cover
Contact Name
Azwinur
Contact Email
welding@pnl.ac.id
Phone
+628126930456
Journal Mail Official
welding@pnl.ac.id
Editorial Address
Jl. Banda Aceh-Medan Km. 280,3, Buketrata, Mesjid Punteut, Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, 24301
Location
Kota lhokseumawe,
Aceh
INDONESIA
Journal of Welding Technology
ISSN : 27161471     EISSN : 27160475     DOI : -
The main scope of the journal is to publish original research articles in the area of Welding Technology The main focus of the journal is on experimental research. The scope of the journal includes;
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2020): June" : 5 Documents clear
Pengaruh arus pengelasan SMAW terhadap kekuatan sambungan las double lap joint pada material AISI 1050 Azwinur Azwinur; Adi Saputra Ismy; Rizky Nanda; Ferdiyansyah Ferdiyansyah
Journal of Welding Technology Vol 2, No 1 (2020): June
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v2i1.1833

Abstract

Pengelasan merupakan ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair. Mengelas adalah suatu aktifitas menyambung dua bagian logam atau lebih dengan cara memanaskan atau menekan atau gabungan dari keduanya sedemikian rupa sehingga menyatu seperti benda utuh. Kekuatan sambungan pengelasan merupakan syarat dari sebuah konstruksi terutama di industri migas seperti pada instalasi perpipaan dan tanki bertekanan. Prosedur mengelas dan parameternya merupakan suatu hal yang sangat mempengaruhi kekuatan dari sambungan las. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan sambungan lap joint terhadap hasil pengelasan SMAW pada baja AISI 1050 dengan elektroda 7016.Variasi arus yang digunakan dalam proses pengelasan ini yaitu 100A, 125A dan 150A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus pengelasan sangat mempengaruhi kekuatan sambungan las, hal ini dapat terlihat dari nilai kekuatan tegangan tarik dimana nilai tertinggi pada spesimen yang dilas dengan arus 100A sebesar 74.05 kgf/mm2, sedangkan untuk tegangan tarik terendah pada spesimen dengan arus pengelasan 150A dengan nilai tegangan tariknya sebesar 68.60 kgf/mm2. Hasil bentuk patahan setelah proses pengujian tensile test tidak terjadi pada daerah weld metal dan bentuk patahan yang terjadi dapat dikategorikan dalam bentuk patahan getas. AbstractWelding is a metallurgical bond in a metal or alloy metal connection which is done in a liquid state. Welding is an activity of joint two or more metal parts by heating or pressing or a combination of the two in such a way that they merge like whole objects. The strength of the welding joint is a prerequisite for a construction especially in the oil and gas industry such as in piping installations and pressurized tanks. The welding procedure and its parameters is a matter that greatly affects the strength of the welded joint. This study aims to determine the strength of the double lap joint to the SMAW welding results on AISI 1050 steel with 7016 electrodes. Current variations used in this welding process are 100A, 125A and 150A. The results showed that the welding current greatly affected the strength of the weld joint, this can be seen from the value of the tensile stress strength where the highest value in the specimens welded with a current of 100A was 74.05 kgf / mm2, while for the lowest tensile stress on the specimen with a welding current of 150A with a value of tensile stress of 68.60 kgf / mm2. The results of the fracture form after the tensile test does not occur in the weld metal area and the shape of the fracture that occurs can be categorized in the form of brittle fracture. 
Pengaruh variasi sudut kampuh bevel groove terhadap kekuatan tarik material Stainless Steel 304 Husnul Fata; Muhammad Razi; Syukran Syukran
Journal of Welding Technology Vol 2, No 1 (2020): June
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v2i1.1128

Abstract

Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) adalah suatu proses pengelasan dengan menggunakan gas mulia sebagai pelindung. Untuk menghasilkan busur listrik, digunakan elektroda yang tidak terkonsumsi terbuat dari logam tungsten atau paduannya yang memiliki titik lebur tinggi. Baja tahan karat austenite 304 atau yang sering disebut stainless steel 304 merupakan baja paduan dengan kandungan Cr 18-20%, dan Ni 8-10,5%. Baja jenis ini biasa digunakan sebagai bahan kontruksi utama dalam beberapa industri seperti nuklir, kimia, dan makanan. Baja ini memiliki ketahanan terhadap korosi yang baik karena terdapat lapisan kromium oksida pada permukaannya. SS304 merupakan baja yang memiliki tingkat kekerasan rendah sekitar 123 HB dan kekuatan tarik sebesar 505 N/mm². Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik hasil pengelasan GTAW pada baja tahan karat SS304 dengan variasi sudut kampuh bevel. Dari pengujian yang telah dilakukan, diketahui bahwa kekuatan tarik tertinggi terdapat pada material tanpa penyambungan dengan nilai rata- rata kekuatan tarik 63.84 kgf/mm², sedangkan pada material yang dilas kekuatan tertinggi terdapat pada kampuh bevel dengan sudut 40° dengan nilai rata- rata 55.30 kgf/mm°, sedangkan kekuatan tarik terendah terdapat pada kampuh bevel dengan sudut 35° dengan rata- rata kekuatan tarik 50.68 kgf/mm².Kata kunci :  Pengelasan GTAW, stainless steel 304, kekuatan tarik, elektroda EWTH-2, kampuh. Effect of groove variations on the tensile strength of the material Stainless Steel 304 AbstractGas Tungsten Arc Welding (GTAW) is a welding process using argon gas as a shield. To produce electric arcs, non-consumed electrodes made of tungsten metal or alloys that have a high melting point. Stainless steel 304 is an alloy steel with 18-20% Cr content, and Ni 8-10.5%. This type of steel is commonly used as the main construction material in several industries such as nuclear, chemical, and food. This steel has good corrosion resistance because there is a layer of chromium oxide on its surface. SS304 is a steel that has a low hardness level of about 123 HB and tensile strength of 505 N / mm². This study aims to determine the tensile strength of GTAW welding results in SS304 stainless steel with a variation of the groove angle. From the tests that have been carried out, it is known that the highest tensile strength is in the material without connection with an average tensile strength value of 63.84 kgf / mm², while in the material welded the highest strength is in the bevel groove with an angle of 40 ° with an average value of 55.30 kgf / mm °, while the lowest tensile strength is in the bevel groove with an angle of 35 ° with an average tensile strength of 50.68 kgf / mm². 
Pengaruh Variasi Temperatur PWHT Dan Tanpa PWHT Terhadap Sifat Kekerasan Baja ASTM A 106 Grade B Pada Proses Pengelasan SMAW Muhammad Femi Imanudin Purba; Al Fathier Al Fathier; Fakhriza Fakhriza
Journal of Welding Technology Vol 2, No 1 (2020): June
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v2i1.1132

