cover
Contact Name
Didik Harnowo
Contact Email
bpalawija@gmail.com
Phone
+62341-801468
Journal Mail Official
bpalawija@gmail.com
Editorial Address
Balitkabi. Jalan Raya Kendalpayak No 8, Malang.
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Buletin Palawija
Core Subject : Agriculture,
Buletin Palawija merupakan wadah bagi para peneliti aneka kacang dan umbi untuk mendiseminasikan hasil penelitiannya dalam bentuk naskah review (tinjauan), primer dan komunikasi pendek. Naskah review dan primer mencakup berbagai disiplin ilmu, yaitu pemuliaan tanaman dan plasma nutfah, fisiologi/budidaya, perlindungan, pascapanen, dan sosial-ekonomi termasuk kebijakan pengembangan tanaman palawija. Buletin Palawija bertujuan menyajikan karya penelitian yang dapat memberikan wawasan pada dunia ilmu pengetahuan secara nasional atau international, sehinga naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Artikel yang dimuat diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap literatur teoritis, metodologis, dan/atau inovatif dalam penelitian aneka kacang dan umbi.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "No 29 (2015): Buletin Palawija No 29, 2015" : 5 Documents clear
PENGELOLAAN TANAMAN DAN TUMBUHAN INANG UNTUK PENGENDALIAN THRIPS PADA TANAMAN KACANG HIJAU Sri Wahyuni Indiati; Sagitarius Bambang Ermawan
Buletin Palawija No 29 (2015): Buletin Palawija No 29, 2015
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.655 KB) | DOI: 10.21082/bulpa.v0n29.2015.p33-45

Abstract

Pengelolaan tanaman dan tumbuhan inang untuk pengendalian thrips pada tanaman kacang hijau. Thrips (Megalurothrips usitatus Bagnall) merupakan salah satu hama penting yang merugikan pada tanaman kacang hijau pada musim kemarau. Serangan thrips pada tanaman umur dua minggu dengan ciri daun-daun trifoliet mengkerut pada pucuk, tanaman tumbuh kerdil, pembentukan bunga terlambat, polong yang terbentuk tidak normal dan hasil rendah. Kehilangan hasil kacang hijau akibat serangan thrips dapat mencapai 63% bergantung pada waktu dan intensitas serangan thrips. Thrips mempunyai inang luas, selain menyerang kacang hijau, thrips juga dapat menyerang tanaman kacang-kacangan lain, tanaman hortikultura, dangulma. Pengendalian thrips pada kacang hijau dapat dilakukan dengan cara pengelolaan tanaman dan tumbuhan inang, melalui sanitasi dan eradikasi,tanaman perangkap kombinasi insektisida kimia dan tanam serentak, waktu tanam dan pergiliran tanaman menggunakan varietas tahan, dan sistemperaturan.
POTENSI CENDAWAN ENTOMOPATOGEN Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin UNTUK MENGENDALIKAN HAMA BOLENG Cylas formicarius F. PADA TANAMAN UBIJALAR Tantawizal Tantawizal; Alfi Inayati; Yusmani Prayogo
Buletin Palawija No 29 (2015): Buletin Palawija No 29, 2015
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.895 KB) | DOI: 10.21082/bulpa.v0n29.2015.p46-53

Abstract

Potensi Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Balsamo) Vuillemin untuk Mengendalikan Hama Boleng Cylas formicarius F. (Coleoptera: Curculionidae) pada tanaman ubijalar. Ubijalar merupakan salah satu tanaman umbi yang memiliki keunggulan sebagai alternatif penghasil karbohidrat. Hama boleng, Cylas formicarius, merupakan salah satu hama penting pada ubijalar yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas umbi antara 10–80%. Cendawan entomopatogen, Beauveria bassiana, berpotensi sebagai salah satu komponen pengendalian hama terpadu (PHT) yang dapat digunakan mengendalikan hama C. formicarius. Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa cendawan B. bassiana dapat menyebabkan kematian pada C. formicarius hingga 90% dan efektif mengurangi kehilangan hasil sebesar 5%. Efektivitas cendawan entomopatogen B. bassiana dipengaruhi oleh kerapatan konidia, stadia serangga yang dikendalikan, waktu aplikasi, cara aplikasi serta frekuensi aplikasi. Oleh karena itu, pemanfaatan B. bassiana untuk mengendalikan C. formicarius dengan formulasi yang tepat sertadapat meningkatkan patogenisitas perlu dikaji lebih lanjut.
PERANAN BIOMASSA TANAMAN KACANG-KACANGAN SEBAGAI BIOREMEDIASI UNTUK MENINGKATKAN KESUBURAN KIMIAWI ULTISOL Wijanarko, Andy
Buletin Palawija No 29 (2015): Buletin Palawija No 29, 2015
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.66 KB) | DOI: 10.21082/bulpa.v0n29.2015.p26-32

