cover
Contact Name
Rusmin Abdul Rauf
Contact Email
tahdis@uin-alauddin.ac.id
Phone
+6282344228117
Journal Mail Official
tahdis@uin-alauddin.ac.id
Editorial Address
Jl. H. M. Yasin Limpo No. 36 Romangpolong, Gowa, Sulawesi Selatan Kampus II Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis
ISSN : 20867891     EISSN : 27162109     DOI : 10.24252/tahdis
Tahdis : Jurnal Kajian Ilmu Hadis adalah jurnal Prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Alauddin Makassar yang berisi artikel ilmiah dan hasil penelitian berkaitan tentang Hadis dan Ilmu Hadis.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 2 (2017)" : 6 Documents clear
KODIFIKASI HADIS SEJAK MASA AWAL ISLAM HINGGA TERBITNYA KITAB AL-MUWATTHA’ Yusran Yusran
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 8 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (896.137 KB) | DOI: 10.24252/tahdis.v8i2.7227

Abstract

Fenomena Nikah siri kembali mencuat diawali dengan gugatan Machica Mukhtar yang menuntut hak atas anaknya (Muh. Iqbal Ramadan yang merupakan hasil dari nikah sirinya dengan Moerdiono). Lalu pada awal tahun 2015 nikah siri online  marak dan menjadi sorotan publik, tokoh agama dan nasional. Respons yang begitu tinggi terhadap nikah siri online membuat model pernikahan ini langsung dapat diredam. Berbeda halnya dengan nikah siri yang selama ini telah lama dipraktekkan oleh masyarakat muslim di Indonesia dan tak kunjung mendapatkan solusi. Hal tersebut disebabkan oleh dualisme hukum perkawinan antara hukum negara dan hukum agama, di mana secara agama pernikahan tetap dianggap sah sekalipun tidak tercatat, di mana tindakan tersebut oleh hukum negara dianggap illegal. Hadis Nabi mengenai perintah mengumumkan pernikahan dalam pandangan penulis dapat dianalogikan sebagai kontrol sosial di masa Rasulullah saw. Karena perkawinan merupakan institusi sosial yang menjadi puncak ekspresi manusia dalam berkehidupan. Oleh sebab itu di masa sekarang ini yang dibatasi oleh hukum negara maka perintah mengumumkan pernikahan sebagai kontrol sosial di masa Rasulullah saw, dapat berubah menjadi kontrol politik dari negara sebagai pemilik kewenangan secara teritorial bagi setiap warganya. Implementasi dari analogi tersebut dapat dilihat dalam bentuk adanya kewajiban pencatatan bagi setiap peristiwa perkawinan. Status hukum pencatatan kemudian menjadi embrio munculnya nikah siri yang menimbulkan mudarat di kalangan masyarakat terutama bagi perempuan dan anak.
PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN SANTRI PON-PES IMMIM TERHADAP MUKHTAR AL-AHADIS Lukman Basri
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 8 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.94 KB) | DOI: 10.24252/tahdis.v8i2.7228

Abstract

Hari ini pemikiran umat dan masyarakat “teracuni” dengan berbagai macam “gempuran” pemikiran yang seakan menggiring kepada perpecahan dan sikap intoleran. Oleh karena itu, perlu mencari asal muasal pemikiran intoleran tersebut yang banyak dipaparkan oleh “agamawan”. Adapun para agamawan di Indonesia mayoritas lahir dari tempaan pondok pesantren baik dalam maupun luar negeri. Sulawesi-Selatan memiliki satu Pondok-Pesantren yang mengusung motto “bersatu dalam akidah, toleran dalam khilafiyah dan furu’iyah. Adapun pemahaman santri IMMIM ialah tekstualis karena belum mempelajari hadis secara khusus dan mendalam, sekalipun demikian nialai-nilai pemikiran yang ditanamkan oleh pendiri, para pimpinan dan seluruh stekholder adalah sikap toleransi dalam menyikapi keberagaman yang bentuknya khilafiyah dan furu’iyah. 
WAWASAN HADIS TENTANG SILATURAHMI Andi Darussalam
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 8 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (901.834 KB) | DOI: 10.24252/tahdis.v8i2.7222

Abstract

Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini, mereka harus berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial yang merupakan hubungan sosial dalam suatu masyarakat mendapat perhatian dalam ajaran Islam. Interaksi sosial tersebut dalam Islam dikenal dengan istilah silaturrahmi. Salah satu sumber ajaran Islam adalah hadis, yang merupakan perkataan, perbuatan, taqrir, dan hal ihwal Rasululllah saw. Melalui metode analisis kualitatif dengan pendekatan ilmu hadis tulisan ini membuktikan bahwa silaturrahmi merupakan interaksi sosial yang mempunyai banyak manfaat bagi manusia demi untuk mewujudkan kebahagian di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu Rasulullah Saw. sangat menekankan pentingnya silaturrahmi dan larangan memutuskannya.
"Dirasat fi al-Hadits al-Nabawiy wa Tarikh Tadwinih": Analisis Terhadap Pemikiran Hadis Muhammad Mushthafa al-Azamy Sitti Syakirah Abu Nawas
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 8 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.999 KB) | DOI: 10.24252/tahdis.v8i2.7229

