cover
Contact Name
Elsi Dwi Hapsari
Contact Email
elsidhapsari2@gmail.com
Phone
+6287839259788
Journal Mail Official
elsidhapsari2@gmail.com
Editorial Address
Sekretariat DPP PPNI Graha PPNI Jl. Lenteng Agung Raya No 64, Kec. Jagakarsa, RT 006 RW O8, Jakarta Selatan
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)
ISSN : 25031376     EISSN : 25498576     DOI : http://dx.doi.org/10.32419/jppni.v4i3
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) merupakan jurnal resmi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia ini merupakan jurnal dengan peer-review yang diterbitkan secara berkala setiap 4 bulan sekali (April, Agustus, Desember), berfokus pada pengembangan keperawatan di Indonesia. Tujuan diterbitkan JPPNI adalah untuk mewujudkan keperawatan sebagai suatu profesi yang ditandai oleh kegiatan ilmiah yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan oleh perawat di Indonesia, dikomunikasikan melalui media jurnal yang dikelola oleh organisasi profesi, dan didistribusikan ke kalangan perawat, pemangku kepentingan, dan masyarakat.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2018)" : 7 Documents clear
HUBUNGAN PEER AND PARENT ATTACHMENT DENGAN GANGGUAN PERILAKU MAKAN PADA REMAJA SMA Maria Yuliana; Mustikasari -
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.829 KB) | DOI: 10.32419/jppni.v3i2.105

Abstract

ABSTRAKRemaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik serta psikologis yang pesat. Hal ini membuat remaja rentan mengalami masalah kesehatan, salah satunya gangguan perilaku makan. Salah satu faktor yang memengaruhi yaitu peer attachment dan parent attachment. Tujuan penelitian: untuk mengetahui adanya hubungan peer dan parent attachment dengan gangguan perilaku makan pada remaja SMA. Metode: Penelitian menggunakan desain cross sectional kepada 65 responden yang diambil berdasarkan purposive sampling. Kriteria responden penelitian yaitu remaja usia 15-17 tahun dan mengalami gangguan perilaku makan. Gangguan perilaku makan diidentifikasi menggunakan alat ukur The Eating Attitudes Test-26 (EAT-26), sedangkan attachment diukur dengan The Inventory of Peer and Parent Attachment (IPPA) yang valid dan reliabel. Penelitian ini telah dinyatakan lolos kaji etik oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Hasil: penelitian menunjukkan ada hubungan peer attachment dengan gangguan perilaku makan (p=0,000; r=0,459), dan ada hubungan parent attachment dengan gangguan perilaku makan (p=0,020; r=0,288). Kesimpulan: Rekomendasi adalah sekolah dapat memaksimalkan upaya membangun perilaku hidup sehat dengan mengadakan penyuluhan secara berkala berkaitan dengan berat badan ideal, perilaku makan yang baik, dan gizi seimbangKata Kunci: gangguan perilaku makan, parent attachment, peer attachment, remajaCORRELATION BETWEEN PEER AND PARENT ATTACHMENT WITH DISORDERED EATING BEHAVIORS IN HIGH SCHOOL ADOLESCENTSABSTRACTObjective: This study is aimed to determine the correlation between peer and parent attachment with disordered eating behaviors in high school adolescents. Methods: Its design was cross-sectional with samples and selected through purposive sampling technique.The Criteria of respondents were adolescent aged 15-17 years and experienced disodered eating behaviors. Disordered eating behaviors were identified using the The Eating Attitudes Test-26 (EAT-26), while attachments were measured by The Inventory of Peer and Parent Attachment (IPPA). Both of them are valid and reliable. This research has been declared escaped ethical review by Research Ethics Committee Faculty of Nursing University of Indonesia. Data was analyzed with pearson correlation test. Results: The results showed there were a correlation between peer attachment and disordered eating behaviors (p=0,000; r=0,459). Also, there were a correlation between parent attachment and disordered eating behaviors (p=0,020; r=0,288). Disscussion: Recommendation is schools can maximize efforts to build healthy lifestyles by conducting periodic counseling related to ideal body weight, good eating behavior, and balanced nutrition.Keywords: adolescent, disordered eating behaviors, parent attachment, parent attachment
Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Balita ISPA Rizky Gumilang Pahlawan; Budi Rustandi; Lisbet Octovia Manalu
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.242 KB) | DOI: 10.32419/jppni.v3i2.106

