cover
Contact Name
Ahmad Taufiq
Contact Email
jurnalpusair@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalpusair@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL SUMBER DAYA AIR
ISSN : 19070276     EISSN : 2548494     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Sumber Daya Air (JSDA) is a journal aims to be a peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original research papers, review articles and case studies focused on Water, and Water resources as well as related topics. All papers are peer-reviewed by at least two referees. JSDA is managed to be issued twice in every volume. The Scope of JSDA is: the fields of irrigation, environmental quality and water, swamp, beach, water building, water supply, hydrology and geotechnical fields, hydrology and water management, water environment, coastal fields, fields of cultivation and sabo fields.
Arjuna Subject : -
Articles 191 Documents
COVER JSDA Nov 2014 COVER JSDA Nov 2014
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 10, No 2 (2014)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.539 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v10i2.401

Abstract

-
ANALISIS HASIL PEMANTAUAN ELEVASI MUKA AIR DI LAHAN GAMBUT KABUPATEN MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI Eleonora Runtunuwu
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 8, No 2 (2012)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1795.068 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v8i2.366

Abstract

Upaya memenuhi kebutuhan air tanaman di lahan gambut membutuhkan pengaturan elevasi muka air yang tetap terkondisikan pada level tertentu. Penelitian ini mengembangkan sistem pemantau elevasi muka air terpadu di lahan gambut yang spesifik lokasi. Telah dilakukan penelitian di Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi, yang meliputi instalasi satu stasiun Automatic Weather Station, 19 piezometer, 4 rambu ukur dan 2 pintu air. Titik referensi yang digunakan untuk lokasi ini adalah 19,68 m di atas permukaan laut. Pembukaan dan penutupan pintu air pada waktu yang tepat mengakibatkan elevasi muka air dapat dipertahankan pada kondisi 50-60 cm terhadap kedalaman muka air tanah yang sesuai dengan kebutuhan kelapa sawit. Masalah pada musim kemarau, pasokan air dari saluran drainase ke lahan yang menurun secara gradual. Oleh karena itu, pintu air perlu ditambah terutama pada tersier barat dan timur masing-masing dengan ukuran lebar 4,3 m dengan kedalaman 1,6 m agar elevasi muka air lahan dapat lebih mudah diatur. Pengembangan sistem pemantau elevasi muka air terpadu di lahan dan saluran dengan menggunakan titik referensi yang spesifik lokasi sama akan memberikan informasi elevasi muka air yang lebih akurat. Data rekaman elevasi muka air runut waktu ini dapat digunakan dalam penyusunan rancang bangun teknik pengelolaan air lahan gambut untuk pertanian.
Aplikasi metode tahanan jenis dalam studi geologi karst Gua Seropan di Gunung Kidul, Yogyakarta Pulung A. Pranantya; Nurlia Sadikin
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1079.123 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v12i2.53

Abstract

In terms of geology, most areas in south of the Gunungkidul District in Central Java consist of the Wonosari formation limestone. The land is generally very dry and source of raw water is also difficult to reach. Findings on the existence of underground river in caves, however, indicate the potential amount of water within the area, especially in the eastern part of the Gunungkidul District. Although limited information available, some fishermen have discovered that Seropan cave contains fresh water source. This cave is situated at 65 m below the cliff. Initial exploration, which done using a multichannel resistivity method, confirmed the availability of freshwater in the cave and underground river. The isopach of cave depth is found in ranges of 80 200 m below the ground surface. The water of Seropan cave can be utilized by implementing pipeline or by drilling at the suggested point based on the interpretation results, i.e. 110o2223.6388 EL 8o42.874 SL. [DY1][PP2][DY1]Perbaiki grammarIn terms of geology, most areas in south of Gunungkidul District in Central Java consist of the Wonosari formation limestone. The land is generally very dry and source of raw water is also difficult to reach. Findings on the exixtence of underground river in caves, however, indicate potential amount of water within the area especially in eastern part of Gunungkidul District. Although limited information available, some fishermans has discovered that Seropan cave contain fresh water source. This cave is situated at 65 m below the cliff. Initial exploration, which done using multichannel resistivity method, confirmed the availability of freshwater in the cave and underground river. The iso pach of cave depth is found in ranges of 80 200 m below the ground surface. The water of Seropan cave can be utilized by implementing pipeline or by drilling at the suggested point based on the interpretation results i.e. 110o2223.6388 EL 8o42.874 SL.[PP2]Sudah diperbaiki
Tipologi dan kualitas sumber-sumber air di Pulau Yamdena dan Selaru, Maluku Tenggara Barat Wulan Seizarwati; Heni Rengganis
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 12, No 1 (2016)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1517.754 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v12i1.166

