cover
Contact Name
Asep Purwo Yudi Utomo
Contact Email
aseppyu@mail.unnes.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
aseppyu@mail.unnes.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Sastra Indonesia
ISSN : 22526315     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Sastra Indonesia menerbitkan artikel penelitian atau artikel konseptual mengenai bahasa dan sastra Indonesia. Diterbikan oleh Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang dan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta pengajarnya.
Arjuna Subject : -
Articles 22 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 3 (2019): November" : 22 Documents clear
The Pelanggaran Prinsip Kesantunan dan Implikatur Percakapan pada Dialog Anak Penyandang Tunagrahita di SLB Negeri Ungaran Wahyuni, Tri; Siroj, Muhammad Badrus
Jurnal Sastra Indonesia Vol 8 No 3 (2019): November
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v8i3.25581

Abstract

Komunikasi dalam masyarakat berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kepada orang lain atau sebaliknya. Salah satu bentuk komunikasi manusia yaitu percakapan atau tindak tutur.  Manusia dapat saling bertukar informasi melalui sebuah percakapan singkat. Namun demikian, dalam bertutur manusia juga memiliki aturan-aturan yang harus dipatuhi, salah satunya yaitu prinsip kesantunan. Anak dengan kecacatan atau mereka  yang  lahir  berisiko  untuk keterlambatan perkembangan, sangat  sensitif terhadap rangsangan luar terutama yang berkaitan dengan penguasaan komunikasi. Rangsangan lingkungan harus dilakukan secara hati-hati dalam berkomunikasi karena dapat terjadi   pelanggaran   prinsip   kesantunan. Berdasarkan hasil observasi tuturan anak penyandang tunagrahita di SLB Negeri Ungaran melanggar prinsip kesantunan dan memiliki kalimat yang mengandung implikatur percakapan. Hal ini dikarenakan anak penyandang tunagrahita menampilkan pola interaksi yang berbeda dengan anak normal.             Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mendeskripsi pelanggaran prinsip kesantunan pada tuturan anak penyandang tunagrahita di SLB Negeri Ungaran, dan (2) mendeskripsi implikatur percakapan pada tuturan anak penyandang tunagrahita di SLB Negeri Ungaran. Manfaat dari penelitian ini diharapkan memberikan dua manfaaat, yaitu manfaat teoretis dan praktis. Secara teoretis, hasil dari penelitian ini akan memberikan manfaat bagi penelitian linguistik,baik yang dilakukan oleh peneliti-peneliti, akademisi, maupun mahasiswa. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi pengembangan dan pembinaan anak penyandang tunagrahita, terutama mengenai maksud tuturan yang diujarkan anak penyandang tunagrahita. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa penggalan-penggalan tuturan yang diduga melanggar prinsip kerja sama dan implikatur percakapan dalam dialog anak penyandang tunagrahita di SLB negeri Ungaran. Sumber penelitian ini adalah semua tuturan anak penyandang tunagrahita di SLB Negeri Ungaran. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode simak dengan menggunakan beberapa teknik yaitu,  teknik simak libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Metode analisis data dalam penelitian ini  menggunakan metode padan pragmatis, metode padan pragmatis adalah metode padan yang alat penentunya lawan atau mitra wicara. Teknik pemaparan analisis datanya menggunakan metode informal. Hasil penelitian ini menunjukkan anak penyandang tunagrahita Pelanggaran prinsip kesantunan terdapat 61, 40 % pelanggaran dari keenam bidal yaitu bidal ketimbangrasaan (tact maxim) terdapat 10,52%, bidal kemurahhatian (generosity maxim) 8, 77 %, bidal keperkenaan (approbation maxim) disajikan dalam 7,01 %,, bidal kerendahhatian (modesty maxim) 7, 01 %, bidal kesetujuan (agreement maxim) 14,03 %, dan bidal kesimpatian (sympathy maxim) 12, 28 %. Pelanggaran prinsip kesantunan yang paling banyak dilanggar adalah bidal kesetujuan (agreement maxim) dengan jumlah pelanggaran 14, 03 %. Implikatur percakapan disajikan 38, 59 % meliputi implikatur konvensional disajikan dalam 12, 28 %, implikatur nonkonvensional (menyindir, menghina, merayu, menyiksa, meragukan, menolak, dan kecewa) disajikan dalam 14, 03 % data, dan praanggapan 12, 28 %. Implikatur percakapan yang banyak dilanggar dalam penelitian ini adalah implikatur nonkonvensional dengan jumlah pelanggaran 14, 03 %.  Pelangaran-pelanggaran tersebut muncul karena adanya faktor kesengajaan dan ketidaksengajaan penutur dan mitra tutur dalam berkomunikasi menggunakan bahasa sehari-hari. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yaitu penulis membahas pelanggaran prinsip kesantunan dan implikatur percakapan pada dialog anak penyandang tunagrahita di SLB Negeri Ungaran. Selanjutnya penulis menginginkan penelitian sejenis maupun penelitian lanjutan dengan objek kajian anak penyandang tunagrahita. Kepada masyarakat untuk lebih mengetahui dan memahami anak penyandang tunagrahita agar tidak dikucilkan, melainkan untuk didekati dan diajak berkomunikasi karena hal tersebut dapat menghindari pelanggaran prinsip kesantunann dan implikatur percakapan pada dialog anak penyandang tunagrahita.
Ragam Bahasa Anak Tunarungu dalam Interaksi Sosial di SLB Negeri Ungaran Kurniawati, Vivi; Siroj, M Badrus
Jurnal Sastra Indonesia Vol 8 No 3 (2019): November
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v8i3.27187

