cover
Contact Name
Saskiyanto Manggabarani
Contact Email
lppm@helvetia.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
duniafarmasi@helvetia.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Dunia Farmasi
ISSN : -     EISSN : 25483560     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Dunia Farmasi secara resmi yang dikelola oleh Program Studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia (IKH) yang artikelnya dapat diakses dan unduh secara online oleh publik. Jurnal ini adalah jurnal review nasional, yang terbit 3 (tiga) kali dalam setahun pada bulan Desember, April dan Agustus dengan topik-topik keunggulan hasil penelitian di bidang pelayanan dan praktek kefarmasian, pengobatan masyarakat, teknologi kefarmasian serta disiplin ilmu kesehatan yang terkait erat. Jurnal ini memfokuskan pada tema meliputi Farmasi Klinis, Farmasi Komunitas, Farmasetika, Kimia Farmasi, Farmakognosi, Fitokimia.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 3 (2017): Edisi Agustus" : 6 Documents clear
Formulasi Masker Gel Peel off dari Kulit Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.) Sumiyati Sumiyati; Mandike Ginting
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 3 (2017): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i3.4375

Abstract

Pendahuluan: Masker wajah adalah salah satu kosmetika perawatan kulit yang memiliki banyak kelebihan tergantung pada bahan formulasinya: membersihkan, melembutkan, mengecilkan pori-pori, melembabkan dan menutrisi kulit. Masker diaplikasikan pada wajah berbentuk layer yang relatif tebal dan kemudian dilepaskan setelah beberapa waktu, biasa 15 sampai 30 menit. Kulit pisang kepok mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan, sehingga baik diformulasikan menjadi sediaan masker wajah gel peel off.  Tujuan: Untuk membuat formulasi maskergel peel off yang terbuat dari buah  kulit pisang (Musa  paradisiaca L.). Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental formulasi sediaan masker gel peel off yang terdiri dari komponen diantaranya seperti kulit pisang, Polivinil alkohol, HPMC, Gliserin, Kalium sorbat, Etanol 70%, Aquades dengan kosentrasi 0%, 1%, 3%, 5%. Pembuatan serbuk kulit pisang kepok dengan cara pengupasan, pencucian, pemotongan, pengeringan, dan penghalusan. Pengujian  terhadap sediaan masker wajah yang dibuat meliputi uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji daya mengering, uji kesukaan, uji iritasi terhadap kulit dengan menggunakan 6 orang sukarelawan, dan uji viskositas. Hasil: Formulasi sediaan masker gel peel off menggunakan serbuk kulit pisang kepok sebagai bahan aktif dibuat cukup stabil, pH berkisaran 6,0-6,5 sehingga aman digunakan. Kesimpulan: dari penelitian serbuk kulit pisang kepok dapat digunakan sebagai bahan aktif tambahan pada sediaaan masker gel peel off  dengan konsentrasi 0%, 1%, 3%, 5%. Saran dari peneliti  untuk memformulasikan kulit pisang kepok dalam formula yang berbeda dan menggunakan bahan alami selain pisang kepok.
Penggunaan Obat pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Haji Medan Pemprovsu Murni Kurniawati; Afriadi Afriadi
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 3 (2017): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i3.4372

Abstract

Pendahuluan; Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis adalah salah satu penyakit atau kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya produksi insulin. Untuk Indonesia WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 dan Indonesia menempati peringkat keempat dari sepuluh penyakit tidak menular di Indonesia. Tujuan; penelitian ini untuk mengetahui penggunaan obat berdasarkan resep pasien Diabetes Mellitus Tipe II rawat jalan di RSU Haji Medan Pemprovsu. Metode; Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey dengan metode deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di RSU Haji Medan Pemprovsu, pada bulan Maret - Mei 2016. Hasil; Hasil penelitian menunjukkan pada pasien A, B, C, D, E, F, G, dan H  dapat dilihat bahwa obat-obat yang digunakan dalam resep sudah sesuai yaitu : tepat indikasi, tepat dosis, tepat obat, dan tepat pasien. Kesimpulan; Secara keseluruhan data penggunaan obat pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II diperoleh obat-obat yang digunakan dalam resep dari pemakaian, jumlah obat, dan umur pasien sudah sesuai yaitu : tepat indikasi, tepat dosis, tepat obat, dan tepat pasien.
Formulasi Sediaan Salep dari Ekstrak Daun Pare (Momordica charantia L.) sebagai Obat Luka Gores Putri Disimawati Zebua; Vivi Eulis Diana
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 3 (2017): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i3.4374

Abstract

Pendahuluan; Masyarakat dengan pengetahuan dan pengalaman dari para orang tua nenek moyang ternyata telah mampu mangatasi permasalahan kesehatan. Seperti tanaman daun pare (Momordica Charantia L.) sebagai masyarakat daun pare mudah didapat dan memiliki manfaat, dan daun pare juga dapat di formulasikan kedalam sediaan salep sebagai obat  luka gores. Metode; Penelitian ini merupakan bersifat eksperimental. Daun pare (Momordica Charantia L.) di ekstraksi dengan maserasi dengan menggunakan penyari etanol 70% dengan konsentrasi (3%, 5%, dan 7%) kemudian dibandingkan dengan sediaan salep. Mencit yang digunakan adalah mencit jantan sebanyak 12 ekor. Hasil; penelitian menunjukkan pada perlakuan pengobatan menggunakan ekstrak daun pare perubahan luka gores menurun secara berlahan-lahan. Pada konsentraksi 3% dan 5% perubah luka mengecil 0,72 cm dan 0,6 cm, sedangkan pada konsentrasi 7% peruban luka 0,46 cm. Kesimpulan; ini adalah daun pare dapat menyembuhkan luka gores, disarankan kepada penelitian selanjutnya ekstrak daun pare supaya membuat sediaan yang lain.
Formulasi Lipstik dari Sari Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dan Kunyit (Curcuma Longa L.l Sulpy Anggraini; Mandike Ginting
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 3 (2017): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i3.4373

