cover
Contact Name
Sunu Bagaskara
Contact Email
sunu.bagaskara@yarsi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
melok.roro@yarsi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Journal Psikogenesis
  • Jurnal-Online-Psikogenesis
  • Website
Published by Universitas Yarsi
ISSN : 23033177     EISSN : 25977547     DOI : -
Jurnal Psikogenesis is a semiannualy publication produced by Fakultas Psikologi Universitas YARSI since 2012 (e-ISSN: 2597-7547, p-ISSN: 2303-3177). The journal reflects the wide application of all aspects of psychology related to health. It also addresses the social contexts in which psychological and health processes are embedded. The main emphasis of the journal is on original research, theoretical review papers, meta-analyses, and applied studies.
Arjuna Subject : -
Articles 148 Documents
Efektivitas Program Pelatihan untuk Meningkatkan Perilaku Asertif dan Perilaku Pembela pada Situasi Perundungan Sekolah Dasar Kelas V Veronica Novelina Parapat; Lucia RM Royanto
Jurnal Online Psikogenesis Vol 6, No 2 (2018): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.062 KB) | DOI: 10.24854/jps.v6i2.696

Abstract

Prevalensi terjadinya perundungan di Indonesia pada tingkat sekolah dasar semakin tinggi. Salah satu penyebabnya adalah individu mulai berusaha mencari status dalam lingkungan sosial. Kasus perundungan juga menjadi perhatian bagi sekolah dasar X dan Y di Jakarta. Adanya penguatan dari saksi terhadap aktivitas perundungan atau sikap keengganan melindungi korban menjadi salah satu faktor yang berpengaruh besar pada terjadinya perundungan. Oleh karena itu, program pelatihan bagi siswa sekolah dasar diberikan untuk meningkatkan perilaku asertif dan pembela saat menghadapi situasi perundungan. Program ini dapat membantu pihak sekolah mengurangi perundungan yang terjadi di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimental dengan desain penelitian pre-test/post-test between subjects. Jumlah partisipan penelitian adalah 46 siswa kelas V, dengan diantaranya 23 siswa pada kelompok yang diberikan pelatihan dan 23 siswa pada kelompok yang tidak diberikan pelatihan. Teknik analisis data Independent Sample T-test digunakan untuk melihat perbandingan skor rata-rata antara dua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan perilaku asertif dan perilaku pembela yang signifikan antara kelompok yang diberikan pelatihan dan kelompok yang tidak diberikan pelatihan. Meski demikian, berdasarkan hasil analisis kualitatif terdapat peningkatan penggunaan strategi membela korban pada kelompok yang diberikan pelatihan. Penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan durasi program pelatihan yang lebih panjang dan jenis kegiatan bermain peran untuk mendapatkan perubahan perilaku yang signifikan. Selain itu, penggunaan metode self-report perlu untuk dipertimbangkan kembali pada siswa sekolah dasar mengingat hal ini dapat menyebabkan bias.
GAMBARAN PENCARIAN MAKNA HIDUP PADA WANITA DEWASA MUDA YANG MENGALAMI KEMATIAN SUAMI MENDADAK Alfa Restu Mardhika
Jurnal Online Psikogenesis Vol 1, No 2 (2013): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.443 KB) | DOI: 10.24854/jps.v1i2.44

