cover
Contact Name
Dr. -Ing. Widodo S. Pranowo
Contact Email
widodo.pranowo@gmail.com
Phone
+6221-6413176
Journal Mail Official
widodo.pranowo@gmail.com
Editorial Address
JL. Pantai Kuta V No.1 Ancol Timur Jakarta Utara 14430
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Chart Datum
ISSN : 24604623     EISSN : 27164632     DOI : https://doi.org/10.37875/chartdatum
Core Subject : Science, Social,
Jurnal ilmiah CHART DATUM adalah jurnal yang diasuh oleh Prodi S1 Hidrografi STTAL yang bertujuan untuk menyebarluaskan informasi dibidang hidrografi kelautan yang mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi dibidang hidrografi. Naskah yang dimuat pada jurnal ini sebagian berasal dari hasil penelitian maupun kajian konseptual yang berkaitan dengan kelautan pada aspek hidro-oseanografi yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen, akademisi, peneliti maupun pemerhati permasalahan kelautan. Edisi volume 01 No. 04 ini adalah terbitan ketujuh setelah terbit pertama kali tahun 2015 dengan frekuensi terbit dua kali dalam satu tahun.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Chart Datum" : 7 Documents clear
Purwarupa Dukungan Data Arus Laut Operasional Bersumber dari Copernicus Marine Environment Monitoring Service (CMEMS) dalam Format AML IWC Arus Laut untuk TNI ALl: Prototype of Operational Ocean Flow Data Support Sourced from Copernicus Marine Environment Monitoring Service (CMEMS) in AML Format IWC Ocean Currents for the Indonesian Navy Dodik Armansyah; N. B. Sukoco; Kamija Kamija; Dian Adrianto; L. Dewantono
Jurnal Chart Datum Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.725 KB) | DOI: 10.37875/chartdatum.v5i1.142

Abstract

Arus laut merupakan perpindahan massa air laut mendatar yang disebabkan oleh beberapa jenis gaya penggerak antara lain stres angin, gradien tekanan, gelombang laut dan pasang surut. Informasi tentang arus laut diperlukan untuk mendukung keselamatan bernavigasi dan operasi angkatan laut lainnya. Pushidrosal sebagai lembaga hidrografi nasional telah menyediakan produk prediksi arus pasang surut pada beberapa pelabuhan terpilih yang diterbitkan secara tahunan. Data arus laut yang disebabkan oleh selain pasang surut belum menjadi informasi yang diproduksi secara berkesinambungan dan belum didistribusikan sebagai data dukungan baik untuk operasional kapal sipil maupun militer. TNI AL telah menggunakan teknologi Warship Electronic Chart Display and Information System (WECDIS) terkini di dua kapal selam terbarunya pada tahun 2016 dan 2017. Salah satu kemampuan WECDIS tersebut adalah mampu menampilkan Additional Miitary Layer (AML) dinamis Integrated Water Column (IWC) komponen arus laut. Untuk memperoleh data arus laut yang mencakup seluruh wilayah Indonesia dapat digunakan dengan metode pengamatan langsung, pengamatan satelit atau pemodelan. Data pengamatan langsung dan pengamatan satelit memerlukan anggaran pengadaan dan operasional alat yang besar dan memerlukan perencanaan yang cukup lama, sedangkan pemodelan dapat dilaksanakan dengan biaya relatif murah. Sumber data arus non pasang surut di wilayah Indonesia, yang memiliki dimensi kedalaman, dapat diambil dari pemodelan global Copernicus Marine Environment Monitoring Service (CMEMS). Data arus laut pemodelan global CMEMS memiliki resolusi horisontal yang cukup tinggi dengan resolusi temporal sampai dengan per jam. Pemodelan tersebut juga di-update setiap hari yang menghasilkan prediksi sepuluh hari ke depan. Hasil pemodelan CMEMS dapat diunduh secara gratis dengan melaksanakan registrasi terlebih dahulu. Data pemodelan CMEMS dapat diunduh secara berkala untuk dijadikan sebagai sumber data AML IWC komponen arus laut. Selanjutnya AML IWC dapat didistribusikan secara periodik, semisal mingguan, untuk digunakan sebagai informasi pendukung yang ditampilkan di dalam WECDIS.
Studi Kartografi Marine Protected Area (MPA) di Pulau Sangiang Menggunakan Model Marine Information Overlay (MIO): Marine Protected Area (MPA) Cartography Study on Sangiang Island Using Marine Information Overlay (MIO) Model I Wayan Rusdiana; Dyan Primana Sobarudin; M Qisthi Amarona; A. Lufti Ibrahim
Jurnal Chart Datum Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (718.467 KB) | DOI: 10.37875/chartdatum.v5i1.146