Abstract

ABSTRAKTujuan Penelitian: mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam perawatan balita ISPA. Metode: quasy experimental dengan pendekatan non equivalent control group. Penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah responden sebanyak 45 ibu yang mempunyai balita ISPA, dibagi menjadi kelompok perlakuan dan kontrol. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dengan 25 item pertanyaan yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pada kelompok perlakuan dilakukan pendidikan kesehatan dengan cara metode seminar, diskusi dan tanya jawab serta memberikan leaflet sedangkan pada kelompok kontrol tidak dilakukan pendidikan kesehatan. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2015. Tehnik analisis data menggunakan uji statistic marginal homogeneity. Hasil: Rentang umur responden adalah 27-35 tahun. Mayoritas tingkat pengetahuan ibu pada saat pretest masuk dalam kategori kurang, yaitu (74%) pada kelompok perlakuan dan (86,4%) kelompok kontrol dengan p value 0,05. Tingkat pengetahuan pada saat post test didapatkan hasil yang berbeda yaitu 82,5% kategori baik pada kelompok perlakuan dan 91,1% kategori kurang pada kelompok kontrol dengan p value 0,05. Tingkat pengetahuan responden pada penelitian ini menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan ibu dengan nilai p value 0,01. Kesimpulan: Terdapat pengaruh antara pendidikan kesehatan dengan tingkat pengetahuan ibu balita ISPA. Dengan demikian, hasil penelitian ini penting sebagai bahan telaah bagi petugas puskesmas ataupun pelayanan kesehatan dalam upaya mencegah terjadinya ISPA.Kata kunci: balita, Infeksi saluran Pernapasan akut, pendidikan kesehatan, pengetahuanEFFECT OF HEALTH EDUCATION ON KNOWLEDGE LEVELS IN MOTHERS OF UNDER-FIVE CHILDREN WITH ARIABSTRACTObjective: To identify the effect of health education about acute respiratory infections (ARI) on the levels of knowledge in mothers of under-five children with ARI. Methods: This study is quasi-experimental with nonequivalent control group approach. Samples were taken using simple random sampling technique with a sample size of 45 mothers who had under- five children with ARI, whom were divided into treatment and control groups. Data were collected using a questionnaire with 25 items of questions of which validity and reliability had been tested. Health education was given to the treatment group through seminar, discussion, question and answer as well as leaflets, but not given to the control group. Data were collected from May to August 2015. Data were analyzed using a statistical test of marginal homogeneity. Results: The age range of respondents was 27-35 years. The majority of mothers’ level of knowledge at the time ofpretest was poor, which was (74%) in the treatment group and (86.4%) in the control group with p value of > 0.05. The level of knowledge at the time of the posttest indicated different results, that 82.5% belonged to good category in the treatment group and 91.1% belonged to poor category in the control group with p value of <0.05. The respondents’ level of knowledge in this study showed a significant effect of education health on mother’s level of knowledge with p value of <0.01. Conclusion:There is an effect of health education on levels of knowledge in mothers of under-five children with AR1. Therefore, the results of this study are important as a study material for public health center or health services staff in order to prevent the incidence of ARI.Keywords: under-five children, acute respiratory infections, health education, knowledge
Self-effiacy Ibu dalam Memberikan ASI Eksklusif di Institusi Pendidikan Kesehatan Yogyakarta Hesti Widuri; Wiwin Lismidiati; Sumarni DW
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.738 KB) | DOI: 10.32419/jppni.v3i2.102