Abstract

SARI Bahasa adalah sistem lambang yang dipahami oleh semua penutur bahasa tersebut. Penggunaan bahasa oleh penutur diwujudkan dalam sistem lambang yang telah disepakati di masyarakat. Meskipun telah disepakati bersama, praktik penggunaan bahasa dapat menjadi beragam Hal tersebut memunculkan ragam bahasa. Terjadinya keragaman bahasa tidak hanya disebabkan oleh penuturnya yang tidak homogen tetapi juga interaksi sosial yang beragam. Keberagaman bahasa ini terjadi pula pada pemakaian bahasa anak-anak tunarungu dalam interaksi sosial di SLB Negeri Ungaran. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana bentuk ragam bahasa anak tunarungu dalam interaksi sosial di SLB Negeri Ungaran? dan (2) apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi ragam bahasa anak tunarungu dalam interaksi sosial di SLB Negeri Ungaran? Tujuan penelitian ini meliputi (1) mendekripsikan bentuk ragam bahasa anak tunarungu dalam interaksi sosial di SLB Negeri Ungaran dan (2) mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi ragam bahasa anak tunarungu dalam interaksi sosial di SLB Negeri Ungaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam yang digunakan dalam interaksi sosial anak-anak tunarungu kelas V dan VI meliputi ragam resmi, ragam usaha, dan ragam santai. Penggunaan ragam bahasa oleh anak-anak tunarungu kelas V dan VI dalam interaksi sosial di lingkungan sekolah dipengaruhi oleh (1) faktor topik, (2) situasi, (3) partisipan, dan (4) tujuan. Kata kunci: Ragam Bahasa, Anak Tunarungu, Sosiolinguistik   ABSTRACT Language is a symbolic system that is understood by all speakers of that language. The used of language by speakers is ealized in the symbol system that has been agreed upon by the community. Although it has been mutually agreed upon, the practice of using language can be diverse. This raises a variety of languages. The diversity of languages is not only brought about by nonhomogeneous speakers but also by diverse social interactions. This diversity of languages also occurs in the use of language of children who are deaf in social interaction ini SLB Negeri Ungaran. The problems examined this study are (1) how the various languages of deaf children in social interaction in SLB Negeri Ungaran ? and (2) What are the factors that the influence the variety  of languages of deaf chidern in social interaction in SLB Negeri Ungaran. The purpose of this study includes (1) describe the variety language of children who are deaf in social interactions in SLB Negeri Ungaran (2) describe the factors that influence the variety of languages osf deaf children in social interactions in SLB Negeri Ungaran. The result of the study indicate that the variety used in the social interactions of deaf children class V and VI includes formal variety, consultative variety, and casual variaety. The use of various languages by deaf children in social interactions in the school environment in influenced by factors such as (1) topics, (2) situations, (3) participants, and (4) goals. Keyword: Variety of Languages, Deaf Children, Sociolinguistic.
The Perjuangan Tokoh Ibu Mengupayakan Pendidikan Anak Perempuannya dalam Novel Katak dalam Tempurung Karya Josephine Chia : Kajian Kritik Sastra Feminis Wati, Sara Laras; Sumartini, Sumartini
Jurnal Sastra Indonesia Vol 8 No 3 (2019): November
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v8i3.28106

