cover
Contact Name
Nafiah Solikhah
Contact Email
nafiahs@ft.untar.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jmstkik@untar.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
ISSN : 25796402     EISSN : 25796410     DOI : -
Jurnal ini memuat artikel ilmiah dalam bidang Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Setiap artikel yang dimuat telah melalui proses review. Jurnal Muara diterbitkan dalam rangka mendukung upaya pemerintah Republik Indonesia, khususnya Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk meningkatkan jumlah publikasi ilmiah di tingkat Nasional. Jurnal Muara ini juga dapat menjadi wadah publikasi bagi para mahasiswa (S1, S2 maupun S3) dan dosen di lingkungan perguruan tinggi. Jurnal ini dikelola oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat - Universitas Tarumanagara (DPPM - UNTAR).
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2022): APRIL 2022" : 14 Documents clear
PENGARUH LATIHAN ISOMETRIK DAN ISOTONIK TERHADAP NYERI OTOT NON SPESIFIK PADA MAHASISWA DI MASA PANDEMI
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.9948

Abstract

During pandemic, learning process changed into online method which often cause musculoskeletal complaint. This research aimed to discover the effect of isometric and isotonic exercises to nonspecific muscle pain on college students who went through online learning process. This study used qualitative quasi experiment to observe changes after exercise. The subjects were 40 college students aged 20-22 years old. Visual Analog Scale was used to measure paim grade before and after exercise. Exercise contained of isometric and isotonic exercises on neck, shoulder and back muscles. This exercise conducted 3 times a week, within 4 weeks and the duration of exercise was 20 minutes each. After 4 weeks of exercise muscle pain changed from average scale of 4 to 1 (p=0,001) with CI 95%. Conclusion of this study is isometric and isotonic exercises has effect on nonspecific muscle pain. Keywords: isometric. Isotonic; Non Specific Muscle PainAbstrakPada masa pandemi proses pembelajaran dilakukan secara daring, sehingga menyebabkan keluhan muskuloskeletal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh latihan isometrik dan isotonik terhadap nyeri otot non spesifik pada mahasiswa yang menjalani kuliah daring. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen kuantitatif yaitu memberi perlakuan dan mengukur akibat perlakuan. Subyek penelitian terdiri dari 39 mahasiswa berusia 20-22 tahun. Digunakan visual analog scale (VAS) sebelum dan sesudah latihan untuk mengukur derajat nyeri subyek. Latihan terdiri dari latihan isometrik dan isotonik otot leher, bahu dan punggung sebanyak 3 kali seminggu selama 4 minggu dengan durasi 20 menit per latihan. Setelah latihan 4 minggu terdapat perubahan derajat nyeri dari rata-rata VAS 4 menjadi rata-rata 1 (nilai p=0,001) dengan CI 95%. Disimpulkan latihan isometrik dan isotonik mempunyai efek terhadap nyeri otot non spesifik. 
STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN FUNGSI HUNIAN DI KELURAHAN GLODOK
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.12164

