cover
Contact Name
Jurnal Teknik Lingkungan ITB
Contact Email
jurnaltlitb@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltlitb@gmail.com
Editorial Address
http://journals.itb.ac.id/index.php/jtl/about/editorialTeam
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Lingkungan
ISSN : 08549796     EISSN : 27146715     DOI : -
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Teknik Lingkungan ITB merupakan jurnal resmi yang dipublikasikan oleh Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Jurnal ini mencakup seluruh aspek ilmu Teknik Lingkungan sebagai berikut (namun tidak terbatas pada): pengelolaan dan pengolahan air bersih, pengelolaan dan pengolahan air limbah, pengelolaan dan pengolahan persampahan, teknologi pengelolaan lingkungan, pengelolaan dan pengolahan udara, kebijakan air, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 1 (2010)" : 10 Documents clear
PENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI KO-SUBSTRAT TERHADAP POPULASI MIKROORGANISME PEMUTUS ZAT WARNA AZO DI BIOREAKTOR MEMBRAN Adyasari, Dini; Effendi, Agus Jatnika
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 16, No 1 (2010)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.114 KB) | DOI: 10.5614//jtl.2010.16.1.8

Abstract

Abstrak : Zat warna azo merupakan masalah utama dari limbah yang dihasilkan oleh industri tekstil. Zat warna azo menjadi begitu berbahaya karena sifatnya yang toksik dan mutagenik untuk kehidupan. Untuk menghilangkan zat warna azo pada air buangan, maka dikembangkan strategi baru untuk pengolahan air buangan secara biologi bernama bioreaktor membran (BRM). BRM yang memiliki 3 tangki, yaitu anoksik, kontak, dan stabilisasi, akan beroperasi dengan konsentrasi ko-substrat yang divariasikan, yaitu 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dinamika populasi mikroba yang mempengaruhi proses rekayasa yang terjadi di dalam BRM, seperti penyisihan warna dan zat organik. Parameter yang diukur adalah perubahan populasi mikroba per tangki, identifikasi jenis mikroba dominan, dan pengaruh mikroba terhadap pendegradasian warna dan zat organik. Hasil menunjukkan bahwa pertumbuhan mikroba optimum terjadi di konsentrasi ko-substrat 6%. Mikroba sangat berperan terhadap pendegradasian zat warna azo, terutama mikroba di tangki anoksik. Spesies dominan yang berpengaruh terhadap proses rekayasa BRM diidentifikasi berjumlah 7 spesies.Abstract : The azo dye is the main problem of the waste produced by the textile industries. It is very dangerous to living entities due to its toxicity and mutagenic properties. In order to remove the properties (color) of the azo dye waste when disposing to the water environment, this research developed a new concept using a Biology Treatment Process called as a membrane bioreactor (BRM). BRM has three tanks, which is anoxic, contacts, and stabilization, and it operates with various co-substrate concentrations, namely 2%, 4%, 6%, 8%, and 10%. The purpose of this research is to determine the dynamics of microbial population that affect the engineering process occurs in the BRM, such as azo dyes decolorization and organic matter removal. Parameters being measured are the changes in microbial populations in each tank, the identification of dominant microbial species, and the influence of microbes on color and organic matter removal. Results showed that optimum microbial growth occurred in the co-substrate concentration of 6%. Microbes contribute significantly in azo dyes removal, especially microbes in anoxic tank. There are 7 species identified as dominant species that contribute in the engineering process of BRM.Keywords : azo dyes, membrane bioreactor, microbial growth, microbial identification, the dynamics of microbial population
PENGGUNAAN TANAMAN AKAR WANGI (VETIVERIA ZIZANIOIDES) UNTUK MENYISIHKAN LOGAM TIMBAL PADA TANAH TERCEMAR LINDI STUDI KASUS : LEUWIGAJAH, KOTA CIMAHI Rinarti, Aini; Kamil, Maxdoni
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 16, No 1 (2010)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.404 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2010.16.1.3

