cover
Contact Name
I Komang Mertayasa
Contact Email
kmertayasa19@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
bawiayahfda@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota palangkaraya,
Kalimantan tengah
INDONESIA
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
ISSN : 20896573     EISSN : 26141744     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Bawi Ayah Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu dengan e-ISSN 2614-1744 dan p-ISSN 2089-6573 adalah jurnal dengan peer-review yang diterbitkan oleh Fakultas Dharma Acarya Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang, Palangka Raya. Diterbitkan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan April dan Oktober. Jurnal ini menerbitkan tinjauan terkini dari hasil pemikiran dan penelitian tentang Pendidikan agama dan kajian budaya dalam Agama hindu.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 12 No 1 (2021): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu" : 6 Documents clear
KONSEP PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM TRADISI METATAH Nyoman Sumarni
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 12 No 1 (2021): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v12i1.630

Abstract

Upacara potong gigi yang lebih dikenal dengan metatah secara tersirat memiliki nilai-nilai Pendidikan yang masih belum dapat dipahami secara menyeluruh oleh masyarakat, walau selama ini upacara tersebut oleh beberapa orang dimaknai sebagai pelunasan hutang semata, tanpa memahami nilai-nilai lain yang terkadung didalam pelaksanaan upacara tersebut. Tujuan upacara metatah adalah membersihkan kaletehan gigi, keangkara murkaan, keserakahan (Sad Ripu) dari seseorang dan sebagai simbolnya akan dipotong 6 buah gigi atas yaitu 4 buah gigi seri dan 2 buah gigi taring sebagai symbol pengendalian enam musuh dalam diri manusia yang disebut Sad Ripu. Upacara potong gigi atau metatah bisa di lakukan apabila anak tersebut telah menginjak dewasa, yang wanita ditandai dengan menstruasi dan yang laki-laki suaranya membesar. Konsep Pendidikan dalam pelaksanaan upacara metatah antara lain yaitu : 1). Pendidikan Spiritual; 2). Pendidikan Budaya; 3). Nilai etika; 4). Nilai Sosial Gotong Royong.
AKTUALISASI AJARAN TRI HITA KARANA PADA MASA PANDEMI COVID-19 Lilik Lilik
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 12 No 1 (2021): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v12i1.631

Abstract

Tri Hita Karana merupakan tiga hubungan yang harmonis, yang terdiri dari parahyangan yaitu hubungan yang harmonis dengan Tuhan, Pawongan yaitu hubungan yang harmonis dengan sesame manusia dan palemahan yaitu hubungan yang harmonis dengan alam lingkungan. Ajaran tersebut sangat penting untuk diaktualisasikan secara optimal pada masa pandemic covid-19 yang memiliki berbagai dampak pada bidang kehidupan. Parahyangan merupakan upaya lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta dengan berbagai aktivitas untuk dapat mencapai peningkatan spiritualitas, memohon perlindungan dan berdoa agar wabah ini segera berakhir. Pawongan merupakan dapat dilakukan dengan upaya untuk saling menjaga dengan menerapkan protokol kesehatan dan membantu sesama yang memutuhkan sebagai bentuk dari implementasi ajaran tat twam asi. Palemahan dapat dilakukan dengan membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan sampah yang sulit terurai serta mengupayakan menanam pohon di sekeliling tempat tinggal sehingga akan tercipta lingkungan yang asri dan udara yang segar, selain itu pada masa pandemi dapat pula mengupayakan melaksanakan upacara-upacara yang diyakini dapat menghindarkan diri dari wabah sesuai dengan desa kala dan patra.
EFEKTIVITAS POLA PEMBELAJARAN AGAMA HINDU DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Ni Komang Purni Marsini
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 12 No 1 (2021): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v12i1.632

Abstract

Hindu religious education as one of the subjects taught in schools ranging from primary, secondary, to tertiary education. This is an opportunity for Hindu religious education to shape the personality, mental attitude and character of students into suputra. But the reality is very different. The recognition of most students will be blurred in the values ​​of Hindu religious knowledge. The learning pattern of Hindu religious education is too theoretical, it does not touch the real life of students. Students spend their time understanding theory, but cannot deal with life's problems properly. As a result, Hindu Religious Education is trapped in memorization, not how to use Hinduism to solve life's problems. The rolling of the competency-based education paradigm, in response to the low level of relevance of educational outcomes, including Hindu religious education. This raises awareness of the need for a review, revitalization of Hindu Religious Education Learning Patterns in schools.This phenomenon encourages the author to conduct research on "The Effectiveness of Hindu Religion Learning Patterns in Senior High Schools. The purpose of this study is to analyze the effectiveness of Hinduism learning patterns in senior high schools.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN HINDU DALAM PELAKSANAAN TAWUR KESANGA PADA HARI RAYA NYEPI DI KOTA PALANGKA RAYA Made Paramarta
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 12 No 1 (2021): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v12i1.634

