cover
Contact Name
Pantjar Simatupang
Contact Email
jae.psekp@gmail.com
Phone
+62251-8333964
Journal Mail Official
jae.psekp@gmail.com
Editorial Address
Lt. III Gedung A. Kawasan Inovasi Pertanian Cimanggu Jl. Tentara Pelajar No. 3B, Kota Bogor 16111
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Agro Ekonomi
ISSN : 02169053     EISSN : 25411527     DOI : http://dx.doi.org/10.21082/
Core Subject : Agriculture,
Ruang lingkup dari Jurnal Agro Ekonomi adalah sosial ekonomi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 27, No 1 (2009): Jurnal Agro Ekonomi" : 5 Documents clear
Dampak Intervensi Pemerintah terhadap Kinerja Ekonomi Komoditas Perkebunan Utama pada Berbagai Rezim Nilai Tukar Rupiah 1979-2005 Bambang Dradjat
Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.323 KB) | DOI: 10.21082/jae.v27n1.2009.61-80

Abstract

EnglishThis research was focussed on the effects of production, trade and macro economic policies on the real price, level of protection and the achievement of estate crop commodities, namely cocoa, coffee, rubber, tea and crude palm oil (CPO), in the Indonesian domestic market. The method of analyses used includes the decomposition of relative prices of estate crop commodities and direct, indirect and total protection rates.  The results show that the real prices of main estate crops in the period of 1985-1997 experienced a decrease compared to that of 1979-1985.  However, in the period of 1997-2005, the real prices of cocoa and rubber, but not for coffee, tea and CPO, showed an increase compared to the preceding periods. The indirect protection, in general indicated an increase, however, the direct protection showed a decrease.  In total, the rate protection of the estate crops resulted in positive values eventhough it seemed to decrease from time to time.  Terms of trade of estate crops against the importing sugar, from 1979 to 1997 showed a decrease but they were still in positive values. The decreasing performance of main estate crops would be more significant with respect to the capacity to import.  In the future, it is suggested that the goverment of Indonesia should adjust its interventions continuously by taking into account the international price movements of main estate crops to give incentives to producers and exporters. IndonesianPenelitian ini difokuskan pada dampak dari kebijakan pemerintah di bidang produksi, perdagangan dan makro ekonomi terhadap harga riil, tingkat proteksi dan kinerja komoditas utama perkebunan, yaitu kakao, kopi, karet, teh, dan minyak kelapa sawit mentah (CPO) di pasar domestik. Metode analisis yang digunakan adalah dekomposisi harga komoditas utama perkebunan di pasar domestik dan perhitungan tingkat proteksi langsung, tak langsung dan total keduanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga riil komoditas perkebunan pada periode 1985-1997 menunjukkan penurunan dibandingkan pada periode 1979-1985. Pada periode 1997-2005, harga riil kakao dan karet menunjukkan kenaikan dibandingkan periode sebelumnya.  Namun, hal ini tidak terjadi untuk kopi, teh dan minyak kelapa sawit. Secara umum, tingkat proteksi tidak langsung menunjukkan kenaikan, sebaliknya tingkat proteksi langsung mengalami penurunan.  Secara total, tingkat proteksi masih positif walaupun mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Nilai tukar perdagangan komnoditas utama perkebunan terhadap komoditi impor, sebagai contoh gula, dari tahun 1979 ke 1997 mengalami penurunan tetapi masih bernilai positif.  Penurunan kinerja ini lebih nyata jika dilihat dari kapasitas untuk mengimpor. Pada masa mendatang pemerintah Indonesia sebaiknya menyesuaikan intervensinya secara terus menerus.  Pergerakan harga internasional komoditas utama perkebunan perlu diperhitungkan sehingga intervensi tersebut dapat menghasilkan insentif bagi produsen dan pengekspor untuk berproduksi dan mengekspor.
PENGARUH MODAL SOSIAL DAN KETERDEDAHAN INFORMASI INOVASI TERHADAP TINGKAT ADOPSI INOVASI JAGUNG DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT Bulu, Yohanes G.; Hariadi, Sunarru S.; Herianto, Ageng S.; Mudiyono, nFN
Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.108 KB) | DOI: 10.21082/jae.v27n1.2009.1-21

