cover
Contact Name
Lestari Nurhajati
Contact Email
lestari.n@lspr.edu
Phone
-
Journal Mail Official
communicarejournal@lspr.edu
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Communicare : Journal of Communication Studies
ISSN : 20895739     EISSN : 25022091     DOI : -
Jurnal Communicare memiliki fokus dalam ranah kajian Ilmu Komunikasi. Ruang lingkup topik dalam Jurnal Communicare secara general adalah semua hal yang berhubungan dengan Ilmu Komunikasi.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 2 (2018): Communicare : Journal of Communication Studies" : 6 Documents clear
Literasi Digital Sebagai Upaya Preventif Menanggulangi Hoax Anisa Rizki Sabrina
Communicare : Journal of Communication Studies Vol. 5 No. 2 (2018): Communicare : Journal of Communication Studies
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Institut Bisnis dan Komunikasi LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37535/101005220183

Abstract

Salah satu hal terpenting dalam menghadapi peredaran informasi palsu (hoax) di era post-truth adalah meningkatkan literasi digital. Tujuan memiliki kemampuan literasi digital ialah untuk memberikan kontrol lebih pada khalayak dalam memaknai pesan yang berlalu-lalang di media digital. Tulisan ini kemudian akan mengeksplorasi urgensi literasi digital, bagaimana pengaruhnya, serta cara meningkatkan kecakapannya sebagai upaya menanggulangi hoax. Studi ini menggunakan metode kepustakaan dalam mengelaborasi berbagai macam literatur baik berupa buku, jurnal, majalah, maupun literatur yang relevan dengan tema tulisan. Dalam studi ini, akan dilakukan penyesuaian terhadap ekologi media yang sudah berubah sehingga mendorong adanya unsur kebaruan dari studi terdahulu, khususnya literasi media. Mengembangkan definisi literasi media yang dicetuskan oleh W. James Potter, penulis mencoba membagi definisi literasi digital ke dalam tiga kategori serupa (dengan mengganti obyek media menjadi teknologi digital) yakni umbrella definition, definisi proses, dan definisi tujuan. Perbedaan tingkat literasi tentu saja akan berdampak pada perbedaan kontrol individu dalam proses interpretasi informasi yang ada, terutama informasi yang beredar di media sosial. Di satu sisi, media sosial dapat dilihat sebagai satu langkah lebih dekat dengan demokrasi pada internet, dan menutup kesenjangan digital antara negara berkembang dan negara maju. Akses pada informasi dan dukungan sosial dapat meningkat. Namun di sisi lain, beberapa kasus negatif ditemukan dalam ranah kebebasan berpendapat seiring intensnya penggunaan media sosial di masyarakat. Berdasarkan data dari Diskominfo Jabar 2012, saluran penyebaran berita hoax sebanyak 92,4% ditemukan melalui media sosial. Oleh sebab itu, relasi literasi digital dengan upaya mengatasi kasus hoax perlu lebih banyak digali terutama pada golongan media sosial dengan kasus hoax terbanyak yaitu jenis mikroblog (Twitter) dan SNS (Facebook dan Instagram). Pertama, literasi digital sebagai sebuah keharusan dalam kehidupan komunikasi akan ditinjau mulai dari konsep teoritis hingga arti pentingnya. Kedua, tulisan ini akan membahas relasi literasi digital dengan upaya penanggulangan hoax di era post-truth. Ketiga, mekanisme peningkatan kecakapan literasi digital akan dihadirkan sebagai upaya preventif. Relasi literasi digital dalam memberantas berita palsu ini terletak pada peran kemampuan kognitif khalayak dalam proses verifikasi informasi. Bahkan, pada tingkatan yang lebih tinggi, literasi digital dapat membantu individu memberikan informasi alternatif atas informasi yang sudah terkonfirmasi kepalsuannya. Bila kontrol konten media sosial rasanya sulit dilakukan oleh pemilik media, pemerintah, maupun kelompok lainnya, literasi digital adalah salah satu solusinya. Dengan menggalakkan literasi digital, pengendalian diri terhadap penggunaan media sosial dapat dilakukan secara optimal. Peningkatan literasi digital sebagai bentuk self control menjadi solusi untuk mencegah kasus peredaran informasi palsu (hoax) menjadi berulang dan semakin banyak. Literasi digital dapat menjadi cara yang efektif untuk menanggulangi informasi palsu (hoax) di era post-truth, dengan mengenalkan tanda- tanda berita palsu, prosedur verifikasi informasi, hingga menindaklanjuti informasi yang kiranya masuk kategori hoax.
Consumers’ Perception on Multiple Product Endorsements by Celebrity in Instagram Study Case Maria Eka Kurniawati
Communicare : Journal of Communication Studies Vol. 5 No. 2 (2018): Communicare : Journal of Communication Studies
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Institut Bisnis dan Komunikasi LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37535/101005220184