Abstract

Abstract.Someone who experienced the death of a partner that occurred at a young age and abruptly, would feel more tragic than the death in old age and death occurred through suffering illness. Although the event of sudden death of a partner which experienced by young adults widow is suffering, but it is able to make their lives more meaningful. The condition was caused the meaning of life can be found in all situations, including the suffering and death. The meaning of life is unique and personal, the meaning of life is specific and concrete, meaning of life also give direction to the activities carried out. Moreover, the meaning of life has three sources, namely: creative values, the values of appreciation and values to behave. This study aims to reveal the meaning of life of young adult women who experienced the sudden death of her husband through logotherapy analysis and using in-depth interviews. The sample was three women who have husband sudden death in young adulthood and the age of marriage less than five years. The results showed that the husband's sudden death events is a source of meaning in life that can make all three participants have more meaningful life thereafter. There are several sources into a meaning of their lives, such as the children, the activity, kindness values, religion, faith, and the husband's sudden death events.Keywords: Young Adult Women, Husband In Sudden Death, The Meaning of Life, Logotherapy.Abstrak. Seseorang yang mengalami peristiwa kematian pasangan yang terjadi pada usia muda dan secara tiba-tiba, akan merasa lebih tragis daripada kematian pada usia tua dan kematian yang terjadi melalui penderitaan penyakit. Walaupun peristiwa kematian pasangan secara mendadak yang dialami janda dewasa muda adalah penderitaan, tetapi hal tersebut mampu membuat hidup mereka menjadi lebih bermakna. Hal ini dikarenakan makna hidup dapat ditemukan dalam segala situasi, termasuk penderitaan dan kematian. Makna hidup adalah unik dan personal, makna hidup adalah spesifik dan konkrit, serta makna hidup memberi arah terhadap kegiatan yang dilakukan. Selain itu, makna hidup memiliki tiga sumber, yaitu nilai-nilai kreatif, nilai-nilai penghayatan dan nilai-nilai bersikap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran makna hidup wanita dewasa muda yang mengalami kematian suami secara mendadak melalui analisis logoterapi dan menggunakan metode wawancara mendalam. Sampel penelitian ini adalah tiga orang wanita yang mengalami kematian suami secara mendadak di usia dewasa muda dan pada usia pernikahan kurang dari lima tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa kematian suami secara mendadak adalah sumber makna hidup yang dapat menjadikan ketiga partisipan memiliki kehidupan yang lebih bermakna setelahnya. Terdapat beberapa sumber yang menjadi makna hidup mereka, yaitu anak-anak, aktivitas, nilai-nilai kebaikan, agama, keimanan, dan peristiwa kematian suami secara mendadak.Kata kunci: Wanita Dewasa Muda, Kematian Suami Secara Mendadak, Makna Hidup, Logoterapi
PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN MAKNA KERJA PADA KARYAWAN Arum Etikariena
Jurnal Online Psikogenesis Vol 2, No 2 (2014): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.66 KB) | DOI: 10.24854/jps.v2i2.49

Abstract

Abstract.Fatigue at workplace has many negative consequences such as accident, illness, performance decreased even death. On the other hand, individuals work to achieve something that related to what is called the meaning of work, which through their work, individuals trying to find a destination, make a contribution, linkages, values and expectations that are expected to minimize fatigue. This study aimed to see differences in fatigue based on the employee’s meaning of work. Fatigue was measured with the Fatigue Assessment Scale / FAS (α = .730) and the Meaning of Work Scale (α = .750). Research in the form of survey on the 59 employees who work as civil servants and private employees in Depok, Indramayu, Bogor and Jakarta. Data were analyzed by chi-square method. The results indicate that there are significant differences between individuals who have a religious meaning of work, collective and virtous character with workers perceived fatigue (x2 = .434, p = .835). Thus, an organization can consider to strengthen the meaningfulness of work on employees, to be more able to resist fatigue at work.Key words: the meaning of work, job fatigue, surveys, Chi SquareAbstrak.Kelelahan di tempat kerja menimbulkan beberapa konsekuensi negatif, seperti kecelakaaan kerja, sakit, menurunnya kinerja bahkan menyebabkan kematian. Di lain pihak, individu bekerja untuk mencapai sesuatu yang terkait dengan apa yang disebut makna kerja, dimana melalui pekerjaannya, individu mencoba mencari tujuan, memberikan kontribusi, keterkaitan, nilai dan harapan yang diharapkan akan meminimalisir kelelahan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kelelahan kerja pada karyawan berdasarkan makna kerja yang dimilikinya. Kelelahan kerja diukur dengan Fatigue Assessment Scale/ FAS (α =.730) dan Skala Makna Kerja (α = .750). Penelitian berbentuk survey pada 59 karyawan yang bekerja sebagai PNS dan pegawai swasta di Depok, Indramayu, Bogor dan Jakarta. Data dianalisis dengan metode Chi Square. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara individu yang memiliki makna kerja religius, kolektif dan virtous character dengan kelelahan yang dirasakan pekerja (x2 = .434; p = .835). Dengan demikian, maka organisasi dapat mempertimbangkan untuk memperkuat kebermaknaan kerja pada para karyawan, agar lebih dapat bertahan menghadapi kelelahan dalam bekerja.Kata kunci : makna kerja, kelelahan kerja, survei, Chi Square
Self-Compassion dan Resiliensi pada Remaja Panti Asuhan Annisa Zahra Kawitri; Bellatrix Dwi Rahmawati; Ratih Arruum Listiyandini; Rina Rahmatika
Jurnal Online Psikogenesis Vol 7, No 1 (2019): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.953 KB) | DOI: 10.24854/jps.v7i1.879