Abstract

EnglishThe objectives of this research are:1) analyses the influence of exposure innovation information, human capital, innovation promotion, and rate of adoption of corn innovation toward social capital; and 2) analyses the influence of social capital, exposure innovation information, human capital, and innovation promotion toward rate of adoption of corn innovation. The research was conducted in East Lombok Regency, West Nusa Tenggara Province, from July to October 2008. The research it used survey method with combining quantitative and qualitative approaches. Data of the research were collected through an in-depth interview on 220 respondents and 12 informants. Based on result of the research, it is concluded that social capital was significantly influenced by factors such as the innovation communication frequency, innovation communication intensity, work motivation, farmer?s attitude, innovation economic benefit value, market availability, and rate of adoption of corn innovation. The factors was significantly influenced toward rate of adoption of corn innovation were social capital, information access of innovation, innovation availability, and market availability. However, in adoption process of corn innovation, farmer?s exposure toward innovation information, human capital, and innovation promotion worked through the social capital. The capital is one of the factors required to consider in improving the adoption of corn innovation, so the revitalization of social capital should be done by using various of cohesively approaches. IndonesianTujuan penelitian ini adalah untuk 1) menganalisis pengaruh keterdedahan informasi inovasi, modal manusia, promosi inovasi, dan tingkat adopai inovasi jagung terhadap modal sosial dan 2) menganalisis pengaruh modal sosial, keterdedahan informasi inovasi, modal manusia, dan promosi inovasi terhadap tingkat adopsi inovasi jagung. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, dari bulan Juli - Oktober 2008. Penelitian menggunakan metode survai dengan mengkombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam pada 220 responden dan 12 orang informan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa modal sosial dalam adopsi inovasi jagung dipengaruhi oleh faktor frekuensi komunikasi inovasi, intensitas komunikasi inovasi, motivasi kerja, sikap petani, nilai manfaat ekonomi inovasi, ketersediaan pasar, dan tingkat adopsi inovasi. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat adopsi inovasi jagung adalah modal sosial, akses informasi inovasi, ketersediaan inovasi, dan ketersediaan pasar. Bagaimanapun dalam proses adopsi inovasi jagung bahwa keterdedahan petani terhadap informasi inovasi, modal manusia, dan promosi inovasi adalah bekerja melalui modal sosial. Modal sosial merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam peningkatan adopsi inovasi jagung, sehingga sangat perlu untuk melakukan revitalisasi modal sosial dengan menggunakan berbagai pendekatan secara kohesif.
Desain Model Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Plasma Berkelanjutan Berbasis Pendekatan Sistem Dinamis (Studi Kasus Kebun Kelapa Sawit Plasma PTP Nusantara V Sei Pagar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau) I Gusti Putu Wigena; Hermanto Siregar; nFN Sudradjat; Santun R.P. Sitorus
Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v27n1.2009.81-108

