Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak
Hawa is a scientific journal within the scope of gender and child studies with various applications of approaches, namely: psychology, education, law, sociology, literature, anthropology, and Islamic studies. It is a half-yearly published, exactly every June and December by Gender and Child Studies Center, Research and Community Service Department of IAIN Bengkulu. It was firstly published in 2019. The editorial board uses OJS in accepting articles, reviewing systems, and publication.
Articles
14 Documents
Search results for
, issue
"Vol 1, No 1 (2023): Juni"
:
14 Documents
clear
Kepemimpinan Peserta Didik Perempuan dalam Pandangan Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Siwalan
Nagita Histimuna Aisyah;
R. Aini
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.10105
Pemahaman mengenai peran perempuan yang dari dulu selalu ditugaskan di dalam ranah domestik oleh konstruktif budaya dan kesalahan penangkapan makna dari teks agama secara tidak langsung membentuk stereotip jika perempuan tidak bisa maupun tidak boleh berkiprah di ranah publik termasuk memegang posisi kepemimpinan. Dalam hai ini dibutuhkan peran dari sekolah selaku institusi pendidikan tempat di mana seorang individu maupun kelompok dibentuk pemahaman dan pengetahuannya untuk mampu memahami konsep kesetaraan. Hal ini selaras dengan tujuan penelitian yang ingin mengetahui bagaimana kepemimpinan perempuan yang lebih spesifiknya peserta didik perempuan di institusi pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Adapun informan yang diambil meliputi seluruh ketua kelas, beberapa peserta didik yang tidak menduduki posisi kepemimpinan, kepala sekolah, dua guru PAI, Waka Kesiswaan, dan seorang guru BK/BP. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan peserta didik perempuan didukung penuh dari berbagai pihak tentu dengan beberapa faktor pendukung yang melatarbelakanginya.
Makna Sompah Tanah Sebagai Mahar dalam Status Sosial Perempuan di Perkawinan Adat Suku Bugis di Kel. Pulau Kijang, Kab. Indragiri Hilir
Lisda Lisda;
Sri Wahyuni;
Emmy Solina
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.9686
Salah satu tradisi yang masih sering dijumpai adalah tradisi sompah tanah. Dalam penelitian ini peneliti fokus pada makna sompah tanah untuk pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mahar adat dalam sistem perkawinan adat masyarakat Bugis di Pulau Kijang. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, pengamatan dan dokumentasi. Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahar adat adalah sebuah inti kebudayaan, dimana terdapat makna dan simbol sangat sakral yang masih sangat di percayai masyarakat pulau kijang.Analisis ini menggunakan konsep George Habert Med tentang teori kebudayaan khususnya mengenai simbol dan makna dalam masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan tidak bisanya digantikan tanah dengan benda lainnya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tanah merupakan simbol yang memiliki makna, dimana maknanya adalahberupa status sosial bagi kedudukan seorang perempuan Bugis dan keluarga besarnya.Semakin luas tanah maka semakin tinggi nilai dari status sosial perempuan tersebut
Perbedaan Gaya Belajar Anak Laki-Laki dan Perempuan Pada Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Kota Bengkulu
Fitri Yanti;
Alimni Alimni
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.10584
This study aims to determine whether there are differences in the learning styles of male and female students in learning Islamic Religious Education at SMP Negeri 2 Kota Bengkulu, in the 2022/2023 academic year. This type of research is comparative research. The data collection technique uses questionnaires with Likert scales. Hypothesis testing using the Way Anova test. The results showed that: 1) grade VIII students in PAI lessons tended to learn with auditory style, which was 71,29%. 2) Male students of grade VIII tend to learn with visual style, which is 911.7%. 3) Female students in grade VIII tend to learn with auditory style by 174%. 4) there is a significant difference between the learning styles of grade VIII male and female students in PAI lessons, where male students are more inclined to visual styles (p: 01.036) while female students are more inclined to auditory styles (p: 01.001).
Hak Dan Kewajiban Anak Laki-Laki Maupun Perempuan Dalam Keluarga (Kajian Gender)
Rofiqotul Aini;
Soffatul Umami
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Artikel ini membahas tentang bagaimana hak dan kewajiban anak laki-laki dan perempuan dalam keluarga serta seberapa proporsionalitas anak laki-laki dalam keluarga. Anak sebagai titipan amanah dari Allah Subhnahu wata'ala serta bibit insan manusia sebagai penerus perkembangan dan pertumbuhan insan sangat penting untuk kita melihat, mengerti, menjaga kesejahteraan dari sisi yang dipasang dalam keluarga. Anak laki-laki dan perempuan dalam keluarga yang berkedudukan sebagai manusia yang harus patuh pada kedua orang tua juga memiliki hak dan kewajibannya masing-masing yang harus dipenuhi.Namun pada kenyataannya sering juga orang tua yang selalu membedakan anak laki laki dan perempuannya dalam melakukan peran atau tugas dalam keluarga sehingga tak dapat dihindari bahwa anak merasa terpilih karena adanya perbedaan gender.
Diskriminasi Gender terhadap Tokoh Perempuan pada Novel Kelir Slindet Karya Kedung Darma Romansha
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29300/hawapsga.v4i2.8178
This study aims to determine how the process of gender discrimination experienced by female charactersin the novel Kelir Slindet by Kedung Darma Romansha. This study uses the theory of genderdiscrimination. The object of research is the novel Kelir Slindet by Kedung Darma Romansha published byGramedia Pustaka Utama Book Publishers in 2014. In this study, two methods were used, namelytheoretically using an Ideological Feminist Literary Criticism approach, and methodologically using aqualitative descriptive approach. The results of the study found 4 forms of gender discriminationexperienced by female characters in this novel, namely: marginalization, stereotypes, violence, and doubleworkload. Safitri and Rukmini experience marginalization. Stereotypes are experienced by the charactersof Safitri and Saritem. Safitri and Ratini experienced violence. Saritem and Ibu Didi have a double burden.Kedung Darma Romansha tries to describe and explain how the lives of Indramayu women who work asprostitutes.