Abstract

Karya sastra merupakan replika kehidupan nyata, meskipun berbentuk fiksi namun karya sastra tetap memiliki dasar yang dapat dilihat dari aspek kehidupan sehari-hari. Novel pada dasarnya adalah salah satu bentuk karya fiksi yang menyampaikan permasalahan kehidupan yang kompleks. Sama seperti novel karya Josephine Chia yang berjudul ?Katak dalam Tempurung?. Novel tersebut menceritakan perjuangan ibunya agar anak perempuannya dapat bersekolah, kisah tersebut diambil dari pengalaman hidupnya. Penelitian ini memaparkan kritik sastra feminis dalam novel ?Katak dalam Tempurung? karya Josephine Chia. Adapun permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana bentuk perjuangan tokoh ibu dalam mengupayakan pendidikan anak perempuannya pada Novel ?Katak dalam Tempurung? karya Josephine Chia. (2) apa saja masalah yang dihadapi tokoh ibu dalam mengupayakan pendidikan anak perempuannya pada Novel  ?Katak dalam Tempurung? karya Josephine Chia. (3) apa saja hasil dari perjuangan tokoh ibu dalam mengupayakan pendidikan anak perempuannya pada Novel ?Katak dalam Tempurung? karya Josephine Chia. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah feminisme dan dikaji menggunakan kritik sastra feminis. Penelitian ini menghasilkan deskripsi tentang bentuk-bentuk perjuangan, masalah yang dihadapi, dan hasil dari perjuangan tokoh ibu dalam mengupayakan pendidikan anak perempuannya pada Novel ?Katak dalam Tempurung? karya Josephine Chia. Literary works are replicas of real life, although they are fictional but literary works still have a basis that can be seen from aspects of everyday life. The novel is basically one form of fictional work that conveys complex life problems. Same as Josephine Chia's novel entitled Frog Under A Coconut Shell. The novel tells the story of her mother's struggle so that her daughter can go to school, the story is taken from her life experience. This study presents feminist literary criticism in the Frog Under A Coconut Shell novelby Josephine Chia. The problems that arise in this study are (1) how the shape of the struggle of the mother figure in trying to educate her daughter in the Frog Under A Coconut Shell novel" by Josephine Chia. (2) what are the problems faced by the mother figure in trying to educate her daughter in the Frog Under A Coconut Shell novelby Josephine Chia. (3) what are the results of the struggle of the mother figure in trying to educate her daughter in the Frog Under A Coconut Shellnovel by Josephine Chia. The approach used in this study is feminism and studied using feminist literary criticism. This research produces a description of the forms of struggle, problems faced, and the results of the struggle of the mother figure in trying to educate her daughter in the Frog Under A Coconut Shell novel by Josephine Chia.
Gaya Kepenyairan Taufik Ismail dalam Sajak Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Febriana, Liga
Jurnal Sastra Indonesia Vol 8 No 3 (2019): November
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v8i3.35308

