cover
Contact Name
Dr. Otih Rostiana
Contact Email
otihrostiana@gmail.com
Phone
+62251-8321879
Journal Mail Official
buletintro@gmail.com
Editorial Address
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BUL LITTRO) Editorial Office : Indonesian Spices and Medicinal Crops Research Institute (ISMCRI) Jl. Tentara Pelajar No. 3 Bogor, Indonesia 16111 Telp. (0251) 8321879, Fax. (0251) 8327010 E mail : buletintro@gmail.com
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
ISSN : 02150824     EISSN : 25274414     DOI : http://dx.doi.org/10.21082/
Core Subject : Agriculture,
Focus and Scope Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BUL LITTRO) is a peer-reviewed and open access journal that publishes significant and important research finding on spice, medicinal, aromatic and industrial crops that have never been publish in any other scientific publications. Scopes of Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat are: Scope of science: Agricultural Microbiology, Agricultural Socio-Economics, Agronomy, Plant Biotechnology, Plant Breeding, Plant Protection, Plant Physiology, Soil Science, Seed Technology, Primary Post Harvest Scope of commodities : spice, medicinal, aromatic and industrial crops
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat" : 9 Documents clear
PENGARUH SUHU DAN MEDIA PERKECAMBAHAN TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PURWOCENG UNTUK MENENTUKAN METODE PENGUJIAN BENIH Devi Rusmin; Faiza C Suwarno; Ireng Darwati; Satriyas Ilyas
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v25n1.2014.45-51

Abstract

Informasi tentang metode pengujian benih purwoceng (Pimpinella pruatjan) masih terbatas, terutama kebutuhan suhu dan media perkecambahan yang tepat. Percobaan bertujuan untuk mengetahui suhu dan media perkecambahan yang tepat dalam pengujian daya berkecambah benih purwoceng. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tanaman, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor,sejak Maret sampai Mei 2009. Percobaan disusun dalam rancangan petak terbagi dengan tiga ulangan. Sebagai petak utama adalah suhu perkecambahan yang terdiri atasdua taraf (1) 18-200C (T1), dan (2) 23-250C (T2). Sebagai anak petak adalah lima jenis media (1) media kertas stensil/CD (cross-machine direction) (M1), (2) media pasir (M2), (3) media tanah (M3), (4) campuran media tanah dan kompos (1:1) (M4), dan (5) campuran media tanah, pasir dan kompos (1:1:1) (M5), sehingga diperoleh 30 kombinasi perlakuan. Hasil percobaan menunjukkan suhu perkecambahan 23-250C dengan media kertas stensil merupakan kombinasi perlakuan terbaik untuk metode pengujian viabilitas dan vigor benih purwoceng, berdasarkan nilai daya berkecambah (44%), potensi tumbuh maksimum (45,33%), indeks vigor (23,33%), dan kecepatan tumbuh (0,97% etmal-1).
Peningkatan Produksi dan Ketahanan Jahe Terhadap Penyakit Layu Bakteri Melalui Imbangan Hara dan Kompos Tanaman Elisitor Agus Ruhnayat; Sri Yuni Hartati
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v25n1.2014.27-36