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Self efficacy ibu menyusui merupakan salah satu kunci keberhasilan pemberian ASI. Banyaknya tempat kerja yang dirasakan oleh ibu bekerja belum menyediakan ruang laktasi dan fasilitas serta kebijakan untuk ibu bekerja yang menyusui Institusi Pendidikan Kesehatan di wilayah Kotamadya Yogyakarta. Kemungkinan kendala lainnya adalah jauhnya jarak tempat kerja dan waktu cuti bagi ibu bekerja. Tujuan: Mengekplorasi self-efficacy menyusui pada ibu bekerja. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan yang bekerj a di Institusi Kesehatan di Wilayah Kotamadya Yogyakarta. Jumlah sample sebanyak 6 informan inti dan 1 informan pendukung, dengan tehnik purposive sampling. Instrument dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, alat perekam, alat tulis, pedoman wawancara mendalam, dan lembar observasi, dengan waktu wawancara dilakukan selama 25-30 menit, yang dilaksanakan antara bulan Oktober- November 2016. Data dianalisis dengan tahapan teori . Hasil: Ditemukan lima tema yaitu adanya harapan dan motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif, perlunya persiapan & ketrampilan yang dimiliki ibu, kesulitan fisik yang dialami ibu, beban psikologis yang dialami ibu, keterbatasan waktu & fasilitas yang dirasakan ibu bekerja dalam memberikan ASI eksklusif. Kesimpulan: Ibu bekerja dalam memberikan ASI eksklusif, mengalami hal-hal yang menyenangkan dan hal-hal yang kurang menyenangkan. Hal menyenangkan yang mereka rasakan adalah adanya harapan, motivasi, memiliki persiapan, dan ketrampilan. Sedangkan hal-hal yang kurang menyenangkan adalah adanya masalah fisik, kondisi psikologis, minimalnya support sistem, kurangnya fasilitas, dan keterbatasan waktu bersama bayinya.Kata Kunci: Self-Efficacy, ibu bekerja, ASI eksklusifMother’s Self-Efficacy in Exclusive Breastfeeding at Health Education Institution in Yogyakarta ABSTRACTBackground: Self efficacy of breastfeeding mothers is one of the keys to the success of breastfeeding. Working mothers still thinks that many workplaces do not provide lactation rooms and facilities as well as policies for working mothers who breastfeed at the Health Education Institutions in Yogyakarta Municipality. Another possible obstacle is distance of workplace and leave time for working mothers. Objective: To explore self-efficacy of breastfeeding in working mothers. Methods: The research is qualitative with phenomenological approach. The population was mothers who had children aged 0-6 months who worked at the Health Institutions in Yogyakarta Municipality. The number of samples was 6 key informants and 1 supporting informant, whom were taken using with purposive sampling. The instruments of the research included researcher, recording devices, stationery, in-depth interview guidelines, and observation sheets, with the interview duration of25-30 minutes, which was held between October-November 2016. Data were analyzed using Creswell’s theory of stages. Results: Five themes were found, namely expectation and motivation of mothers in exclusive breastfeeding, need for preparation and skills possessed by mothers, physical difficulties experienced by mothers, psychological burden experienced by mothers, limited time andfacilities felt by mothers working in exclusive breastfeeding. Conclusion: Working mothers in exclusive breastfeeding had both pleasant and unpleasant experiences. The pleasant experiences include hope, motivation, preparation, and skills. Meanwhile, unpleasant experiences include physical problems, psychological conditions, minimum system support, lack of facilities, and limited time with the baby.Keywords: Self-Efficacy, working mothers, exclusive breastfeeding
PENGETAHUAN DAN STIGMA PERAWAT TERKAIT ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Sandy Dwi Aryanto; Ibrahim Rahmat; Anita Kustanti
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.683 KB) | DOI: 10.32419/jppni.v3i2.107

