cover
Contact Name
Bandiyah
Contact Email
jurnaldikbud1@gmail.com
Phone
+6281288370671
Journal Mail Official
jurnaldikbud@kemdikbud.go.id
Editorial Address
Sekretariat BSKAP Kemendikbud Gedung E, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telepon: (021) 57900405, Faksimile: (021) 57900405 Email: jurnaldikbud@kemdikbud.go.id; jurnaldikbud@yahoo.com
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
ISSN : 24608300     EISSN : 25284339     DOI : https://doi.org/10.24832/jpnk.v5i1.1509
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan is a peer-reviewed journal published by Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Agency for Research and Development, Ministry of Education and Culture of Republic of Indonesia), publish twice a year in June and December. This journal publishes research and study in the field of education and culture, such as, education management, education best practice, curriculum, education assessment, education policy, education technology, language, and archeology.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 4 No. 1 (2019)" : 9 Documents clear
HUBUNGAN AKREDITASI SEKOLAH, HASIL UJIAN NASIONAL, DAN INDEKS INTEGRITAS UJIAN NASIONAL Asrijanty
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 4 No. 1 (2019)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v4i1.732

Abstract

The study examines the relationship between school accrediattion, National Exam (NE) results and Integrity Index of National Exam (IINE). The data for the school accreditation were accreditation scores of SMP/MTs by Accreditation National Board for Primary and Secondary Schools in 2010-2014. Data of NE and IINE were NE results in 2014/2015. The subject of this study was 14,248 schools. This study shows there was a positive correlation between school accreditation and NE scores. The correlation was increased when IINE was controlled. However, the correlation index was not high. It is understandable because school factor is one among other factors influencing student academic achievement. Other factors namely student’s mindset and student’s behavior are other signifcant factors determining student’s academic achievement. Therefore, efforts to increase student achivement need to be carried out by increasing student engagement and increasing the quality of school. Abstrak Penelitian ini mengkaji hubungan antara akreditasi sekolah, hasil Ujian Nasional (UN) dan Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN). Data hasil akreditasi sekolah pada penelitian ini ialah nilai akreditasi sebagian SMP/MTs yang diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah Dasar Menengah (BAN SM) tahun 2010-2014. Data nilai UN dan IIUN yang digunakan ialah hasil UN tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini ialah 14.248 sekolah. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif antara hasil akreditasi sekolah dan hasil UN. Hubungan kedua variabel menguat ketika IIUN dikontrol. Meskipun demikian, indeks korelasi yang diperoleh tidak tinggi. Hal ini dapat dipahami karena faktor sekolah hanya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa. Faktor lain seperti mindset siswa dan perilaku siswa merupakan faktor penting lain yang memengaruhi prestasi siswa. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan prestasi siswa perlu dilakukan dengan meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar dan meningkatkan kualitas sekolah.
KESULITAN MAHASISWA DALAM MENULIS TEKS EKSPOSISI: ANALISIS BERBASIS GENDER Atik Umamah; Ika Hidayanti; Kurniasih Kurniasih
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 4 No. 1 (2019)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v4i1.1004