Abstract

Glodok Village is one of the areas surrounded by commercial centers on Jl. Hayam Wuruk. The development of this commercial center took place in 1970 which was better known as the center of eloctronic trade. Many people are looking for their needs in the Glodok area, but as time goes by many malls or shopping centers are emerging that are more modern and trendy, as a result the economic shift from this region moves to the South Jakarta area, Sudirman CBD, Thamrin. If viewed from the utilization of urban space activities, then the conversion of land use functions on Jl, Hayam Wuruk is transforming physical condition.The contrast conditions occur in the internal part of Glodok Village, which is a residential area. Changes that occurred on Jl. Hayam Wuruk, as well as the emergence of many new shopping centers put pressure on existing housing to follow or adapt, and efforts to take economic benefits from the pressures of commercial development.Adaptation by creating business opportunities indirectly encourages residents to make the same adaptation. Thus giving rise to changes in occupancy function to be a more useful function by the owner. Changes that occur result in social problems and increase the economic value of the region. Using descriptive qualitative methodologies, this study investigates the elements that influence the transition from domestic to commercial use. The study's findings are presented as recommendations for a well- balanced domestic spatial design.Keywords: Transformation, Adaptation, Changes in Occupancy Function. AbstrakKelurahan Glodok merupakan salah satu area yang keberadaanya di kelilingi oleh pusat-pusat komersial di Jl. Hayam Wuruk. Perkembangan pusat komersial ini terjadi pada tahun 1970 dimana lebih dikenal sebagai pusat perdagangan eloktronik. Banyak masyarakat yang mencari kebutuhan mereka di kawasan Glodok ini namun seiring berjalannya waktu banyak bermunculan mall atau pusat perbelanjaan yang lebih modern dan tren, akibatnya pergerseran ekonomi dari kawasan ini berpindah ke daerah Jakarta Selatan yaitu CBD Sudirman, Thamrin. Apabila ditinjau dari aktivitas pemanfaatan ruang kota, maka alih fungsi guna lahan di Jl, Hayam Wuruk tersebut merupakan transformasi kondisi fisik. Adapun kondisi kontras terjadi pada bagian internal kelurahan Glodok yang merupakan kawasan hunian. Perubahan yang terjadi di Jl. Hayam Wuruk, serta muncul banyaknya pusat perbelanjaan baru ini memberikan tekanan kepada hunian yang ada untuk mengikuti atau beradaptasi, serta upaya mengambil manfaat ekonomi atas tekanan perkembangan komersial. Adanya adapatasi dengan menciptakan peluang usaha secara tidak langsung mendorong penduduk melakukan adaptasi yang sama. Sehingga menimbulkan adanya perubahan fungsi hunian menjadi fungsi yang lebih bermanfaat oleh si pemilik. Perubahan yang terjadi mengakibatkan masalah sosial dan meningkatkan nilai ekonomi kawasan tersebut. Studi ini mengkaji apa saja faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi hunian menjadi  komersial melalui metode kualitatif deskriptif.  Hasil studi ini  berupa hasil rekomendasi terhadap penataan ruang hunian yang seimbang.
PENGARUH DURASI TIDUR DENGAN KLASIFIKASI TEKANAN DARAH PADA USIA PRODUKTIF DI KOTA MEDAN
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.8976

Abstract

Hypertension is defines as elevated blood pressure in adult, where systolic above 140 mmHg and diastolic above 90 mmHg. Blood pressure classification can be divided into: optimal, normal, normal- high, hypertension grade 1, hypertension grade 2, and hypertension grade 3. Hypertension, especially primary hypertension can be caused by several factors, one of them is sleep duration. This study includes 352 subjects which are suitable to the inclusion criteria with cross sectional method in several factories and offices in Medan, August 2014. This study will be analyzed with Kruskal Wallis, followed by Post Hoc Mann Whitney. The result is short sleep duration (less than 6 hours) is associated with elevated hypertension incidence (p- value < 0,001), where there are significant differences in several groups such as, optimal with hypertension grade 1 (p- value = 0,001); optimal with hypertension grade  2 (p-value : 0,003); optimal with hypertension grade 3 (p-value : 0,027), normal with hypertension grade 1 (p-value : 0,002), normal with hypertension grade 2 (p-value : 0,003), normal with hypertension grade 3 (p-value : 0,003), normal- high with hypertension grade 1 (p-value : 0,028), normal- high with hypertension grade 2 (p-value : 0,012), and normal- high with hypertension grade 3 (p-value : 0,023). Conclusions of the study is there is an effect between sleep duration and hypertension incidence. Keywords: Hypertension; Sleep Duration; Productive Age AbstrakHipertensi merupakan peningkatan tekanan darah pada dewasa dimana sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90mmHg. Kejadian hipertensi terdapat pada dua per tiga negara berpenghasilan rendah, dan menengah. Klasifikasi tekanan darah dibagi menjadi optimal, normal, normal tinggi, hipertensi derajat 1, hipertensi derajat 2, hipertensi derajat 3. Hipertensi terutama hipertensi primer dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah durasi tidur. Penelitian ini meliputi 352 responden yang termasuk dalam kriteria inklusi dengan metode pengambilan data potong lintang di beberapa pabrik dan kantor di Kota Medan periode Agustus 2014. Analisis dilakukan dengan uji Kruskal Wallis, dilanjutkan dengan Post Hoc Mann Whitney. Hasilnya, durasi tidur yang pendek (kurang dari 6 jam) berhubungan dengan meningkatnya kejadian hipertensi (p- value  <0,001), dimana terdapat perbedaan signifikan antara kelompok optimal dengan hipertensi tingkat 1 (p-value : 0,001), optimal dengan hipertensi tingkat 2 (p-value : 0,003), optimal dengan hipertensi tingkat 3 (p-value : 0,027), normal dengan hipertensi tingkat 1 (p-value : 0,002), normal dengan hipertensi tingkat 2 (p-value : 0,003), normal dengan hipertensi tingkat 3 (p-value : 0,003), normal tinggi dengan hipertensi tingkat 1 (p-value : 0,028), normal tinggi dengan hipertensi tingkat 2 (p-value : 0,012), dan normal tinggi dengan hipertensi tingkat 3 (p-value : 0,023). Kesimpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh antara durasi tidur dengan kejadian hipertensi.
PENGARUH DAUN ARA (FICUS AURICULATA) TERHADAP KADAR GLUTATION JANTUNG TIKUS YANG DIINDUKSI HIPOKSIA SISTEMIK KRONIK
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.10962