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Stigma merupakan masalah yang dihadapi orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Dampak buruk terjadinya stigma adalah sulitnya memutuskan rantai penularan HIV/AIDS. Stigma dapat terjadi dimana saja, salah satunya didalam pelayanan kesehatan dan pelaku stigma adalah perawat. Perawat merupakan bagian garis depan dalam melakukan perawatan yang seharusnya tidak melakukan sikap negatif seperti stigma. Sikap stigma yang dilakukan oleh perawat disebabkan karena adanya ketakutan dan adanya kesalahan presepsi tetang penularan atau pencegahan HIV/AIDS. Faktor yang menyebabkan hal tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan stigma perawat terkait ODHA di salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Subjek pada penelitian ini adalah perawat yang bekerja di bangsal yang kemungkinan menangani pasien ODHA di salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta dengan jumlah 63 orang. Data diambil dari bulan Desember 2016-Februari 2017. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dengan kuesioner HIV-KQ-18 untuk mengukur tingkat pengetahuan dan kuesioner SHASS untuk mengukur sikap stigma. Pada kuesioner HIV-KQ-18 dilakukan uji kerterbacaan. Kuesioner SHASS telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada penelitian sebelumnya. Analisis menggunakan uji korelasi Spearman rank. Hasil: Sebanyak 40 (63.5%) responden mempunyai pengetahuan cukup dan sebanyak 50 (79.4%) responden mempunyai stigma tinggi. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan stigma perawat terkait ODHA di salah satu RS swasta di Yogyakarta. Kesimpulan: Pengetahuan perawat tentang ODHA masih perlu ditingkatkan. Perlu dilakukan usaha terkait masih tingginya stigma perawat tentang ODHA, misalnya bagi institusi pendidikan dapat menambahkan kurikulum stigma perawat terkait ODHA, melakukan kuliah atau workshop dengan ahli, ODHA, Dinas Kesehatan, dan pelayanan kesehatan, dan pelatihan tentang HIV/AIDS.Kata kunci: ODHA, pengetahuan, stigma perawatKNOWLEDGE WITH NURSE’S STIGMA RELATED PLWHA ABSTRACTBackground: Stigma is a problem faced by people living with HIV/AIDS (PLWHA). The adverse effect of stigma is difficulty in conducting prevention for HIV/ADIS transmission. Stigma could be occur in everywhere, including health facilities with the actor are nurses. Nurse as a leading care provider should not giving stigma. Stigma produced by nurse are a result of scares and misperception regard HIV/AIDS transmission and prevention. These factors are affected by knowledge. Objective: To understand the correlation between knowledge with nurse’s stigma related PLWHA in the one of private hospital in Yogyakarta. Method: This was a quantitative research with cross sectional design. Subject on this research was 63 nurses whose working in the ward to handle care for PLWHA patients in a one of the private hospital in Yogyakarta. Data collected from December 2016 unitl February 2017. Instruments on this research was HIV-KQ-18 designed to measure the knowledge level and SHASS questionnaire to measure the stigma. The HIV-KQ-18 questionnaire was not tested for validity and reliability testing, only a reading test was conducted. The SHASS questionnaire has been tested for validity and reliability testing by previous researchers. Data analyzed with spearman rank correlation. Result: 40 respondents (63,5%) have enough knowledge and 50 respondents (79,4%) in a high stigma. There was no significant correlation between knowledge with nurse’s stigma related PLWHA in a one of the private hospital in Yogyakarta. Conclusion: Nurses knowledge about PLWHA still needs to be improved. Efforts need to be made regarding the high stigma of nurses about PLWHA, for example for educational institutions can add a stigma curriculum for nurses related to PLWHA, conduct lectures or workshops with experts, PLWHA, Health Services, and health services, and training about HIV/AIDS.Keyword: knowledge, nurses stigma, PLWHA
Faktor yang Berhubungan dengan Ruam Popok pada Bayi Baru Lahir Anik Rustiyaningsih1; Yeni Rustina; Tuti Nuraini
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.786 KB) | DOI: 10.32419/jppni.v3i2.103

