cover
Contact Name
Agus Mulia
Contact Email
agus.mulia@yahoo.com
Phone
+628126373423
Journal Mail Official
agus.mulia@yahoo.com
Editorial Address
Balai Bahasa Sumatera Utara Jalan Kolam (Ujung) Nomor 7 Medan Estate, Sumatera Utara 20225?
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan
ISSN : 18299237     EISSN : 27212955     DOI : 10.26499
Artikel dari hasil penelitian maupun kajian kebahasaan dan kesastraan, baik bahasa/sastra Indonesia, bahasa/sastra daerah, bahasa/sastra asing maupun pembelajaran bahasa/sastra Indonesia.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 1 (2013): Medan Makna" : 11 Documents clear
TINGKAT KEKERABATAN BAHASA MANDAILING, BAHASA JAWA, DAN BAHASA ACEH Juliana Juliana
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 11, No 1 (2013): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v11i1.827

Abstract

Abstract : Genetic relationship of language analysis is discuss in the Historical Comparative Linguistics. In the Historical Comparative Linguistics, languages are be compared one to others in order to trace the level of theirs genetic relationship. Angkola Mandailing, Java, and Aceh languages are some languages which live side by side as geographically. So, it may be assumed that they have a close genetic relationship. In fact, this three languages have far differences so it is necessary to make a research in order to find the level of their relationship. The genetic of language can be analysis with lexicostatistic technique. The indicator use to determine genetically word is basic vocabulary called Swadesh which has 200 vocabularies. It is assumed existing in all languages in the world. The qualitative approach is use in the lexicostatistic accounting. With using the technique it is found that from the tree languages which be compared, the closing relationship is Angkola Mandailing with Aceh language, more over Angkola Mandailing with Java language, and the most far apart relationship is Java language with Aceh language.Keyword : Genetic relationship, lexicostatistic, Angkola Mandailing language, Java language, and Aceh languageAbstrak :Kajian kekerabatan bahasa dibahas dalam Linguistik Historis Komparatif. Dalam Linguistik Historis Komparatif, bahasa-bahasa dibandingkan satu dengan yang lain guna mengetahui tingkat kekerabatannya. Bahasa Angkola Mandailing, bahasa Jawa, dan bahasa Aceh merupakan bahasa-bahasa yang hidup berdekatan secara geografi sehingga diasumsikan memiliki kekerabatan yang erat. Pada kenyataannya, ketiga bahasa ini memiliki perbedaan yang cukup jauh sehingga dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kekerabatannya. Kekerabatan bahasa dapat diketahui dengan teknik leksikostatistik. Indikator yang digunakan untuk menentukan kata berkerabat adalah kosa kata dasar yang disebut kosa kata dasar Swadesh yang berjumlah dua ratus kosa kata yang dianggap ada pada semua bahasa di dunia. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam perhitungan leksikostatistik ini. Dengan menggunakan teknik ini, diketahui bahwa dari ketiga bahasa yang dibandingkan, hubungan kekerabatan yang paling erat terdapat pada bahasa Angkola Mandailing dengan bahasa Aceh, selanjutnya bahasa Angkola Mandailing dengan bahasa Jawa, dan hubungan kekerabatan yang paling renggang adalah bahasa Jawa dengan bahasa Aceh.Kata kunci: kekerabatan, leksikostatistik, bahasa Nias, bahasa Batak, bahasa Melayu
GENRE TULIS PEMBELAJAR SEKOLAH DASAR DALAM SISTEM PERSEKOLAHAN INDONESIA DI SUMATRA UTARA Amrin Saragih; Isli Iriani Pane; Anggraini Thesisia Saragih
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 11, No 1 (2013): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v11i1.1013

