampai pada dirinya sendiri, namun ia telah menduplikasikannya kepada muridnya yang bernama Elisa, bahkan Elisa menjadi nabi yang lebih hebat daripada Elia. Keberhasilan pemuridan nabi Elia perlu menjadi contoh bagi hamba-hamba Tuhan pada masa sekarang dalam menjalankan pendidikan agama Kristen. Penelitian ini berusaha menemukan prinsip-prinsip pemuridan nabi Elia untuk dapat diterapkan bagi pemuridan pada masa sekarang. Sebagai hasil dari penelitian ini ditemukan beberapa kualifikasi pendidik agama dalam diri Elia, meliputi aspek spiritualitas, mentalitas, personalitas, dan manajerial.  
Janji Pemulihan Israel dalam Kitab Zefanya: Refleksi Teologi Kovenan Daniel Pesah Purwonugroho; Sonny Eli Zaluchu
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 2, No 1 (2019): September 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v2i1.21

Abstract

The God of the Israelites is a God of covenants that bind covenants with humanity. Agreement between them has a binding nature to one another. Throughout the history of the Israelites recorded in the Old Testament, God often spoke through His prophets. God delivered a special message about the lives of the Israelites and also what He promised them through these prophets. All messages in the Old Testament and the prophetic books refer to a conditional Covenant. On the one hand, God pursues and punishes, but on the other hand, He restores. The Covenant theology reveals God's intention to punish and repair that is manifested in Christ's mission. This paper analyzes the implementation of the covenant theology in the ministry of the Prophet Zephaniah through the study of literature and sees its implementation for the presence of Christ in the world.Abstrak: Allah adalah Allah perjanjian yang mengikat perjanjian kepada umat manusia. Perjanjian yang terjalin antara Allah dengan manusia memiliki sifat yang sangat mengikat. Di dalam kehidupan bangsa Israel yang terekam sepanjang kitab Perjanjian Lama, Allah bersabda melalui nabi nabiNya. Allah memberikan pesan secara spesifik perihal kehidupan bangsa Israel dan juga apa yang menjadi janjiNya kepada mereka. Seluruh pesan Perjanjian Lama dan khususnya kitab Nabi-nabi mengarah pada satu perjanjian atau kovenan bersyarat. Pada satu sisi, Allah menuntut dan menghukum tetapi pada sisi lain, Allah memulihkan. Teologi kovenan menampilkan maksud Allah untuk menghukum dan memulihkan yang tergambar di dalam misi Kristus. Tulisan ini menganalisis implementasi Teologi kovenan di dalam pelayanan Nabi Zefanya melalui studi literatur dan  melihat implementaisnya bagi kehadiran Kristus di dunia. 
Makna Teologis Respon Nabi Yunus Terhadap Panggilan Tuhan Yimmy Iskandar
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 2, No 1 (2019): September 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v2i1.22

Abstract

The Book Jonah is one of the books in the Old Testament. In this book, God tried to show His mercy to the people of Niniveh although they were living in many transgressions, and they repented after they heard Jonah’s messages. But in this book speaks more about Jonah’s journey to fulfill God’s calling in his life toward Niniveh, how Jonah responded to God. This research used data collection methods by searching literature such as books and journals related to the writer’s objectives. An analysis method is a qualitative approach with descriptive methods.  How Jonah responded to God’s calling were: running away, obeying but with dissatisfaction or grumbling, and obeying with fullest of understanding.  The implementation and conclusion from this analysis will teach us about the nature of God’s heart toward sinners and how we should respond to our calling from God to please Him.        Abstrak: Kitab Yunus adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Lama. Dalam buku ini, Tuhan berusaha menunjukkan belas kasihan-Nya kepada orang-orang Niniveh meskipun mereka hidup dalam banyak pelanggaran, dan mereka bertobat setelah mendengar pesan Yunus. Tetapi dalam buku ini berbicara lebih banyak tentang perjalanan Yunus untuk memenuhi panggilan Allah dalam hidupnya menuju Niniveh, bagaimana Yunus menanggapi Allah. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan mencari literatur seperti buku dan jurnal yang berkaitan dengan tujuan penulis. Metode analisis adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Bagaimana Yunus menanggapi panggilan Allah adalah: melarikan diri, mematuhi tetapi dengan ketidakpuasan atau menggerutu, dan mematuhi dengan penuh pengertian. Implementasi dan kesimpulan dari analisis ini akan mengajarkan kita tentang sifat hati Allah terhadap orang berdosa dan bagaimana kita harus menanggapi panggilan kita dari Allah untuk menyenangkan Dia. 
Potret Pemimpin Kristen Sebagai Sumber Daya Manusia Unggul Menurut Kitab Titus Iksantoro Iksantoro
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 2, No 1 (2019): September 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v2i1.24

