cover
Contact Name
Saskiyanto Manggabarani
Contact Email
lppm@helvetia.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
duniafarmasi@helvetia.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Dunia Farmasi
ISSN : -     EISSN : 25483560     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Dunia Farmasi secara resmi yang dikelola oleh Program Studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia (IKH) yang artikelnya dapat diakses dan unduh secara online oleh publik. Jurnal ini adalah jurnal review nasional, yang terbit 3 (tiga) kali dalam setahun pada bulan Desember, April dan Agustus dengan topik-topik keunggulan hasil penelitian di bidang pelayanan dan praktek kefarmasian, pengobatan masyarakat, teknologi kefarmasian serta disiplin ilmu kesehatan yang terkait erat. Jurnal ini memfokuskan pada tema meliputi Farmasi Klinis, Farmasi Komunitas, Farmasetika, Kimia Farmasi, Farmakognosi, Fitokimia.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2018): Edisi Desember" : 6 Documents clear
Formulasi Sediaan Krim Anti Jerawat Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) Noni Alvianti; Khairani Fitri
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i1.4418

Abstract

Pendahuluan: Daun Kersen memiliki senyawa tanin, saponin dan flavonoid, Flavonoid merupakan senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai antioksidan, antibakteri dan antiinflamasi. Dengan demikian dilakukan penelitian formulasi krim ekstrak etanol  daun kersen (Muntingia calabura L.) .Tujuan: untuk memformulasikan sediaan krim yang mengandung ekstrak etanol daun kersen sebagai antijerawat. Metode: penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian eksperimental. Penelitian menggunakan 3 formula ekstrak etanol daun kersen yaitu dengan konsentrasi 1%, 3% dan 5%. Ekstrak daun kersen diperoleh dengan cara maserasi dan dikentalkan diatas penangas air. Komposisi krim ialah asam stearat, trietanolamin, adeps lanae, paraffin liquid, metil paraben (nipagin), propil paraben (nipasol), parfum, dan aquadest. Uji krim meliputi uji homogenitas, uji organoleptis, uji pH dan uji iritasi. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa tiap formula stabil selama penyimpanan pada suhu kamar. pH tiap formula berada pada rentang 5,9-6,7. Kesimpulan: ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan krim dan bentuk relatif baik.
Formulasi Sediaan Selai Kulit Ari Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.,) Rasa Cokelat Nur Laily; Vivi Eulis Diana
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i1.4419

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi dibandingkan dengan buah yang lain dan dikonsumsi tanpa memperhatikan tingkat sosial. Pisang diketahui mengandung gizi tinggi dan sebagai sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Kulit pisang mengandung senyawa pektin yang cukup besar kandungan pektin pada kulit pisang berkisar antara 0,9% dari berat kering. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi Selai kulit  ari pisang kepok (Musa paradisisaca L.,) rasa cokelat. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental variabel bebas dan variabel terikat di laboratorium. Sediaan selai kulit ari pisang kepok dibuat dalam 4 formula, dengan gula, bubur kulit ari pisang kepok dan bubuk cokelat. Menggunakan Uji kesukaan, uji hedonik dan uji daya oles. Hasil: penelitian menunjukan bahwa Uji organoleptis, uji hedonik dan uji daya oles diperoleh hasil bahwa selai yang paling disukai adalah Formula selai keduaatau F II dan Formula selai pertama  atau F I. Kesimpulan: penelitian ini menunjukkan bahwa semua formula dapat menjadi selai yang baik meskipun terdapat perbedaan disetiap formula, dimana formula yang baik adalah formula II dan selai yang kurang baik terdapat pada formula IV karena terjadi konsentrsiBubuk Cokelat maka kekentalan selai kulit ari pisang kepok semakin besar.
Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Resep Obat Generik pada Pasien BPJS Rawat Jalan di Rsud. Dr. R.M. Djoelham Binjai Indah Wulan Sari Pane; Vivi Eulis Diana
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i1.4415

Abstract

Pendahuluan: Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 yang  mewajibkan penulisan resep dengan nama generik di fasilitas kesehatan pemerintah untuk mengantisipasi tingginya harga obat. Tujuan: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pelayanan resep obat generik pada pasien BPJS rawat jalan. Metode: penelitian yang digunakan adalah analisis deskriftif univariat dengan pengambilan sampel secara Systematic random sampling sebanyak 395 lembar resep. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pelayanan resep obat generik pada pasien BPJS rawat jalan di RSUD. Dr. R.M Djoelham Binjai pada periode januari-juni telah dilaksanakan. Dan persentase pelaksanaan pelayanan resep obat generik pada bulan Januari adalah 71.21 %, Februari 74.24 %, Marest 72.72 %, April 74.24%, Mei 75.75%, dan Juni 78.78%. Kesimpulan: penelitian ini  persentase penulisan resep dengan nama generik periode januari-juni 2016 dengan rata-rata sebesar 74.49 %. Akan tetapi, hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan persentase setiap bulan walaupun belum mencapai 100%.
Uji Kandungan Merkuri (Hg) pada Kosmetik Krim Pemutih Wajah yang Dipasarkan di Pasar Petisah Kota Medan Wulandari Ndari; Vivi Eulis Diana
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i1.4420