Abstract

Karya sastra merupakan dunia imajinasi yang memberikan makna tertentu kepada pembaca. Karya sastra mampu mengajak pembaca berimajinasi sesuai dengan konteks yang dibaca. Seorang pengarang ketika menyuguhkan suatu karya sastra, dia akan memilih kata-kata yang mampu memberikan makna, baik makna secara konotatif maupun denotatif. Suatu karya sastra akan tidak berdaya, manakala ia tidak memiliki unsur seni. Jadi hakikat karya sastra adalah keindahan. Karya sastra juga gambaran hasil rekaan seseorang dan menghasilkan kehidupan yang mewarnai sikap, latar belakang, dan keyakinan pengarang.   Literary work is a world of imagination that gives a certain meaning to the reader. Literary works are able to invite readers to imagine in accordance with the context being read. An author when presenting a literary work, he will choose words that can give meaning, both connotative and denotative meanings. A literary work will be helpless, when it has no artistic elements. So the essence of literary work is beauty. Literary works also illustrate the results of a person's invention and produce a life that colors the attitudes, backgrounds, and beliefs of the author.
Menghidupkan Alquran dari Perspektif Linguistik Syukri, Hanifullah
Jurnal Sastra Indonesia Vol 8 No 3 (2019): November
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v8i3.36021

Abstract

Al-Qur'an adalah buku suci Muslim, sebuah buku yang diyakini sebagai ciptaan Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad, melalui mediasi malaikat Jibril. Ini berisi 114 surat, yang diterjemahkan ke dalam 6666 ayat, dan dibagi menjadi 30 juz. Banyak cara yang digunakan oleh manusia untuk memahami buku ini. Beberapa mencoba memahaminya dari pintu hukum, ilmu alam, ilmu sosial, dan sebagainya. Cara untuk memahami Al-Qur'an dari perspektif Linguistik memiliki keunikan yang tidak dimiliki disiplin lain dalam upaya yang sama. Dengan memahami Al-Qur'an dari perspektif Linguistik, diperoleh integritas wacana Alquran yang lebih komprehensif. Analisis wacana adalah metode yang digunakan untuk memahami perspektif Linguistik Alquran. Berbagai alat dalam bidang analisis wacana terlibat dalam upaya pemahaman ini. Secara garis besar, perangkat dibagi menjadi dua, yaitu teks Alquran itu sendiri dan konteks yang melekat. Teks Al-Qur'an melibatkan penguasaan bahasa Arab, sistematika Al-Qur'an "yang tidak sistematis", dan tahfidhul quran. Konteks yang melekat dalam teks-teks Al-Qur'an dapat disebutkan, misalnya asbabun nuzul, prinsip analogi, referensi dan inferensi wacana, dan koherensi. The Qur?an is a Muslim holy book, a book which is believed to be the creation of Allah SWT that was conveyed to the Prophet Muhammad, through the mediation of the angel Gabriel. It contains 114 chapters, which are translated into 6666 verses, and divided into 30 juz. Many ways are used by humans to understand this book. Some try to understand it from the law, natural sciences, social sciences, and others. The way to understand the Qur?an from a Linguistic perspective has the uniqueness that other disciplines do not have in the same effort. By understanding the Qur?an from a Linguistic perspective, it is obtained more comprehensive integrity of the Qur'anic discourse Discourse analysis is a method used to understand the Qur'an's Linguistic perspective. Various tools in the field of discourse analysis are involved in this understanding effort. Broadly speaking, the devices are divided into two, namely the Qur'anic text itself and the inherent context. The text of the Qur'an involves mastery of the Arabic language, the systematic of the Qur'an "which is not systematic", and tahfidhul quran. The context inherent in Qur'anic texts can be mentioned, for example asbabun nuzul, the principle of analogy, reference and discourse inference, and coherence.
Fakta Sejarah dalam Novel-Novel Pandir Kelana Murtini, Murtini; Wiranta, Wiranta; Prasojo, A; Siwi P, Agesti
Jurnal Sastra Indonesia Vol 8 No 3 (2019): November
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v8i3.36022