Abstract

This research aims to 1) identifying English students’ problems in writing expository text, 2) examining the significant difference of the difficulties confronted by the students in terms of gender, and 3) describing the difficulties in writing based on the students’ writings. This research applied quantitative approach. Descriptive statistic was to identify the students’ writing difficulties, and t-test was to measure whether the problems faced by male and female students were significantly different. Further, qualitative analysis was used to describe the students’ writing problems based on their writings. The subjects (26 students of class 2A academic year 2016/2017) were assigned to respond questionnaire containing of problems in four aspects of writing: content and organization, grammar, mechanics, and style. Furthermore, six students’ writings were analyzed to gain a real picture of their difficulties. The statistical analysis revealed that grammar was the main problem in writing. Related to gender, it was found that the difference was not significant. Contrastive analysis of students’ writings and questionnaire prove that the students recognize their problems in writing. These findings are in line with previous studies. To help the students cope with writing difficulties, teacher needs to train them with writing strategies by implementing strategies based instruction.AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengidentifikasi kesulitan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dalam menulis teks eksposisi, (2) mengetahui signifikansi perbedaan kesulitan yang dihadapi mahasiswa berdasarkan gender, dan (3) mendeskripsikan kesulitan menulis yang dihadapi mahasiswa berdasarkan hasil pekerjaan mereka.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Statistik deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan mahasiswa dalam menulis, dan uji t untuk mengukur apakah kesulitan yang dihadapi mahasiswa laki-laki dan perempuan berbeda secara signifikan. Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan kesulitan menulis berdasarkan hasil pekerjaan mahasiswa. Subjek penelitian adalah mahasiswa angkatan 2016/2017 kelas 2A berjumlah 26 mahasiswa. Data dikumpulkan melalui penyebaran angket yang berisi kesulitan yang dialami mahasiswa dalam empat aspek menulis: content and organization, grammar, mechanics, dan style. Selain itu, enam hasil pekerjaan subjek dianalisis untuk memperoleh gambaran kesulitan yang mereka hadapi. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa secara keseluruhan kesulitan yang dihadapi mahasiswa adalah dalam aspek grammar. Terkait dengan gender, perbedaan kesulitan di antara dua kelompok tidak signifikan. Contrastive analysis dari hasil pekerjaan subjek dan respon mereka terhadap kuesioner membuktikan bahwa subjek mengetahui kesulitan yang mereka hadapi dalam proses menulis. Temuan penelitian ini mendukung temuan penelitian terdahulu. Untuk membantu mahasiswa mengatasi kesulitan dalam menulis, dosen perlu mengajarkan mereka strategi menulis dengan mengimplementasikan strategies-based instruction.
INKLUSIVITAS PROGRAM INDONESIA PINTAR: STUDI KASUS PELAKSANAANNYA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI LIMA DAERAH Irsyad Zamjani
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 4 No. 1 (2019)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v4i1.1095

Abstract

Program Indonesia Pintar (PIP), literally translated as Smart Indonesia Program, is one of the Jokowi administration’s strategic programs as the form of the 5th Nawacita or priority in Sanskrit words, and it applies in education and sector. The effectiveness of this conditional cash transfer program in education sector has been the subject of many studies. However, none of those studies discusses its fitness to special needs children (SNC) in the national school system. This is against the fact that SNC are the most susceptible to poverty and lower school participation as many studies have revealed. To meet such literature gap, this article analyzes the ways SNC are being included into the PIP system, by focusing on three issues: extent, easiness, and expedience. Using secondary data analysis, focused group discussions and semi-structured interviews in five local administrations, the study found that only a handful of SNC were registered as the program recipients; local governments varied in their initiatives to improve the PIP service quality; and there was a significant shortfall of PIP grant in covering the actual SNC personal cost. Despite several initiatives the central government has made to put SNC into the system, the study indicated the existing system is yet to be entirely sensitive to the specific conditions of SNC. Therefore, the article recommends a number of policy options to transform PIP to be a more inclusive conditional cash transfer program.AbstrakProgram Indonesia Pintar (PIP) merupakan salah satu program strategis Pemerintah Jokowi-JK sebagai perwujudan nawacita kelima dalam sektor pendidikan. Beberapa kajian sudah dilakukan mengenai efektivitas program bantuan tunai bersyarat ini, namun tidak banyak yang menyinggung bagaimana prioritas ini melayani anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Padahal, berbagai studi telah menunjukkan bahwa ABK merupakan kelompok yang paling rentan terhadap rendahnya partisipasi pendidikan dan ancaman kemiskinan. Artikel ini bertujuan mengulas bagaimana pelayanan PIP diberikan bagi para ABK. Tiga aspek pelayanan yang menjadi fokus mencakup jangkauan, kemudahan, dan kemanfaatan. Menggunakan teknik analisis data sekunder, diskusi kelompok terpumpun, dan wawancara terstruktur yang melibatkan informan di lima kabupaten/kota. Studi ini menemukan bahwa PIP hanya menjangkau sebagian kecil ABK di sekolah, tingkat inisiatif Pemerintah Daerah yang beragam dalam mempermudah layanan PIP bagi ABK, dan adanya selisih yang cukup besar antara besaran manfaat PIP dan biaya personal riil ABK. Meski diakui bahwa Pemerintah telah berupaya memasukkan ABK ke dalam sistem PIP, namun hasil penelitian mengisyaratkan sistem yang ada belum sepenuhnya peka terhadap kekhususan ABK. Oleh karena itu, artikel ini merekomendasikan sejumlah opsi kebijakan yang dapat menjadikan PIP sebagai suatu sistem bantuan tunai bersyarat yang lebih inklusif.
EFEK PROGRAM PISA TERHADAP KURIKULUM DI INDONESIA Indah Pratiwi
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 4 No. 1 (2019)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v4i1.1157