Abstract

EnglishManagement of nucleus smallholder oil palm after the conversion is not meeting the recommendation standard which leads to the production decrease. For this reason, this research was conducted at PTP Nusantara V Sei Pagar nucleus smallholder oil palm, Kampar District, Riau Province from January 2007 to March 2008. The objectives of this research are to design sustainable management model of nucleus smallholder oil palm meet the biophysical (planet), economical (profit) and social (people) aspects. The research extensively used primary and secondary data of biophysical, economical and social aspects. Sources of the biophysical secondary data were PTPN V and related local government institutions. The biophysical primary data was collected through observation method, while economical and social data were collected through interview technique with farmers, farmer’s groups and Village Cooperative Unit staffs using structured questionnaires. There were 100 respondents, selected randomly using stratified random sampling method. The data was analyzed using Power Sim program. The results showed that the design of sustainable nucleus smallholder oil palm management model for 2010-2035 satisfies biophysical, economical and social aspects.  The indicators namely fresh fruit bunch yield at about 25.83 ton/ha/year, the increasing of soil degradation and the decreasing of environmental capacity at lower levels of about 0.03-0.8% and 0.002-0.1%, respectively. The average farmer’s income at Rp. 22,859,950/ha/year, and community income surrounding the oil palm plantation at the average of Rp. 16,845,025/year, a value that higher than the regional minimum wage of Riau Province. Human resources quality increased indicated by the  education level equivalent with the income of oil palm labor at about Rp. 55 million annually.IndonesianPengelolaan kebun kelapa sawit plasma pascakonversi tidak sesuai standar yang dianjurkan sehingga berdampak terhadap penurunan produksi. Untuk itu, telah dilakukan penelitian di kebun kelapa sawit plasma PTP Nusantara V Sei Pagar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dari bulan Januari 2007 sampai Maret 2008. Tujuan penelitian adalah untuk merancang model pengelolaan kebun kelapa sawit plasma berkelanjutan yang memenuhi aspek biofisik (planet), ekonomi (profit), dan sosial (people). Penelitian menggunakan data primer dan sekunder yang menyangkut aspek biofisik, ekonomi, dan sosial. Data sekunder bersumber dari PTPN V dan instansi terkait pemerintah Daerah Provinsi Riau. Data primer biofisik dikumpulkan dangan observasi lapang, data ekonomi dan sosial dikumpulkan melalui wawancara langsung ke petani, kelompok tani dan staf KUD dengan kuesioner terstruktur. Jumlah responden sebanyak 100 orang yang diambil secara acak bertingkat (stratified random). Data terkumpul dianalisis dengan program Power Sim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pengelolaan berkelanjutan yang dirancang untuk periode 2010-2035 mampu memenuhi aspek biofisik, ekonomi, dan sosial dengan indikator produksi tandan buah segar (TBS) rata-rata 25,83 ton/ha/tahun, peningkatan degradasi lahan dan penurunan daya dukung lingkungan sangat rendah, masing-masing sebasar 0,03-0,08 persen dan 0,002-0,01 persen. Pendapatan petani rata-rata sebesar Rp 22.859.950/ha/tahun dan pendapatan masyarakat sekitar kebun rata-rata Rp 16.845.025/tahun yang melebihi tingkat Upah Minimum Regional Provinsi Riau. Kualitas sumberdaya manusia meningkat yang tercermin dari tingkat pendidikan yang disetarakan dengan pendapatan yang diperoleh sebagai tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit sampai Rp 55.000.000/tahun.
Analisis Kelayakan Ekonomi, Keberlanjutan Usahatani dan Faktor-Faktor Penentu Adopsi Benih Jagung Transgenik di Indonesia Edwin S. Saragih; Santun R.P. Sitorus; nFN Harianto; Sugiono Moeljopawiro
Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v27n1.2009.23-44

Abstract

EnglishAn ex ante valuation was carried out to determine economic feasibility and sustainability of transgenic Bt and RR corn seeds adoption at farm level. Farm surveys were conducted in East Java and Lampung provinces to collect data from the existing corn farms. Data were analyzed using methods of input-output analysis, contingent valuation method (CVM) and multi-attribute value theory (MAVT). Simulated input-output analysis (with vs without) was conducted using previously available trial data and reference from a neighbor country. For analyzing factors enabling effective adoption of transgenic corn, some experts were requested to weigh potential alternatives based on various criteria, sub-criteria and indicators employing analytical hierarchy process (AHP) technique. Feasibility valuation showed that transgenic corn provides higher farm revenue than that of conventional hybrid corn, i.e., Rp. 10.7 – 14.4 million and Rp. 10.2 – 12.4 million per hectare, respectively. Majority of farmers were willing to pay higher price for transgenic corn seeds but not exceeding 10% of hybrid corn seeds price. Sustainability index calculated at farm level showed slightly higher aggregate index of transgenic corn seeds adoption compared to that of existing hybrid corn. Institutional framework and capacity, regulation and public perception were seen as the most critical factors in ensuring successful adoption of transgenic seeds in Indonesia.      IndonesianValuasi ex ante dilakukan untuk menentukan kelayakan ekonomi dan keberlanjutan adopsi jagung transgenik BT dan RR pada tingkat usahatani. Survai usahatani dilaksanakan di dua provinsi, Jawa Timur dan Lampung, untuk mengumpulkan data usahatani jagung. Data diolah dengan beberapa metode, yakni analisis input-output, contingent valuation method (CVM) dan multi-attribute value theory (MAVT). Analisis input-output yang disimulasikan (dengan vs tanpa) dilakukan dengan menggunakan data percobaan sebelumnya dan merujuk pada data dari negara tetangga. Untuk analisis faktor-faktor penentu adopsi tanaman transgenik yang efektif dilakukan wawancara dengan beberapa pakar untuk menimbang alternatif-alternatif potensial berdasarkan berbagai kriteria, subkriteria dan indikator dengan menggunakan teknik analytical hierarchy process (AHP). Hasil valuasi kelayakan menunjukkan bahwa jagung transgenik memberikan penerimaan usahatani lebih tinggi dibandingkan dengan jagung hibrida konvensional, yakni masing-masing Rp 10,7 – 14,4 juta dan Rp 10,2 – 12,4 juta per hektar. Sebagian besar petani bersedia membayar lebih mahal untuk benih jagung transgenik, namun tidak melebihi 10% dari harga benih jagung hibrida saat penelitian ini. Indeks keberlanjutan yang dihitung pada tingkat usahatani menunjukkan indeks agregat yang sedikit lebih tinggi dengan adopsi benih jagung transgenik dibandingkan dengan jagung hibrida. Kerangka dan kapasitas kelembagaan, regulasi, dan persepsi publik dinilai sebagai faktor-faktor paling kritikal bagi keberhasilan adopsi benih tanaman transgenik di Indonesia.
Analisis Peran Jaringan Komunikasi Petani dalam Adopsi Inovasi Traktor Tangan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Parlaungan Adil Rangkuti
Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v27n1.2009.45-60

