cover
Contact Name
Hayatul Khairul Rahmat
Contact Email
hayatulkhairul@gmail.com
Phone
+6281268928954
Journal Mail Official
manajemen.bencana@idu.ac.id
Editorial Address
Indonesia Defense University Campus, Indonesian Peace and Security Center Region, Sentul, Bogor Regency, West Java Province, Indonesia
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Manajemen Bencana (JMB)
ISSN : -     EISSN : 27164462     DOI : https://doi.org/10.33172/jmb
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) publishes articles of research and conceptual thinking in the field of disaster management but not limited in: Disaster Risk Management; Disaster Risk Psychology; Geographical Information System for Disaster Management; Civil and Military Coordination in Disaster Management; Disaster Mitigation; Disaster Response and Recovery Management; Disaster in National Security Perspective; and Disaster in Defense Science Perspective
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Manajemen Bencana (JMB)" : 6 Documents clear
ANALISIS DIFUSI DAN ADOPSI INOVASI SISTEM INFORMASI DESA DALAM MENDUKUNG KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP ANCAMAN ERUPSI GUNUNG API MERAPI DI KABUPATEN MAGELANG Fachrul Rizky; Rudy Pramono
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Manajemen Bencana (JMB)
Publisher : Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jmb.v6i1.618

Abstract

Data merupakan kebutuhan dasar dalam mendukung penanggulangan bencana, namun buruknya manajemen data serta data yang parsial masih dianggap hal lumrah di beberapa desa. Guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat melalui penguatan basisdata United Nations Development Programme (UNDP) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang melakukan difusi inovasi Sistem Informasi Desa (SID) yang merupakan aplikasi manajemen data dan informasi berbasis website. Metode difusi yang dilakukan ternyata menghasilkan perbedaan tingkat kedalaman adopsi oleh tim pengelola SID di tiap lokasi penelitian, sedangkan Pergub Jateng No 47 tahun 2016 tentang pedoman pengembangan SID, telah mewajibkan SID harus teradopsi secara baik disetiap desa. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang bertujuan menganalisis metode difusi oleh UNDP dan BPBD Kab. Magelang serta medote adopsi yang dilakukan oleh tim pengelola SID. Lokasi penelitian bertempat di Desa Ngargomulyo, Tamanagung, Sumber dan Pucungrejo Kabupaten Magelang. Partisipan dipilih melalui teknik purposive dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, studi dokumen dan materi audio-visual yang kemudian dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa periode intervensi UNDP yang terbatas mengakibatkan difusi SID tidak mencakup seluruh unsur penting dalam metode difusi, namun intervensi lanjutan dari BPBD Kab. Magelang berhasil melengkapi kekurangan tersebut. Kebijakan pemerintah desa serta pengorganisasian tim pengelola merupakan faktor utama pendukung keberhasilan adopsi SID. Pemilihan karakteristik anggota yang sesuai perlu dilakukan bagi desa yang belum berhasil mengadopsi dengan baik. BPBD Kab. Magelang perlu terus mendukung pemanfaatan SID melalui peningkatan kolaborasi dengan instansi terkait lainnya. Pendokumentasian best practice metode difusi perlu dilakukan sebagai acuan bagi desa lain yang akan mengadopsi SID untuk meningkatkan kesiapsiaagaan masyarakatnya.
ANALISIS LAYANAN JAKARTA SIAGA 112 DALAM MENDUKUNG PENANGANAN BENCANA DI DKI JAKARTA Febi Dwi Putri; Fauzi Bahar
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Manajemen Bencana (JMB)
Publisher : Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jmb.v6i1.614

Abstract

Nowadays, non-military threat like a disaster is annually increasing in Indonesia. DKI Jakarta as capital city of Indonesia face multi-hazard risk such as urban flood, earthquake, land slide, urban fire and also social conflict. The high population density increase the vulnerability of DKI Jakarta. To deliver a quick emergency response, DKI Jakarta needs an integrated emergency communication system which is help government to relieve an emergency state immediately. DKI Jakarta on October 2016 has launched Layanan Jakarta Siaga (LJS) 112 as integrated emergency communication system which is can be used by community to inform their emergency needs and to obtain the information from government. This research aimed to analysis management and achievement of LJS 112 in supporting disaster management in DKI Jakarta. This research used qualitative research with study case approach conducted at BPBD DKI Jakarta. Participants was selected through purposive sampling and data was collected through depth interview, document study, and audio-visual material which analyzed using qualitative analysis technique. The result showed that LJS 112 has good management but has not have good organizational planning yet. LJS 112 performance showed by SLA (Service Level Agreement) with target 95% succesfully achieved by LJS 112. LJS 112 has significant function to lead the coordination for all public sector who are involved in LJS 112 system. LJS 112 in supporting disaster management ought to have good organizational planning, created measurable performance indicators and maximize the organization functions as a coordination center in the event of a disaster in Jakarta.
SISTER VILLAGE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ERUPSI GUNUNG MERAPI Arlen Intani; Christine Sri Marnani; Sugimin Pranoto
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Manajemen Bencana (JMB)
Publisher : Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jmb.v6i1.619