Abstract

Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Cicurug Sukabumi, Jawa Barat sejak September 2011 sampai Mei 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan imbangan hara dan kompos tanaman bersifat elisitor (temulawak) yang dapat meningkatkan produksi rimpang dan ketahanan tanaman jahe terhadap penyakit layu bakteri. Jahe yang digunakan adalah jahe putih besar yang ditanam pada media tanah dalam polibag. Rancangan penelitian yang digunakan adalah petak terbagi (split plot), diulang lima kali. Petak utama adalah (1) tanpa inokulasi Ralstonia solanacearum dan (2) inokulasi sebanyak 107 cfu ml-1. Sedangkan sebagai anak petak adalah imbangan  hara,  yaitu  (1) 500 kg ha-1 urea + 300 kg ha-1 SP-36 + 600 kg ha-1 KCl, (2) 500 kg ha-1 urea + 300 kg ha-1 SP-36 + 600 kg ha-1 KCl + 500 kg ha-1 CaCO3 + 500 kg ha-1 + Mn, Cu, B, (3) 500 kg ha-1 urea + 300 kg ha-1 SP-36 + 600 kg ha-1 KCl + 10 t ha-1 kompos temulawak, (4) 500 kg ha-1 urea + 300 kg ha-1 SP-36 + 600 kg ha-1 KCl + 500 kg ha-1 CaCO3 + 500 kg ha-1 belerang + Mn, Cu, B + 10 t ha-1 kompos temulawak, dan (5) dosis rekomendasi sebagai pembanding (500 kg ha-1 urea + 300 kg ha-1 SP-36 + 400 kg ha-1 KCl). Dosis pupuk Mn, Cu, dan B masing-masing sebanyak tiga kg ha-1. Inokulasi bakteri R. solanacearum diberikan dua bulan setelah tanam dengan cara disiramkan pada tanah di sekitar perakaran tanaman sebanyak 200 ml tanaman-1. Pemberian imbangan hara 500 kg ha-1 urea + 300 kg ha-1 SP-36 + 600 kg ha-1 KCl + 500 kg ha-1 CaCO3 + 500 kg ha-1 belerang + unsur hara mikro Mn, Cu, dan B dapat meningkatkan ketahanan tanaman jahe terhadap penyakit layu bakteri sehingga dapat mempertahankan tanaman hidup sebesar 78,56% dengan tingkat kerusakan tanaman 18,43% dan meningkatkan hasil rimpang sebesar 730 g tanaman-1 setara 29,2 t ha-1. Pemberian kompos tanaman elisitor (temulawak) belum dapat meningkatkan ketahanan tanaman jahe terhadap penyakit layu bakteri.
KARAKTERISTIK MORFOLOGI, PRODUKSI DAN MUTU 15 AKSESI NILAM Wawan Haryudin; Sri Suhesti
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v25n1.2014.1-10

Abstract

Peningkatkan mutu genetik tanaman dapat dilakukan melalui, eksplorasi, hibridisasi, mutasi breeding dan rekayasa genetik. Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) mempunyai variasi genetik yang sempit karena diperbanyak secara vegetatif. Salah satu teknik peningkatan mutu genetik nilam dapat dilakukan dengan mengumpulkan plasma nutfah dari berbagai sentra produksi maupun daerah lainnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakter morfologi, anatomi, produksi dan mutu minyak atsiri 15 aksesi nilam. Penelitian dilakukan di KP. Cimanggu Balittro sejak Januari sampai Desember 2010. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua ulangan. Bahan tanaman yang digunakan adalah 15 aksesi yaitu GR1, GR3, GR4, BNY, CLP, PWK1, BRS, DRI, PKB, GYL, KT, TM2, Sipede 4, LO1, SK dan varietas Sidikalang sebagai kontrol. Parameter yang diamati karakter pertumbuhan, produksi dan mutu pada umur lima bulan setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan variasi yang tinggi terhadap karakter kuantitatif, sedangkan pada karakter kualitatif variasinya sangat sempit. Tingkat kekerabatan berdasarkan karakter morfologi batang dan daun berkisar antara 83,95-97,41%, karakter produksi dan mutu berkisar antara 65,86-95,91% dan terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu kelompok I dan II. Masing-masing kelompok dipisahkan oleh karakter jumlah daun, panjang daun, tebal daun, tinggi tanaman, jumlah cabang sekunder, panjang ruas cabang, diameter batang,  bobot  basah,  bobot  kering,  dan  jumlah  kelenjar  minyak.  Tingginya  kandungan kadar  minyak  atsiri  dan patchouli alkohol terdapat pada GR1 (2,44%), GR3 (2,27%), GR4 (3,31%), PKB (2,85%), dan TM2 (2,25%) dengan kadar patchouli alkohol di atas 43,85%. Produksi bobot basah 402,3-861,2 g dan bobot kering 91,3-203,4 g tanaman-1.
IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA AKSESI RUMPUT KEBAR (Biophytum petersianum) ASAL PAPUA DAN JAWA Sembiring, Bagem; Darwati, Ireng
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v25n1.2014.37-44