Abstract

Internet had made important changes in economic and social life. It provides interaction and a lot of information that create connection for marketers to reach out and touch their customers especially through Social Media. For present, Instagram is the most popular social media sites in Indonesia. Instagram provide an opportunity for one of the marketing strategies by using celebrity endorser to share their visual contents. Unique post and related content can engage consumers in a personal way and affect people on an emotional level. Celebrity Endorsement according to McCracken (1989) is a transfer process of value perception of the endorser to the product and then from product to consumer. The promotion in Instagram happens in simple manner when the celebrities share post in their Instagram feed. Previous study by Tripp (1994) found that multiple product endorsements by celebrities negatively influence consumer perceptions of the endorser and the product. However, in present day, many endorsement activities come from one celebrity endorser with different kind of products posted every day. Multiple product endorsements is imminent and unavoidable otherwise company may need to compensate the celebrity with a huge amount of endorser fee to make one celebrity exclusive only for their product, yet the impact for exclusive endorser has not been proven. This study focuses on Multiple Product Endorsements by Celebrities that happen in Instagram, researcher choose Nikita Willy, Joanna Alexandra and Karin Novilda as the celebrity endorsers. Qualitative approach has been used to explore and generate understanding on consumers’ perspective toward multiple product endorsements by celebrity. Literature review revealed there were lack of study on multiple product endorsements in Instagram. Hence, interviews were done among 10 respondents of active Instagram user during May 2018 to June 2018. It was found most of respondents favor multiple product endorsements as long as the products endorsed match with the endorser image, the type of contents shared by the endorser has impact on the product endorsed and multiple product endorsements by celebrities can benefit other products promote by the endorser. In general, it can be concluded that multiple product endorsements in Instagram is acceptable and may become part of the marketing communication strategy.
Perencanaan Komunikasi Pemasaran Wonderful Indonesia Sebagai Place Branding Indonesia Fasya Syifa Mutma; Reni Dyanasari
Communicare : Journal of Communication Studies Vol. 5 No. 2 (2018): Communicare : Journal of Communication Studies
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Institut Bisnis dan Komunikasi LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37535/101005220185

Abstract

Pariwisata merupakan sektor unggulan yang menjadi tumpuan ekonomi di Indonesia. Sebagai sektor yang diunggulkan, pariwisata berperan penting dalam meningkatkan devisa dan memperluas lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, pemerintah sangat memfokuskan sektor pariwisata melalui kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Kemenpar, salah satunya dengan menggunakan Wonderful Indonesia. Wonderful Indonesia saat ini dianggap telah berhasil mempromosikan pariwisata Indonesia ke mancanegara. Karena keberhasilan tersebut, Peneliti tertarik untuk meneliti mengenai perencanaan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Kemenpar dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kemenpar melakukan semua langkah perencanaan komunikasi pemasaran yang meliputi tiga sumber daya kunci, analisis situasi, tujuan, strategi, taktik, implementasi dan kontrol yang dapat mendukung place branding Indonesia dengan memenuhi sepuluh komponen dalam place branding. Temuan dalam penelitian ini adalah strategi Branding Advertising Selling (BAS) yang selalu digunakan untuk setiap kegiatan komunikasi pemasaran. Dalam strategi ini Kemenpar tidak hanya mem -branding Wonderful Indonesia, namun juga turut berusaha untuk menjual destinasi pariwisata Indonesia.
The Dominance of Power Over the Figure of Donald Trump in the Official Presidential Speech of the United States of America (The United States Recognizes Jerusalem as The Capital Of Israel): A Discourse Analysis Ayu Tiara Maretha
Communicare : Journal of Communication Studies Vol. 5 No. 2 (2018): Communicare : Journal of Communication Studies
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Institut Bisnis dan Komunikasi LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37535/101005220181