Abstract

EnglishHand tractor utilization in Indonesia keeps growing as a result of a more limited time available for farming and shortage of animal and human resources for soil tillage. One of the farmers’ problems is that the process of innovation adoption of hand tractor remains low due to static role of farmers’ communication network. Carried out in Neglasari village (Bojongpicung Sub-district, Cianjur Regency of West Java province) this study shows that in the sociometric communication network, the interaction in innovation adoption of hand tractor tend to form open-shape, star-shape or circle-shape networks. Generally, communication is a two-way connection and dominated by public figures with a star role. Farmers’ communication network in relation to connectedness, diversity, integration, and openness value may be classified into middle and low category. Times needed by farmers to adopt technology innovation of hand tractor are as follows: innovators 31.4%, early adopters 23.7%, early majority 22.5%, late majority 11.2%, and laggards 11.2%. Regression analysis indicates that farm productivity has a positive influence on diversity value (0.017) and integration value (0.213), but has a negative influence on connectedness value (-0.472) and openness level (-0.642). Cost of land preparation has a positive effect on diversity level (0.162) and cosmopolitanism level (0.173) and has the highest contribution on communication network at the connectedness (0.204). Farm gate price of paddy has a negative effect on connectedness level (-0.067), but a positive influence on communication network at diversity level (0.087), connectedness level (0.040) and openness level (0.080). IndonesianPenggunaan traktor tangan di Indonesia terus meningkat karena makin terbatasnya waktu, serta tenaga kerja manusia dan ternak untuk mengolah lahan sawah. Salah satu permasalahannya adalah bahwa proses adopsi inovasi traktor tangan masih rendah karena peran jaringan komunikasi petani yang belum dinamis. Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Neglasari (Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat) ini menunjukkan bahwa dalam sosiometri jaringan komunikasi, interaksi komunikasi dalam adopsi inovasi traktor tangan membentuk jaringan yang cenderung terbuka, berbentuk bintang, atau roda. Pada umumnya hubungan komunikasi dilakukan dua arah dan sangat didominasi oleh tokoh-tokoh masyarakat yang berperan sebagai star. Jaringan komunikasi petani dalam kaitannya dengan nilai keterkaitan, keragaman, kekompakan dan keterbukaan kelompok tani, secara umum masih tergolong sedang dan rendah. Waktu yang dibutuhkan petani untuk mengadopsi inovasi teknologi traktor tangan dengan kategori perintis mencapai 31,4 persen, pelopor 23,7 persen, mayoritas dini 22,5 persen, mayoritas lambat 11,2 persen, dan kolot 11,2 persen. Produktivitas lahan berpengaruh positif terhadap tingkat keragaman (0,017) dan tingkat kekompakan (0,213), tetapi berpengaruh negatif terhadap tingkat keterkaitan (-0,472) dan tingkat keterbukaan (-0,642). Biaya pengolahan lahan hingga siap tanam berpengaruh positif terhadap tingkat keragaman (0,162) dan tingkat kekosmopolitanan (0,173), dan mempunyai kontribusi terbesar terhadap jaringan komunikasi pada tingkat kekompakan dengan nilai nyata 0,204. Harga gabah di tingkat petani berpengaruh negatif terhadap keterikatan (-0,067), tetapi berpengaruh positif terhadap jaringan komunikasi dengan tingkat keragaman (0,087), kekompakan (0,040) dan tingkat keterbukaan (0,080).