Abstract

Theological Seminary as an Indonesian Christian Religious Higher Education Institution has the task of preparing Excellent Christian Leaders, so they can compete on the global stage. The Titus letter is one of the books that offers a image of a Excellent Christian Leader. Understanding and making such Christian leaders can help the government's vision of preparing Excellent Human Resources. The image of a Excellent Christian Leader according to Titus must have certain qualifications are family qualifications (Tit. 1: 6), personality qualifications (Tit. 1: 7), social qualifications (Tit. 1: 8), spiritual qualifications (Tit. 1: 8, 9) and professional qualifications (Tit. 1: 9, 13; 2: 1). AbstrakSekolah Tinggi Teologi sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen Indonesia mengemban tugas untuk mempersiapkan para pemimpin Kristen yang unggul, sehingga dapat bersaing di kancah global. Surat Titus merupakan salah satu kitab yang menyodorkan potret Pemimpin Kristen yang unggul. Dengan memahami dan mencetak pemimpin Kristen yang demikian, dapat menolong visi pemerintah menyiapkan Sumber Daya Manusia Unggul. Potret pemimpin Kristen yang unggul menurut Titus harus memiliki kualifikasi tertentu, yaitu kualifikasi keluarga (Tit. 1:6), kualifikasi kepribadian (Tit. 1:7), kualifikasi sosial (Tit. 1:8), kualifikasi spiritual (Tit. 1:8, 9) dan kualifikasi professional (Tit. 1:9, 13; 2:1).  
Memahami Tantangan Teologi Pluralisme dan Teologi Pembebasan Yafet M Paembonan
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 2, No 1 (2019): September 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v2i1.26

Abstract

The diversity of religious beliefs in today's society has the potential to cause conflict, that is if each group insists on the truth it believes. Theology of pluralism is presently offering a new religion based on all the truths that are recognized. But is theology pluralism really the answer, or does it have a greater negative impact? At first glance, the emergence of a theology of pluralism is similar to the emergence of liberation theology as an attempt to answer theological problems. So in this study, the relationship between pluralism theology and liberation theology is discussed, as well as the impact of plural theology. Researchers conduct literature studies to examine the theology of pluralism, make comparisons, and ultimately draw conclusions. From this research, it can be concluded that there is a relationship between plural theology and liberation theology and that pluralism theology impacts relativism in standards, so there is no absolute moral standard. Abstrak: Keberagaman keyakinan agama di kalangan masyarakat masa kini berpotensi menimbulkan konflik, yaitu apabila masing-masing kelompok bersikukuh pada kebenaran yang diyakininya. Teologi pluralisme hadir menawarkan sebuah agama baru yang bertolak dari semua kebenaran yang diakui. Namun apakah teologi pluralisme sungguh-sungguh menjadi jawaban, ataukah justru memiliki dampak negatif yang lebih besar? Sekilas, kemunculan teologi pluralisme mirip dengan kemunculan teologi pembebasan sebagai sebuah upaya menjawab masalah teologis. Maka dalam penelitian ini dibahas hubungan antara teologi pluralisme dan teologi pembebasan, serta dampak dari teologi pluralisme. Peneliti melakukan studi pustaka untuk mencermati teologi pluralisme, melakukan komparasi, dan pada akhirnya menarik kesimpulan. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan antara teologi pluralisme dan teologi pembebasan, dan bahwa teologi pluralisme berdampak pada relativisme dalam standar, sehingga tidak ada standar moral yang absolut. 
Penerapan Prinsip Pemuridan Elia dalam Pendidikan Agama Kristen Soeliasih Soeliasih
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 2, No 1 (2019): September 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v2i1.23