Abstract

Yamdena and Selaru Islands grouped in the cluster of Tanimbar Archipelago, West Southeast of Maluku. In this area, identified some water resources such as springs, dug wells, and rivers. Water quality study in this area is carried out in order to utilize water resources to support regional development of the small islands in Tanimbar Archipelago. The assessment of groundwater chemistry typology is performed to springs that potential to be developed, such as Wetemar, Wemomolin, Wesori, and Wetotote by using a classification method in Piper Trilinier Diagram. The assessment of water quality status and feasibility of utilization is performed to all type of water resources that has been identified and potential to be utilized. Physical and chemical parameters of water are obtained from direct measurement in field and laboratory testing. Analysis and evaluation results indicate that the typology of springs in Yamdena and Selaru Islands came from groundwater flow in the upper zone which was influenced by surface water. According to the laboratory testing results, almost water resources in Yamdena and Selaru Islands have not met yet the quality standard. The final results of this research are expected to be helpful for the further water utilization which is directed to make a sustainable utilization.
Delineasi Wilayah Rawan Banjir Berdasarkan Aplikasi Model Hidrodinamik Serta Analisis Kerugian Lahan Sawah Di Das Citarum Hulu Adang Hamdani
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jsda.v11i1.112

Abstract

Banjir di wilayah DAS Citarum tidak hanya merusak permukiman penduduk dan merusak tanaman padi pada sentra produksi padi nasional di wilayah pantura Jawa Barat tetapi juga infrastruktur lain dengan tingkat kerugian yang tidak sedikit. Upaya penanganan dan manajemen banjir di kawasan DAS sebenarnya sudah lama dilaksanakan, namun peta wilayah rawan banjir sebagai peta kerja yang berbasis citra beresolusi tinggi berbasis model hidrodinamik (berdasarkan rata-rata air dengan debit yang dinamis) belum tersedia. Oleh karena itu peta potensi wilayah rawan banjir di DAS Citarum Hulu dengan pendekatan tersebut merupakan sebuah keharusan yang sangat mendesak. Penelitian ini betujuan menganalisis karakteristik debit sungai dan debit banjir Citarum Hulu, menyusun peta rawan banjir di DAS Citarum Hulu, Jawa Barat pada skenario periode ulang banjir 2 dan 25 tahunan. Debit banjir periode ulang dihitung berdasarkan frekuensi Gumbel. Pemodelan banjir dan genangan dilakukan berdasarkan aplikasi Model Hidrodinamik HEC RAS yang dikembangkan oleh US Army Corp of Engineers (2002). Hasil analisis menujukkan bahwa pada kejadian banjir periode ulang 25 tahunan meliputi 350.06 ha area permukiman, 24.25 ha areal industry dan 1877.46 ha lahan padi sawah dengan kedalaman antara 1.25 sampai 2 meter.
SPATIAL & TEMPORAL WATER BALANCE ANALYSIS CONSIDERING STRUCTURAL & NON-STRUCTURAL MEASURES IN THE CISANGKUY RIVER BASIN IH Ko; William Putuhena; irfan sudono; YJ Kim; SS Kim
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 14, No 2 (2018)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1617.044 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v14i2.437