Abstract

ABSTRAKTujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ruam popok pada bayi baru lahir di ruang perinatal sebuah rumah sakit rujukan di Jakarta, Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan metode survey. Sampel (n=95) dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Kejadian ruam popok diobservasi menggunakan instrumen DDSIS (Diaper Dermatitis Severity Index Score). Instrumen dijamin validitas isinya dengan konsultasi ahli. Uji validitas konstruk dengan statistik korelasi Pearson Product Moment. Nilai korelasi antar item tiap sub skala DDSIS yaitu eritema/kemerahan (r=0,767), papula/pustula (r=0,733) dan erosi (r=0,711) lebih besar dari r tabel (r=0,2017). Uji reliabilitas didapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,77. Nilai Kappa untuk uji inter-rater reliability oleh dua orang observer yaitu 0,95. Analisis multivariat yang digunakan adalah regresi logistik ganda. Hasil: Ada dua faktor yang berhubungan dengan kejadian ruam popok yaitu infeksi mikroorganisme (p-value=0,015; OR=7,6) dan lama hari rawat (p-value=0,012; OR=3,9). Faktor yang paling dominan adalah infeksi mikroorganisme. Diskusi: Bayi baru lahir dengan diagnosis penyakit infeksi dan dirawat delapan hari atau lebih memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap kejadian ruam popok. Kesimpulan: Hasil penelitian ini mengindikasikan perlunya evaluasi kembali pelaksanaan Universal Standard Precaution di rumah sakit.Kata kunci: ruam popok, DDSIS (Diaper Dermatitis Severity Index Score), bayi baru lahir, rumah sakit, faktor risikoFACTORS ASSOCIATED WITH NEWBORNS’ DIAPER RASH ABSTRACTObjective: The purpose of this study was to determine factors associated with newborns ’ diaper rash in a referral hospital in Jakarta, Indonesia. Method: This study used a cross-sectional design survey. The samples (n=95) were selected using consecutive sampling technique. The prevalence of diaper rash was observed using a DDSIS (Diaper Dermatitis Severity Index Score). The content validity of the instrument was tested using expert judgment. The construct validity values of DDSIS subscales were: erythema/redness (r=0.767), papules/pustules (r=0.733) and erosion (r=0.7ll). All the values were greater than r table (r=0.20l7). The reliability was showed by Cronbach’s Alpha value (a=0.77). Kappa value for inter-rater reliability test by two observers was 0.95. The multivariate analysis was conducted using multiple logistic regression. Results: There are two factors related to newborns ’ diaper rash. These factors are microorganism infection (p-value=0.0l5; OR=7.6) and length of stay (p-value=0.0l2; OR=3.9). The most dominant factor is microorganism infection. Discussion: Newborns diagnosed with an infectious disease and hospitalized eight days or more have a higher riskfor diaper rash. Conclusion: The results of this study indicate the need to re-evaluate the implementation of Universal Standard Precaution in hospital.Keywords: diaper rash, DDSIS (Diaper Dermatitis Severity Index Score), newborns, hospitals, risk factors.
PERSEPSI MAHASISWA KEPERAWATAN TENTANG PASIEN STANDAR OSCE DI INSTITUSI PENDIDIKAN DI YOGYAKARTA Sunika Eka Puspasuci; Totok Harjanto
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.241 KB) | DOI: 10.32419/jppni.v3i2.104

