cover
Contact Name
Dwi Priyanto
Contact Email
balaba_banjarnegara@yahoo.com
Phone
+62286-594972
Journal Mail Official
balaba_banjarnegara@yahoo.com
Editorial Address
Sekretariat BALABA Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Jalan Selamanik No 16 A Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia 53415
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
BALABA (JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA)
ISSN : 18580882     EISSN : 23389982     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
BALABA is a journal aims to be a peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We published research article and literature review focused on vector borne disease such as malaria, DHF, filaria, chikungunya, leptospirosis, etc.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Volume 6 Nomor 1 Juni 2010" : 9 Documents clear
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT KELURAHAN PABEAN, KECAMATAN PEKALONGAN UTARA, KOTA PEKALONGAN TENTANG FILARIASIS LIMFATIK Bina Ikawati; Bambang Yunianto; Rr Anggun Paramita Djati
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 6 Nomor 1 Juni 2010
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1130.413 KB) | DOI: 10.22435/blb.v6i1.680

Abstract

A study on Society's Knowledge, Attitude and Practice (KAP) focused on Lymphatic Filariasis in Pabean Village, Pekalongan Utara Sub District, Pekalongan City has been done with cross sectional method. There were 100 respondences. The results showed 38% of the respondences had insufficient knowledge, 46% had suficient knowledgeand 16% had good practice. Most of the respondences had good attitude (91%) and 93% respondence had goodpractice. There was significant correlation between knowledge and attitude, there was no correlation between attitude and practice and between knowledge and practice. Observation showed that there were many breeding places around houses like riol anused land.
KAJIAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG DAN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 Bambang Yuniarto; Tri Ramadhani
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 6 Nomor 1 Juni 2010
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1347.7 KB) | DOI: 10.22435/blb.v6i1.688

Abstract

Leptospirosis is one of rodent borne neglected diseases, but health problem in day. Transmision of Leptospirosis occurs by contact with water or humid soil contaminated with urine from rodent infected with Leptospira. The aim of this research was to know epidemiology Leptospirosis in Semarang City and Demak District, in April-November 2008. The design of this research was cross sectional. The activity included Leptospirosis diagnosis with Rapid Diagostic Test (Leptotek Dri Dot) and rat trappings. Data were analysed descriptively by using tables, graphics and maps. The result showed that in 2008, Leptospirosis incidence in the both areas was higher compared to the previous year. The Leptospirosis cases tended to increase in the rainy season. In Semarang City, Leptospirosis cases were mostly found in the age group of 0-19 years (44,1%) and 51% of the total cases were female. In Demak District, the cases were mostly found in the age group of 40-49 years (25,7%) and 75,7% from the total cases were male. The spesies rats found in this research were Rattus tanezumi, R.norvegicus, B.indica, Mus musculus, R.exculan and Suncus murinus. Kidney test of the rats caught in Semarang City showed Rattus tanezumi, R.norwegicus, B.indica, and R.exculan were infected with Leptospira sp.
ZOONOSIS Tri Wijayanti
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 6 Nomor 1 Juni 2010
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.312 KB) | DOI: 10.22435/blb.v6i1.708

Abstract

Zoonosis adalah penyakit-penyakit dan infeksi yang secara alami dapat ditularkan dari hewan-hewan vertebrata ke manusia dan atau sebaliknya. Pengertian tersebut juga mencakup keadaan dimana suatu organisme dapat hidup baik di dalam tubuh manusia maupun tubuh hewan, meskipun organisme tersebut tidak secara umum ditularkan dari yang satu terhadap lainnya. Zoonosis juga berlaku bagi suatu organisme penyebab penyakit yang hidup pada suatu lingkungan misalnya tanah, dan baik manusia maupun hewan mengalami infeksi akibat kontak dengan tanah yang menjadi sumber infeksi tersebut.
BAKTERI LEPTOSPIRA PATOC I MERUPAKAN STRAIN BAKTERI DALAM KELOMPOK NON PATOGEN YANG SERING DITEMUKAN PADA PENDERITA LEPTOSPIROSIS Bina Ikawati; Dewi Marbawati
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 6 Nomor 1 Juni 2010
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.783 KB) | DOI: 10.22435/blb.v6i1.1306