Abstract

MIO merupakan informasi non-wajib yang belum tercakup oleh IMO yang ada, IHO, atau IEC standar yang diperlukan oleh ECDIS untuk memastikan keamanan navigasi di laut. Informasi tambahan ini meliputi peliputan es, pasang / ketinggian air, aliran arus, habitat meteorologi, oseanografi dan laut. Area Konservasi yang juga dikenal dengan istilah MPA merupakan bagian dari MIO yang berguna untuk melindungi spesies ikan, habitat langka, atau seluruh ekosistem di laut. ENC sebagai alat navigasi wajib bagi para pelaut sudah mengakomodir unsur-unsur yang terkait dengan area konservasi, namun belum menyediakan informasi secara detail tipe dan jenis area konservasi tersebut. Pada penelitian ini, MPA yang merupakan bagian dari MIO yang nantinya akan dikembangkan sebagai Special publication S-122 MPA akan dibuat zonasi dengan informasi maupun batasan-batasan secara jelas dan detail dengan cara menerjemahkan dan menganalisa peraturan maupun perundang-undangan yang berlaku di Indonesia ke dalam bahasa peta selanjutnya disesuaikan sesuai dengan dengan standar internasional S-122 MPA sehingga mudah untuk dipahami oleh para pelaut. Hasil dari penelitian ini berupa hasil Analisa blok MPA dan MIO dalam format data vector, point, line dan area dengan struktur data, kodefikasi dan simbol tertentu wilayah Pulau Sangiang dan sekitarnya, sehingga dapat dipergunakan sebagai panduan bagi para pelaut untuk membantu dalam bernavigasi agar meminimalisir kesalahpahaman yang berdampak terhadap terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan.
Pemanfaatan Metode Fotogrametri Untuk Pengukuran Garis Pantai dan Identifikasi Objek-Objek Tematik dengan Menggunakan Wahana UAV (Unmanned Aerial Vehicle) (Studi Kasus Pengukuran Garis Pantai di Pangkalan TNI AL Pondok Dayung): Utilization of Photogrammetric Methods for Coastline Measurement and Identification of Thematic Objects by Using an Unmanned Aerial Vehicle (UAV) (Case Study of Coastline Measurement at the Indonesian Navy Base Pondok Dayung) Adhyta Harfan; Dipo Yudhatama; Imam Bachrodin
Jurnal Chart Datum Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.286 KB) | DOI: 10.37875/chartdatum.v5i1.147