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2009 2009


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2021): Jurnal Agro Ekonomi: IN PRESS Vol 39, No 1 (2021): Jurnal Agro Ekonomi Vol 38, No 2 (2020): Jurnal Agro Ekonomi Vol 38, No 1 (2020): Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 1 (2019): Jurnal Agro Ekonomi Vol 36, No 2 (2018): Jurnal Agro Ekonomi Vol 36, No 1 (2018): Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 2 (2017): Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 1 (2017): Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 1 (2016): Jurnal Agro Ekonomi Vol 33, No 2 (2015): Jurnal Agro Ekonomi Vol 33, No 1 (2015): Jurnal Agro Ekonomi Vol 32, No 2 (2014): Jurnal Agro Ekonomi Vol 32, No 1 (2014): Jurnal Agro Ekonomi Vol 31, No 2 (2013): Jurnal Agro Ekonomi Vol 31, No 1 (2013): Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 2 (2012): Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 1 (2012): Jurnal Agro Ekonomi Vol 29, No 2 (2011): Jurnal Agro Ekonomi Vol 29, No 1 (2011): Jurnal Agro Ekonomi Vol 28, No 2 (2010): Jurnal Agro Ekonomi Vol 28, No 1 (2010): Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 2 (2009): Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 2 (2008): Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 1 (2008): Jurnal Agro Ekonomi Vol 25, No 2 (2007): Jurnal Agro Ekonomi Vol 25, No 1 (2007): Jurnal Agro Ekonomi Vol 24, No 2 (2006): Jurnal Agro Ekonomi Vol 24, No 1 (2006): Jurnal Agro Ekonomi Vol 23, No 2 (2005): Jurnal Agro Ekonomi Vol 23, No 1 (2005): Jurnal Agro Ekonomi Vol 22, No 2 (2004): Jurnal Agro Ekonomi Vol 22, No 1 (2004): Jurnal Agro Ekonomi Vol 21, No 2 (2003): Jurnal Agro Ekonomi Vol 21, No 1 (2003): Jurnal Agro Ekonomi Vol 20, No 2 (2002): Jurnal Agro Ekonomi Vol 20, No 1 (2002): Jurnal Agro Ekonomi Vol 19, No 2 (2001): Jurnal Agro Ekonomi Vol 19, No 1 (2001): Jurnal Agro Ekonomi Vol 18, No 2 (1999): Jurnal Agro Ekonomi Vol 18, No 1 (1999): Jurnal Agro Ekonomi Vol 17, No 2 (1998): Jurnal Agro Ekonomi Vol 17, No 1 (1998): Jurnal Agro Ekonomi Vol 16, No 1-2 (1997): Jurnal Agro Ekonomi Vol 15, No 2 (1996): Jurnal Agro Ekonomi Vol 15, No 1 (1996): Jurnal Agro Ekonomi Vol 14, No 2 (1995): Jurnal Agro Ekonomi Vol 14, No 1 (1995): Jurnal Agro Ekonomi Vol 13, No 2 (1994): Jurnal Agro Ekonomi Vol 13, No 1 (1994): Jurnal Agro Ekonomi Vol 12, No 2 (1993): Jurnal Agro Ekonomi Vol 12, No 1 (1993): Jurnal Agro Ekonomi Vol 11, No 2 (1992): Jurnal Agro Ekonomi Vol 11, No 1 (1992): Jurnal Agro Ekonomi Vol 10, No 1-2 (1991): Jurnal Agro Ekonomi Vol 9, No 2 (1990): Jurnal Agro Ekonomi Vol 9, No 1 (1990): Jurnal Agro Ekonomi Vol 8, No 2 (1989): Jurnal Agro Ekonomi Vol 8, No 1 (1989): Jurnal Agro Ekonomi Vol 7, No 2 (1988): Jurnal Agro Ekonomi Vol 7, No 1 (1988): Jurnal Agro Ekonomi Vol 6, No 1-2 (1987): Jurnal Agro Ekonomi Vol 5, No 2 (1986): Jurnal Agro Ekonomi Vol 5, No 1 (1986): Jurnal Agro Ekonomi Vol 4, No 2 (1985): Jurnal Agro Ekonomi Vol 4, No 1 (1985): Jurnal Agro Ekonomi Vol 3, No 2 (1984): Jurnal Agro Ekonomi Vol 3, No 1 (1983): Jurnal Agro Ekonomi Vol 2, No 1 (1982): Jurnal Agro Ekonomi Vol 1, No 2 (1982): Jurnal Agro Ekonomi Vol 1, No 1 (1981): Jurnal Agro Ekonomi More Issue