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dengan resiliensi pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Sampel penelitian ini adalah 140 remaja panti asuhan dengan karakteristik usia 14-18 tahun yang dipilih dengan teknik convenience sampling dari 12 panti asuhan di Jakarta dan Bekasi. Penelitian ini mengunakan adaptasi alat ukur Self Compassion dan resiliensi. Hasil uji korelasi menemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-compassion dengan resiliensi pada remaja di panti asuhan (r=0,439, p=0.00). Hasil penelitian dapat menjadi acuan mengenai pentingnya memberi perhatian terhadap self-compassion dalam mengembangkan resiliensi bagi remaja yang tinggal di panti asuhan
Hubungan antara Depresi dengan Kualitas Hidup pada Ibu Hamil Berisiko Tinggi Rizky Fauzy; Endang Fourianalistyawati
Jurnal Online Psikogenesis Vol 4, No 2 (2016): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.313 KB) | DOI: 10.24854/jps.v4i2.350

Abstract

Kehamilan risiko tinggi (risti) adalah suatu kehamilan yang memiliki ancaman  lebih besar dari biasanya seperti terjadi penyakit atau kecacatan bahkan kematian sebelum maupun sesudah persalinan. Kondisi kehamilan dengan risiko membuat penderita lebih rentan mengalami gangguan psikologis salah satunya adalah depresi.  Hal tersebut terjadi karena berbagai hal seperti,  kekhawatiran akan keselamatan janin, ancaman kematian yang lebih besar dan keterbatasan dalam beraktivitas. Tantangan yang lebih besar saat menjalani kehamilan juga dapat mempengaruhi kualitas hidup yaitu, persepsi individu mengenai keberfungsian mereka dalam  kehidupan.  Salah satu faktor yang menyebabkan individu memiliki kualias hidup yang buruk yaitu ketika individu mengalami gangguan psikologis berupa depresi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan depresi dengan kualitas hidup pada ibu hamil berisiko tinggi. Subjek dalam penelitian ini adalah 105 orang ibu hamil berisiko tinggi yang berada di Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan alat ukur Center for Epidemiologic Studies Depression Scale (CESD-R) dan World Health Organization Quality of Life-Bref (WHOQOL-BREF) yang sudah diadaptasi oleh peneliti. Uji hipotesis menunjukkan bahwa depresi berhubungan secara signifikan pada setiap dimensi kualitas hidup.
Studi Awal Pengembangan Alat Ukur Kedisiplinan Siswa di Sekolah Menengah Rahmah Hastuti
Jurnal Online Psikogenesis Vol 5, No 1 (2017): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.357 KB) | DOI: 10.24854/jps.v5i1.496