Abstract

Rumput kebar belum banyak dikenal orang, tetapi di Papua secara empiris digunakan sebagai penyubur kandungan. Senyawa aktif yang berperan sebagai obat maupun penyubur termasuk golongan steroid, saponin dan flavonoid. Bahan aktif merupakan metabolit sekunder, kandungannya bervariasi tergantung lingkungan tumbuh, waktu panen dan proses pengolahan. Tujuan penelitian adalah identifikasi mutu aksesi rumput kebar asal Papua, Jawa Barat dan Jawa Tengah untuk menghasilkan simplisia yang berkualitas. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengujian, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor pada tahun 2011. Bahan baku menggunakan rumput kebar asal Papua, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Bagian tanaman yang diidentifikasi adalah secara keseluruhan. Rumput kebar dicuci bersih, ditiriskan, dikeringkan kemudian digiling. Serbuk yang diperoleh dianalisis mutunya dengan parameter meliputi : karakteristik mutu, skrining fitokimia, senyawa aktif, unsur mineral dan aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan,  rumput kebar asal Papua, Jawa Barat dan Jawa Tengah  mengandung kadar sari air lebih besar dibandingkan kadar sari alkohol. Jumlah kadar sari air berkisar antara 11,57-11,73% dan kadar sari alkohol 10,29-10,55%. Rumput kebar mengandung senyawa kimia golongan alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid, triterpenoid, steroid dan glikosida. Jumlah senyawa kimia yang terdeteksi pada aksesi rumput kebar asal Papua adalah sebanyak 15 komponen dan dari Jawa 14 komponen. Kadar unsur mineral rumput kebar meningkat sebesar 0,00-51,15% setelah difermentasi. Rumput kebar asal Papua memiliki daya aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan Jawa Barat maupun Jawa Tengah. Nilai IC 50 (konsentrasi penghambatan 50%) asal Papua 27,74 ppm, Jawa Barat 45,93 ppm dan Jawa Tengah 38,13 ppm.
PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK KEPEL (Stelechocarpus burahol) Mono Rahardjo; Endjo Djauharia; Ireng Darwati
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v25n1.2014.21-26

Abstract

Kepel (Stelechocarpus burahol) merupakan tanaman obat langka. Dahulu tanaman kepel hanya ditanam di lingkungan keraton khususnya di Jawa. Tanaman kepel pada umumnya diperbanyak melalui biji, oleh karena itu untuk memperbaiki kualitas dan mempercepat masa produksi maka diperlukan perbanyakan secara sambung pucuk. Tujuan penelitian untuk meningkatkan keberhasilan dan vigor benih hasil sambung pucuk. Penelitian sambung pucuk di laksanakan di rumah kaca, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bahan tanaman kepel diperoleh dari Jawa Tengah. Penelitian dimulai dengan penyiapan batang bawah yang diperoleh dari biji kepel disemaikan di bak plastik kemudian setelah berkecambah dipindahkan ke polibag. Setek pucuk diperoleh dari pohon induk berumur lebih kurang 30-50 tahun, diambil dari Jawa Tengah. Perlakuan yang dicobakan adalah: tanpa ZPT (kontrol), luka sayatan di semprot dengan air, 25, 50, dan 100% air kelapa, dan larutan 500 ppm GA3. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 10 tanaman. Parameter yang diamati adalah, persentase tanaman tumbuh setelah 1, 2, dan 3 bulan grafting, jumlah daun baru, panjang dan jumlah tunas baru. Pengamatan dilakukan setiap bulan selama tiga bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase benih kepel hidup umur tiga bulan setelah penyambungan tertinggi pada perlakuan air (82,64%), tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan 25% air kelapa dan kontrol (kering). Pemberian perlakuan air kelapa 25, 50, dan 100% tidak berpengaruh terhadap peningkatan persentase benih hidup, namun mampu mempertahankan vigor benih dari umur dua bulan sampai tiga bulan setelah penyambungan. Pemberian hormon GA3 dosis 500 ppm tidak berpengaruh terhadap persentase benih hidup, tetapi mampu mempertahahan vigor benih yang tumbuh.
THE POTENCY OF BOTANICAL INSECTICIDES TO CONTROL Aphis gossypii (HEMIPTERA:COCCOIDEA:APHIDIDAE) ON PATCHOULI PLANT Mardiningsih, Tri Lestari; Tarigan, Nurbetti; Sukmana, Cucu; Kardinan, Agus
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v25n1.2014.61-67