Abstract

Ketika menulis sesuatu (karya), pembelajar terlibat dalam kegiatan menghasilkan genre. Akan tetapi, menulis genre dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing merupakan keterampilan berbahasa yang sangat sukar bagi pembelajar Indonesia untuk mencapainya. Keterampilan menulis dikembangkan secara bersahaja ketika anak memasuki sistem pendidikan formal, yang berbeda dengan keterampilan berbicara yang dapat diperoleh anak secara alamiah. Dengan demikian, kesukaran menulis yang dialami oleh pembelajar SD di Sumatra Utara diasumsikan diakibatkan oleh pengaruh konteks sosial persekolahan, masyarakat atau kedua-duanya. Makalah ini menampilkan hasil kajian tentang genre tulis yang terkembang dan potensial berkembang pada pembelajar SD. Selanjutnya, dibahas konteks sosial persekolahan dan masyarakat yang menghambat pengembangan menulis genre itu dengan sumber data (subjects) 352 pembelajar SD (kelas IV sampai VI) di enam sekolah di Sumatra Utara dan dengan penggunaan desain penelitian kualitatif. Temuan penelitian adalah pembelajar SD telah kompeten menulis sejumlah genre tetapi masih banyak genre yang terpendam. Hambatan dalam pembelajaran genre adalah kompetensi guru yang terbatas dalam genre itu. Selanjutnya, dengan rujukan ke kompetensi genre yang terkembang di kalangan pembelajar SD dan konteks sosial persekolahan, ancangan model pembelajaran genre diajukan.Kata kunci: pengembangan, genre, tulis, SD
MENGAWINKAN PAIKEM DAN MODEL KREATIF- PRODUKTIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF PUISI Sudaryono Sudaryono
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 11, No 1 (2013): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v11i1.822

Abstract

Abstrak :Pembelajaran mengalami perubahan paradigma seiring dengan perkembangan mutakhir model pembelajaran. Akhir-akhir ini diperkemalkan Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Sebelumnya diperkenalkan Model Pembelajaran Krwatif-Produktif (MPKP) dalam pembelajaran sastra. Makalah ini merupajan eujud nyata upaya mengimplementasikan model pembelajaran mutakhir untuk pembelajaran menulis kreatif puisi. Makalah yang diunggah berdasarkan pengalaman empiris dan teoretis ini tentu saja perlu diperkenalkan secara luas sehingga tujuan pembelajaran tercapai seperti harapan bersama. Pangkal tolak pembelajaran ini tentu saja kreativitas pengajar seraya dengan kepekaan dan inisiatif terus berupaya memadupadankan model pembelajaran yang ideal untuk mencapai efektivitas pembelajaran.Kata-kata kunci: menulis kreatif puisi, strategi PAIKEM, Model Pembelajaran Kreatif-Produktif
PEMERTAHANAN SASTRA LOKAL DAN SASTRA NASIONAL MELALUI PEMBELAJARAN SASTRA BANDINGAN Suyadi Suyadi
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 11, No 1 (2013): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v11i1.823

Abstract

Abstract :Sastra bandingan (Comparative literature) is a part of the domain or clumps of subjects in the field of literary expertise. This subject has long existed at the college as part of a study or a critical review of the literature. With a variety of approaches, research or study comparative literature today need to adjust to the times. Although still reviewing literary texts, but comparative literature still has to advance current methods. Comparative literature not only compare the intertextual literatur, but also to compare literary texts with nothing happening or are out of text and literary form. In this way, the study of comparative literature may be an attempt to maintain the existence of a national literature and local literature of siege and invasion of world literatur. Learning approach can be adapted to the curriculum-based Indonesian National Qualifications Framework (INQF) newly implemented government.Keywords : comparative literature, local literature, national literature, literary learningAbstrak :Sastra bandingan merupakan bagian dalam ranah atau rumpun mata kuliah keahlian di bidang kesastraan. Mata kuliah ini sudah lama ada pada perguruan tinggi sebagai bagian dari kajian atau telaah kritis terhadap karya sastra. Dengan berbagai pendekatan, penelitian atau kajian sastra bandingan saat ini harus mengalami penyesuaian terhadap perkembangan zaman. Meski tetap mengkaji teks-teks sastra, namun sastra bandingan tetap harus mengedepankan metode terkini. Sastra bandingan tidak hanya membandingkan antarteks sastra, tetapi juga membandingkan teks sastra dengan apa-apa yang terjadi atau terdapat di luar teks dan bentuk sastra. Dengan begini, maka pembelajaran sastra bandingan dapat menjadi satu upaya untuk mempertahankan keberadaan sastra nasional dan sastra lokal dari kepungan dan serbuan sastra dunia. Pendekatan pembelajarannya bisa disesuaikan dengan kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang baru diterapkan pemerintah.Kata kunci : sastra bandingan, sastra lokal, sastra nasional, pembelajaran sastra
Analisis Komparatif Tata Bahasa Struktural Amerika dan Tata Bahasa Generatif Transformasional Azhar Umar
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 11, No 1 (2013): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v11i1.1009