Abstract

The act to boost nation building is not separated from the role of a political actor who represents a country. Donald Trump’s decision to finally recognize Jerusalem as the capital of Israel is very contrary to US foreign policy over the past 7 decades, which makes it controversial. This raises questions about the dominance of power over a figure of the President of United States in representing his role as a political actor. This research aims to analyze the dominance of power over a figure of Donald Trump as The President of United States through his official presidential speech on recognizing Jerusalem as the capital of Israel. Using a discourse analysis by Teun A. Van Dijk, this research is done by analyzing structures of language based on the full transcript of the video, as The basic assumption of the study of critical discourse is that the language used for various functions has various consequences, whether it is governing, influencing, deciphering, filing, manipulating moving groups or persuading. It can also be implied that certain statement of a powerful political leader can be used to support nation building, in this case is the United States as a superpower.
Audience Concern of Eco-Fashion by Fashion Revolution Indonesia Through Marketing Communication in Jakarta Kevin Tan
Communicare : Journal of Communication Studies Vol. 5 No. 2 (2018): Communicare : Journal of Communication Studies
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Institut Bisnis dan Komunikasi LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37535/101005220186

Abstract

After Rana Plaza tragedy, Fashion Revolution has came to Indonesia on 2016, deliver the objective is to unite people work together to change the perspective about the clothes are sourced, produced and consumed. However, based on Fashion Revolution Indonesia statement, it is challenging to evoke consumer’s concern about eco-fashion. The concern problem of sustainable fashion remains until now. Simply, the consumers don’t care, trying to deny, blaming others and refuse to take responsibility. Fashion Revolution Indonesia needs to figure out another way to communicate with audience who originally doesn’t concern about eco-fashion in the first place. The goal of this research is to analyze Fashion Revolution Indonesia marketing communication implementation towards audience concern about eco-fashion. Using qualitative approach, which the researcher gathers the data. Social marketing is more difficult rather than commercial marketing, which prestige, exclusivity, design options, quality, and pricing are some of the commercial marketing elements cater what consumer likes. In the other hand, social marketing is focused on making attitude change for social cause and give up the addictive behavior. By conclusion, Fashion Revolution Indonesia must understand how the ecosystem works to do the marketing communication in social context from internal and external, because social change is a complex issue. From the way they communicate, the message, media to promote, the organization, campaigners and partners themselves, every single one of the elements are important to lead an impact of attitude change to the audience.
Literasi Dampak Penggunaan Smartphone Bagi Kehidupan Sosial di Desa Ngadirojo, Kabupaten Pacitan Muchamad Rizqi; Bagus Cahyo Shah Adhi Pradana
Communicare : Journal of Communication Studies Vol. 5 No. 2 (2018): Communicare : Journal of Communication Studies
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Institut Bisnis dan Komunikasi LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37535/101005220182

Abstract

Desa Ngadirojo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Butuh waktu kurang lebih 1 jam 30 menit dari pusat Kota Pacitan untuk mencapai lokasi ini. Masyarakat di desa ini mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak. Meskipun demikian mereka sudah melek media di mana mayoritas dari masyarakat di desa ini sudah memiliki dan mampu mengoperasikan smartphone. Namun, banyak di antara masyarakat di Desa Ngadirojo ini yang belum mengetahui berbagai dampak yang ditimbulkan oleh perangkat komunikasi yang mereka miliki tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara secara langsung dengan beberapa masyarakat maupun dengan perangkat Desa Ngadirojo. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di Desa Ngadirojo belum mengetahui akan dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan smartphone. Mereka hanya menggunakannya sebagai media dalam menyebar dan menerima informasi serta hiburan tanpa ada filtrasi terhadap konten-konten di dalamnya. Apabila masyarakat dapat memahami hal ini maka mereka akan bijak dalam menggunakan smartphone sehingga dapat meminimalisir dampak negatif yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi komunikasi ini.

Page 1 of 1 | Total Record : 6