Abstract

Pendahuluan: Merkuri termasuk kedalam salah satu logam berat berbahaya dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Merkuri merupakan salah satu bahan aktif yang sering direkomendasikan dalam kosmetik sebagai pemutih khususnya pada krim pemutih wajah, karena merkuri dianggap dapat menghambat sintesis melanin pigmen kulit di sel melanosit. Pemakaian merkuri dapat mengakibatkan efek negatif mulai dari iritasi kulit hingga gangguan pada susunan syaraf pusat, otak dan ginjal. Tujuan: penelitian ini adalah untuk menguji kualitatif kandungan merkuri (Hg) pada kosmetik sediaan krim pemutih wajah yang dipasarkan di Pasar Petisah Kota Medan tahun 2017. Metode: yang digunakan pada penelitian ini adalah secara deskriptif yang dilakukan dengan analisa kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah  sebanyak 10 sampel krim pemutih wajah, tehnik pengambilan sampel dilakukan secara purpossive sampling. Analisa kualitatif dilakukan dengan menggunakan  peraksi warna dengan Kalium Iodida, Natrium Hidroksida dan uji nyala api dengan menggunakan kawat tembaga. Hasil: penelitian ini menunjukkan 9 sampel positif mengandung merkuri (Hg) yang semuanya tidak memiliki izin edar dari BPOM dan 1 sampel negatif mengandung merkuri (Hg) yang memiliki izin edar dari BPOM. Kesimpulan: dari penelitian ini adalah bahwa kosmetik krim pemutih wajah yang mengandung merkuri masih banyak ditemui di Pasar Petisah Kota Medan, maka diharapkan perlu adanya pengawasan lebih ketat lagi oleh instansi terkait tentang pentingnya bahaya kosmetik ilegal yang beredar dipasaran, dan disarankan kepada konsumen untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk kosmetik khususnya krim pemutih wajah, mengingat bahan berbahaya yang terkandung dalam krim pemutih wajah seperti merkuri yang dapat membahayakan kesehatan.
Formulasi Gel dari Sari Buah Strawberry (Fragaria X ananassa Duchesne) sebagai Pelembab Alami Juliana Siva; Afriadi Afriadi
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i1.4416

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Strawberry memiliki aktivitas antioksidan tinggi karena mengandung quercetin, asam ellagic, antosianin, dan kaempferol. Antioksidan berperan sebagai pelindung tubuh dari radikal bebas, termasuk diantaranya sel kanker. Zat tersebut mencegah terbentuknya senyawa karsinogen, menghambat proses karsinogenesis, dan menekan pertumbuhan tumor. Tujuan: Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah buah strawberry dapat dibuat dalam sediaan gel. Metode: Penelitian ini dilakukan secara eksperimental, sampel buah strawberry (Fragaria x ananassa Duchesne) di blender lalu sari dikentalkan, digunakan pada tiga variasi konsentrasi yaitu 1%, 3% dan 5%. Pengujian yang dilakukan berupa uji organoleptik, uji homogenitas, uji iritasi terhadap sukarelawan dan uji pH. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa sari buah strawberry  (Fragaria x ananassa Duchesne) dapat dibuat sediaan gel dan memenuhi evaluasi fisik sediaan. Hasil uji organoleptik menunjukkan warna yang dihasilkan dari semua variasi konsentrasi yaitu 1%, 3% dan 5% berwarna coklat muda sampai coklat tua sementara basis gel menghasilkan warna yang jernih. Hasil uji homogenitas bahwa sediaan yang dibuat cukup homogen, pH gel diperoleh range pH 6,7-6,9 sehingga aman untuk digunakan pada kulit manusia karena pH kulit berkisar 4,5-7,0 dan sediaan tidak menimbulkan iritasi pada kulit sukarelawan. Kesimpulan: Sari strawberry (Fragaria x ananassa Duchesne) dengan konsentrasi 1%, 3%, dan 5% dapat diformulasikan menjadi sediaan gel sebagai pelembab alami.
Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp) sebagai Antiseptik Tangan Mutia Rimala; Adek Chan
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i1.4417

Abstract

Pendahuluan: Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) merupakan salah satu tanaman yang digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu dapur. Selain digunakan sebagai bumbu dapur daun salam juga digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun salam adalah minyak atsiri (0,05%) yang mengandung sitral dan eugenol, tanin dan flavonoid yang mempunyai aktivitas antibakteri. Penelitian ini Tujuan: untuk mengetahui formulasi sediaan gel dengan penggunaan ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) sebagai antiseptik tangan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental yang menggunakan ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) dengan konsentrasi 0% (blanko), 10%, 12% dan 15%. Evaluasi sediaan gel meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, viskositas dan uji iritasi. Hasil: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Hasil dari pengujian yang dilakukan terhadap keempat formulasi diantaranya uji organoleptis (setengah padat dan semakin tinggi konsentrasi, warna yang dihasilkan semakin pekat dan aroma khas ekstrak daun salam). Uji pH berkisar 6,3-6,5, homogen, uji viskositas menunjukkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun salam maka viskositas sediaan semakin meningkat. Uji iritasi yang memberikan hasil negatif terhadap reaksi iritasi yang diamati. Kesimpulan: dari penelitian ini bahwa ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) dapat diformulasikan kedalam sediaan gel antiseptik tangan. Disarankan pada peneliti selanjutnya Perlu dilakukan uji antibakteri untuk mengetahui apakah gel ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) aktif menghambat bakteri yang ada ditangan terutama bakteri Staphylococcus aureus.

Page 1 of 1 | Total Record : 6