Abstract

Abstrack:This paper attempts to explore and compare two grammar school is phenomenal and the most attention linguists in decades , the flow of American Structural Grammar ( TSA ) and Transformational Generative Grammar (TGT ). Both the grammar school has a very sharp distinction paradigm of language and assessment/analysis language. TSA pioneered Bloomfield moved from psychological behaviorism and logical positivism argue that human behavior can be explained by external circumstances and the truth can only be accepted as far as concrete and empirically tested . Therefore, TSA was very concerned about the corpus (data speech) language because that is empirical, most objective , and easily observed directly Meanwhile , TGT, which led Noam A. Chomsky, the mentalism-based psychology. TGT is of the opinion that the language is not the same as the corpus. Language is a system and a corpus of speech is only a manifestation of the system language. TSA stance, the study of language should be able to describe the language as it is, ie, as it is used objectively-empirically by the user of the language is not as it should be (Oka and Suparno, 1994:297). From these figures it can be affirmed that the TSA has focused on the description and classification of data language performance (performance) through the use of the principle of direct subordinate element analysis (immediate constituent), According to IGT, any science that developed at the end should have a more distant destination, not just describe and classify the language of assessment data.Key words : performance studies and language competenceAbstrak :Tulisan ini mencoba menelusuri dan membandingkan dua aliran tata bahasa yang fenomenal dan yang paling menyita perhatian para linguis dalam beberapa dekade, yakni aliran Tata Bahasa Struktural Amerika (TSA) dan Tata Bahasa Generatif Transformasional (TGT). Kedua aliran tata bahasa ini memiliki perbedaan paradigma yang sangat tajam mengenai bahasa dan pengkajian/analisis bahasa. TSA yang dipelopori Bloomfield beranjak dari psikologi behaviorisme dan logika positivisme yang berpikiran bahwa perilaku manusia bisa diterangkan berdasarkan situasi-situasi eksternal dan kebenaran hanya diterima sejauh dapat diuji secara konkret dan empirik. Karena itulah, TSA sangat memerhatikan korpus (data ujaran) bahasa karena hal itulah yang empirik, paling objektif, dan mudah diamati secara langsung Sementara itu, TGT, yang dimotori Noam A. Chomsky, berbasis psikologi mentalisme. TGT berpendirian bahwa bahasa tidak sama dengan korpus. Bahasa adalah sistem dan korpus ujaran hanya manifestasi dari sistem bahasa itu. TSA berpendirian, penelitian bahasa harus mampu menggambarkan bahasa sebagaimana adanya, yakni sebagaimana ia dipakai secara objektif-empirik oleh pemakai bahasa bukan sebagaimana seharusnya (Oka dan Suparno, 1994:297). Dari gambaran ini dapat ditegaskan bahwa TSA memusatkan perhatiannya pada pendeskripsian dan pengklasifikasian data performansi bahasa (performance) melalui penggunaan prinsip analisis unsur bawahan langsung (immediate constituent), Menurut TGT, setiap ilmu yang berkembang pada akhirnya harus mempunyai tujuan yang lebih jauh, tidak hanya sekedar mendeskripsikan dan mengklasifikasikan data pengkajian bahasa. Kata-kata kunci: studi performansi dan kompetensi bahasa
Perbandingan Struktur Melodik Intonasi Tuturan Modus Deklaratif Bahasa Jawa antara Penutur di Medan dan Solo Wawan Prihartono
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 11, No 1 (2013): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v11i1.824