Representasi Perempuan Penyintas Kekerasan Seksual Dalam Film Demi Nama Baik Kampus
Aldy Solehudin Mahendra;
Ade Kusuma
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.10441
Darurat kekerasan seksual tidak hanya dimaknai dengan semakin tingginya angka kekerasan seksual, namun justru akibat kegagalan penanganan kasus yang tidak tuntas. Pandangan atau penilaian mengenai kasus kekerasan seksual, khususnya kepada penyintas kekerasan seksual dapat menimbulkan sebuah stereotip. Stereotip semakin dikukuhkan dan disebarluaskan melalui media film. Film Demi Nama Baik Kampus mengisahkan tentang isu kekerasan seksual di lingkungan pendidikan atau kampus. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji bagaimana perempuan penyintas kekerasan seksual digambarkan dalam film Demi Nama Baik Kampus. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan semiotika John Fiske yang mengacu pada teori kode-kode televisi. Penelitian ini bersifat deskriptif dan kualitatif. Peneliti menganalisis level realitas, level representasi, level ideologi dalam film. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perempuan penyintas kekerasan seksual digambarkan sebagai kelompok subordinat. Pada film Demi Nama Baik Kampus, peneliti menemukan adanya konsep ideologi patriarki dan ketimpangan relasi kuasa dengan petunjuk tentang sosok tokoh utama yang diperlihatkan menjadi sosok yang lemah, sosok yang tidak memiliki kekuasaan, dan sosok yang menderita.
Pengaruh Ketidakadilan Gender Dan Implikasinya Dalam Keluarga
Rizqa Febry Ayu;
Nadhilah Filzah
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.10819
Gender bias is an endless issue to be raised. It is motivated by the emergence of problems in various circles in society, academics, agencies to families. This is triggered by gender inequality itself and is caused by various factors. This study discusses how the influence of gender bias or injustice and its implications in the family. The method used is a literature review or library research, trying to explain and describe gender inequality and its effects in the household. Married couples should have a relationship that is horizontal and not vertical, this indicates that there is no superior and subordinate relationship but has an equal position under one unit, namely the family. However, factors such as marginalization, subordination, stereotypes, violence and other factors that are more profitable for one party make an influence and cause habituation or injustice within the smallest unit of society, namely the family.
Peran Media dalam Keputusan Perempuan Muda Menggunakan Beragam Produk Khusus untuk Daerah Kewanitaan
Carolina Retmawati Putri
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.10176
Tubuh perempuan tidak pernah terlepas kaitannya dari relasi kuasa yang mengatur dan mendisiplinkannya. Tidak hanya bagian tubuh yang terlihat namun organ yang paling private dari seorang perempuan juga mendapatkan pendisiplinan. Vagina mendapatkan banyak tuntutan supaya bisa sempurna sesuai dengan kontruksi yang terlah terbentuk di dalam masyarakat. Vagina harus terus kesat dan rapet seperti perawan, ia juga harus bersih dan wangi serta sehat. Dari berbagai macam tuntutan yang berkembang membuat para pelaku bisnis menghadirkan beragam produk untuk memaksimalkan penampilan vagina. Melalui media sosial banyak diiklankan berbagai macam produk mulai dari sabun pembersih, krim, serum, parfum, vitamin, spray, pil, dan lain-lain. Dari situ memunculkan beragam praktik yang dilakukan oleh perempuan muda menggunakan produk-produk yang banyak diiklankan tersebut. Keterbatasan informasi mengenai kesehatan reproduksi membuat para perempuan muda memanfaatkan kehadiran media sosial dalam keputusannya untuk membeli dan menggunakan produk khusus untuk vagina. Kata kunci : media sosial, vagina, produk kimia
Citra Bapak Rumah Tangga dalam Perubahan Nilai dan Keluarga pada Film “I Am Sam”
Rizki Nurcahya;
Tresia Robela Yeni;
Antiana Nantri;
Dahniar TH Musa;
Annisa Rizqa Alamri
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.10659
The family is the first place where children learn to be socially oriented, children begin to learn how to respond to the society and adapt in the midst of a wider social life later. The family environment is the main and first growing education center that can influence the development of children both in terms of character, and way of thinking. This research is taken from the movie "I Am Sam", which tells about the struggle of a father who raises his son, even though he has a disability. There are changes in the values contained in this movie. The method used in this research is descriptive method. Primary data in this research is contained in the movie "I Am Sam", and secondary data is obtained through literature study of several previous articles that discuss gender issues in films and gender anthropology. The literature study method is a research method carried out by studying written works or literature related to the topic under study. The result of the discussion and analysis is the representation of the image as a father who can nurture and not hesitate to show demonstrating affection to children and family.
Kesetaraan dan Keadilan Gender pada Keluarga Pekerja
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.9608
This paper aims to strengthen the concept of gender equality relations in a married couple who work together, as well as how the division of roles in the family and the pattern of husband and wife partnership in managing their household. This paper uses a functionalist structural approach in analyzing modern family phenomena in the application of gender relations in their households. Through this analysis, it is hoped that it will be able to see the understanding that has been cultivated in society related to the parallels of men and women in the family. The results of writing this article show how to build partnerships between married couples in managing the household. According to the functionalist structural theory, the role and involvement of the husband in domestic life remains relevantly applied in modern society. Gender equality relations in working families can be built by equality and justice between husbands, wives, and children in performing all family functions through the equitable division of roles, both in the domestic and social spaces.