Abstract

This paper discusses how PISA score affects the curriculum in Indonesia. Since participating in PISA in 2000, Indonesia continuously ranks in the lower level. In 2015, Indonesia ranked 65 from 69 participants’ countries. This affects to Indonesia’s image in the eyes of international world as it was considered that Indonesia had not succeeded to provide quality education by using international standards. The aim of this paper is to examine how public and international pressures affect the education policy in Indonesia. The method used in collecting data was by utilizing secondary data and compiling news from national media. The news compilation was analyzed using discourse analysis to depict the public pressure to change the curriculum in Indonesia. The discourse analysis focused on three mainstream newspapers in Indonesia, which used PISA score as headlines. The analysis was to examine the public response toward PISA score and public opinions regarding the on going education process. To support the analysis, this study also examined documents released by the ministry of education and culture to find out the direction of education policy in Indonesia which was set according to instruments used in PISA. The study was conducted with a study desk for six months. The results found that curriculum changes in Indonesia is very inline with PISA. One of the reasons is the existence of public pressure through capable mass media and the crackdown given in PISA which is considered capable of describing the quality of Indonesian education as a whole. It is conluded that curriculum changes in Indonesia is considered the impact of the PISA program.AbstrakArtikel ini mengkaji pengaruh capaian PISA terhadap kurikulum di Indonesia. Sejak bergabung menjadi partisipan PISA pada tahun 2000 capaian indeks Indonesia secara konstan selalu berada pada level bawah dalam indeks PISA. Terbukti pada tahun 2015 Indonesia menempati urutan ke 65 dari 69 negara partisipan PISA. Di mata masyarakat dan lingkungan internasional Indonesia dianggap belum berhasil dalam menyelenggarakan pendidikan dengan standar internasional. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk melihat bagaimana PISA memengaruhi kebijakan pendidikan di Indonesia. Metode yang digunakan adalah data sekunder dan kumpulan berita dari sejumlah media nasional. Berita dari sejumlah media akan digunakan sebagai analisis wacana yang menunjukkan adanya tekanan publik untuk mengubah kurikulum di Indonesia. Analisis wacana ini diambil dari tiga koran di Indonesia yang menjadikan hasil PISA sebagai berita utama. Hal ini dianalisis untuk melihat bagaimana respon publik menilai hasil PISA dan opini publik terhadap proses pendidikan yang selama ini berjalan. Untuk menguatkan analisis tersebut kajian ini menggunakan dokumen dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melihat arah kebijakan pendidikan di Indonesia yang dirancang sesuai dengan tools PISA. Penelitian dilakukan dengan desk studi selama enam bulan. Hasil yang ditemukan adalah bahwa perubahan kurikulum di Indonesia sangat sejalan dengan PISA. Salah satu penyebabnya adalah adanya tekanan publik melalui media massa terhadap peringkat yang diberikan dalam PISA yang dianggap mampu menggambarkan kualitas pendidikan Indonesia secara keseluruhan. Maka simpulan dalam artikel ini adalah perubahan kurikulum di Indonesia merupakan dampak dari program PISA. 
PERANCANGAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEBAGAI PRANATA BUDAYA KERJA Sutjipto
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 4 No. 1 (2019)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v4i1.1219