Abstract

Abstrak : Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui cara penyisihan logam timbal yang terdapat di dalam tanah tercemar lindi pada daerah sekitar leuwigajah. Cara penyisihan Pb ini dilakukan dengan menggunakan tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides) yang ditanam pada tanah tercemar lindi tersebut. Pendekatan standar pembersihan lahan yang diterapkan adalah dengan melihat background level lahan di leuwigajah. Dengan melihat backgroun level daerah tercemar lindi, maka konsentrasi Pb yang harus diturunkan adalah ±30 ppm. Terjadi penurunan konsentrasi Pb pada tanah tercemar dengan menggunakan tanaman akar wangi, terlihat pada waktu tanam akar wangi sampai dengan hari ke-25. Aktivitas Pb pada tanaman akar wangi juga menunjukan bahwa penurunan konsentrasi Pb di dalam tanah karena adanya translokasi yang dilakukan oleh tanaman Akar wangi. Translokasi ini terjadi dari tanah ke akar dan daun tanaman. Nilai faktor transfer tertinggi dari tanah ke tanaman akar wangi memperlihatkan bahwa akumulasi Pb terbesar terjadi pada hari ke-25. Karena penelitian ini dilakukan secara close sistem, maka seharusnya konsentrasi Pb di awal dan di akhir selalu sama. Perbedaan konsentrasi Pb di awal dan di akhir waktu tanam dapat disebabkan karena pengambilan sampling tanah di media tumbuh yang dilakukan secara acak sehingga tidak mewakili keseluruhan konsentrasi Pb di dalam media tumbuh
PENGGUNAAN JERAMI PADI UNTUK MENYISIHKAN LIMBAH WARNA INDUSTRI TEKSTIL COLOR INDEX REACTIVE ORANGE 84 Kurniawan, Hendra; Notodarmodjo, Suprihanto
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 16, No 1 (2010)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.213 KB) | DOI: 10.5614//jtl.2010.16.1.9

Abstract

Abstrak: Limbah tekstil seringkali menjadi masalah dalam kehidupan sehari hari  terutama menyangkut limbah warna yang sering dibuang ke sungai tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Warna tekstil umumnya merupakan pewarna organik yang memiliki ikatan senyawa kimia yang rumit dan sulit untuk terdegradasi. Jerami merupakan limbah pertanian yang cukup besar dan belum banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar jerami hanya dibakar menjadi abu dan menimbulkan pencemaran udara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan atau kapasitas adsorbsi jerami terhadap zat warna tekstil Color Index Reactive Orange 84. Dalam penelitian ini jerami diolah terlebih dahulu dengan cara mencuci sampai bersih dan kemudian dipotong dan diaktivasi dengan pemanasan pada hot plate menggunakan larutan NaOH 2%, 10% dan 20%. Sampel jerami seberat 100 mg direndam dalam larutan warna Color Index Reactive Orange 84 volume 100ml dalam konsentrasi 2,5ppm, 5ppm, 10ppm, 15ppm, 20ppm dan 30ppm. Efisiensi penyisihan maksimum sebesar 84.82% pada konsentrasi 20ppm dan proses penyisihan ini mengikuti Isoterm Langmuir sebagai isotherm yang dapat menukur kapasitas adsorpsi dengan  persamaanAbstract: textile waste is often a problem in life, especially the day the color of waste disposed to the river without going through the processes first. Color is generally textile coloring organic compound with a chemical bond is complex and difficult to be degradation. Agricultural waste straw is big enough and has not been much used in everyday life. Most of the straw is burned into ashes and cause air pollution. The objective of this research is to know the ability or capacity of the straw adsorption pigment reactive textile Index Color Orange 84. In this research straw treated first with how to clean and wash the cut and then activated with the heating on hot plate using 2% NaOH solution, 10% and 20%. 100 mg of sample straw soaked in the solution Color Index reactive Orange 84 in 100ml volume concentration 2.5 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm and 30 ppm. Maximum removal efficiency 84.82% at 20 ppm of dye concentration. This adsorption following Langmuir Isotherm Keywords: rice straw, adsorbent, reactive orange color index 84
IDENTIFIKASI FENOMENA FISIK JIG SEPARATION PROCESS REAKTOR KONTINU Adlina, Alin; Rahardyan, Benno
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 16, No 1 (2010)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1242.967 KB) | DOI: 10.5614//jtl.2010.16.1.4