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai keseragaman kekerasan pada bagian-bagian yang terpengaruhi panas setelah dilakukan proses pengelasan dengan cara perlakuan panas atau Post Weld Heat Treatment (PWHT) yaitu pada daerah Base Metal, Heat Affected Zone (HAZ) dan Weldmetal. Penelitian ini menggunakan bahan baja ASTM A 106  Grade B, baja ini termasuk bahan karbon rendah. Menggunakan pengelasan SMAW dengan elektroda yang digunakan LB-52-18 Ø3,2. Pengujian kekerasan menggunakan mesin Hardness Test, ASTM A 106 Grade B Grade B ini merupakan baja karbon rendah dengan sedikit kandungan silikon beberapa hasil penelitian menemukan bahwa kandungan siliconnya adalah 0,03. Posisi pengelasan dengan menggunakan posisi pengelasan 1G atau ketika mengelas pipa berputar pada sumbu horizontal, jenis kampuh yang digunakan adalah kampuh V dengan sudut 70 o. Nilai kekerasan rata-rata spesimen yang tanpa perlakuan panas ini adalah Base Metal-1 (63,2) HAZ-1 (59,2) Weldmetal (60,67) HAZ-2 (62) dan Base Metal-2 (66,67). Dan adapun nilai kekerasan yang hampir mendekati dengan nilai kekerasan pada spesimen yang tanpa perlakuan panas adalah spesimen yang mendapat perlakuan panas dengan termperatur 400 derajat celcius dengan waktu pencapaian 30 menit dan ditahan dengan waktu 20 menit dengan nilai kekerasan rata-rata Base Metal-1 (72,17) HAZ-1 (59) Weldmetal (59,27) HAZ-2 (59,83) dan Base Metal-2 (72,5). Kata kunci :Pengelasan, Post Weld Heat Treatment (PWHT), Nilai Keseragaman Kekerasan
Analisa cacat pengelasan SMAW pada material ST 45 menggunakan uji partikel magnetik dan ultrasonic test Firdaus Firdaus; Bukhari Bukhari
Journal of Welding Technology Vol 2, No 1 (2020): June
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v2i1.1953

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan perbedaan pengaruh lebar cacat terhadap perkumpulan serbuk partikel magnetic, pengaruh kedalaman cacat terhadap perkumpulan serbuk magnetic partikel, dan untuk mengetahui seberapa kemampuan yoke AC dalam mendeteksi cacat dalam permukaan. Dengan cacat buatan jenis Incomplete Penetration (IP) dengan variasi root gap=0.05 mm, root gap=0.10 mm, dan root gap 0.15 mm, yang menggunakan uji magnetic partikel dengan metode basah. Plat yang di gunakan dalam penelitian ini adalah plat St45 dengan parameter plat . Dari hasil penelitian ini didapat bahwa yoke AC hanya mampu mendeteksi kedalaman cacat pada kedalaman ±0.8 mm dan perkumpulan serbuk magnetic partikel di pengaruhi olek lebar cacat dan kedalaman cacat pengelasan pada specimen.
Analisa Pengaruh Proses GTAW Dan SMAW Terhadap Ketangguhan Sambungan Pengelasan Material AISI 1050 Herizal Herizal; Hasrin Hasrin; Hanif Hanif
Journal of Welding Technology Vol 2, No 1 (2020): June
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v2i1.1954

Abstract

Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas dan menggunakan bahan tambah atau elektroda yang dipanaskan sehingga mempunyai kekuatan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh hasil pengelasan yang berbeda yaitu pengelasan GTAW ( gas tungsten arc welding ) dan pengelasan SMAW ( shield metal arc welding ) pada pelat baja AISI 1050 terhadap kekuatan IMPACT,  Plat baja AISI 1050 merupakan baja yang memiliki kadar karbon 0.50% sehingga tergolong dalam baja karbon sedang. Baja ini banyak digunakan di pasaran karena memiliki banyak keunggulan salah satunya adalah mempunyai sifat mampu las yang baik (machinability), wear resistance-nya (keausan) baik dan sifat mekaniknya yang baik juga. proses pengelasan yang dilakukan menggunakan pengelasan manual. Pada hasil pengujian IMPACT hasil pengelasan GTAW lebih tinggi dibandingkan pengelasan SMAW dengan selisih  harga impact rata-rata sebesar 0,27 J/mm2 dibandingkan pengelasan SMAW, kekerasan pengelasan GTAW tidak terlalu jauh dengan hasil pengelasan.

Page 1 of 1 | Total Record : 5