Abstract

One of the major challenges for sustainable development is to ensure that all people continue to have reliable access to water. According to the UN World Water Development Report, by 2050, at least one in four people are likely to live in a country affected by chronic shortage of water. Especially, the Cisangkuy river basin located in the south of Bandung Metropolitan has been suffering from serious water scarcity, river pollution, and flood damage due to rapid increase in population and industrialization in the Bandung Metropolitan and surrounding upstream area.In order to solve these complicated water management issues, it needs to implement innovative measures for integrated basin water management. As part of these efforts, a cooperative research project between Indonesia and Korea has initiated to develop smart water management system in the Cisangkuy river basin.This paper deals with the spatial-temporal water balance analysis and shows the results of effect analysis with regard to structural measures and non-structural measures. As the result of analysis, the implementation of non-structural measures including coordinated and optimal water facilities operation could contribute not only for securing additional water but also for promoting collaboration for integrated basin water.
Identifikasi Potensi Air Tanah Untuk Keberlanjutan Sumber Daya Air: Kasus Di DAS Cicatih cimandiri Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Popi Rejekiningrum
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2510.982 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v6i1.380

Abstract

Saat ini tidak lebih dari 50% pasokan air bersih penduduk dipenuhi dari PDAM, sehingga air tanah menjadi salah satu sumber air yang diandalkan penduduk sebagai alternatif air PDAM. Kurangnya pemahaman dankondisi air tanah saat ini yang terjadi di masyarakat, menimbulkan permasalahan yang sangat merugikan dan mengancam keberlangsungan ketersediaan air bersih masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut,penggunaan air yang sangat berlebihan serta kurangnya lahan resapan, menjadi penyebab utama menurunnya kualitas dan kuantitas sumber daya air tanah. Peningkatan jumlah penduduk akan semakin meningkatkan kebutuhan air tanah, sedang kondisinya akan semakin terbatas. Hal tersebut menjadi suatu permasalahan yang serius karena kondisi kelestarian sumber air saat ini memiliki peranan yang pentingbagi keberlangsungan kehidupan yang akan datang. Untuk itu diperlukan upaya untuk memberikan informasi mengenai keberadaan air tanah baik potensi maupun debitnya untuk memberikan gambaran di mana air tanah tersebut ditemukan. Makalah ini menyajikan identifikasi air tanah yang dilakukan melalui survei geolistrik dengan alat Terameter (Resistivity Meter) dengan cara menembakkan arus listrik ke dalam tanah dengan memakai elektrodaelektroda dan mengambil nilai hambatannya dalam dimensi waktu respon. Hasil pengukuran menunjukkan sifat material di bawah permukaan bumi sampai kedalaman 200 meter tanpa melalui pengeboran. Dari sifat material bawah tanah tersebut dapat diketahui tahanan jenis dan ketebalan akifernya untuk menentukan pemetaan potensi air tanah di wilayah tersebut.
Trend Hujan Di Musim Kemarau Yang Berkurang Belum Tentu Menimbulkan Intensitas Kekeringan Yang Bertambah Parah Wanny K. Adidarma
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 9, No 2 (2013)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1150.726 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v9i2.151