Abstract

Abstrak : Pemisahan limbah plastik yang efektif dinilai penting karena dengan menggunakan jenis resin limbah plastik yang bersih, homogen dapat dihasilkan produk daur ulang yang tertinggi. Masalah homogenitas ini umum dihadapi oleh pendaur ulang di Indonesia, sehingga pihak pendaur ulang umumnya melakukan pemilahan secara manual (hand sorting). Jig Separation Process adalah salah satu teknik pemisahan material berdasarkan perbedaan densitas melalui pemulsaan vertikal. Beberapa fenomena yang terjadi dalam reaktor kontinu Jig Separation Process di antaranya adalah adanya perbedaan perpindahan hidrolis massa fluida dan perpindahan massa solid plastik (mass flux), di mana peningkatan mass flux sebanding dengan peningkatan akumulasi massa plastik dan homogenitas plastik. Peningkatan waktu jigging sebanding dengan peningkatan akumulasi massa plastik dan homogenitas plastik. Ukuran cacahan plastik besar cenderung tertinggal pada zona jig dan tidak terpisah menuju zona lain, dan ukuran cacahan terkecil menunjukkan perilaku berbeda dibandingkan dengan ukuran cacahan lain. Homogenitas tertinggi untuk PS pada zona 3 dan PET pada zona 2 secara umum dalam uji coba dicapai pada waktu jigging 10 menit, debit 0,000456 m3/s, dan ukuran cacahan 12,7 mm. Perbandingan besaran amplitudo dan debit aliran horizontal mempengaruhi pola pertambahan mass flux. Beberapa permasalahan teknis teridentifikasi yaitu akumulasi 33,58%ABS, 62,1%PET umpan tertahan tegangan permukaan air pada zona jig, akumulasi  18,91%PS dan 26,03%PET umpan di zona  transisi.
STUDI AWAL PEMANFAATAN LIMBAH SANDBLASTING SEBAGAI KOAGULAN Wildaniand, Nila; Sukandar, Sukandar
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 16, No 1 (2010)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.266 KB) | DOI: 10.5614//jtl.2010.16.1.10

Abstract

Abstrak: Limbah sandblasting merupakan sisa hasil kegiatan dari kegiatan sandblasting di industri. Berdasarkan lampiran 2 Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999, limbah sandblasting ditetapkan sebagai limbah B3 dari sumber spesifik dengan sumber pencemar berupa logam dan logam berat. Kandungan Al dan Fe yang tinggi pada limbah sandblasting berpotensi untuk di manfaatkan menjadi koagulan berbasis logam. Pemanfaatan limbah sandblasting menjadi koagulan merupakan upaya berarti dalam pencegahan pencemaran limbah B3 dan penghematan sumberdaya alam. Dalam penelitian ini, limbah sandblasting diolah secara kimia menggunakan asam klorida menjadi cairan dengan kandungan Al dan Fe yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan air/ air limbah. Kondisi optimal pembentukan koagulan dicapai dengan penambahan 310.25 kg HCl/ ton limbah sandblasting pada 110°C dengan waktu pelindian selama 3 jam. Hasil analisis ekstrak cair limbah sandblasting pada kondisi optimal menunjukkan perolehan kembali logam Al sebesar 57.86 % dan Fe sebesar 97.28 %.  Abstract: Sandblasting waste is a by-product material from sandblasting activity in industry. Based on lampiran 2 Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999, sandblasting waste is regarded as hazardous wastes from specific source with heavy metals as main pollutant. Sandblasting waste contains high amount of Al and Fe, which are potential to be utilized as metals based coagulant. Utilization of sandblasting waste as coagulant is not only prevents hazardous waste pollution but also can save natural resources. In this study sandblasting waste is chemically treated using hydrochloric acid addition into liquid containing high amount of Al and Fe that can be used as coagulant for water/wastewater treatment plant. Optimal condition for the production of coagulant achieved by acid treatment using 310.25 kg HCl/ ton sandblasting waste at 110°C for 3 hour leaching period. Under these condition final extraction and recovery yields of 57.86%Al and 97.28% Fe.  Key words: Sandblasting waste, Coagulant, Aluminum, Iron
PENGARUH KERAPATAN TANAMAN KIAPU (PISTIA STRATIOTES L) TERHADAP SERAPAN LOGAM CU PADA AIR Nurfitri, Annisa; S. Salami, Indah Rachmatiah
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 16, No 1 (2010)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.662 KB) | DOI: 10.5614//jtl.2010.16.1.5