Abstract

Peristiwa sejarah dapat dimanfaatkan oleh sejarawan dan oleh sastrawan. Adapun fakta sejarah yang dimanfaatkan oleh sastrawan dapat diekspresikan lewat karyanya berupa novel. Pandir Kelana adalah merupakan salah satu sastrawan yang memanfaatkan fakta sejarah menjadi karya sastra. Penelitian ini membahas novel Pandir Kelana yang berjudul Suro Buldog, Kereta Api Terakhir, dan Kadarwati Wanita dengan Lima Nama. Dengan analisis teori pemikiran untuk menguak fakta sejarah yang menjadi latar belakang penciptaan novel-novel tersebut, dan sejauh manakan fungsi fakta sejarah tersebut untuk situasi dan kondisi saat ini dan masa yang akan datang. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah kualitatif yaitu penelitian yang mempergunakan data kualitatif berupa konsep-konsep, kategori-kategori bersifat abstrak yang sukar diangkakan. Hasil dan simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, Pandir Kelana melalui karya-karyanya ingin menyampaikan pesan kepada pembaca untuk menghargai jiwa kepahlawanan dari para tokoh yang ditampilkan. Kedua, fakta sejarah yang dimanfaatkan oleh Pandir Kelana bukan sekedar untuk mengenang masa lampau tetapi mengandung aspek moral, aspek kemanusiaan, dan aspek sosial. Historical events can be exploited by historians and writers. The historical facts that are used by writers can be expressed through their work in the form of novels. Pandir Kelana is one of the writers who used historical facts to be literary works. This research discusses the Pandir Kelana novel entitled Suro Buldog, Kereta Api Terakhir, and Kadarwati Wanita dengan Lima Nama. Through the analysis of theoretical thought to discuss historical facts that are the background of the creation of these novels, and the extent to which these historical facts will function for current and future situations and conditions. The method used of this research is qualitative research that uses qualitative data in the form of concepts, abstract categories that are difficult to be elaborated on. The results and conclusions of this research are as follows. First, through his works Pandir Kelana wants to convey a message to the reader to appreciate the heroic spirit of the characters displayed. Secondly, the historical facts utilized by Pandir Kelana are not only to remember the past but also contain moral aspects, human aspects, and social aspects.
Pemarkah Imperatif Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa Purnamasari, Fika
Jurnal Sastra Indonesia Vol 8 No 3 (2019): November
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v8i3.36025

Abstract

Penelitian ini bertujuan membandingkan permakah imperatif bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan teoretis kontrastif dan metodologis deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode simak dan teknik dasar sadap dengan teknik lanjutan yaitu teknik catat dan teknik rekam. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode padan intralingual dan padan referensial dengan teknik dasar PUP. Hasil penelitian menunjukkan pemarkah imperatif berkategori gramatikal bahasa Indonesia secara formatif ditemukan dua wujud yaitu pemarkah imperatif berwujud afiks dan partikel. Adapun pemarkah imperatif berkategori gramatikal bahasa Jawa secara formatif ditemukan dua wujud yaitu pemarkah imperatif berwujud afiks dan partikel. Berdasarkan wujudnya pemarkah imperatif berkategori gramatikal bahasa Indonesia dan bahasa Jawa ditemukan sembilan persamaan dan lima perbedaan. This study aims to compare the imperative marker of Indonesian language and Javanese. The approach used in this research is a contrastive theoretical and qualitative descriptive methodological approach. Data collection in this research is done by using the method of refer and basic technique tapping with advanced technique that is technique record and recording technique. Data analysis method used in this research is intralingual pad method and referential pad with basic technique of PUP. The result of the research shows that the formative imperative marker of Indonesian grammatical category is found in two forms, namely the affective and the particle imperative markers. The marker of grammatical categorical imperative of Javanese formative language found two form of imperative marker tangent affix and particle. Based on the form of the imperative marker categorized grammatical Indonesian and Javanese found nine similarities and five differences.
Konflik Interpersonal Tokoh Genduk dalam Novel Genduk Karya Sundari Mardjuki Kajian Psikoanalisis Sosial Karen Horney Maezuroh, Ria; Sumartini, Sumartini
Jurnal Sastra Indonesia Vol 8 No 3 (2019): November
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v8i3.36026