Abstract

Indonesia merupakan Negara ring of fire dengan jumlah gunung merapi 127 tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Dalam pengurangan risiko bencana, umumnya pemerintah berfokus pada daerah rawan bencana untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaannya, akan tetapi Kabupaten Magelang memiliki program baru dalam pengurangan risiko bencana dengan cara membuat desa bersaudara (Sister Village), desa yang berada pada wilayah rawan bencana KRB III disaudarakan dengan desa yang lebih aman sebagai desa penyangga. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan menganalisis sister village sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana erupsi gunung merapi. Lokasi penelitian bertempat di Desa Ngargomulyo, Kalibening, Kaliurang dan desa Ngelumut sebagai desa KRB III, serta desa Taman Agung, Adikarto, sucen dan desa Bligo sebagai desa penyangga. Partisipan dipilih melalui teknik purposive dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan materi audio-visual yang kemudian dianalisis dengan teknik kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sister Village dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, dengan cara menerapkan 12 nilai- nilai kesiapsiagaan dalam pengurangan risiko bencana dengan faktor pendukung kearifan lokal, merasakan dampak yang sama dari erupsi gunung merapi serta sumber daya yang memadai. Program ini menekankan kemandirian pada masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki dalam pengurangan risiko bencana. akan tetapi tetap diperlukannya peran pemerintah sebagai monitoring evaluasi, untuk mengawasi pelaksaan Sister village baik dalam komunikasi yang terjalin antara kedua belah pihak desa serta  permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan program tersebut, sehingga mampu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi erupsi gunung merapi.
PERAN KEMENTERIAN PERTAHANAN RI DALAM PENANGGULANGAN BENCANA BUATAN MANUSIA (MAN-MADE DISASTER) Agnes Manuella; I Dewa Ketut Kerta Widana
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Manajemen Bencana (JMB)
Publisher : Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jmb.v6i1.615

Abstract

Bencana buatan manusia pada hakekatnya adalah ancaman terhadap keamanan nasional, yang perlu ditanggulangi bila terjadi serta perlu dikaji untuk dapat diantisipasi dan dicegah. Di dalam upaya penanggulangan bencana buatan manusia, Kementerian dan Lembaga terkait sebagai unsur utama sedang Kementerian Pertahanan RI bertindak sebagai unsur pendukung dan pembuat kebijakan di lingkungannya serta TNI sebagai pelaksana secara teknis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis optimalisasi peran Kementerian Pertahanan RI dalam penanggulangan bencana buatan manusia di Indonesia. Teknis Analisis  yang digunakan adalah Teknis Analisis Kualitatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi, serta gabungan (triangulasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perannya di bidang kebijakan, Kementerian Pertahanan RI belum membuat kebijakan yang mengatur upaya penanggulangan bencana buatan manusia di lingkungan Kemhan dan TNI, sehingga perlu dilakukan optimalisasi atas perannya. Agar peran Kementerian Pertahanan RI dapat lebih optimal dalam penanggulangan bencana buatan manusia, maka  Kementerian Pertahanan RI perlu menentukan sasaran yang ingin dicapai, subjek dan objek, sarana dan prasarana serta metode yang tepat; dan melaksanakan upaya berupa kegiatan-kegiatan yang bermuara kepada pembuatan kebijakan. Dalam optimalisasi peran Kementerian Pertahanan RI, peneliti menyarankan agar Kementerian Pertahanan RI merumuskan Permenhan Tentang Penanggulangan Bencana Buatan Manusia di Lingkungan Kemhan dan TNI serta mengusulkan pembuatan Perpres Tentang Upaya Penanggulangan Bencana Buatan Manusia, bila diperlukan kebijakan yang lebih besar lagi yang dapat mengatur keterlibatan Kementerian dan Lembaga yang lain sesuai tupoksi masing-masing.
KEPEMIMPINAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERIODE 2013-2018 DALAM PENANGANAN KRISIS TANGGAP DARURAT BENCANA TANAH LONGSOR DI KABUPATEN BANJARNEGARA DAN KABUPATEN PURWOREJO S Sutikno; Tatan Kustana
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Manajemen Bencana (JMB)
Publisher : Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jmb.v6i1.616