Abstract

Perubahan karakteristik hujan bulanan diperiksa melalui uji keberadaan trend dan uji perubahan distribusi dikaitkan dengan perubahan kondisi kekeringan menggunakan Indeks Kekeringan dari Standardized Precipitation Index (SPI) dalam bentuk durasi dan intensitas kekeringan. Perubahan trend hujan di beberapa wilayah sangat signifikan yaitu jumlah curah hujan tahunan dan musim kemarau yang berkurang di sebagian besar wilayah Cirebon dan hujan tahunan dan musim hujan bertambah di sebagian wilayah Pekalongan dan hujan tahunan dan musim kemarau berkurang di sebagian kecil wilayah Kedu. Begitu pula halnya di wilayah Kedu dan Cirebon mengalami perubahan distribusi hujan sebelum tahun 1945 dibandingkan dengan hujan periode setelah tahun 1970 terutama untuk musim kemarau Maret-Agustus. Lain halnya dengan wilayah Pekalongan perubahan distribusi hujan terjadi pada musim basah September-Februari. Di sisi lain, intensitas kekeringan maksimum per dasawarsa menunjukkan adanya kecenderungan bertambah besar untuk wilayah Kedu dan Pekalongan dan frekuensi terjadinya kekeringan ekstrim menjadi lebih sering di akhir dasawarsa terutama di wilayah Pekalongan meskipun jumlah pos hujan yang mengalami pengurangan hujan hanya sedikit. Bahkan, wilayah Cirebon dengan jumlah pos hujan yang mengandung trend penurunan cukup banyak tetapi frekuensi kejadian intensitas kekeringan maksimum di dasawarsa terakhir tidak terlalu meningkat dibandingkan dua wilayah yang lain.
Inovasi Ekoteknologi Daur Ulang Untuk Perbaikan Kualitas Air Tercemar Limbah Domestik Menggunakan Teknologi Saringan Tetes Bertingkat Dan Beraerasi Eko Winar Irianto
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 11, No 2 (2015)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jsda.v11i2.103

Abstract

Meningkatnya kebutuhan air baku untuk domestik dan industri menyebabkan terjadinya krisis air baku dan berdampak mengurangi daya dukung DAS. Perbaikan kualitas air yang telah tercemar air limbah menggunakan ekoteknologi berupa lahan basah buatan menjadi alternatif menanggulangi permasalahan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah melakukan inovasi teknologi penerapan lahan basah buatan untuk memperbaiki kualitas air dan menghemat penggunaan hemat lahan. Metoda penelitian dimulai dari studi perbandingan berbagai teknologi daur ulang yang sudah ada, perencanaan, pembuatan dan pengujian prototip. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan unit Anaerobic Upflow Clarifier (AUC) dan SaTtira (Saringan Tetes Bertingkat dan Beraerasi) mampu meningkatkan kualitas air hasil pengolahan, yaitu dapat meningkatkan kapasitas pengolahan masing-masing COD, BOD, Total Nitrogen, Total Fosfat, Deterjen dan Residu Tersuspensi masing-masing 75%, 79%, 95%, 83%, 95% dan 98%. Penggunaan media arang aktif dan zeolit pada Unit SaTtira dapat berfungsi sebagai proses biofiltrasi dan penukar ion. Hal tersebut ditunjukkan dengan diturunkannya kadar logam berat yaitu Fe, Mn, Cr, Zn dan Cu masing-masing dapat diturunkan 73%, 86%, 36%, 29% dan 95%. Selain itu, pemanfaatan teknologi SaTtira juga dapat menghemat penggunaan lahan sebesar 25% bila dibandingkan penggunaan teknologi lahan basah konvensional secara seri.
Penilaian Tingkat Pencemaran Air S. Bengawan Solo Dengan Menggunakan Indeks Kimia-Fisika Armaita Sutriati
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 8, No 1 (2012)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.158 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v8i1.358

Abstract

River water quality at various places in Indonesia continues to decline due to pollution by domestic, industrial, and agriculture waste. The Pollutant Index of Solo River is showing conditions from “lightly polluted” to “medium polluted”. These conditions cause the river water quality to be no longer appropriate to its designation. This study aims to assess the level of water pollution of the Solo River using the chemical-physical index. By knowing the level of water pollution, the water resources management can prioritize certain sections for improved water quality, so that it can be developed as a source of raw water for a variety of purposes. The chemical-physical index can be limited to one data measurement (grab sampling data), so its use may be another alternative to rapid determination of water pollution level (WPL). The WPL in the Solo River is “very lightly polluted” to “lightly polluted” during the rainy season, but during the dry season varies greatly. The WPL of the Solo River from upstream to downstream in the period 1995 was identified from “lightly polluted” to “critically polluted” and from, “lightly polluted” to “very heavy polluted” in the period 2002-2011. Decline in water quality had significantly increased as was observed by the rising WPL value in the upstream segment during the period 2006 to 2011.

Page 4 of 20 | Total Record : 191