Abstract

Konfik adalah bagian dari proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Manusia adalah makhluk konfliktis, yatu makhluk yang selalu terlibat dalam perbedaan, pertentangan, dan persaingan baik sukarela maupun terpaksa.Artikel ini bertujuan mengetahui bentuk-bentuk konflik interpersonal dalam novel Genduk karya Sundari Mardjuki dan mengetahui upaya untuk mengatasi konflik interpersonal menurut Karen Horney kajian psikoanalisis sosial. Dalam artikel ini, ditemukan Genduk memiliki konflik interpersonal dengan Yung, Kaduk, dan Sapto.Konflik interpersonal juga meliputi 10 kebutuhan neurotik oleh Karen Horney.Genduk memiliki kecenderungan 4 dari 10 kebutuhan neurotik tersebut.Selain konflik interpersonal, Horney juga memberi upaya mengatasi konflik.Selain bukti konflik interpersonal dan kebutuhanneurotik dalam novel, ditemukan upaya mengatasi konflik yang dilakukan tokoh Genduk, meliputi upaya bergerak mendekati orang lain, upaya bergerak melawan orang lain, dan upaya bergerak menjauhi orang lain. Conflict is part of the process of fulfilling basic human needs. Humans are conflicted beings, creatures that are always involved in differences, opposition, and competition both voluntarily and forced. This article aims to find out the forms of interpersonal conflicts in SundariMardjuki's novel Genduk and find out how to deal with conflict according to Karen Horney, a study of social psychoanalysis. In this article, it was found that Genduk had interpersonal conflicts with Yung, Kaduk, and Sapto. Interpersonal conflict includes 10 neurotic needs by Karen Horney. Genduk has a tendency of 4 out of 10 of these neurotic needs. In addition to dividing the forms of conflict, Horney also made efforts to overcome the conflict.In addition to the evidences of conflict in the novel, efforts were made to overcome the conflict that was carried out by the Genduk character, including efforts to move towards other people, efforts to move against other people, and efforts to move away from others.
Kesalahan Bahasa pada Manuskrip Artikel Mahasiswa di Jurnal Sastra Indonesia Utomo, Asep Purwo Yudi; Haryadi, Haryadi; Fahmy, Zulfa; Indramayu, Ayom
Jurnal Sastra Indonesia Vol 8 No 3 (2019): November
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v8i3.36028