Abstract

Provinsi Jawa Tengah terdiri dari 29 Kabupaten dan 6 Kota,  memiliki tingkat risiko bencana tinggi 26 kabuptaen/Kota dan tingkat risiko bencana sedang 9 Kabupten/Kota. Selama kurun waktu 20 Oktober 2013 sampai dengan 18 Februari 2018 berdasarkan Data Indeks Bencana Indonesia (DIBI) yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Pananggulangan Bencana (BNPB), bencana alam yang telah terjadi di Jawa Tengah sebanyak 3.407 kejadian, korban meninggal 612 orang, hilang 28 orang, luka-luka 1.092 orang, dan mengungsi 22.144.362 orang.  Penanganan bencana yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dinilai oleh BNPB berhasil, dan diberikan penghargaan Adi Tangguh pada tahun 2015. Penulisan tesis ini bertujuan untuk menganalisis Kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah Periode 2013-2018 dalam penanganan krisis tanggap darurat bencana di jawa tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif menggunakan studi kasus di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Purworejo pada kejadian bencana tanah longsor.  Data-data penelitian diperoleh melalui studi pustaka, observasi lapangan dan wawancara. Dalam proses analisis data penelitian menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Hubberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan gaya Kepemimpinan Ganjar Pranowo dalam penanganan krisis tanggap darurat bencana merupakan tipe kepemimpinan partisipatif situasional transformsional, sesuai dengan teori kepemimpinan situsional/kontigensi dari Fiedler dan teori kepemimpinan transformasional dari Noel M. Tichy dan Mary Anne Devana. Ditemukan juga faktor penghambat dan pendukung dalam penanganan krisis tanggap darurat bencana di Jawa Tengah. Faktor penghambat seperti, tingkat pengetahuan masyarakat terkait kebencanaan masih kurang dan pencairan anggaran belanja tak terduga APBD untuk kebencanaan lambat.  Faktor pendukung seperti, sikap gotong royong masyarakat Jawa Tengah masih tinggi, pemanfaatan teknologi informasi seperti WA, Twitter, Line dalam menerima dan mengirimkan laporan kebencanaan kepada instansi terkait, bantuan dana dan pendampingan dari BNPB, jaringan kerja sama yang kuat antar BPBD dan instansi Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
ANALISIS KESIAPSIAGAAN DAN KAPASITAS FUNGSIONAL RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU DALAM PENANGGULANGAN BENCANA GEMPA BUMI Sari Mardatillah; I Dewa Ketut Kerta Widana
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Manajemen Bencana (JMB)
Publisher : Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jmb.v6i1.617

Abstract

Bengkulu merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berada di wilayah pantai barat Pulau Sumatera yang rawan bencana gempa bumi. Gempa bumi dapat menghancurkan bangunan-bangunan dalam sekejap, melukai bahkan menyebabkan korban jiwa. Penanggulangan bencana memerlukan dukungan dari berbagai pihak, salah satunya adalah rumah sakit. Rumah sakit memiliki peran penting untuk menyelamatkan nyawa, memberikan perawatan, dan membantu pemulihan masyarakat. RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu sebagai rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi Bengkulu perlu meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas fungsional rumah sakit dalam rangka penanggulangan bencana. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapsiagaan dan kapasitas fungsional RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dalam penanggulangan bencana gempa bumi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Validasi data dilakukan dengan metode triangulasi dan  selanjutnya data dianalisis dengan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesiapsiagaan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dalam penanggulangan bencana gempa bumi sudah cukup baik (63,3%), sementara untuk kapasitas fungsional, rumah sakit dikategorikan dalam klasifikasi A dengan skor 0,66 berdasarkan standar Hospital Safety Index WHO. Ini berarti rumah sakit akan dapat berfungsi dalam keadaan darurat dan bencana. Dengan demikian disarankan agar rumah sakit melanjutkan langkah-langkah mengembangkan komponen-komponen kapasitas fungsional guna meningkatkan level keselamatan jika terjadi keadaan darurat dan bencana.

Page 1 of 1 | Total Record : 6