Abstract

Pengukuran persepsi siswa mengenai disiplin, cara pandang siswa mengenai penetapan aturan di sekolah merupakan konstruk yang patut ditelaah dalam kajian empiris. Disiplin di sekolah terkait dengan batas-batas yang diberikan oleh pihak sekolah untuk membantu siswa merasa aman, mengoreksi dengan cara yang penuh kasih, positif dan logis, menunjukkan rasa hormat melalui role model perilaku yang konsisten. Penelitian ini mengkonstruk karakteristik psikometrik dari kedisiplinan siswa yang dapat memberikan kejelasan pemahaman sebagai bagian dari studi empiris dalam ranah psikologi pendidikan. Penelitian ini merupakan studi eksplorasi penyusunan alat ukur kedisiplinan siswa di sekolah menengah yang dikembangkan berdasarkan hasil elisitasi dari 32 partisipan melalui focus group discussion. Pengambilan data sebenarnya terhadap qualified volunteer sample dilakukan terhadap 478 siswa, yang dipilih dengan teknik convenience sampling, yaitu partisipan yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian dan bersedia terlibat dalam penelitian ini. Reduksi variabel menjadi faktor dilakukan melalui Exploratory Factor Analysis dengan menggunakan program PASW 18. Partisipan adalah remaja yang tinggal di Jakarta dan menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Rentang usia partisipan penelitian ini adalah berusia 11-17 tahun. Berdasarkan analisis Exploratory Factor Analysis (EFA), skala kedisiplinan yang terangkum dalam empat dimensi. Dimensi–dimensi yang terbentuk tersebut adalah deliquency, respect, value transfer dan integrity.
Metode Sintetik dengan Token Economy Guna Meningkatkan Kemampuan Speechreading Anak Tunagrahita Dengan Gangguan Pendengaran Nirtafitri Trianisa; Tjut Rifameutia; Eva Septiana
Jurnal Online Psikogenesis Vol 4, No 1 (2016): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.314 KB) | DOI: 10.24854/jps.v4i1.517

Abstract

Salah satu kemampuan yang perlu dikembangkan pada anak tuna ganda yang masih dapat memanfaatkan sisa pendengarannya untuk berkomunikasi adalah speechreading, yaitu kemampuan untuk memahami lawan bicara dengan melihat gerak bibir, ekspresi wajah serta gestur tubuh lawan bicaranya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah penggunaan pendekatan sintetik bahasa disertai dengan token economy dapat meningkatkan kemampuan speechreading pada subjek D yang merupakan siswa tuna grahita dengan gangguan pendengaran. Setiap kali menunjuk dengan tepat pada langkah kelima dan pengujian, subjek diberikan token yang nantinya akan ditukarkan dengan reinforcer. Penelitian dilakukan terhadap seorang anak tuna grahita dengan gangguan pendengaran dengan jenis kelamin laki-laki berusia 12 tahun yang duduk di kelas 4 SD inklusi. Desain penelitian single subject tipe A-B-A’. Peningkatan kemampuan speechreading dilihat dari perbandingan antara hasil tes kemampuan speechreading sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode sintetik dengan token economy dapat meningkatkan kemampuan speechreading pada subjek D yang merupakan siswa tuna grahita dengan gangguan pendengaran. Subjek mampu menunjuk kartu dengan tepat sebanyak 100% dari 5 kata yang diujikan pada sesi 1 dan sebanyak 80% dari 5 kata yang diujikan pada sesi 2. Kata kunci: Disabilitas, speechreading, metode sintetik, token ekonomi
Mengikat Karyawan Dengan Telecommuting (Studi Keterikatan Kerja Karyawan Telecommuting) Nuri Sadida; Zulfa Febriani
Jurnal Online Psikogenesis Vol 4, No 1 (2016): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.579 KB) | DOI: 10.24854/jps.v4i1.522