Abstract

Abstrak : Fitoremediasi merupakan salah satu metode alternatif yang aman dan cukup efektif dalam memperbaiki kualitas air. Salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam proses fitoremediasi ialah tanaman Kiapu (Pistia stratiotes). Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui serapan Cu oleh tanaman kiapu (Pistia stratiotes) dalam air serta apakah kerapatan tanaman berpengaruh pada serapan. Penelitian dilakukan dengan membuat model perairan kontrol dan tercemar. Pada model kontrol, media yang digunakan ialah air ledeng yang telah diaerasi sementara pada model tercemar media yang digunakan ialah air ledeng yang telah diaerasi dan dikontaminasi Cu dengan konsentrasi 0,0196 mg/l, 0,0228 mg/l dan 0,0226 mg/l. Variasi kerapatan tanaman yang dilakukan ialah 30 mg/cm2 (kerapatan 1), 40 mg/cm2 (kerapatan 2), dan 50 mg/cm2 (kerapatan 3). Pengukuran konsentrasi logam pada tanaman dan air dilakukan pada hari ke 0, 1, 3, 5, 10, 15 dan 20. Metode analisis logam berat yang dilakukan meliputi ekstraksi logam berat dan pengukuran dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Hasil yang didapat dari penelitian ini ialah terjadi penurunan konsentrasi logam Cu pada air dengan konsentrasi terendah terjadi pada hari ke 10 untuk model tercemar kerapatan 1 dan pada hari ke 15 untuk model tercemar kerapatan 2 dan 3. Akumulasi logam berat lebih banyak terdapat di bagian akar. Melalui uji T-berpasangan, disimpulkan bahwa variasi kerapatan yang dilakukan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam serapan  logam Cu. Besarnya faktor biokonsentrasi dalam penelitian berkisar antara 1246,153 l/kg hingga 48014,95 l/kg mengindikasikan bahwa Kiapu merupakan tanaman hiperakumulator yang baik.Abstract : Phytoremediation is one of the alternative methods which is safe and effective enough in improving water quality. One of the plants that can be use in phytoremediation process is Water Lettuce (Pistia stratiotes). Research has been conducted to determine the Cu absorbtion by water lettuce (Pistia stratiotes) and the influence of plant density on the absorbtion. Research was done by creating control and polluted water models. In the control model, the media used is tap water that has been aerated. Meanwhile, in the polluted water model, the media used is tap water that has been aerated and contaminated with Cu with a concentration of 0.0196 mg/ l, 0.0228 mg/ l and 0.0226 mg/l. Plant density variations that conducted are 30 mg/cm2 (density 1), 40 mg/cm2 (density 2) and 50 mg/cm2 (density 3). Measurement of metal concentrations in plants and water carried out on day 0, 1, 3, 5, 10, 15 and 20. Methods of heavy metal analysis consist of the heavy metal extraction and measurement by Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Results obtained from this research are the decreasing of Cu concentration on the water with the lowest concentrations occurred at day 10 to polluted water model-density 1 and on day 15 to polluted water model-density 2 and polluted water model-density 3. Accumulations of heavy metals are more numerous in the root. Through a paired T-test, concluded that the density variations of Pistia stratiotes do not affect significantly on the absorption of Cu. The amount of bioconcentration factor in the study ranged from 1246,153 l/kg up to 48014,948 l/kg indicates that Pistia stratiotes is a good  hyperaccumulator plant.Keywords: Bioconcentration Factor; Cu; Phytoremediation; Pistia stratiotes; Plant density
IDENTIFIKASI KEBERAGAMAN BAKTERI PADA COMMERCIAL-SEED PENGOLAH LIMBAH CAIR CAT Mayanti, Bening; Ariesyady, Herto
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 16, No 1 (2010)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.425 KB) | DOI: 10.5614//jtl.2010.16.1.6