Abstract

Metode Fotogrametri telah banyak digunakan dalam survei dan pemetaan. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, metode fotogrametri saat ini berbasiskan pesawat tanpa awak atau yang lebih dikenal dengan UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Kelebihan metode fotogrametri berbasiskan UAV untuk pengukuran garis pantai adalah memiliki resolusi spasial yang sangat tinggi dan dapat menjagkau daerah-daerah yang sulit dan berbahaya. Di samping itu juga dapat memberikan data foto udara terkini dengan sekala detail. Dalam penelitian ini membandingkan ketelitian horisontal antara hasil pengukuran garis pantai menggunakan metode fotogrametri berbasiskan UAV secara rektifikasi dengan GCP (Ground Control Point) maupun secara PPK (Post Processed Kinematic) dengan pengukuran garis pantai metode GNSS RTK (Real Time Kinematic). Hasil perhitungan ketelitian horisontal mengacu pada standar publikasi IHO S-44 tentang pengukuran garis pantai. Pemotretan dilakukan dengan ketinggian terbang 180 m, dengan tampalan depan dan samping 80%. Hasil perhitungan ketelitian horisontal foto udara terektifikasi 5 GCP, foto udara PPK dan foto udara PPK terektifikasi 1 GCP terhadap pengukuran garis pantai dengan metode GNSS RTK diperoleh nilai standar deviasi (σ) dan 95% selang kepercayaan (CI95%) masing-masing sebagai berikut: σ5gcp=10,989 cm dengan CI95% 16.8 cm < μ < 21.2 cm , σppk=26,066 cm dengan CI95% 26.5 cm < μ < 37 cm dan σppk1gcp=10,378 cm dengan CI95% 15.6 cm < μ < 19.8 cm. Kemudian terdapat 10 objek tematik berdasarkan Peta Laut Nomor 1 yang dapat diinterpretasi pada hasil orthomosaic foto udara.
Kajian Peta Militer Digital untuk Duduk Kapal Selam (Studi Kasus Survei Area Latihan Kapal Selam Kangean): Digital Military Map Study for Submarine Seating (Case Study of Kangean Submarine Training Area Survey) Affan Fadhilah; Qisti Amarona; Imam Bahrodin
Jurnal Chart Datum Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.705 KB) | DOI: 10.37875/chartdatum.v5i1.148

Abstract

Additional Military Layer (AML) merupakan layer tambahan untuk peta laut yang berisikan data untuk memenuhi kebutuhan pertahanan di laut, di luar peta laut atau peta navigasi. AML memiliki 6 (enam) layer statis, diantaranya terdapat beberapa layer yang dapat digunakan pada saat pelaksanaan duduk kapal selam yaitu Contour Lines Bathimetry (CLB) dan Environment Seabed and Beach (ESB). Layer CLB merepresentasikan data kontur kedalaman dan area kedalaman sedangkan ESB merepresentasikan jenis dasar laut suatu area perairan. Pelaksanaan Duduk Kapal Selam memerlukan ketersedian data CLB dan ESB yang akurat dan sesuai kebutuhan sehingga perlu diadakan penelitian yang terkait dengan pelaksanaan operasi duduk kapal selam seperti kedalaman, gradien area dan jenis dasar laut. Peta Militer Digital seperti AML khususnya CLB dan ESB yang merupakan Vector Based Product memiliki kapasitas data yang sangat besar dibandingkan Peta Laut atau ENC oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui model spesifikasi produk yang efektif dan efesien agar AML bisa divisualisasikan secara optimal. Pada penelitian ini, Data batimetri dalam format Csar akan dijadikan data CLB dengan mengekstraksi menjadi kontur kedalaman dan area kedalaman dengan ketentuan standar performa ENC yang ukuran filenya kurang dari 5 (lima) megabytes (mb). Pada saat pembuatan layer CLB apabila ditemukan hasilnya melebihi 5 (lima) mb harus dilakukan proses taling untuk mendapatkan hasil ukuran kurang dari 5 (lima). Layer ESB di dapatkan dari ekstrasksi data batimetri untuk di analisa menjadi jenis dasar laut untuk lebih lanjut dibuat layer ESB. Dari hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa hasil pembuatan CLB dan ESB di area survei area latihan kapal kapal selam Kangean didapatkan 4 (empat) area yang direkomendasikan untuk tempat pelaksanaan duduk kapal selam. Dimana area tersebut merupakan kombinasi analisa dari CLB dan ESB yang memenuhi persyaratan untuk melaksanakan duduk kapal selam. Penelitian ini berada didaerah perairan Kangean Madura dengan menggunakan data dari survei diwilayah tersebut.
Purwarupa Dukungan Data Arus Laut Operasional Bersumber Dari Copernicus Marine Environment Monitoring Service (Cmems) Dalam Format Aml Iwc Arus Laut untuk TNI AL Armansyah, Dodik; Sukoco, N. Budi; Adrianto, D; Dewantono, L; S. Pranowo, Widodo
Jurnal Chart Datum Vol. 5 No. 1 (2019): JURNAL CHART DATUM
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v5i1.142