Abstract

Elijah was one of the prophets of the nation of Israel who experienced the terrible use of God. Through his ministry, the Israelites experienced a great revival. The success of Elijah's ministry did not reach himself, but he had duplicated it to his student named Elisha, even Elisha became a greater prophet than Elijah. The success of discipleship Elijah the prophet needs to be an example for God's servants today in carrying out Christian religious education. This study seeks to find the principles of discipleship Elijah the prophet to apply to discipleship in the present. As a result of this research, it was found several qualifications of religious educators in Elijah, including aspects of spirituality, mentality, personality, and managerial. Abstrak: Elia adalah salah satu nabi bangsa Israel yang mengalami pemakaian Allah secara dahsyat. Melalui pelayanannya bangsa Israel mengalami kebangunan rohani yang besar. Keberhasilan pelayanan Elia tidak sampai pada dirinya sendiri, namun ia telah menduplikasikannya kepada muridnya yang bernama Elisa, bahkan Elisa menjadi nabi yang lebih hebat daripada Elia. Keberhasilan pemuridan nabi Elia perlu menjadi contoh bagi hamba-hamba Tuhan pada masa sekarang dalam menjalankan pendidikan agama Kristen. Penelitian ini berusaha menemukan prinsip-prinsip pemuridan nabi Elia untuk dapat diterapkan bagi pemuridan pada masa sekarang. Sebagai hasil dari penelitian ini ditemukan beberapa kualifikasi pendidik agama dalam diri Elia, meliputi aspek spiritualitas, mentalitas, personalitas, dan manajerial.  
Janji Pemulihan Israel dalam Kitab Zefanya: Refleksi Teologi Kovenan Daniel Pesah Purwonugroho; Sonny Eli Zaluchu
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 2, No 1 (2019): September 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v2i1.21

Abstract

The God of the Israelites is a God of covenants that bind covenants with humanity. Agreement between them has a binding nature to one another. Throughout the history of the Israelites recorded in the Old Testament, God often spoke through His prophets. God delivered a special message about the lives of the Israelites and also what He promised them through these prophets. All messages in the Old Testament and the prophetic books refer to a conditional Covenant. On the one hand, God pursues and punishes, but on the other hand, He restores. The Covenant theology reveals God's intention to punish and repair that is manifested in Christ's mission. This paper analyzes the implementation of the covenant theology in the ministry of the Prophet Zephaniah through the study of literature and sees its implementation for the presence of Christ in the world.Abstrak: Allah adalah Allah perjanjian yang mengikat perjanjian kepada umat manusia. Perjanjian yang terjalin antara Allah dengan manusia memiliki sifat yang sangat mengikat. Di dalam kehidupan bangsa Israel yang terekam sepanjang kitab Perjanjian Lama, Allah bersabda melalui nabi nabiNya. Allah memberikan pesan secara spesifik perihal kehidupan bangsa Israel dan juga apa yang menjadi janjiNya kepada mereka. Seluruh pesan Perjanjian Lama dan khususnya kitab Nabi-nabi mengarah pada satu perjanjian atau kovenan bersyarat. Pada satu sisi, Allah menuntut dan menghukum tetapi pada sisi lain, Allah memulihkan. Teologi kovenan menampilkan maksud Allah untuk menghukum dan memulihkan yang tergambar di dalam misi Kristus. Tulisan ini menganalisis implementasi Teologi kovenan di dalam pelayanan Nabi Zefanya melalui studi literatur dan  melihat implementaisnya bagi kehadiran Kristus di dunia. 
Makna Teologis Respon Nabi Yunus Terhadap Panggilan Tuhan Yimmy Iskandar
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 2, No 1 (2019): September 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v2i1.22