Abstract

Attack of Aphis gossypii is one of constraints in cultivating of patchouli plant. An experiment with the purpose to examine the effectiveness of botanical insecticides to A. gossypii on patchouli plant. The experiment was carried out in Research Station of Indonesian Spice and Medicinal Crops Research Institute, at Cicurug, Sukabumi from June to October 2011. The experiment was arranged in a Randomized Block Design, nine treatments and three replications. The treatments were mixing of neem oil + soap nuts, neem oil + clove oil, neem oil + citronellal oil, neem oil + clove oil + citronellal oil, citronellal oil, clove oil, neem extract, carbosulfan, and control. Patchouli plants were planted with spacing of 40 cm x 60 cm. The number of plant population plot-1 was 25 plants and the number of sample plot-1 for observation was five plants. Sampling of observed plants was conducted diagonally. Observation was carried out by counting population of A. gossypii on one shoot. Application of insecticides was conducted one day after the first observation. Interval of application was every week, conducted eight times. Other parameters observed were plant height and production of patchouli. Results showed that all treatments of botanical insecticides were effective to decrease of A. gossypii population. The most effective treatment was that of neem extract with the value of  efficacy was more than 80% occurred at seven assessments. Plant high between treatment is not significant different.
FORMULA INSEKTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA PENGGULUNG DAUN (Pachyzancla stultalis) PADA TANAMAN NILAM Herwita idris
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v25n1.2014.69-76

Abstract

Hama penggulung daun (Pachyzancla stultalis) merupakan salah satu hama penting pada tanaman nilam, dapat merusak dan menurunkan mutu minyak, sehingga perlu dicari solusi yang lebih aman untuk mengendalikan hama tersebut. Penggunaan insektisida botani adalah salah satu cara untuk mengendalikan hama pada tanaman. Sehubungan dengan itu telah dilakukan penelitian insektisida nabati yang mengandung bahan aktif cynamaldehid, citronellal, oleandrin, thevetin dan alamandin terhadap hama penggulung daun nilam P. stultalis. Penelitian dilaksanakan dirumah kaca dan di lapang. Penelitian rumah kaca menggunakan rancangan acak lengkap (tujuh perlakuan dan empat ulangan), sedangkan pengujian skala lapang dilakukan dalam rancangan acak kelompok (10 perlakuan dan tiga ulangan). Parameter pengamatan meliputi mortalitas dan intensitas serangan larva penggulung daun nilam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula insektisida nabati yang diuji dalam skala rumah kaca, dapat mengendalikan penggulung daun P. stultalis antara 19,81-52,09% pada konsentrasi 5-10%. Pemakaian formulasi 20%, menunjukkan efektifitas lebih baik dengan persentase kematian antara 23,96-56,24%. Pada uji skala lapang, efektivitas formula insektisida lebih rendah dibandingkan rumah kaca, dengan tingkat kematian larva antara 46,80-49,50% dan intensitas serangan antara 41,30-46,40%. Peningkatan konsentrasi formulasi menjadi 22%, menunjukkan hasil yang lebih baik pada semua parameter.
Pertumbuhan Bibit Panili pada Beberapa Komposisi Media Tanam dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun Nurholis Nurholis; Hariyadi Hariyadi; Ani Kurniawati
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v25n1.2014.11-20

Abstract

Salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan dan pengusahaan tanaman panili antara lain bibit yang baik. Tingkat pertumbuhan dan keberhasilan perbanyakan tanaman panili di pembibitan menjadi faktor pendukung dalam menghasilkan dan penyediaan bibit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan dan mengkaji komposisi media tanam dan frekuensi aplikasi pupuk daun terhadap pertumbuhan setek panili. Penelitian dilaksanakan di kebun Sindang Barang, Bogor, sejak September sampai Desember 2013. Rancangan percobaan yang digunakan berdasarkan Rancangan Petak Terpisah dengan tiga ulangan. Petak utama adalah frekuensi aplikasi  pupuk  daun yaitu tiga hari sekali dan enam hari sekali. Anak petak adalah kombinasi media tanam yaitu tanah + pupuk kandang + arang sekam berdasarkan volume (2:1:1, 2:2:1, dan 2:1:2) dan tanah sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi media tanam berupa tanah + pupuk kandang + arang sekam (2:2:1) merupakan komposisi media tanam terbaik yang menghasilkan pertumbuhan bibit panili tertinggi pada persentase setek hidup, panjang tunas, jumlah ruas, jumlah daun, dan klorofil total pada 10 minggu setelah tanam. Aplikasi pupuk daun tiga hari sekali dengan konsentrasi satu g l-1 dan dosis 10 ml tanaman-1 merupakan frekuensi aplikasi pupuk daun yang secara umum menghasilkan pertumbuhan bibit panili tertinggi pada 10 minggu setelah tanam.
PENGARUH INTERVAL APLIKASI DAN WAKTU PENYEMPROTAN PESTISIDA NABATI SERAIWANGI TERHADAP HAMA Helopeltis antonii PADA TANAMAN KAKAO Nurmansyah Nurmansyah
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v25n1.2014.53-60