Abstract

Penelitian ini membahas kesalahan bahasa yang terdapat dalam manuskrip artikel mahasiswa di Jurnal Sastra Indonesia. Tujuan penelitian ini yakni menganalisis kesalahan bahasa pada tataran diksi, frasa, dan kalimat yang terdapat pada manuskrip artikel mahasiswa pada Jurnal Sastra Indonesia. Data-data penelitian berupa kata, frasa, atau kalimat yang terdapat pada manuskrip artikel mahasiswa Jurnal Sastra Indonesia dikumpulkan dengan metode simak dan teknik catat. Data kemudian dianalisis menggunakan metode agih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan kesalahan bahasa dalam penggunaan diksi, frasa, dan kalimat. Kesalahan yang muncul yakni berupa kesalahan pemilihan diksi, kesalahan penggunaan frasa, dan ketidakefektifan kalimat. Kesalahan pemilihan diksi mayoritas berupa penggunaan kata yang belum baku dan tidak sesuai dengan KBBI. Kesalahan pada tataran frasa yakni ketidaktepatan dalam menyandingkan kata untuk dijadikan frasa dan ketidaktepatan penulisan. Adapun kesalahan kalimat yakni dikarenakan kalimat yang digunakan tidak efektif dan beberapa memiliki makna ambigu. This study discusses language errors found in student article manuscripts in the Indonesian Literature Journal. The purpose of this study is to analyze language errors at the level of diction, phrases, and sentences contained in the student article manuscripts in the Indonesian Literature Journal. The research data in the form of words, phrases or sentences contained in the article manuscripts of the Indonesian Literature Journal students were collected by listening and note taking techniques. Data were then analyzed using the aggregate method. The results showed that language errors were found in using diction, phrases, and sentences. Errors that arise in the form of errors in the selection of diction, errors in the use of phrases, and ineffectiveness of the sentence. Errors in the selection of majority diction are in the use of words that are not standard and are not in accordance with KBBI. Mistakes at the phrase level are inaccuracies in pairing words to be used as phrases and inaccuracy in writing. The sentence error is because the sentence used is not effective and some have ambiguous meaning.
Makna Lirik Lagu Sekar Gadung dalam Pementasan Lengger Lanang Langgeng Sari: Perspektif Semiotika Riffaterre Marahayu, Nila Mega; Suhardi, Imam; Yanti, Sri Nani Hari
Jurnal Sastra Indonesia Vol 8 No 3 (2019): November
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v8i3.36029

Abstract

Artikel ini membahas makna lirik Lagu Sekar Gadung dalam pementasan Lengger Lanang Langgeng Sari melalui perspektif Semiotika Riffaterre. Artikel ini dilatarbelakangi kesakralan atas keutamaan lirik lagu Sekar Gadung dalam pementasan seni tari Lengger Lanang Langgeng Sari. Selain itu, dilatarbelakangi pula oleh ekistensi lagu tersebut sebagai sastra lokal sekaligus seni rakyat yang tetap mampu menarik perhatian masyarakat modern ini. Analisis dalam artikel ini menggunakan teori semiotika riffateterre dan metode yang digunakan adalah metode pemaknaan melalui pembacaan semiotika tingkat pertama atau heuristik dan pemaknaan secara retroaktif atau hermeneutik. Kedua metode pembacaan tersebut mengantarkan pada penafsiran secara utuh lagu tersebut bahwa Lagu Sekar Gadung adalah lagu yang sarat dengan unsur lirik yang estetik. Selain itu, lagu sekar gadung memiliki makna , sebagai lagu yang diyakini sarat akan kemagisan karena mampu mengundang indang berupa ruh atau jiwa leluhur, sehingga  menghidupkan (menyemangati) penari lengger dalam keprofesionalan sebagai penari dan gerakan-gerakan tari yang lebih hidup.   This article discussed the meaning of Sekar Gadung song lyric in the Lengger Lanang Langgeng Sari performance through the Riffaterre?s semiotics perspective.The background of this research was the sanctity of Sekar Gadung song lyrics in the Lengger Lanang Langeng Sari dance performance. In addition, it was also derived from the existence of the song as both local literature and traditional art which still attract the attention of modern people. The analysis applied Rifateterre?s Semiotics theory and the method used was the meaning interpretation through the first stage semioticreading or heuristics and the retroactive meaning interpretation or hermeneutics. Both of the reading methods lead to a thorough interpretation that Sekar Gadung is a song that comprises aesthetic lyrics. In addition, Sekar Gadung song has some meanings, namely as a song which is believed as full of magic because it can invite indang in the form of spirit or soul of the ancestors in order to enliven (to support) the lengger dancers and their professionalism as the dancers and makes their dance movement more lively.

Page 1 of 3 | Total Record : 22