cover
Contact Name
Wening Sri Wulandari
Contact Email
jurnal.phh@gmail.com
Phone
+628129427717
Journal Mail Official
jurnal.phh@gmail.com
Editorial Address
Jl. Gunung Batu 5, Bogor 16610, Indonesia. Tlp. : +62-251-8633378 Fax. : +62-251-8633413
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Hasil Hutan
ISSN : 02164329     EISSN : 24428957     DOI : 10.20886/jphh
Jurnal Penelitian Hasil Hutan adalah jurnal ilmiah nasional yang mempublikasikan tulisan yang telah dicermati oleh Dewan Redaksi dan Mitra Bestari di bidang hasil hutan. Tulisan dalam Jurnal Penelitian Hasil Hutan mencerminkan inovasi dan hasil penelitian dasar dan terapan yang berkualitas di bidang hasil hutan. Topik tulisan penelitian hasil hutan meliputi: 1. Anatomi bahan berlignoselulosa 2. Sifat fisik dan mekanik bahan berlignoselulosa 3. Teknologi serat bahan berlignoselulosa 4. Papan komposit bahan berlignoselulosa 5. Biodeteriorasi dan pengawetan bahan berlignoselulosa 6. Teknologi pengeringan hasil hutan 7. Penggergajian dan pemesinan kayu 8. Pengolahan hasil hutan kayu dan bukan kayu 9. Pengolahan kimia dan energi hasil hutan 10. Ilmu kayu dan teknologi hasil hutan Keteknikan hutan 12. Pemanenan hasil hutan kayu dan bukan kayu
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 15, No 3 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan" : 7 Documents clear
PEMBUATAN BAMBU LAPIS DARI BAMBU TALI (Gigantochloa apus) Suwandi Kliwon
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 3 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5885.819 KB) | DOI: 10.20886/jphh.1997.15.3.190-199

Abstract

Penelitian pembuatan bambu lapis dari batang bambu tali dengan ukuran besar telah dilaksanakan di pabrik kayu lapis. Ukuran nominal bambu lapis yang dibuat adalah 213,5 cm x 91,5 cm x 12 mm dengan perekat urea formaldehida cair. Untuk meningkatkan keawetan bambu lapis diberikan bahan pengawet ke dalam perekat urea formaldehida, yaitu CCB (chlor, chrom, boraks) dan boraks sebanyak 5% dari bagian berat urea formaldehida cair. Bambu lapis yang dibuat terdiri dari tiga lapis (tripleks) dengan macam lapisan pelupuh bambu semua dan yang lapisan luarnya pelupuh bambu sedangkan lapisan intinya venir meranti merah tebal 4 mm.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan pengawet dan pengaruh jenis lapisan bambu lapis terhadap sifat mekanisnya serta mengetahui rendemen pelupuh bambu dan bambu lapisnya. Hasilnya menunjukkan rendemen pelupuh bambu 67,62% (tebal4, 7 mm), dan rendemen bambu lapis 54, 45%. Kadar air, tebal dan kesikuan memenuhi StandarIndonesia, akan tetapi panjang dan lebar bambu lapis hanya 50% yang memenuhi syarat dan 33% tidak memenuhi persyaratan tersebut.Keteguhan lentur dan keteguhan rekat pada umumnya memenuhi Standar Jepang. Modulus patah bambu lapis dengan bahan pengawet CCB adalah yang paling rendah, sedangkan yang paling tinggi terdapat pada bambu lapis yang lapisan dalamnya venir. Dengan demikian bila yang diutamakan faktor kekuatan, maka dianjurkan membuat bambu lapis dengan lapisan dalam berupa venir tebal 4 mm.
PENGARUH LAMA DAN CARA PENYULINGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK KERUING Bambang Wiyono
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 3 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1997.15.3.162-168