Abstract

Pengaruh interval aplikasi dan waktu penyemprotan pestisida nabati seraiwangi (Cymbopogon nardus) terhadap  hama pengisap buah Helopeltis antonii pada tanaman kakao, telah dilakukan di kebun PT. Inang Sari Kabupaten Agam Sumatera Barat. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan delapan perlakuan dan empat ulangan, perlakuan tersebut adalah: In1Pg (interval aplikasi 1 x 1 minggu pagi hari), In1Sr (interval aplikasi 1 x 1 minggu sore hari), In2Pg (interval aplikasi 1 x 2 minggu pagi hari), In2Sr (interval aplikasi 1 x 2 minggu sore hari), In3Pg. (interval aplikasi 1 x 3 minggu pagi hari), In3Sr (.interval aplikasi 1 x 3 minggu sore hari), insektisida deltametrin 1 x 3 minggu dan kontrol tanpa pestisida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan In1Pg dan In1Sr, memperlihatkan penurunan populasi nimfa H. antonii tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Nilai efikasinya adalah 95,57% (In1Pg), 96,46% (In1Sr), 85,84% (In2Pg), 86,73% (In2Sr), 69,03% (In3Pg) dan 71,68 (In3Sr), sedangkan dengan insektisida deltametrin, penurunan populasi 100% pada pengamatan enam minggu setelah aplikasi (MSA6). Perlakuan In1Pg dan In1Sr juga menunjukkan penurunan populasi imago H. antonii tertinggi 100%, kemudian diikuti perlakuan In2Sr 93,44%, In2Pg 91,80%, In3Sr 72,13% dan terendah pada perlakuan In3Pg (68,85%) pada delapan minggu setelah aplikasi (MSA8), sedangkan pada perlakuan deltametrin, penurunan populasi imago sudah 100% pada MSA6. Kerusakan buah terendah terdapat pada perlakuan deltametrin dan kerusakan buah tertinggi terdapat pada kontrol, intensitas kerusakan buah masing-masing pada ahkir pengamatan sebagai berikut; deltametrin (15,32%), In1Pg (18,36%), In1Sr (17,98%), In2Pg (21,43%), In2Sr (23,19%), In3Pg (28,92%), In3Sr (29,61%) dan kontrol (39,34%).

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 32, No 2 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 32, No 1 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 2 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 1 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 30, No 2 (2019): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 30, No 1 (2019): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 2 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 1 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 28, No 2 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 28, No 1 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 27, No 2 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 27, No 1 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 26, No 2 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 26, No 1 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 2 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 1 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 23, No 2 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 23, No 1 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 22, No 2 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 21, No 2 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 20, No 2 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 20, No 1 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 19, No 2 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 19, No 1 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 18, No 2 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 18, No 1 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 17, No 2 (2006): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 17, No 1 (2006): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 16, No 2 (2005): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 16, No 1 (2005): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 15, No 2 (2004): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 15, No 1 (2004): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 14, No 1 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 13, No 2 (2002): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 13, No 1 (2002): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 12, No 1 (2001): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 11, No 2 (2000): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 10, No 1 (1999): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 9, No 2 (1994): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 9, No 1 (1994): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 2 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 1 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 7, No 2 (1992): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 7, No 1 (1992): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 6, No 2 (1991): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 6, No 1 (1991): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 5, No 2 (1990): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 5, No 1 (1990): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 4, No 2 (1989): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 4, No 1 (1989): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 3, No 2 (1988): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 3, No 1 (1988): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 2, No 2 (1987): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 2, No 1 (1987): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 1, No 2 (1986): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 1, No 1 (1986): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat More Issue