Abstract

Hypoxia can increase ROS and trigger oxidative stress that can affect the heart. The body has an antioxidants defense system to prevent oxidative stress, one of glutathione (GSH). Antioxidants can also come from secondary plant metabolites such as fig leaves (Ficus auriculata). However, there is still very little research on the effect of giving Ficus auriculata on GSH. The aim of this study was to examine the effect of antioxidant fig leaves on GSH rats that induced by chronic systemic hypoxia. This research was in vivo experimental, using Sprague Dawley rats which were divided into 8 groups (n=4), namely four groups were given fig leaf extract (14days) thick dose (300mg/KgBW) and four were given a dilute dose (150mg/KgBW). Extract of fig leaves using maceration method with ethanol. After being given fig leaf extract, the thick and dilute groups were further divided into normoxia, hypoxia (8%O2, 92%N2) 1, 3, and 7 days. At the end of the study, the experimental animals were anesthetized, and the heart are taken. Measurement of GSH levels using the Ellman method. The results showed a significant decrease (Mann-Whitney, p<0.05) levels of GSH in the heart of rats in the thick and dilute dose groups induced by hypoxia for 3 and 7 days when compared to controls. GSH levels were found to be higher in the thick dose group because its action in eliminating free radicals was assisted by antioxidants contained in fig leaf extract. It can be concluded that the administration of fig leaf extract can help GSH work in dealing with free radicals caused by hypoxia. Keywords: Fig leaves (Ficus auriculata); Glutathione (GSH); Hypoxia; Reactive Oxygen Species (ROS); Heart AbstrakHipoksia dapat meningkatkan ROS dan mencetuskan keadaan stres oksidatif yang dapat merusak organ, termasuk jantung. Tubuh memiliki sistem pertahanan antioksidan untuk mencegah stres oksidatif, salah satunya glutation (GSH). Antioksidan juga dapat berasal dari metabolit sekunder tumbuhan seperti daun ara (Ficus auriculata). Akan tetapi masih sangat kurang penelitian mengenai pengaruh pemberian antioksidan eksogen (ekstrak Ficus auriculata) terhadap antioksidan endogen (GSH) ini. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh antioksidan daun ara terhadapat GSH pada tikus yang diinduksi hipoksia sistemik kronik. Penelitian eksperimental in vivo terhadap hewan coba Sprague Dawley yang dibagi menjadi 8 kelompok (n=4), yaitu 4 kelompok yang diberi ekstrak daun ara (14 hari) dosis kental (300 mg/KgBB) dan 4 diberi dosis encer (150 mg/KgBB). Ekstrak daun ara dengan metode maserasi menggunakan etanol. Setelah diberikan ekstrak daun ara, keempat kelompok yang diberi dosis kental dan encer tersebut dibagi lagi menjadi kelompok normoksia, hipoksia (8%O2, 92%N2) 1, 3, dan 7 hari. Diakhir penelitian, hewan coba dianestesi dengan ketamin (75-100mg/kgBB) dan xylazin (5-10mg/kgBB), dan diambil organ jantungnya.  Pengukuran kadar GSH jantung dengan metode Ellman. Hasil penelitian menunjukan penurunan bermakna (Mann-whitney, p<0.05) kadar GSH jantung tikus pada kelompok dosis kental maupun encer yang diinduksi hipoksia 3 dan 7 hari bila dibandingkan kontrol. Kadar GSH didapatkan lebih tinggi pada kelompok dosis kental karena kerjanya dalam mengeliminasi radikal bebas dibantu oleh antioksidan yang terdapat dalam ekstrak daun ara. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun ara dapat membantu kerja GSH dalam menghadapi radikal bebas akibat hipoksia.
HUBUNGAN MOVEMENT BEHAVIOUR TERHADAP TINGKAT STRES PADA REMAJA SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.13012