Abstract

Abstrak : Pengolahan secara biologis merupakan pengolahan yang efektif dan efisien dalam mendegradasi materi organik dengan prinsip memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk menguraikan/memecahkan senyawa kimia yang terkandung dalam air buangan menjadi bentuk yang lebih sederhana, dengan kata lain. mikroorganisme memegang peranan penting dalam proses biologis. Bakteri yang digunakan dapat berupa commercial seed maupun bakteri yang secara alami tumbuh pada suatu limbah . Untuk itulah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk  mempelajari keragaman bakteri yang terdapat dalam commercial seed pengolah limbah cair cat dengan menggunakan metode isolasi dan pewarnaan Gram serta metoda konvensional menggunakan serangkaian uij biokimia. Identifikasi bakteri pendegradasi cat perlu dilakukan karena sekitar 10.000 zat warna dan pigmen yang berbeda digunakan untuk keperluan industri. Isolat yang didapat terdiri atas  bakteri gram positif Genus Bacillus. Pada penelitian ini berhasil diidentifikasi spesies dari bakteri yang terdapat pada commercial seed tersebut, yaitu Bacillus licheniformis, Bacillus subtilis, dan Bacillus cereus. Keberadaan bakteri-bakteri tersebut menunjukkan proses pengolahan yang menggunakan bakteri konsorsium yang setiap bakterinya memiliki pola pertumbuhan yang berbeda dalam media Nutirent Broth. Hal tersebut ditunjukkan oleh perbedaan kurva pertumbuhan yang ditandai waktu generasi(g), yaitu waktu yang diperlukan untuk memperbanyak diri sebanyak dua kali lipat, yang berbeda dan dengan konstanta  laju pertumbuhan (k)  yang nilainya berbeda pula baik untuk kultur murni maupun kultur campuran. Waktu generasi dan konstanta laju pertumbuhan untuk Bacillus licheniformis adalah 25,20 menit dan 1,52 jam-1; Bacillus subtilis  sebesar 33,43 menit dan 1,15 jam-1 ; Bacillus cereus sebesar 30,95 menit dan 1,28 jam-1 ; dan mixed culture sebesar 42,48 menit dan 0,90 jam-1.Abstract: Biological treatment is a kind of treatment which can breakdown organic matter effectively and efficiently. The basic principle to treat the waste which has the high level of organic matter is utilization of microorganism activities to breakdown the chemical compounds and turn them into a simple one, in the other word, microorganism play a role of a biological process. To treat the waste, the bacteria can be isolated from the commercial seed contain a package of bacteria or from the waste itself. Studying the diversity of bacteria inside the commercial seed used to treat paint liquid waste through isolation process and Gram reaction, then conventional method with biochemical tests is the purpose of this research. Identification of commercial seed is important because Approximately 10,000 different dyes and pigments are used industrially.Genus for all of the bacteria from commercial seed is Bacillus. In this research, three species from commercial seed were identified successfully. They were Bacillus licheneformis, Bacillus subtilis, and Bacillus cereus. The presence of three kinds bacteria indicates that the biological process used a consortium bacteria.Every bacteria has different growth pattern in Nutrient Broth media. It was shown by the difference of growth curve which has been  indicated by  generation time(g),interval for binary fision, and growth rate constant of (k)both pure cultures and mixed culture.. The value of generation time and  growth rate constant for Bacillus licheniformis were 25.20 minutes and 1.52 hour-1; Bacillus subtilis 33.43 minutes and 1.15 hour-1 ; Bacillus cereus  30.95 minutes and 1.28 hour-1 ; mixed culture  42.48 minutes and 0.90 hour-1.   Key words: Bacillus, commercial seed, generation time, growth rate constant
ANALISIS MULTI KRITERIA PEMILIHAN TEKNOLOGI PENGOMPOSAN SAMPAH Susangka, Adi; Chaerul, Mochammad
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 16, No 1 (2010)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.352 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2010.16.1.1