Abstract

Abstract :The thesis title is Intonation Java Language Speech of Declarative Mode Native in Medan (Comparison with Intonation Java Languages Speech of Declarative Mode Native in Solo). The goal of the study is to measure the meaning and the significan of differences in duration of speech sounds silables declarative mode of the Java language which is spoken by native speakers of Javanese in Medan and Solo. This study uses quantitative method with experimental approach. The determination of the samples in this study are using nonprobability purposive sampling with 40 people as samples. Data processed using praat program to identity of intensity, frequency and duration. Once measured, performed statistical tests which using SPSS (Statistics Package for Social Scientist) apply Independent Sample T-Test to determine whether significant differences in the average indices of the two groups of variables. The analysis showed that the average intonation declarative mode of performative speech spoken by speakers of Medan show any significance difference in the mean duration of speech sounds silabis mode declarative performative spoken by speakers of Solo. Keywords: Intonation, Declarative Mode, Java Language in MedanAbstrak :Penelitian ini mengkaji Struktur melodik Intonasi Tuturan Modus Deklaratif Bahasa Jawa Penutur di Medan (Perbandingan dengan Struktur melodik intonasi Tuturan Modus Deklaratif Bahasa Jawa Penutur di Solo). Tujuannya adalah mengukur rerata dan signifikansi perbedaan struktur melodik intonasi tuturan modus deklaratif bahasa Jawa yang dituturkan oleh penutur bahasa Jawa di Medan dan Solo. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimental. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan NonProbability Sampling dengan Purposive Sampling dengan jumlah sampel 40 orang. Data diolah menggunakan program praat untuk mengetahui ukuran durasi. Setelah diukur, dilakukan uji statistik menggunakan program SPSS (Statistics Package for Social Scientist) yang menerapkan Independent Sample TTest untuk mengetahui signifikan tidaknya perbedaan rerata indeks dari dua kelompok variabel. Hasil analisis menunjukan bahwa rerata struktur melodik intonasi tuturan modus deklaratif performatif yang dituturkan oleh penutur Medan menunjukan signifikansi perbedaan dengan rerata struktur melodik intonasi tuturan modus deklaratif performatif yang dituturkan oleh penutur Solo. Kata Kunci: Struktur melodik Kalimat Deklaratif, Bahasa Jawa penutur Medan
Analisis Struktur Aktan dan Model Fungsional "Legenda Putri Hijau" Sahril Sahril
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 11, No 1 (2013): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v11i1.1011

Abstract

Abstract :Princess Legend of the Green is one of the literary tradition of the Malay community and society Karo in North Sumatra. This legend tells about the events of the war between the Kingdom of Aceh with the Kingdom Delitua. The story in Legend of Princess Green contains action, characteristics of the characters, the story and the plot is very interesting. Green Princess Legend of research conducted to determine the structural and functional aktansial scheme contained in the story and find the main frame forming a story. The problems of this study were (1) How aktansial scheme and the functional structure of the Green Princess Legend of story? (2) What is the correlation actant scheme and the functional structure of the Green Princess Legend of story? The approach used in this study is objective approach is the approach that focuses on literature or literary texts and more emphasis on literature as an object of research focus. Research target is the structure of the Green Princess Legend of story text. The data of this study is the story structures containing actant scheme and the functional structure of the story contained in the Legend of the Green Princess. The method used in this research is a method for assessing the structural model of Greimas about Green Princess Legend of story structure based scheme actants and functional structure. Her actants already complex structure and functional analysis of the model has met three steps. Thus, it can be concluded that the Princess Legend of the Green storyline could be said to satisfy the structural and functional theory of Greimas. All structures actants are met and all stages in the functional model are met.Keywords: legend green princess-actant structure and functional modelAbstrak :Legenda Putri Hijau adalah salah satu karya sastra tradisi masyarakat Melayu dan masyarakat Karo di Sumatera Utara. Legenda ini menceritakan tentang peristiwa peperangan antara Kerajaan Aceh dengan Kerajaan Delitua. Cerita dalam Legenda Putri Hijau mengandung aksi, karakteristik tokoh, isi cerita dan alur yang sangat menarik. Penelitian Legenda Putri Hijau dilakukan untuk mengetahui skema aktansial dan struktur fungsional yang terkandung dalam cerita dan menemukan kerangka utama pembentuk cerita. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah skema aktansial dan struktur fungsional dalam cerita Legenda Putri Hijau? (2) Bagaimanakah korelasi skema aktan dan struktur fungsional dalam cerita Legenda Putri Hijau? Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan obyektif yaitu pendekatan yang menitikberatkan pada karya sastra atau teks sastra dan lebih menekankan pada obyek sastra sebagai fokus penelitian. Sasaran penelitian adalah struktur teks cerita Legenda Putri Hijau. Data penelitian ini adalah struktur-struktur cerita yang mengandung skema aktan dan struktur fungsional yang terdapat dalam cerita Legenda Putri Hijau. Metode yang digunakan dalam penelitan ini yaitu metode struktural model Greimas karena mengkaji tentang struktur cerita Legenda Putri Hijau berdasarkan skema aktan dan struktur fungsionalnya. struktur aktannya sudah kompleks dan analisis model fungsional telah terpenuhi ketiga tahap-tahapnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur cerita Legenda Putri Hijau bisa dikatakan memenuhi struktural dan fungsional dari teori Greimas. Semua struktur aktan terpenuhi dan semua tahap dalam model fungsional terpenuhi.Kata kunci: legenda putri hijau-struktur aktan dan model fungsional
Medan Makna Sampul Dalam
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 11, No 1 (2013): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v11i1.811