Abstract

In December 2019 in city of Wuhan, China there were many pneumonia patients, where this pneumonia is called COVID-19 which is caused by SARS-CoV-2. Children’s health depends on adequate physical activity, lack of sedentary activity, and adequate sleep which are included in movement behaviour. However, this movement behaviour has been difficult to achieve since the COVID-19 pandemic. These three components of movement behaviour play an important role in dealing with stress. The purpose of this research to determine the relationship between movement behaviour and stress levels in adolescents at Kharisma Bangsa High School, South Tangerang by using a cross-sectional study. This research was conducted on high school student grade 1-3 with 160 students, consisting of 54 male students and 106 female students. Retrieval of data using an online questionnaire. The results showed there were most male students only met 1 movement behaviour guideline (48.1%), while most female students did not meet movement behaviour guidelines (57.5%). The level of stress on the respondents, It was found that male students who experienced low stress levels were 24.1%, those who experienced moderate stress levels were 64.8%, and those who experienced high stress levels were 11.1%, while female students who experienced low stress levels were 4.7%, those who experienced moderate stress levels were 80.2%, and those who experienced high stress levels were 15.1%. Based on the statistical test, there was no correlation between movement behaviour and stress levels with correlation coefficient (r) of -0.102 and the p value of 0.099. Keywords: Adolescents; COVID-19; Movement behaviour; Stress level AbstrakPada Desember 2019 di kota Wuhan, Cina terdapat banyak pasien pneumonia, yang kemudian disebut COVID-19 dimana SARS-CoV-2 merupakan penyebabnya. Kesehatan anak-anak tergantung pada cukupnya aktivitas fisik, kurangnya kegiatan sedentari, dan tidur yang cukup, dimana ketiga hal ini termasuk ke dalam movement behavior. Akan tetapi, movement behavior sulit tercapai semenjak pandemi COVID-19. Ketiga komponen movement behaviour ini berperan penting dalam menurunkan stres. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan movement behaviour terhadap tingkat stres pada remaja di Sekolah Menengah Atas Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan menggunakan studi cross-sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswi SMA kelas 1-3 sebanyak 160 responden yang terdiri dari 54 siswa dan 106 siswi. Pengambilan data menggunakan kuesioner online. Untuk menganalisis hasil data, digunakan uji pearson chi-square. Hasil penelitian yang didapatkan adalah siswa paling banyak hanya memenuhi 1 pedoman movement behaviour (48.1%), sedangkan siswi paling banyak tidak memenuhi pedoman movement behaviour (57.5%). Untuk tingkat stres pada responden, didapatkan siswa dengan tingkat stres rendah sebanyak 24.1%, dengan tingkat stres sedang sebanyak 64.8%, dan dengan tingkat stres tinggi sebanyak 11.1%, sedangkan siswi dengan tingkat stres rendah sebanyak 4.7%, dengan tingkat stres sedang sebanyak 80.2%, dan dengan tingkat stres tinggi sebanyak 15.1%. Berdasarkan uji statistik, tidak terdapat korelasi antara movement behaviour terhadap tingkat stres dengan koefisien korelasi (r) yaitu -0.102 dan nilai p yaitu 0.099.  
GAMBARAN ACTIVE LEARNING DAN CRITICAL THINKING DALAM IMPLEMENTASI PBL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.11084