Abstract

This study is to describe comprehensively the design of vocational high school curriculum as a work culture institution. The results of the study five things. First, the important content of work culture values for vocational school students. Second, curriculum developers are encouraged to modify the work culture, which leads to the values of hard work, work ethic, discipline, responsibility, creativity, cooperation, morality, to ethical and aesthetic standards. Third, curriculum developers are encouraged to redefine the essence of industrial work practices carried out by students. Fourth, the growth of work culture in schools is designed with shared commitment through systems, structures, regulations, and daily practices. Fifth, strengthening the work culture can be implemented in two ways, namely internalizing the values of work culture and creating a friendly school environment with a work culture. Study it conclude that the design of the vocational high school curriculum must generate students with capability in transforming moral and performance-based work culture institutions. Abstrak Tujuan dari kajian ini adalah untuk mendeskripsikan secara komprehensif perancangan kurikulum sekolah menengah kejuruan sebagai pranata budaya kerja. Hasil pengkajian terkait dengan perancangan kurikulum sekolah menengah kejuruan, diperoleh lima hal. Pertama, muatan nilai-nilai budaya kerja bagi peserta didik sekolah menengah kejuruan penting. Kedua, pengembang kurikulum didorong untuk mengoreksi kembali pranata budaya kerja, yang mengarah pada nilai-nilai kerja keras, etos kerja, disiplin, tanggung jawab, kreativitas, kerja sama, moralitas, hingga standar etika dan estetika. Ketiga, pengembang kurikulum didorong untuk merumuskan ulang secara jelas esensi dari praktik kerja industri yang dilakukan peserta didik. Keempat, penumbuhan budaya kerja di sekolah dirancang dengan komitmen bersama melalui sistem, struktur, peraturan, dan praktik keseharian. Kelima, untuk penguatan budaya kerja bisa dilakukan melalui dua strategi, yaitu internalisasi nilai-nilai budaya kerja dan penciptaan lingkungan sekolah yang ramah dengan budaya kerja. Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa perancangan kurikulum sekolah menengah kejuruan harus membawa peserta didik mampu mentransformasikan pranata budaya kerja berbasis moral dan kinerja.
EFIKASI DIRI DAN STRATEGI MOTIVASI SEBAGAI PREDIKTOR PRESTASI AKADEMIS SISWA DARI KELUARGA NELAYAN TRADISIONAL Clara R.P. Ajisuksmo; Doddy Tri Surya
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 4 No. 1 (2019)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v4i1.1232