Abstract

Abstrak : Sampah organik merupakan komponen sampah yang paling dominan di Indonesia, dimana jenis ini sangat layak untuk dikomposkan. Terdapat beberapa macam jenis teknologi pengomposan, dimana pihak pemerintah sebaiknya mempertimbangkan beberapa macam kriteria untuk memilih teknologi pengomposan yang paling sesuai. Kriteria yang digunakan meliputi aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan teknis. Sebagai bentuk pemecahan masalah, digunakan metode Analytic Hierarchy Process. Wawancara interaktif dilakukan untuk mendapatkan perbandingan berpasangan dari berbagai pihak stakeholder, termasuk expert, pegawai pemerintahan, operator teknologi pengomposan, dan masyarakat umum. Sebagai studi kasus, kota Bandung dipilih menjadi obyek penelitian untuk merepresentasikan karakteristik negara berkembang. Penelitian ini melibatkan pihak stakeholder dari perguruan tinggi sebanyak 12 responden. Berdasarkan hasil perhitungan, windrow merupakan teknologi pengomposan yang paling sesuai untuk diaplikasikan di Indonesia.Abstract: Organic waste is the highest percentage of Muncipal Solid Waste component in Indonesia, which suitable mostly to composted. There are various kind of composting technologies, which the municipality should consider various criteria to choose a particular composting technology. The criteria include social, economic, environment, and technical aspects. To solve the problem, Analytical Hierarchy Process was proposed. Interactive interview was conducted to get a pairwise comparison from various stakeholder, include the expert, the municipality officer, operator of composting technology, public mass. For a case study, Bandung city was chosen to represent a developing country characteristic.The research was involved in 12 respondents. Based on the calculation, windrow technology was the most suitable composting technology to be applied in Indonesia.    Key words: organic waste, composting, decision making, multi criteria, analytic hierarchy process
PENENTUAN WAKTU DETENSI OPTIMUM DALAM PROSES PENYISIHAN KLORIDA PADA REAKTOR KONTINU ELECTRO GRAVITATIONAL DESALINATION Gde Bagus, Dewa; Nobelia, James
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 16, No 1 (2010)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.802 KB) | DOI: 10.5614//jtl.2010.16.1.7

Abstract

Abstrak: Air merupakan elemen yang terbesar pada permukaan bumi mencakup lebih dari 70% dengan persentase sekitar 97% berada pada lautan lepas. Teknologi desalinasi harus diaplikasikan untuk mengolah air laut, yang memiliki komponen utama berupa NaCl (garam), menjadi air bersih yang layak dikonsumsi manusia. Beberapa teknologi desalinasi yang lazim digunakan adalah Multi Stage Flash Distillation dan Reverse Osmosis, namun kedua proses ini membutuhkan modal, biaya perawatan, dan energi yang sangat besar sehingga sulit diaplikasikan pada Negara berkembang. Berdasarkan hal ini, dikembangkan metode Electro Gravitational Desalination yang memanfaatkan proses elektrokimia dan gravitasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui waktu detensi optimum pada proses penyisihan klorida sebagai kandungan unsur tertinggi pada NaCl, dengan sistem reaktor kontinu. Tiga variasi waktu detensi; 21 jam, 11 jam, dan 7 jam dengan waktu pengambilan sampel setiap 12 jam pada 4 konsentrasi NaCl yang dibuat secara artifisial; 1.000 ppm, 3.000 ppm, 5.000 ppm, dan 10.000 ppm. Berdasarkan variasi tersebut, waktu detensi optimum secara berturut-turut adalah; waktu detensi 11 jam pada waktu 24 jam dengan persentase penyisihan sebesar 18%, pada waktu 36 jam sebesar 17%, waktu detensi 21 jam pada waktu 36 jam sebesar 7,5%, dan waktu detensi 11 jam pada waktu 48 jam sebesar 5%.
OPTIMASI PENURUNAN WARNA PADA LIMBAH TEKSTIL MELALUI PENGOLAHAN KOAGULASI DUA TAHAP Sartika Putri, Agustine; Soewondo, Prayatni
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 16, No 1 (2010)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (891.486 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2010.16.1.2