Abstract

Problem based learning (PBL) is a student - centered learning method that provides problem for students to discuss together. One of the benefits of PBL is to encourage students to be actively involved in the learning process and stimulates students to think critically. The purpose of this research is to describe active learning and critical thinking ability in medical students of Universitas Tarumanagara. This is a descriptive study with a cross-sectional design that involves 113 medical students. The data were obtained using a questionnaire of Self-Assessment Scale on Active Learning and Critical Thinking (SSACT). The results of this research shows a mean score of 31,05 (5,36) for active learning and 45,17 (5,23) for critical thinking. From the three classes of the academic stage (2017, 2018, 2019), the highest mean scores of active learning and critical thinking were seen in students of class 2019, while the lowest were seen in class 2017. Students of class 2019 got a mean score of 33,00 (5,11) for active learning and 47,26 (5,04) for critical thinking. Meanwhile, students of class 2017 got a mean score of 29,14 (5,19) for active learning and 43,49 (5,03) for critical thinking.Keywords: active learning; critical thinking; problem based learning AbstrakProblem based learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa dengan menyajikan sebuah masalah untuk didiskusikan bersama. Salah satu manfaat PBL yaitu mendorong mahasiswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran (active learning) dan menstimulasi berpikir kritis (critical thinking). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kemampuan active learning dan critical thinking pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara tahap akademik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional dan melibatkan 113 mahasiswa. Data diambil dengan menggunakan kuesioner Self-Assessment Scale on Active Learning and Critical Thinking (SSACT). Hasil penelitian menunjukkan rerata skor active learning sebesar 31,05 (5,36) dan critical thinking sebesar 45,17 (5,23). Dari tiga angkatan mahasiswa pada tahap akademik (2017, 2018, 2019), rerata skor active learning maupun critical thinking tertinggi tampak pada mahasiswa angaktan 2019, sedangkan yang terendah yaitu angkatan 2017. Mahasiswa angkatan 2019 memiliki rerata skor active learning sebesar 33,00 (5,11) dan critical thinking 47,26 (5,04). Sedangkan mahasiswa angkatan 2017 memiliki rerata skor active learning sebesar 29,14 (5,19) dan critical thinking 43,49 (5,03).
PENGARUH KEBERADAAN MRT JAKARTA TERHADAP AKTIFITAS KARYAWAN PERKANTORAN DI SCBD
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.6019

Abstract

Jakarta is a densely populated city that requires good public transportation as its infrastructure. SCBD is one of the centers of office activities in Jakarta which is a destination for office employees in Jakarta and outside Jakarta (BoDeTaBek) to work using private vehicles and public transportation. The emergence of MRT (Moda Raya Terpadu) Jakarta which has various facilities within its stations, is expected to be an environmentally friendly transportation solution for the community, especially office employees who need safe and fast transportation. This type of research uses a qualitative approach. With an inductive discussion flow to theorize existing phenomena with benchmarks from the results of theoretical studies that have been carried out. The issues raised are whether MRT Jakarta can be alternative transportation for office employees in SCBD and whether using MRT Jakarta as daily transportation can increase travel efficiency for office employees in SCBD. From the results of this study, it is known that MRT Jakarta still does not have a big effect on office employees in SCBD because MRT Jakarta routes are still limited. MRT can be alternative transportation for office employees in SCBD when other transportation cannot be used, but because the number of MRT Jakarta destinations is still limited, it reduces the efficiency of MRT Jakarta itself on the activities of office employees in SCBD. Keywords: MRT; transportation; SCBD; public transport; office employees AbstrakJakarta merupakan kota padat penduduk yang membutuhkan transportasi umum yang baik sebagai infrastrukturnya. SCBD merupakan salah satu pusat kegiatan perkantoran di Jakarta yang menjadi tujuan bagi para karyawan kantoran di Jakarta maupun di luar Jakarta (BoDeTaBek) untuk bekerja dengan menggunakan kendaraan pribadi dan juga transportasi umum. Munculnya MRT (Moda Raya Terpadu) Jakarta yang memiliki berbagai fasilitas di dalam stasiunnya, diharapkan dapat menjadi solusi transportasi ramah lingkungan bagi masyarakat khususnya karyawan perkantoran yang membutuhkan transportasi yang aman dan cepat Jenis penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Dengan alur pembahasan induktif untuk menteorisasikan fenomena yang ada dengan tolak ukur hasil kajian teori yang sudah dilakukan. Masalah yang diangkat adalah Apakah MRT Jakarta dapat menjadi transportasi alternatif bagi karyawan perkantoran di SCBD dan Apakah dengan menggunakan MRT Jakarta sebagai transportasi sehari-hari dapat meningkatkan efisiensi dalam perjalanan bagi karyawan perkantoran di SCBD. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa MRT Jakarta masih belum berpengaruh besar terhadap karyawan perkantoran di SCBD karena rute MRT Jakarta yang masih terbatas. MRT dapat menjadi transportasi alternatif bagi karyawan perkantoran di SCBD bila angkutan lain sedang tidak dapat digunakan, tetapi karena jumlah destinasi MRT Jakarta yang masih terbatas sehingga mengurangi efisiensi dari MRT Jakarta itu sendiri terhadap kegiatan karyawan perkantoran di SCBD. 
HUBUNGAN MOVEMENT BEHAVIOUR DENGAN HEALTH-RELATED QUALITY OF LIFE REMAJA SELAMA PANDEMI COVID-19
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.13025