Abstract

ABSTRAKObjective Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan salah satu metode evaluasi keterampilan klinik mahasiswa keperawatan. OSCE juga digunakan dalam blok 4.5 CCNS (Comprehensive Clinical Nursing Skills) yang bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa memasuki tahap pembelajaran klinik. Pembentukan OSCE sebagai metode penilaian membutuhkan beberapa persiapan diantaranya mempersiapkan pasien standar. Pasien standar berperan sebagai pasien OSCE. Penggunaan pasien standar dalam OSCE sangat diperlukan agar mahasiswa terbiasa untuk berinteraksi dengan pasien sesungguhnya di klinik. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi dan pengalaman mahasiswa tentang penggunaan pasien standar Objective Structured Clinical Examination blok 4.5 tahun ajaran 2014/2015 di Program Studi Ilmu Keperawatan FKKMK UGM. Metode: Penelitian ini dirancang menggunakan desain kualitatif deskriptif eksploratif. Dua belas mahasiswa pendidikan profesi Program Studi Ilmu Keperawatan FKKMK UGM periode September 2015-Oktober 2016 yang telah mengikuti blok 4.5 CCNS diwawancara tentang pengalaman mereka saat berinteraksi dengan pasien standar. Teknik wawancara mendalam menggunakan semi terstruktur sehingga pewawancara dapat mengembangkan pertanyaan. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik content analysis. Hasil: Terdapat tiga tema utama yang menggambarkan persepsi dan pengalaman mahasiswa tentang penggunaan pasien standar yaitu 1) persepsi mahasiswa tentang penggunaan pasien standar dengan dua kategori: pemahaman tentang peran pasien standar dan tipe pasien standar; 2) pengalaman berinteraksi dengan pasien standar: pengalaman yang bermanfaat, realistik dan kurang realistik; 3) Kinerja pasien standar digambarkan dengan penampilan dan respon pasien standar saat ujian OSCE. Kesimpulan: Penggunaan pasien standar saat OSCE blok 4.5 di PSIK FKKMK UGM membantu mahasiswa dalam menggambarkan kondisi klinik sebenarnya.Kata kunci: Mahasiswa keperawatan, OSCE, pasien standar, pembelajaran klinik, sarjana keperawatanPERCEPTION OF NURSING STUDENTS ON STANDARDIZED PATIENTS IN OSCE AT EDUCATIONAL INSTITUTION IN YOGYAKARTAABSTRACTObjective Structured Clinical Examination (OSCE) is one evaluation method to measure nursing students ’ clinical skills. OSCE also utilized in block 4.5 CCNS (Comprehensive Clinical Nursing Skills) in purpose to prepare student before following clinical rotation nursing education. OSCE as an assessment method requires some arrangements, including preparation of a standardized patients. Standardized OSCE patients necessary to accustom student’s interaction with real patients at the clinical setting. Objective: This study aimed to explore students ’perceptions and experiences during OSCE block 4.5 using standardized patients in the 2014/2015 academic year at School of Nursing Faculty of Medicine Public Health and Nursing Universitas Gadjah Mada. Methods: This study designed in an exploratory descriptive qualitative research. Twelve undergraduate clinical rotation nursing students of School of Nursing Faculty of Medicine Public Health and Nursing period September 2015 until October 2016 who has been passing through block 4.5 CCNS interviewed about their experience during interaction with standardized patient. An in-depth semi-structured interview used to explore students ’perception. Data were analyzed using content analysis technique. Results: Three main themes reflected students ’ perceptions and experiences identified during their interaction with standardized patients. The themes are 1) Students’ perception on the use of standardized patient consists of two main categories: the understanding of standardized patient roles and standardized patient types; 2) Students ’ interaction experience with the standardized patients: supportive, realistic and unrealistic experience; 3) Standardized patients ’performance measured on the patients ’ appearance and responses during block 4.5 of OSCE. Conclusion: Use of standardized patient during OSCE block 4.5 at School of Nursing Faculty of Medicine Public Health and Nursing UGM help students to describe real clinical situations.Keywords: clinical rotation nursing education, OSCE, undergraduate nursing students, standardized patient.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PERAWATAN BALITA ISPA DI WILAYAH PUSKESMAS CIBIRU KOTA BANDUNG rizky gumilang pahlawan
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32419/jppni.v3i2.59

Abstract

Rizky Gumilang Pahlawan1, Lisbet Octovia Manalu2, Budi Rustandi31,2,3 Program Studi Keperawatan STIKes Rajawali BandungEmail korespondensi : rizkygumilang5@gmail.com ABSTRAKInfeksi saluran pernafasan (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang serius yang dapat menjadi penyebab utama morbiditas dan moralitas penyakit menular di dunia.  Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kejadian ISPA adalah pengetahuan yang kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang infeksi saluran pernapasan (ISPA) terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam perawatan balita ISPA.Penelitian quasy eksperimental dengan pendekatan non equivalent control group. Sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling dengan jumlah 45 responden. Pengetahuan ibu di ukur menggunakan kuisioner dengan 25 item pertanyaan yang sudah di uji validitas dan relibialitas. Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Cibiru RW 08 dan RW 05 kelurahan Pasirbiru Kecamatan Cibiru Kota Bandung pada bulan Agustus 2015.Hasil penelitian menunjukan adanya perubahan pengetahuan ibu yang penegtahuannya kurang sebelum di berikan pendidikan kesehatan sebanyak 17 orang (74%), ibu yang pengetahuannya cukup sebanyak 5 orang (22,7%) dan ibu yang pengetahuannya baik hanya 1 orang (4,3%). Sedangkan sesudah di berikan pendidikan kesehatan ibu yang pengetahuannya baik menjadi 19 orang (82,5%), dan ibu yang pengetahuannya cukup sebanyak 4 orang (18,5%), dan tidak terdapat ibu yang pengetahuannya kurang (0%). Hasil uji statistic diperoleh nilai p value=0,00.            Disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang infeksi saluran pernapasan (ISPA) terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam perawatan  balita dengan ISPA. Dengan demikian, hasil penelitian ini penting sebagai bahan telaah bagi petugas puskesmas ataupun pelayanan kesehatan dalam upaya mencegah terjadinya ISPA. Kata kunci : balita, ISPA, pendidikan kesehatan, pengetahuan.

Page 1 of 1 | Total Record : 7