Abstract

Peranan Biomassa Tanaman Kacang-kacangan Sebagai Bioremediasi untuk Meningkatkan Kesuburan Kimiawi Ultisol. Ultisol umumnya berkembang dari bahan induk tua dan mempunyai kendala kemasaman tanah yang berhubungan dengan pH kurang dari 5,5 dan adanya aluminium (Al) yang dapat dipertukarkan dalam tanah dalam jumlah cukup besar, defisiensi fosfor dan sebagian unsur makro lainnya. Aluminium merupakan salah satu unsur yang meracun pada tanaman apabila dalam konsentrasi tinggi. Pemberian bahan organik dapat mengurangi tingkat keracunan Al pada tanaman yaitu melalui peningkatan pH tanah, pembentukan kompleks Al dengan bahan humat dan pembentukan kompleks Al dengan asam organik. Pemberikan bahan organik berupa tanaman kacang- kacangan, di samping dapat membentuk kompleks dengan Al juga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Bahan organik yang berasal dari kacang-kacangan dapat meningkatkan kesuburan kimiawi tanah melalui penambahan N, P, S, dan basa-basa tanah (K, Ca, Mg, dan Na) sedangkan bahan organik yang berasal dari tanaman non kacang-kacangan dapat meningkatkan kesuburan fisika tanah yaitu meningkatkan stabilitas agregat, porositas tanah, menurunkan bobot isi dan erosi tanah.
KULTUR TEKNIS SEBAGAI DASAR PENGENDALIAN HAMA KUTU KEBUL Bemisia tabaci Genn. PADA TANAMAN KEDELAI Alfi Inayati; Marwoto Marwoto
Buletin Palawija No 29 (2015): Buletin Palawija No 29, 2015
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v0n29.2015.p14-25

Abstract

Kultur Teknis Sebagai Dasar Pengendalian Hama Kutu Kebul Bemisia tabaci Genn. pada Tanaman Kedelai. Salah satu gangguan dalam meningkatkan produksi kedelai adalah serangan hama kutu kebul Bemisia tabaci Gennadius. Kehilangan hasil akibat serangan hama kutu kebul ini dapat mencapai 80%, bahkan pada serangan berat dapat menyebabkan puso (gagal panen). Sebagian besar pengendalian hama kutu kebul pada tanaman kedelai di tingkat petani sampai kini masih mengandalkaninsektisida, namun demikian masih sering gagal karena tidak atau kurang efektif. Pengendalian hama kutu kebul dapat dilakukan dengan penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Prinsip operasional yang digunakan dalam pelaksanaan PHT salah satunya adalah: Budidaya tanaman sehat. Tanaman yang sehat mempunyai ketahanan ekologi yang tinggi terhadap gangguan hama. Pengendalian kultur teknis merupakan tindakan preventif, dilakukan sebelum serangan hama terjadi dengan sasaran agar populasi tidak meningkat sampai melebihi ambang kendalinya. Pengendalian hama kutu kebul secara kultur teknis dapat dilakukan dengan cara: (a) penanaman kedelai lebih awal, (b) penanaman varietas toleran, (c) penanaman tanaman penghalang, misalnya jagung di antara kedelai, (d) sistem pengairan yang teratur misalnya pengairan curah (springkler), (e) pergiliran tanaman bukan inang, dan (f) sanitasi. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengendalian secara bercocok tanam perlu dipadukan dengan teknik-teknik pengendalian hama lainnya sesuai dengan prinsipprinsip PHT.
PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA GENETIK DALAM PENGEMBANGAN VARIETAS KACANG TANAH TOLERAN LAHAN MASAM Trustinah Trustinah; Astanto Kasno
Buletin Palawija No 29 (2015): Buletin Palawija No 29, 2015
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v0n29.2015.p1-13