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  lama dan cara penyulingan  terhadap kualitas minyak keruing.   Bahan baku limbah kayu diambil dari industri kayu lapis di Jambi. Lama penyulingan  terdiri dari  18, 24 dan 30 jam,  sedangkan cara yang digunakan meliputi penyulingan dengan air dan uap-air. Pengaruh  lama dan cara penyulingan terhadap rendemen dan kualitas dianalisis dengan rancangan acak lengkap faktorial.Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penyulingan mempengaruhi  rendemen minyak keruing secara sangat nyata, sedangkan lama penyulingan dan interaksi antara lama dan cara penyulingan  tidak  berpengaruh  nyata  terhadap  indeks bias,  berat jenis  dan  bilangan  asam yang dihasilkan.  Penyulingan dengan air menghasilkan rendemen minyak keruing yang  lebih tinggi dari pada penyulingan  dengan  uap air.   Penyulingan dengan air lebih cocok dilakukan pada industri rumah tangga karena sederhana.
HUBUNGAN KERAPATAN JALAN HUTAN DENGAN INTENSITAS PEMUNGUTAN KAYU Dulsalam Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 3 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1997.15.3.200-211

Abstract

Penelitian hubungan antara kerapatan jalan hutan dan intensitas pemungutan kayu telah dilakukan di dua perusahaan hutan di Riau pada tahun 1995. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh hubungan kerapatan jalan hutan dengan intensitas pemungutan kayu. Data panjang jalan, luas penebangan dan produksi kayu selama beberapa tahun dikumpulkan. Data dianalisis dengan regresi linier dengan model matematis Y = a + bX. Hasil penelitian adalah sebagai berikut :1. Rata-rata luas hutan yang ditebang per tahun di PT Kulim Company dan PT Mandau Abadi berturut-turut adalah 1.875 dan 969 ha/tahun dengan hasil rata-rata berturut-turut 47.242 dan 17. 909 m3/tahun.2. Rata-rata panjang jalan yang dibuat PT Kulim Company dan PT Mandau Abadi berturut-turut adalah 19, 600 dan 14,840 km/tahun sehingga rata-rata kerapatan jalannya berturut-turut adalah 10,28 dan 23,69 m/ha3. Rata-rata intensitas pemungutan kayu PT Kulim Company dan PT Mandau Abadi berturut-turut 25,57 dan 59,69 m3/ha.4. Hubungan antara intensitas pemungutan kayu (Y) dan kerapatan jalan hutan (X) dapat dinyatakan dengan persamaan regresi Y = 9,2598 + 1,8569 X, dengan R2 = 0, 7298.
PEMBUATAN KOMPOS DAUN Acacia mangium DENGAN CARA FERMENTASI TERMOFILIK MANUAL Tjutju Nurhayati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 3 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1997.15.3.223-234

Abstract

Pembusukan daun mangium (Acacia mangium) secara alami memerlukan waktu lama dan pada musim kering akan mudah terbakar bila ada percikan api, oleh karena nilai kalor daun relatif tinggi (5024 cal/g) dan titik nyala sekitar 179-189"C. Potensi daun relative banyak dan ini berasal dari daun gugur dan dari sisa penebangan.Pembuatan kompos daun mengium cara cepat dapat dilakukan dengan cara manual termofilik fermentasi (MTF) yang perangkatnya berasal dari rancang bangun Solid State Fermentation (SSF) dengan beberapa kali uji pendahuluan. Perubahan dari SSF ke MTF pada penungas air menjadi mantel air yang mengelilingi fermentor, pasokan energi suhu termofilik dari listrik ke minyak tanah atau biomasa, skala fermentasi lebih besar dan lain-lain.Proses fermentasi 32 kg daun dicampur dengan 6,5 kg kotoran sapi dan 18 L air pada pH6,8 berlangsung selama 24 hari pada suhu fermentor 45-50 oC dan suhu mantel air berkisar antara 42-68 oC. Energi selama proses fermentasi dibutuhkan 1308 MJ berasal dari 40 L minyak tanah.Kompos daun yang dihasilkan sebanyak 43,5 kg pada kadar air 51,36%, pH 6,8 dan nisbahCN 16,46. Kandungan unsur hara kompos yang dianalisis terdiri dari kadar N, P, K, Ca. Mg,S, Fe, Mn, Cu, Zn dan C-organik. Beberapa jenis unsur diantaranya menunjukkan kadar yang lebih tinggi dari hara daun sebelum di fermentasi.
PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PENGELUARAN KAYU DENGAN SISTEM KABEL P3 HH 20 Dulsalam Dulsalam; Maman M Idris; Wesman Endom
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 3 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1997.15.3.151-161