Abstract

Abstrak The process of learning knowledge and skills from generation to generation of sustained through training, research and practice. This process is sustainable based on the level of age, education, and insights that evolved structured with the basis of the progress and improvement of the quality of an individual or a group of high-value without having to dipersentase with numbers. Today, the spiritual and the character became the basic thing in the determination of the grooves education personal so that it is more ethical and religious on the development of the person towards the publication of yourself. The purpose of the ceremony is to maintain the balance of nature. If nature is balanced, then the world mikrocosmos (Bhuana Alit) and makrocosmos (Bhuana Agung) in a balanced state and harminis. Tawur Kesanga ceremony is a ceremony pecaruan done once a year, at the turn of the end of the year Saka precisely at tilem kesanga. Ritual Tawur is implemented in Catuspata (the intersection of the Great) to purify Akasa (Swah Loka), the Atmosphere (Bhuwah loka), and Sarwaprani (Bhur Loka). In the city of Palangka Raya tradition is routinely conducted every year. The purpose of the Tawur Kasanga that Neutralizing negative energy into positive energy so it was natural to be balanced, and harmonious. In practice there are educational values of Hinduism such as the value of the tattwa, the value of moral and ritual value. it interesting to be discussed and thoroughly so that the obtained picture to be concluded. From the conclusion that there can be poured into the writing of the Hindu education values on the tawur kesanga implementation of Nyepi day in Palangka Raya. Values education app developed in this paper that the Value of Spiritual Education, the educational value of knowledge, and education value of skiil. Kata Kunci : The Hindu Education Values, Tawur Kesanga, Nyepi Day
METODE PICTURE AND PICTURE DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU PADA SEKOLAH DASAR I Gede Putra Ariawan
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 12 No 1 (2021): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v12i1.644

Abstract

The application of learning methods, especially at the elementary school level, requires the accuracy of the teacher in adjusting the characteristics of students by paying attention to the age level and the environment around the students. Seeing the characteristics of students at the elementary school level who have a tendency to play, so that one of the learning models that can be applied is the Picture and Picture cooperative model. The application of the Picture and Picture type of cooperative learning model can be an alternative for teachers in making variations in classroom learning so that students do not feel bored and the scores will be able to reach the set standards. Learning by using the Picture and Picture method in Hindu religious education subjects at the primary to secondary level can be applied as long as the learning can be done using picture media. Hindu religious education lessons that can use this method include learning the holy place, avatara, susila and other materials.
PREDIKSI WABAH DALAM KITAB SUCI HINDU DAN BUDAYA DI BALI G.A Melinda; G.A. Amanda Kristina Damayanti
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 12 No 1 (2021): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v12i1.645

Abstract

Artikel yang berjudul “Prediksi Wabah Dalam Kitab Suci Hindu dan Budaya di Bali Dalam Menghadapi Wabah”, ini membahas tentang wabah pandemi covid-19 yang sedang terjadi merupakan hal yang telah diprediksi oleh kitab suci Hindu yang akan selalu terjadi jika alam mengalami ketidakseimbangan. Jauh sebelum sains mengenal wabah, dalam Kitab Mahabharata Harivamsa Hindu telah memprediksi akan adanya wabah yang melanda seluruh dunia. Covid-19 merupakan salah satu wabah yang sedang terjadi saat ini, jauh sebelum ini wabah yang pernah melanda dunia adalah Cacar di Yunani, wabah Justinian di Timur Tengah, Great Plague of London, The Modern Plague, Flu Spanyol, Polio, HIV, SARS, H1N1, Kolera, Ebola, Virus Zika dan yang sedang terjadi Covid-19. Hal ini telah menjadi perhatian dunia karena memakan banyak korban jiwa. Untuk mengatasi hal ini dan menekan jumlah korban jiwa, masyarakat dibekali dengan anjuran menerapkan protokol kesehatan yang ketentuannya telah ditetapkan pemerintah pusat seperti menjaga jarak, memakai masker, rajin mencuci tangan. Pemerintah daerah pun tak luput akan anjuran untuk menaati protokol kesehatan dan melakukan upacara adat untuk daerah-daerah tertentu yang menyakini bahwa wabah yang sedang terjadi ini merupakan ulah magis. Di Bali masyarakat membuat segehan wong-wongan yang dipercaya dapat menyomya hal hal negatif yang bersifat magis..

Page 1 of 1 | Total Record : 6