Abstract

Abstrak : Limbah tekstil sebagian besar terdiri dari zat warna  yang digunakan untuk proses pencelupan dan pencapan pada kain. Jenis zat warna yang paling sering digunakan  dalam kegiatan industri adalah zat warna reaktif  azo seperti Remazol Red RB 133 yang digunakan dalam penelitian kali ini. Limbah zat warna ini akan sulit  terurai dan menyebabkan pencemaran bila dibuang tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah warna melalui koagulasi dua tahap (Two Stages Coagulation) yang merupakan proses koagulasi dengan dua kali pembubuhan koagulan disertai dua kali pengadukan cepat dan dilanjutkan satu kali proses flokulasi (Dewi.2008). Proses ini merupakan salah satu alternatif pengolahan air secara koagulasi untuk air dengan warna dan zat organik tinggi (Carlson et al, 2000) dan diperlukan karena proses koagulasi secara konvensional seringkali tidak berhasil pada beberapa kondisi air. Hal ini disebabkan jenis material dalam air berbeda-beda, setiap jenis material membutuhkan kondisi proses koagulasi yang bermacam-macam. Dosis optimum didapat melalui percobaab Jartest, pada pengolahan One Stage Coagulation didapatkan pada 0,2 mg/L Poly Aluminium Chloryde (PAC) dengan kondisi basa (pH 9), efisiensi penurunan konsentrasi warna mencapai 98,11%. Pada Two Stage Coagulation didapatkan dosis optimum yang lebih rendah yaitu 0,16 mg/L sehingga pemakaian PAC menjadi lebih ekonomis. Efisiensi penurunan konsentrasi warna mencapai 100% dengan membagi dosis koagulan secara merata (50:50) untuk setiap tahap diikuti pengaturan pH pada kondisi asam untuk tahap pertama dan kondisi basa untuk  tahap kedua. Namun secara garis besar, kondisi pH netral (pH 7) untuk kedua tahap juga memberikan hasil yang cukup maksimal.Abstract : Wastewater from textile industries consist of dye which is used for dyeing and printing the fabrics. Most of dye types commonly used are reactive azo such as Remazol Red RB 133 which is used in this research. It was undegradable and can caused pollution if  it was disposed without a treatment. This research done to treat dyes wastewater with Two Stages Coagulation. It is a kind of process which coagulant added and rapid mixing were done two times and followed with a flocculation process (Dewi, 2008)  . Two stages coagulation is one of water treatment alternatives by coagulation especially for water treatment with high color and organic matter (Carlson et al,2000). Because of mineral variaty in the water, some conventional coagulation are often not success to remove them, so it necessary to get an optimum condition of coagulation.The efficiency of Poly Aluminium Chloryde (PAC) in discoloration of dying wastewater has been investigated with the Jartest methode.The results show that  optimum dosage of one stage coagulation was 0,2 mg/L at pH 9, the efficiency of removal color reaches 98,11%. While the optimum dosage of Two Stages Coagulation is 0,16mg/L,  lower than One Stage Coagulation so that the consumption of PAC can be minimazed. The color removal efficiency reaches 100% by dividing coagulant added 50% of dosage for the first stage and the 50% other for the second stage, The pH adjustmet for the first stage before coagullant added was 5 (acid condition) and then pH should be incresed till 9 for the second stage. But, for overall the neutral condition (pH 7) give the optimum performance for color removal. But initially, when the initial pHis neutral for both stages, the two stages coagulation gives the best performance to color removal.Key words:  One Stage Coagulation,  pH, Poly Aluminium Chloryde (PAC), Two Stages Coagulation

Page 1 of 1 | Total Record : 10