Abstract

Arus laut merupakan perpindahan massa air laut mendatar yang disebabkan oleh beberapa jenis gaya penggerak antara lain stres angin, gradien tekanan, gelombang laut dan pasang surut. Informasi tentang arus laut diperlukan untuk mendukung keselamatan bernavigasi dan operasi angkatan laut lainnya. Pushidrosal sebagai lembaga hidrografi nasional telah menyediakan produk prediksi arus pasang surut pada beberapa pelabuhan terpilih yang diterbitkan secara tahunan. Data arus laut yang disebabkan oleh selain pasang surut belum menjadi informasi yang diproduksi secara berkesinambungan dan belum didistribusikan sebagai data dukungan baik untuk operasional kapal sipil maupun militer. TNI AL telah menggunakan teknologi Warship Electronic Chart Display and Information System (WECDIS) terkini di dua kapal selam terbarunya pada tahun 2016 dan 2017. Salah satu kemampuan WECDIS tersebut adalah mampu menampilkan Additional Miitary Layer (AML) dinamis Integrated Water Column (IWC) komponen arus laut. Untuk memperoleh data arus laut yang mencakup seluruh wilayah Indonesia dapat digunakan dengan metode pengamatan langsung, pengamatan satelit atau pemodelan. Data pengamatan langsung dan pengamatan satelit memerlukan anggaran pengadaan dan operasional alat yang besar dan memerlukan perencanaan yang cukup lama, sedangkan pemodelan dapat dilaksanakan dengan biaya relatif murah. Sumber data arus non pasang surut di wilayah Indonesia, yang memiliki dimensi kedalaman, dapat diambil dari pemodelan global Copernicus Marine Environment Monitoring Service (CMEMS). Data arus laut pemodelan global CMEMS memiliki resolusi horisontal yang cukup tinggi dengan resolusi temporal sampai dengan per jam. Pemodelan tersebut juga di-update setiap hari yang menghasilkan prediksi sepuluh hari ke depan. Hasil pemodelan CMEMS dapat diunduh secara gratis dengan melaksanakan registrasi terlebih dahulu. Data pemodelan CMEMS dapat diunduh secara berkala untuk dijadikan sebagai sumber data AML IWC komponen arus laut. Selanjutnya AML IWC dapat didistribusikan secara periodik, semisal mingguan, untuk digunakan sebagai informasi pendukung yang ditampilkan di dalam WECDIS.
Studi Penentuan Catzoc Berdasarkan Kontrol Kualitas Data Batimetri dari Multibeam Echosounder (MBES) (Studi Kasus Pulau Bawean): Study of Catzoc Determination Based on Quality Control of Bathymetric Data from Multibeam Echosounder (MBES) (Bawean Island Case Study) Hery Kusworo; Danar Guruh Pratomo; Anom Puji Hascaryo
Jurnal Chart Datum Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v5i1.144