Abstract

The Book Jonah is one of the books in the Old Testament. In this book, God tried to show His mercy to the people of Niniveh although they were living in many transgressions, and they repented after they heard Jonah’s messages. But in this book speaks more about Jonah’s journey to fulfill God’s calling in his life toward Niniveh, how Jonah responded to God. This research used data collection methods by searching literature such as books and journals related to the writer’s objectives. An analysis method is a qualitative approach with descriptive methods.  How Jonah responded to God’s calling were: running away, obeying but with dissatisfaction or grumbling, and obeying with fullest of understanding.  The implementation and conclusion from this analysis will teach us about the nature of God’s heart toward sinners and how we should respond to our calling from God to please Him.        Abstrak: Kitab Yunus adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Lama. Dalam buku ini, Tuhan berusaha menunjukkan belas kasihan-Nya kepada orang-orang Niniveh meskipun mereka hidup dalam banyak pelanggaran, dan mereka bertobat setelah mendengar pesan Yunus. Tetapi dalam buku ini berbicara lebih banyak tentang perjalanan Yunus untuk memenuhi panggilan Allah dalam hidupnya menuju Niniveh, bagaimana Yunus menanggapi Allah. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan mencari literatur seperti buku dan jurnal yang berkaitan dengan tujuan penulis. Metode analisis adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Bagaimana Yunus menanggapi panggilan Allah adalah: melarikan diri, mematuhi tetapi dengan ketidakpuasan atau menggerutu, dan mematuhi dengan penuh pengertian. Implementasi dan kesimpulan dari analisis ini akan mengajarkan kita tentang sifat hati Allah terhadap orang berdosa dan bagaimana kita harus menanggapi panggilan kita dari Allah untuk menyenangkan Dia. 
Potret Pemimpin Kristen Sebagai Sumber Daya Manusia Unggul Menurut Kitab Titus Iksantoro Iksantoro
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 2, No 1 (2019): September 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v2i1.24

Abstract

Theological Seminary as an Indonesian Christian Religious Higher Education Institution has the task of preparing Excellent Christian Leaders, so they can compete on the global stage. The Titus letter is one of the books that offers a image of a Excellent Christian Leader. Understanding and making such Christian leaders can help the government's vision of preparing Excellent Human Resources. The image of a Excellent Christian Leader according to Titus must have certain qualifications are family qualifications (Tit. 1: 6), personality qualifications (Tit. 1: 7), social qualifications (Tit. 1: 8), spiritual qualifications (Tit. 1: 8, 9) and professional qualifications (Tit. 1: 9, 13; 2: 1). AbstrakSekolah Tinggi Teologi sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen Indonesia mengemban tugas untuk mempersiapkan para pemimpin Kristen yang unggul, sehingga dapat bersaing di kancah global. Surat Titus merupakan salah satu kitab yang menyodorkan potret Pemimpin Kristen yang unggul. Dengan memahami dan mencetak pemimpin Kristen yang demikian, dapat menolong visi pemerintah menyiapkan Sumber Daya Manusia Unggul. Potret pemimpin Kristen yang unggul menurut Titus harus memiliki kualifikasi tertentu, yaitu kualifikasi keluarga (Tit. 1:6), kualifikasi kepribadian (Tit. 1:7), kualifikasi sosial (Tit. 1:8), kualifikasi spiritual (Tit. 1:8, 9) dan kualifikasi professional (Tit. 1:9, 13; 2:1).  

Page 1 of 2 | Total Record : 11