Abstract

Pemikiran Orientalis tentang otentisitas hadis, diakui atau tidak, mempengaruhi pandangan sejumlah pemikir Muslim tentang hadis Nabi. Hal ini tentu mengandaikan adanya kemungkinan banyak hadis yang otentitasnya perlu dipertanyakan, diragukan, atau bahkan ditolak sama sekali.Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pemikiran Azamy dalam menanggapi pemikiran orientalis tersebut dalam bukunya Dirasat fi al-Hadits al-Nabawiy wa Tarikh Tadwinih. Bagaimana metode penulisannya, serta bagaimana historisitas sistem isnad dan otentisitas hadis. Berdasarkan penelusuran penulis, karya Azamy tersebut dilatari oleh keinginannya membantah pandangan sejumlah pemikir, khususnya para sarjana Barat (orientalis), yang menilai bahwa keberadaan hadis tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Hadis merupakan sesuatu yang a-historis. Di sisi lain, karya tersebut juga dimaksudkan sebagai suatu usaha penting untuk membuktikan otentisitas hadis. Dalam penyajian materi, Azamiy menyusunnya dengan sistematis. Uraiannya terdiri dari dua juz, delapan bab, dan enam fashl. Dalam karyanya ini, Azami menunjukkan berbagai kekeliruan yang dilakukan oleh orientalis dalam melihat historisitas sistem isnad dan otentisitas hadis.
MENUJU FIKIH GENDER: ANALISIS HADIS TENTANG PERINTAH MENGUMUMKAN PERNIKAHAN Aisyah Arsyad
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 8 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1134.72 KB) | DOI: 10.24252/tahdis.v8i2.7223

Abstract

Fenomena Nikah siri kembali mencuat diawali dengan gugatan Machica Mukhtar yang menuntut hak atas anaknya (Muh. Iqbal Ramadan yang merupakan hasil dari nikah sirinya dengan Moerdiono). Lalu pada awal tahun 2015 nikah siri online  marak dan menjadi sorotan publik, tokoh agama dan nasional. Respons yang begitu tinggi terhadap nikah siri online membuat model pernikahan ini langsung dapat diredam. Berbeda halnya dengan nikah siri yang selama ini telah lama dipraktekkan oleh masyarakat muslim di Indonesia dan tak kunjung mendapatkan solusi. Hal tersebut disebabkan oleh dualisme hukum perkawinan antara hukum negara dan hukum agama, di mana secara agama pernikahan tetap dianggap sah sekalipun tidak tercatat, di mana tindakan tersebut oleh hukum negara dianggap illegal. Hadis Nabi mengenai perintah mengumumkan pernikahan dalam pandangan penulis dapat dianalogikan sebagai kontrol sosial di masa Rasulullah saw. Karena perkawinan merupakan institusi sosial yang menjadi puncak ekspresi manusia dalam berkehidupan. Oleh sebab itu di masa sekarang ini yang dibatasi oleh hukum negara maka perintah mengumumkan pernikahan sebagai kontrol sosial di masa Rasulullah saw, dapat berubah menjadi kontrol politik dari negara sebagai pemilik kewenangan secara teritorial bagi setiap warganya. Implementasi dari analogi tersebut dapat dilihat dalam bentuk adanya kewajiban pencatatan bagi setiap peristiwa perkawinan. Status hukum pencatatan kemudian menjadi embrio munculnya nikah siri yang menimbulkan mudarat di kalangan masyarakat terutama bagi perempuan dan anak.
TEORI KLASIFIKASI KITAB HADIS Muhammad Ali
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 8 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.807 KB) | DOI: 10.24252/tahdis.v8i2.7226

Abstract

Para Muhadditsin telah menulis berbagai jenis kitab hadis dalam berbagai bidang bahasannya. Hal ini merupakan suatu khazanah ilmu hadis yang dapat menjawab semua masalah yang dijumpai oleh para ulama dan peneliti berbagai kitab. Terdapat teori atau metode yang yang dilakukan oleh para ulama dalam mengklasifikasikan kitab hadis, seperti Manna’ al-Qattan, Ajjaj al-Khatibi, M. Syhudi Ismail, dan Imam al-Nawawiy.

Page 1 of 1 | Total Record : 6