Abstract

Dalam operasi SAR dan pencarian target, peta laut memiliki peran penting dalam memberikan informasi mengenai karakteristik dari fitur-fitur dasar laut. Informasi ini berguna dalam mapping objek dan pengambilan keputusan dalam menentukan metode SAR. Data utama dalam peta laut adalah data batimetri yang diperoleh dengan kontrol ketat melalui prosedur Quality Assurance (QA) dan Quality Control (QC). International Hydrographic Organization (IHO) menetapkan sebuah standar yakni Category Zones of Confidence (CATZOC) yang merepresentasikan kualitas dari survei batimetri. Penelitian ini menggunakan lajur silang sebagai data independen dalam pengujian kualitas data batimetri yang dibandingkan dengan lajur overlap dari Multibeam Echosounder (MBES). Pengujian dilaksanakan dengan 3 metode yakni 1. menguji lajur silang dan lajur utama yang bertampalan dengan lajur silang, 2. menguji 25 spot persilangan antara lajur utama dan lajur silang dan 3. menguji lajur overlap antar lajur utama di sepanjang lajur silang. Data hasil pengujian kualitas tersebut kemudian diuji kembali dengan metode analisis statistik untuk mengetahui sejauh mana data tersebut mampu mewakili kualitas data dari area survei. Hasil pengolahan menunjukkan bahwa lajur silang lebih efektif digunakan dalam pengujian data karena tidak terpengaruh oleh karakteristik dari lajur utama. Secara umum data yang diuji 97.57% CL memenuhi Orde Spesial dengan 99.84% CL memenuhi ZOC A1. Kemudian hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa data dari lajur silang mampu mewakili kualitas dari area penelitian. Pada pengujian terhadap area survei, hasil uji sampel menunjukkan bahwa kualitas dari area penelitian tidak dapat mewakili kualitas dari area survei, hal ini dikarenakan terbatasnya sampel yang ada (lajur silang) untuk menguji data lajur utama pada area survei.
Studi Pengaruh Noise Level Vessel Terhadap Kontrol Kualitas Data Multibeam Echosounder (Studi Kasus Sounding Vessel KRI Spica – 934 di Perairan Kolam Dermaga Pondok Dayung Baru Jakarta Utara): Study of the Effect of Vessel Noise Level on Multibeam Echosounder Data Quality Control (Case Study of Sounding Vessel KRI Spica – 934 in Pondok Dayung Baru Jetty Pond, North Jakarta) R. Yanuar H. P; Henry M. Manik; Ari Wahyudi
Jurnal Chart Datum Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v5i1.145

Abstract

Survei Hidrografi adalah ilmu pengukuran dan penggambaran fitur - fitur yang mempengaruhi navigasi maritim, konstruksi kelautan, pengerukan, eksplorasi/pengeboran minyak lepas pantai dan kegiatan - kegiatan lain yang terkait. Penggunaan Multibeam Echosounder (MBES) membutuhkan metoda dan pola pemeruman yang tepat. sehingga kontrol kualitas data yang sesuai dengan standar S-44 IHO (2008) maupun SNI 7988-2014. Pemeruman dilaksanakan sesuai dengan lajur perum yang telah ditentukan dengan menggunakan kecepatan yang sudah ditentukan sesuai dengan perencanaan survey. Penggunaan kecepatan kapal dan generator mempengaruhi noise level vessel yang dihasilkan memiliki pengaruh terhadap pancaran sinyal akustik dari MBES. Hal tersebut terdapat dalam perumusan persamaan Sonar. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan pengukuran noise level vessel yang didapatkan setiap perubahan beban mesin dan generator serta penggunaan MBES pada Sounding Vessel KRI Spica – 934, serta mengetahui sumber noise paling dominan, dan kontrol kualitas data batimetri dengan adanya kondisi noise level vessel yang berbeda. Pengambilan Data dilakukan pada tanggal 20 - 25 April 2018 di Perairan Dermaga Pondok Dayung Baru, Jakarta Utara. Penempatan hidrofon pada 5 titik pada kapal untuk mengetahui noise yang dominan pada kapal tersebut. Pengolahan data batimetri menggunakan software CARIS HIPS and SIPS 9.0 dan untuk pengolahan data noise menggunakan Matlab 2015a. Pengukuran noise dilaksanakan dengan menggunakan standar ANSI/ASA. Noise yang tertinggi didapatkan pada posisi dekat dengan propeler. Hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa pada penggunaan kecepatan 4 knot didapatkan kualitas data batimetri tertinggi 99,88% dengan noise level 24,88 dB. Pada kecepatan 6 knot didapat noise tertinggi dengan noise level 26,56 dB.

Page 1 of 1 | Total Record : 7