Abstract

Lack of capital and advance technology have caused traditional fisherman to lose the competition, so that they become poor and marginalized. Poverty affects low aspirations for their children’s education, and indirectly influenced low children’s motivation to learn. The aim of this study was to measure the contribution of self-efficacy and motivational strategies in predicting students’ academic achievement. This study applied quantitative approach, by implementing General Self-Efficacy Scale (GSE) to measure self-efficacy, and Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) to measure motivation to learn. Academic achievement score was collected from mean of cumulative scores of students’ academic report. A non-random sampling technique was applied in sample selection. In total, 103 adolescents (Female 64%; Male 36%; Age 15-19 years; Meanage =16.10) who come from traditional fisheries families and still study in the senior high school in Cilincing District, North Jakarta participated in this study. The study revealed that self-efficacy and motivation to learn was not significantly contribute to students’ academic achievement.AbstrakKeterbatasan modal dan teknologi menyebabkan nelayan tradisional kalah bersaing, sehingga mereka menjadi miskin dan termarjinalkan. Kemiskinan memengaruhi aspirasi yang rendah terhadap pendidikan anak mereka, dan secara tidak langsung ikut memengaruhi motivasi belajar anak yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kontribusi efikasi diri dan strategi motivasi dalam memprediksi prestasi akademik siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan General Self-Efficacy Scale (GSE) untuk mengukur efikasi diri, dan Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) untuk mengukur motivasi belajar. Skor prestasi akademik dikumpulkan dari rata-rata skor kumulatif laporan akademik siswa. Teknik pengambilan sampel nonacak diterapkan dalam pemilihan sampel. Secara total, 103 remaja (Perempuan 64%; Laki-laki 36%; Usia 15-19 tahun; Meanusia= 16,10) yang berasal dari keluarga nelayan tradisional dan masih belajar di sekolah menengah atas di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara berpartisipasi dalam penelitian ini. Studi ini menunjukkan bahwa efikasi diri dan motivasi untuk belajar tidak berkontribusi secara signifikan kepada prestasi akademik siswa. 
PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI KALIMANTAN SELATAN Amka
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 4 No. 1 (2019)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v4i1.1234

Abstract

Indonesia education law mandates that schools are required to accept all students including students with special educational needs (SEN). This article explains the situation of inclusive education in schools in South Kalimantan Province. This study aims to find out and analyze the implementation of inclusive education policies in the view of principals, management of inclusive education by teachers, and public perceptions of inclusive education. The mixed-methods sequential explanatory design was used in this study by combining face-to-face surveys and interviews. Primary data was obtained from surveys conducted on 100 principals, 500 teachers, and 45 parents of students with special needs and interviews with a number of stakeholders. The results of the study show that local government policies have created the development of inclusive education in schools in South Kalimantan. Most principals support the implementation of inclusive classes, most teachers are willing to work with students with special needs, and parents of regular students accept the concept of inclusive. In practice, the implementation of inclusive education differs from one school to another depending on the perception of the principal and the willingness of teachers in terms of how to implement inclusive education. Abstrak Undang-undang menyatakan bahwa sekolah diharuskan untuk menerima semua siswa termasuk siswa berkebutuhan pendidikan khusus. Artikel ini menyoroti situasi pendidikan inklusif di sekolah-sekolah di Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan selanjutnya menganalisa implementasi kebijakan pendidikan inklusif oleh Kepala Sekolah, manajemen pendidikan inklusif oleh guru, dan persepsi masyarakat tentang pendidikan inklusif. Pendekatan metode gabungan yang dinamakan dengan mixedmethods sequential explanatory design digunakan dalam penelitian ini dengan menggabungkan survei tatap muka dan wawancara. Data primer diperoleh dari survei yang dilakukan terhadap 100 kepala sekolah, 500 guru, dan 45 orang tua siswa berkebutuhan khusus serta wawancara dengan sejumlah pemangku kepentingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah daerah telah menghasilkan pengembangan pendidikan inklusif di sekolah-sekolah di Kalimantan Selatan. Sebagian besar kepala sekolah mendukung penerapan kelas inklusif, sebagian besar guru bersedia bekerja dengan siswa berkebutuhan khusus, dan orang tua siswa reguler menerima konsep inklusif. Dalam praktiknya, pelaksanaan pendidikan inklusif bervariasi dari satu sekolah ke sekolah lain tergantung pada persepsi kepala sekolah dan kemauan guru dalam hal bagaimana menerapkan pendidikan inklusif.
DAFTAR ISI, EDITORIAL, DAN LEMBAR ABSTRAK VOL.4, NO.1, TAHUN 2019 Hendarman Hendarman
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 4 No. 1 (2019)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v4i1.1373

Abstract

PEDOMAN PENULISAN, TEMPLATE Hendarman Hendarman
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 4 No. 1 (2019)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v4i1.1376

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 9