Abstract

Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or disability. Various studies have shown that adequate levels of physical activity, limited screen time, and adequate sleep is positively related to indicators of physical and mental well-being in children and adolescents. This accumulation of evidence eventually led to the publishing of the Canadian 24-h Movement Guidelines for Children and Youth. However, the COVID-19 pandemic has resulted in the implementation of policies that affect movement behaviour which is highly affecting HRQoL (health-related quality of life). The purpose of this study is to determine the relationship between movement behaviour and HRQoL during the COVID-19 pandemic. This research is an analytical study with a cross-sectional design with a sample size of 160 respondents. Sampling was done by distributing questionnaires. The result shows that Most students (129, 80.6%) do physical activity less than 1680 MET-minute/week, 70 (43.8%) students sleep for 6-8 hours, 45 (28.1%) students do sedentary activities for 5-6 hours, and 120 (75%) students don’t meet all the recommendations of the Movement Guidelines. 145 (90.6%) students have good physical HRQoL, while the other 15 (9.4%) are bad. Students’ HRQoL mental components are good on 90 (56.3%) students while 70 (43.7%) others are bad. Statistical analysis shows a significant relationship between sleep duration and the mental components summary of HRQoL (r=0.189 p= 0.008) and a significant relationship observed between meeting the recommendations of the Movement Guidelines and mental components summary of HRQoL (r= 0.170 p=0.016). Keywords: Movement Behaviour; Health-Related Quality of Life; High School Students; COVID-19 Pandemic AbstrakKesehatan adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik yang cukup, screen time yang terbatas, dan tidur yang cukup secara positif terkait dengan indikator kesejahteraan fisik dan mental anak-anak dan remaja. Akumulasi bukti ini mengarah pada dikeluarkannya Canadian 24-h Movement Guidelines for Children and Youth. Namun adanya pandemi COVID-19 mengakibatkan diterapkannya berbagai kebijakan yang mengakibatkan terpengaruhnya movement behaviour yang sangat berhubungan dengan health-related quality of life. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan movement behaviour terhadap HRQoL (health-related quality of life) siswa selama pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain potong-lintang dengan besar sampel 160 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik movement behaviour yaitu sebagian besar siswa (129, 80,6%) melakukan aktivitas fisik kurang dari 1680 MET-menit/minggu, 70 (43,8%) siswa tidur selama 6-8 jam, 45 (28,1%) siswa melakukan kegiatan sedentary selama 5-6 jam, dan 120 (75%) siswa tidak memenuhi semua rekomendasi Movement Behaviour Guidelines. HRQoL fisik siswa yaitu 145 (90,6%) siswa baik, sedangkan 15 (9,4%) lainnya buruk. HRQoL komponen mental siswa yaitu 90 (56,3%) siswa baik sedangkan 70 (43,7%) lainnya buruk. Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara durasi tidur dengan ringkasan komponen mental HRQoL (r=0,189 p= 0,008) dan hubungan bermakna antara memenuhi rekomendasi Canadian Movement Guidelines dengan ringkasan komponen mental HRQoL (r=0,170 p=0,016).
PENENTUAN KUALITAS KAYU JATI SECARA VISUAL MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.7820