Abstract

Penelitian produktivitas  dan biaya pengeluaran kayu dengan sistem kabel layang P3HH 20 telah dilakukan  di BKPH Segaranten, KPH Sukabumi Perum Perhutani  Unit III, Jawa Barat, pada  tahun  1995.  Tujuannya adalah  untuk menguji  coba sistem kabel  layang  buatan Pusat Penelitian  dan  Pengembangan   Hasil   Hutan   dan  Sosial  Ekonomi  Kehutanan  dan   untuk mengetahui produktivitas   dan  biayanya.  Data  spesifikasi  sistem kabel  layang,  ukuran  kayu yang  dikeluarkan,  waktu kerja,  konsumsi  bahan bakar dan oli,  serta upah pekerja dikumpulkan. Hasil penelitian  ini adalah sebagai berikut :1.Alat pengeluaran  kayu sistem  kabel  layang  buatan Pusat Penelitian  dan Pengembangan Hasil Hutan  dan Sosial Ekonomi  Kehutanan,  berhasil dalam operasi mengeluarkan kayu dari jurang kelereng atas.2.Volume kayu yang  dapat dikeluarkan  dengan alat pengeluaran  kayu sistem kabel  layangP3HH 20 berkisar antara 0,061 - 0,308 m3 /rit dengan rata-rata 0,/14Im3/rit3. Produktivitas sistem kabel layang P3HH 20 bervariasi antara 0,575 - 5,508 m3/jam dengan rata-rata 1,856 m3/jam.4. Rata-rata  biaya  pengeluaran   kayu  dengan  sistem  kabel  layang  P3HH  20  adalah  Rp.9.531/m3.5.Rata-rata biaya pengeluaran kayu sistem kabel layang P3HH 20 lebih rendah dibanding biaya pengeluaran kayu sistem Koller 300 yaitu berturut-turut Rp.9.531/m3 dibanding Rp.33.322/m3.6.Kereta dan mekanisme rem disarankan untuk disempurnakan.
ANALISIS PRODUKTIVITAS KERJA EKSTRAKSI KAYU DENGAN SISTEM KABEL LAYANG DALAM SISTEM TEBANG HABIS DI HUTAN JAWA TIMUR Zakaria Basari; Djoko Sumanto; Wesman Endom
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 3 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1997.15.3.169-189

Abstract

Salah satu sistem pengeluaran kayu bulat yang lebih produktif di dalam kegiatan pembalakan di daerah pegunungan adalah sistem kabel layang. Alat sistem kabel layang yang diteliti adalah jenis mesin yarder merek Isuzu berkekuatan 115 HP. Penelitian bertujuan untuk mengetahui produktivitas kerja.biaya ekstraksi dan aspek ekologis.Produktivitas kerja dilakukan dengan cara menghitung prestasi kerja per jalur, biaya ekstraksi kayu mencakup biaya kepemilikan alat per jam dan biaya operasi per jam , aspek ekologis menghitung dampak keterbukaan lantai permukaan hutan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa produktivitas kerja rata-rata 2.17 m3/jam atau 17.29 m3/hari dengan waktu kerja efektif 5,77 jam/hari. Biaya ekstraksi sebesar Rp 18,596/m3. Perusakan lapisan permukaan tanah sebesar 205,8 m2/ha atau hanya sebesar 1,75 %.
PEMBALAKAN RAMAH LINGKUNGAN UNTUK MINIMASI KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL: KASUS DI SATU PERUSAHAAN HUTAN DI KALIMANTAN TIMUR Maman Mansyur Idris; Sona Suhartana
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 3 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1997.15.3.212-222