Abstract

Medan Makna Persyaratan Naskah
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 11, No 1 (2013): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v11i1.826

Abstract

Persyaratan Naskah
Evaluasi Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Negeri Medan Amran Purba
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 11, No 1 (2013): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v11i1.1012

Abstract

Abstract:This research is a normative research about evaluation language used in scietific works (thesis) at state universities in Medan. This research aims to create the used of standardized and welformed Indonesian language at university students, even at state or private universities in Medan with national standard for scientific works. To applicate that the book of Ejaan, Diksi, Istilah, Kalimat, dan Pernalaran is used (Moeliono et al., 2001) dan (Alwi et al., 2001). The research uses survey with descriptive qualitative and quantitave to find actual uptodate, and factual language data by doing scientific writing research at state universities in Medan. This research uses coding and directed observation techniques in using scientific writing of Indonesian language at IAIN, UNIMED, USU libraries. This choosen domain based on that the domain is assumed influencing university students language in North Sumatera. Therefore, the presented data is language phenomena and image at university student scientific language in Medan. The result of this research shows that Indonesian langugae used at thesis has many mistakes or errorness, such as spelling system, conjunction, sentence structure and interpretation, thus morphemes, dictions, and terms.Keywords: spelling, diction, term, and sentence structureAbstrak:Penelitian ini adalah penelitian normatif tentang evaluasi penggunaan bahasa pada karya ilmiah (skripsi) Perguruan Tinggi Negeri Medan. Penelitian ini bertujuan agar penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat tercipta di kalangan mahasiswa, baik di perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta di Medan yang berstandar nasional dalam hal karya tulis ilmiah. Untuk merealisasikan itu, digunakan buku Ejaan, Diksi, Istilah, Kalimat, dan Pernalaran (Moeliono et al., 2001) dan (Alwi et al., 2001). Penelitian ini melakukan survei dengan metode kualitatif dan kuantitatif yang deskriptif untuk mendapatkan data aktual dan mutakhir serta faktual berbahasa dengan melakukan penelitian ragam tulis ilmiah yang digunakan dalam karya tulis ilmiah di Perguruan Tinggi Negeri Medan. Penelitian ini menggunakan teknik pencatatan dan pengamatan langsung pada pemakaian bahasa Indonesia ragam tulis ilmiah yang ada di Perpustakaan IAIN, Unimed, dan USU. Ranah tersebut dipilih dengan alasan bahwa ranah tersebut diasumsikan berpengaruh dalam bahasa di kalangan perguruan tinggi yang ada di Sumatera Utara ini. Dengan demikian, data yang akan ditampilkan merupakan citra dan fenomena bahasa yang terdapat pada ranah bahasa ilmiah di Perguruan Tinggi Negeri Medan. Hasil penelitian ini memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia pada karya ilmiah (skripsi) yang masih banyak terdapat kesalahan adalah kesalahan kaidah ejaan, konjungsi, dan struktur kalimat serta pernalaran, lalu beberapa kesalahan bentuk kata, pilihan kata, dan istilah.Kata kunci: ejaan, pilihan kata, istilah, dan struktur kalimat

Page 1 of 2 | Total Record : 11