Abstract

Survei pada tahun 2012 menunjukkan bahwa hanya ada 1/3 karyawan yang memiliki keterikatan kerja dengan pekerjaannya di Indonesia. Salah satu sebab permasalahan yang dipersepsikan karyawan adalah kurangnya keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Hal ini terjadi karena belum banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan jam kerja fleksibel. Akan tetapi, beberapa tahun belakangan beberapa perusahaan di Indonesia mulai menerapkan disain kerja telecommuting, sebuah disain kerja yang memungkinkan karyawan untuk tidak bekerja di kantor yang terpusat. Beberapa penelitian sebelumnya menyajikan beberapa keuntungan penerapan telecommuting, diantaranya meningkatnya produktivitas, kepuasan kerja, dan menurunnya stres kerja.  Namun belum ada penelitian yang meneliti perbedaan tingkat keterikatan kerja pada karyawan yang bekerja di kantor tersentralisasi dengan karyawan telecommuting. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tersebut. Sejumlah 53 karyawan berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana jumlah karyawan telecommuting adalah 21 karyawan dan karyawan yang bekerja tersentralisasi sejumlah 32 orang. Dimensi keterikatan kerja yang diukur adalah absorpsi, dedikasi, dan semangat. Pengambilan data menggunakan kuesioner Utrecht Work Engagement Scale (UWES) dengan 17 aitem yang diadaptasikan. Data dianalisis menggunakan teknik statistik non parametrik. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa kelompok karyawan telecommuting menunjukkan rata-rata tingkat keterikatan kerja yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok karyawan yang bekerja tersentralisasi (U = 180,5 , p = .005). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahan di Indonesia untuk mempertimbangkan penerapan telecommuting. Kata kunci: keterikatan kerja, telecommuting, telework, UWES engagement scale, jam kerja fleksibel, work-life balance
Hubungan Health Locus of Control Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Naila Iffah; Syarifah Faradina
Jurnal Online Psikogenesis Vol 6, No 1 (2018): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.365 KB) | DOI: 10.24854/jps.v6i1.631

Abstract

Smoking for some individuals is a need that must be fulfill, although the impact of smoking behavior can be disadvantageous to health, economics and the environment. Smoking behavior in adolescents affected by fear is considered not socially good, left behind by the group, and considered immature. This study aims to see the relationship between health locus of control with smoking behavior in adolescents. This research uses quantitative method with purposive sampling technique (n = 60). There negative relationship between health locus of control with smoking behavior in adolescent. This shows the higher health locus of control will lead the lower smoking behavior in adolescents
Kesejahteraan Psikologis Perempuan Anggota PKK Josephine Ondja; Olivia Hadiwirawan
Jurnal Online Psikogenesis Vol 6, No 1 (2018): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.971 KB) | DOI: 10.24854/jps.v6i1.636

Abstract

PKK (Empowerment and Family) is one of organization in Indonesia that aim to increase community’s welfare through empowering women in community. This study was intended to describe psychological well-being of women who volunteered in PKK. This study used mixed methods sequential explanatory strategy, consisted of two phases, quantitative followed by qualitative. Quantitative data were collected from 78 women members of PKK in Tanjung Duren Utara Sub-District, Jakarta by using modified Ryff’s Short Version Scale of Psychological Well-being. The result from quantitative analysis was categorized and showed psychological well-being of member PKK are high category for autonomy, self- acceptance, purpose in life, positive relations with others, and personal growth dimension; moderate category for environmental mastery dimension. Three women who have high score categorization in purpose in life and self-acceptance dimension were selected and interviewed to describe the psychological well being. In qualitative analysis, the major themes emerged for purpose in life dimension was women devoted their life for family and society. Themes emerged for self-acceptance dimension was women who sincere (ikhlas) in doing their role in community. PKK could emerge as a vessel for women to achieve and maintain their psychological well being.

Page 1 of 15 | Total Record : 148