Abstract

Pembalakan yang  berdampak minimal  terhadap lingkungan merupakan isu sentral dalam era ekolabel dan perdagangan  bebas.  Untuk itu penelitian ini telah dilakukan di satu perusahaan hutan di Kalimantan  Timur pada  tahun 1997. Tujuan penelitian adalah untuk menciptakan kondisi  tegakan tinggal yang  menjamin tercapainya pemanfaatan yang  berkelanjutan dengan cara untuk meminimalkan kerusakan tegakan tinggal yang terjadi.Data yang dikumpulkan:  (1) pohon ditebang, pohon berdiameter 20 cm dan ke atas, pohon yang  rusak;  (2) jumlah  dan keadaan tiang;  (3)jumlah  dan keadaan pancang;  (4) jumlah  dan keadaan  semai.  Analisis  data  dilakukan  dengan membandingkan kerusakan  tegakan tinggal yang diakibatkan oleh teknik pemanenan konvensional dengan teknik terkontrol.Hasil penelitian  menunjukkan  bahwa rata-rata kerusakan tegakan tinggal tingkat pohon, tiang, pancang  dan  semai  berturut-turut  adalah  11,2%; 4,9%;  4,5%   dan  5,7%  untuk yang terkontrol.  Sedangkan untuk konvensional besaran tersebut adalah 13, l %; 11, 9%;  12, 9% dan 14,4%.    Telah terjadi penurunan  kerusakan  berturut-turut  untuk tiang,  pancang    dan semai sebesar 7, l %; 8, 4% dan 8, 7%  (berbeda sangat nyata pada taraf 99%).Berdasarkan  hasil penelitian,   maka  dalam pelaksanaan pemanenan  kayu seyogyanyalah menggunakan   teknik  terkontrol yang sesuai dengan aturan TPTl karena dapat meminimalkan kerusakan yang terjadi.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

1997 1997


Filter By Issues
All Issue Vol 40, No 3 (2022): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 40, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 40, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 39, No 3 (2021): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 39, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 39, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 38, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 38, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 38, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 37, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 37, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 36, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 36, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 36, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 35, No 4 (2017): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 35, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 35, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 35, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 4 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 33, No 4 (2015): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 33, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 33, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 33, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 32, No 4 (2014): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 32, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 32, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 32, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 4 (2013): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 3 (2013): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 30, No 4 (2012): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 30, No 3 (2012): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 30, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 30, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 29, No 4 (2011): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 29, No 3 (2011): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 29, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 29, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 28, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 28, No 3 (2010): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 28, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 28, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 4 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 3 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 26, No 4 (2008): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 26, No 3 (2008): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 26, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 26, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 3 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 5 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 4 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 3 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 5 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 4 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 22, No 4 (2004): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 22, No 3 (2004): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 22, No 2 (2004): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 22, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 21, No 3 (2003): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 21, No 2 (2003): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 21, No 1 (2003): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 5 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 4 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 3 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 2 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 1 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 19, No 4 (2001): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 19, No 3 (2001): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 19, No 2 (2001): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 19, No 1 (2001): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 18, No 3 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 18, No 2 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 18, No 1 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 17, No 4 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 17, No 3 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 17, No 2 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 17, No 1 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 5 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 4 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 3 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 2 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 1 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 8 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 7 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 6 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 5 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 4 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 3 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 2 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 1 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 10 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 9 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 8 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 7 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 6 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 5 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 4 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 3 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 2 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 1 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 8 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 7 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 6 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 5 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 4 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 3 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 2 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 1 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 12, No 6 (1994): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 12, No 5 (1994): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 12, No 4 (1994): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 12, No 3 (1994): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 12, No 2 (1994): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 12, No 1 (1994): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 8 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 7 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 6 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 5 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 4 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 3 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 2 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 1 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 6 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 5 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 4 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 3 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 2 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 1 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 7 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 6 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 5 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 4 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 3 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 2 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 1 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 8, No 6 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 8, No 5 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 8, No 4 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 8, No 3 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 8, No 2 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 8, No 1 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 7, No 4 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 7, No 3 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 7, No 2 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 7, No 1 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 8 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 7 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 6 (1989): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 5 (1989): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 4 (1989): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 3 (1989): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 2 (1989): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 1 (1989): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 7 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 6 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 5 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 4 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 3 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 2 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 1 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 4, No 4 (1987): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 4, No 3 (1987): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 4, No 2 (1987): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 4, No 1 (1987): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 3, No 4 (1986): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 3, No 3 (1986): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 3, No 2 (1986): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 3, No 1 (1986): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 2, No 4 (1985): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 2, No 3 (1985): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 2, No 2 (1985): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 2, No 1 (1985): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 1, No 4 (1984): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 1, No 3 (1984): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 1, No 2 (1984): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 1, No 1 (1984): Jurnal Penelitian Hasil Hutan More Issue