Abstract

Pendayagunaan Sumber Daya Genetik dalam Pengembangan Varietas Kacang Tanah Toleran Lahan Masam. Kacang tanah (Arachis hypogaea (L.) Merr.) merupakan salah satu komoditas kacang-kacangan sumber lemak dan protein yang strategis dalam upaya meningkatkan pendapatan dan perbaikan gizi masyarakat. Luas areal panen kacang tanah 77,7% berada di Pulau Jawa, sisanya 22,3% tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua yang merupakan lahan kering masam ataupun rawa. Diantara tanaman kacang-kacangan, kacang tanah paling adaptif dan kompetitif pada lahan masam. Luas panen kacang tanah di luar Jawa 124.806 ha, sangat kecil dibandingkan dengan luas lahan masam yang sesuai untuk tanaman semusim seperti kacang tanah. pendayagunaan 350 sumber daya genetik (SDG) kacang tanah di lahan masam, berhasil mengidentifikasi genotipe kacang tanah yang toleran pada lahan kering masam. Beberapa genotipe di antaranya telah disilangkan dengan varietas Gajah, dan galur keturunan terpilih telah diuji adaptasi pada delapan lokasi lahan kering masam. Dua galur G/92088//92088-02-B-2-8-1 (GH 3) dan G/92088//92088-02-B-2-8-2 (GH 4) dengan hasil rata-rata masing-masing 2,45 t/ha dan 2,60 t/ha polong kering, lebih tinggi dari varietas Jerapah (1,94 t/ha) dan Talam 1 (2,09 t/ha). Kacang tanah galur GH 3 dan GH 4 dilepas sebagai varietas kacang tanah toleran pada lahan kering masam dengan nama Talam 2 dan Talam 3. Bila 2% (303.590 ha) lahan kering masam di Sumatera, Kalimantan dan Papua dapat ditanami varietas kacang tanah toleran lahan masam, akan terjadi peningkatan hasil yang dapat mencukupi kekurangan produksi kacang tanah dalam negeri.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 1 (2022): Buletin Palawija Vol 20 No 1, 2022 Vol 19, No 2 (2021): Buletin Palawija Vol 19 No 2, 2021 Vol 19, No 1 (2021): Buletin Palawija Vol 19 No 1, 2021 Vol 18, No 2 (2020): Buletin Palawija Vol 18 No 2, 2020 Vol 18, No 1 (2020): Buletin Palawija Vol 18 No 1, 2020 Vol 17, No 2 (2019): Buletin Palawija Vol 17 no 2, 2019 Vol 17, No 1 (2019): Buletin Palawija Vol 17 no 1, 2019 Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018 Vol 16, No 1 (2018): Buletin Palawija Vol 16 No 1, 2018 Vol 15, No 2 (2017): Buletin Palawija Vol 15 No 2, 2017 Vol 15, No 1 (2017): Buletin Palawija Vol 15 No 1, 2017 Vol 14, No 2 (2016): Buletin Palawija Vol 14 No 2, 2016 Vol 14, No 1 (2016): Buletin Palawija Vol 14 No 1, 2016 Vol 13, No 1 (2015): Buletin Palawija Vol 13 No 1, 2015 No 29 (2015): Buletin Palawija No 29, 2015 No 28 (2014): Buletin Palawija No 28, 2014 No 27 (2014): Buletin Palawija No 27, 2014 No 26 (2013): Buletin Palawija No 26, 2013 No 25 (2013): Buletin Palawija No 25, 2012 No 24 (2012): Buletin Palawija No 24, 2012 No 23 (2012): Buletin Palawija No 23, 2012 No 22 (2011): Buletin Palawija No 22, 2011 No 21 (2011): Buletin Palawija No 21, 2011 No 20 (2010): Buletin Palawija No 20, 2010 No 19 (2010): Buletin Palawija No 19, 2010 No 18 (2009): Buletin Palawija No 18, 2010 No 17 (2009): Buletin Palawija No 17, 2009 No 16 (2008): Buletin Palawija No 16, 2008 No 15 (2008): Buletin Palawija No 15, 2008 No 14 (2007): Buletin Palawija No 14, 2007 No 13 (2007): Buletin Palawija No 13, 2007 No 12 (2006): Buletin Palawija No 12, 2006 No 11 (2006): Buletin Palawija No 11, 2006 No 10 (2005): Buletin Palawija No 10, 2005 No 9 (2005): Buletin Palawija No 9, 2005 No 7-8 (2004): Buletin Palawija No 7-8, 2004 No 5-6 (2003): Buletin Palawija No 5 & 6, 2003 No 4 (2002): Buletin Palawija No 4, 2002 No 3 (2002): Buletin Palawija No 3, 2002 No 2 (2001): Buletin Palawija No 2, 2001 No 1 (2001): Buletin Palawija No 1, 2001 More Issue