Abstract

Teak Wood (Tectona Grandis) is one of the best woods of the many types of wood species used in Indonesia as material for furniture and building construction. The quality of teak is determined by many factors, one of which is the wood grain pattern density. Currently the determination of the quality of teak wood visually by looking at the wood grain pattern in teak is done by experts who are experienced in the field. Visual classification of teak based on wood grain pattern density is divided into three, namely: grade A: wood grain pattern with high density; grade B: medium density of wood grain pattern; grade C: wood grain pattern with low / no density. Artificial neural networks are information processing systems such as processing in the human brain, which have been widely used in many applications for classification. In research for the classification of teak wood density patterns using Learning Vector Quatization. From the results of testing using the LVQ teak wood density classification method obtained sufficient accuracy that is equal to 68.7% with a kappa value of 0.521, this means that there is a sufficient match between the assessment and the density of the target assessment using LVQ.Keywords: teak wood; artificial neural network; image processing; LVQAbstrakKayu Jati (Tectona Grandis) adalah salah satu jenis kayu terbaik dari banyak jenis spesies kayu yang digunakan di Indonesia sebagai bahan untuk furnitur dan konstruksi bangunan. Kualitas kayu jati ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah pola serat kayu. Saat ini penentuan kualitas kayu jati secara visual dengan melihat pola serat kayu jati dilakukan oleh para ahli yang berpengalaman di lapangan. Klasifikasi visual jati berdasarkan kepadatan pola serat kayu dibagi menjadi tiga, yaitu: kelas A: pola serat kayu dengan kualitas tinggi; kelas B: pola serat kayu kualitas sedang; grade C: pola serat kayu dengan kualitas rendah. Jaringan syaraf tiruan adalah sistem pemrosesan informasi seperti pemrosesan di otak manusia. Jaringan syaraf tiruan telah banyak digunakan dalam banyak aplikasi untuk klasifikasi. Penelitian klasifikasi pola kayu jati ini menggunakan metode Learning Vector Quatization (LVQ). Dan dari hasil pengujian menggunakan metode LVQ untuk klasifikasi pola kayu jati, diperoleh akurasi yang cukup yaitu sebesar 68,7%, ini berarti ada kecocokan yang cukup antara penilaian pola serat kayu oleh expert dengan penilaian pola serat kayu dengan menggunakan metode LVQ.
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DENTAL PADA MURID SMU BERDASARKAN KARATERISTIK SOSIODEMOGRAFI
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i1.11883

Abstract

Dental anxiety is a condition when someone feels anxious about dental and oral treatment. Dental anxiety causes patients to avoid dental and oral treatments, thereby increasing the risk of dental and oral health problems. This study aims to determine the differences in the level of dental anxiety in high school students based on sociodemographic characteristics. In this online cross sectional study, a total of 145 students of Loyola College Semarang was participated.  Dental anxiety was assessed using Short Dental Anxiety Inventory (S-DAI) questionnaire which consisted of 9 statements. Mann-Whitney test was performed to measure dental anxiety mean score differences. Chi-Square test was conducted to see the associations between dental anxiety level and sociodemographic characteristics. As many as 60% students had mild to moderate dental anxiety, while 32% students had severe dental anxiety. Students who had never visited a dentist in the past year had higher mean scores (25.14 + 8.39;p=0.022) compared to students who visited a dentist once or more during the past year (21.37 + 8.61). There was significant difference in the mean value of dental anxiety in Loyola College Semarang high school student based on visits to the dentist in the past year.  Keywords: dental anxiety; S-DAI; high school student AbstrakKecemasan dental merupakan suatu keadaan seseorang merasa cemas terhadap tindakan perawatan gigi dan mulut. Kecemasan dental menyebabkan pasien menghindari perawatan dokter gigi, sehingga meningkatkan risiko masalah kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan tingkat kecemasan dental pada murid SMU berdasarkan karateristik sosiodemografi. Penelitian cross sectional ini dilakukan secara daring pada 145 murid SMU Kolese Loyola Semarang. Pengukuran kecemasan dental menggunakan instrumen kuesioner Short Dental Anxiety Inventory (S-DAI) yang terdiri dari 9 pernyataan. Uji Mann-Whitney dilakukan untuk melihat perbedaan nilai rata-rata kecemasan dental murid. Uji Chi-Square dilakukan untuk melihat hubungan antara tingkat kecemasan dental dengan karateristik sosiodemografi murid. Sebanyak 60% murid memiliki kecemasan dental dalam tingkat ringan sampai dengan sedang, sementara 32% murid memiliki kecemasan dental berat. Kelompok murid yang tidak pernah mengunjungi dokter gigi selama satu tahun terakhir memiliki nilai rata-rata lebih tinggi secara signifikan (25,14 + 8,39; p=0,022) dibandingkan dengan kelompok murid yang mengunjungi dokter gigi sebanyak satu kali atau lebih selama satu tahun terakhir (21,37 + 8,61). Terdapat perbedaan nilai rata-rata kecemasan dental  yang bermakna pada murid SMU Kolese Loyola Semarang berdasarkan kunjungan ke dokter gigi dalam satu tahun terakhir.

Page 1 of 2 | Total Record : 14