Abstract

Pendahuluan: Setiap wanita mempunyai kecendrungan serupa, yaitu ingin terlihat cantik dan menyenangkan untuk dipandang sehingga produk kosmetik merupakan kebutuhan mutlak  bagi dirinya. Salah satu produk kosmetika yang sering digunakan khususnya bagi para wanita yaitu lipstik. Tujuan: Membuat sediaan lipstik menggunakan sari buah naga merah dan kunyit sebagai zat warna alami dalam sediaan lipstik dengan konsentrasi buah naga merah 0%, 30%, 40% dan kunyit 0%, 2%, 2%. Dan mengetahui konsentrasi lipstik yang memberikan warna paling banyak disukai. Methode: Penelitian ini dilakukan secara eksperimental, buah naga dan kunyit diblender dan disaring lalu sari dikentalkan, digunakan tiga variasi konsentrasi yaitu sari buah naga 0%, 30%, 40% dan kunyit 0%, 2%, 2%. Pengujian yang dilakukan berupa uji homogenitas, uji pH, uji oles, uji iritasi dan uji Kesukaan. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa Lipstik dengan konsentrasi warna buah naga merah, 30% dan kunyit 2% menghasilkan warna ungu kemerahan, lipstik dengan konsentrasi warna buah naga merah 40% dan kunyit 2% menghasilkan ungu pekat. Kesimpulan Sari buah naga merah dan kunyit dapat digunakan sebagai pewarna alami dalam formulasi sediaan lipstik, Setelah dilakukan uji kesukaan terhadap panelis dari ke 3 formula sediaan lipstik, menunjukan bahwa formula konsentrasi buah naga 40% dan kunyit 2% yang sangat disukai panelis.
Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Kefarmasian di Apotek Global Medan Fitri Mayang Sari; Uprianto Suprianto
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 3 (2017): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i3.4371

Abstract

Pendahuluan; Apotek merupakan tempat di lakukan pekerjaan dan pelayanan sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat dan juga tempat yang di jadikan transaksi jual dan beli atau pelayanan produk dari farmasi, didalam apotek juga telah disediakan tenaga kefarmasian yang di sebut dengan apoteker. Tujuan; Untuk mengetahui persentase pelayanan kefarmasian yaitu dengan melakukan sebuah penelitian. Metode; penelitian ini adalah bersifat korelatif. Jenis penelitan yang digunakan adalah surve dengan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Apotek Global Medan pada bulan April – Mei 2016. Hasil; penelitian tahap awal dengan mewawancarai 15 pasien yang berkunjung ke apotek Global, Hasil wawancara dari lima belas pasien diperoleh, tujuh pasien mengatakan pelayanan yang diberikan asisten apoteker kurang baik kerena terlalu lama menunggu, lima pasien mengatakan asisten apoteker tidak menjelaskan cara pemakaian obat bagi pasien yang belum mengerti cara pemakaian obat, dan tiga pasien mengatakan asisten apoteker tidak ramah dengan wajah yang kurang menyenangkan. Kesimpulan; Secara keseluruhan, tingkat kepuasan pelayanan yang diberikan oleh apoteker di apotek global masih kurang memuaskan.
Perbandingan Formulasi Sediaan Gel Sari Lidah Buaya (Aloe vera) dengan Betadine Cair Untuk Luka Dewi Kurniawati; Darwin Syamsul
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 3 (2017): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i3.4370

Abstract

Pendahuluan; Luka adalah terputusnya kontinuitas atau hubungan anatomis jaringan sebagai akibat dari rudapaksa. Luka dapat merupakan luka yang sengaja dibuat,  seperti luka insisi pada operasi atau luka akibat  trauma  seperti luka akibat kecelakaan. Tujuan; Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui antara Betadine Cairdan Sari Lidah Buaya yang lebih cepat menyembuhkan Luka. Metode; Penelitian ini bersifat Eksperimen yang di lakukan di Laboratorium Farmasi institute Kesehatan Helvetia Medan. Dengan menggunakan Lidah buaya yang di kumpulkan, di cuci dari pengotorannya kemudian ditiriskan. Hasil; penelitian menunjukan pada perlakuan Kontrol Penyembuhkan luka secara perlahan-lahan kelompok I dengan rata-rata halil hari keenam, 0,6 cm. kelompok II perubahan luka mengecil dengan rata-rata akhir halil hari keenam,  0,4 cm. sedangakan pada kelompok III luka mengalami perubahan yang paling kecil dengan rata-rata akhir halil hari keenam, 0,3 cm. Kesimpulan; penelitian ini adalah gel sari lidah buaya lebih efektif menyembuhkan luka di bandingkan dengan betadine cair. Saran Di harapkan buat peneliti selanjutnya supaya membuat dalam sediaan Krim dari Sari lidahbuaya

Page 1 of 1 | Total Record : 6