Abstract

Leptospirosis is one of zoonotic disease that needs serious attention from health practiciant and health programmer. This disease includes in the emerging infectious disease. Reseach from Loka Litbang P2B2 Banjarnegara in 2008 showed Leptospira of strain Patoc I (one of strain that include in non patogenic bacteria) found in 60,4% of 63 human blood sample that positive for Leptospira which Microscopic Aglutination Test (MAT). Literature studies on Leptospira bacteria strain Patoc I thus done about to know the reason why strain Patoc I usually found in Leptospirosis case, and wheter positive Patoc I in human spesimen indicates someone suffering from leptospirosis. Result showed Leptospira Sp strain Patoc I (Ames) or Patoc I (Paris) or Patoc I ATCC 23582 include in serovar Patoc, serogroup Semaranga, Genomospecies Leptospira biflexa, Genera Leptospira, family Leptospiraceae, ordo Spirochaetales, class Spirochaetes, Phylum Spirochaetes, Super Kingdom Bacteria. Patoc I usually showed cross reaction with many leptospira patogenic bacteria. Therefore Patoc I used as common indicator of Leptospirosis. Positive with Patoc I mostly indicates leptospirosis sufferer but probably from strain that not available in "batteray antigen test MAT" inlaboratory diagnosis. Research in laboratorium showed there was possibility of Patoc I genetic mutation.
PEMERIKSAAN LEPTOSPIROSIS SECARA LABORATORIS (HASIL PELATIHAN DI BALAI PENELITIAN VETEREINER BOGOR) Dewi Marbawati; Hari Ismanto
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 6 Nomor 1 Juni 2010
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.891 KB) | DOI: 10.22435/blb.v6i1.1307

Abstract

Pelatihan pemeriksaan leptospirosis dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan laboratoriurn bakteriologi yang ada di Loka litbang P2B2 Banjarnegara agar memiliki kemampuan melakukan pemeriksaan Leptospirosis. Beberapa materi yang diberikan dalam pelatihan ini diantaranya teori umum Leptospirosis dan pemeriksaan Leptospirosis secara laboratoris dengan metode MAT (Microscopic Aglutination Test). Pelatihan ini dilaksanakan mengingat bidang penelitian di Loka Litbang P2B2 Banjarnegara yang lebih fokus ke bidang penyakit bersumber rodensia, bahkan 3 tahun terakhir ini telah melakukan penelitian mengenai Leptospirosis.
TIKUS SAWAH (Rattus argentiventer, Robinson & Kloss 1916) Dian Indra Dewi
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 6 Nomor 1 Juni 2010
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.259 KB) | DOI: 10.22435/blb.v6i1.1309

Abstract

Tikus sawah termasuk dalam Famili Muridae, famili ini merupakan kelompok binatang mamalia yang paling berkembang di dunia. Muridae dapat dijumpai dimana saja pada berbagai habitat, adanya tekanan ekologis hanya berpengaruh sedikit terhadap perubahan struktur dan bentuk. Kemampuan indera tikus sawah berupa penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Sedangkan kemampuan fisiknya yaitu mengerat (gnawing), menggali (digging), berlari, melompat, meloncat, memanjat (climbing), berenang (swimming) dan menyelam (diving).
Toxoplasma gondii (Nicolle & Splendore 1908) Novia Tri Astuti
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 6 Nomor 1 Juni 2010
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.664 KB) | DOI: 10.22435/blb.v6i1.1310

Abstract

Toxoplasma sering menjadi momok bagi wanita karena merupakan salah satu penyebab ketidaksuburan seorang wanita, yang diakibatkan oleh parasit yang bernama Toxoplasma gondii. Padahal ternyata tidak hanya wanita saja, pria pun dapat terinfeksi parasit ini. Toxoplasma gondii merupakan hewan bersel satu yang disebut protozoa, protozoa ini merupakan parasit pada tubuh hewan dan manusia. Toxoplasma gondii ditemukan di seluruh dunia. Penyakit infeksi oleh parasit Toxoplasma gondii ini dikenal dengan nama Toksoplasmosis. Toksoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit Zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK KAJIAN MASALAH KESEHATAN Sunaryo Sunaryo
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 6 Nomor 1 Juni 2010
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.123 KB) | DOI: 10.22435/blb.v6i1.1311

Abstract

Pemanfaatan SIG dalam bidang kesehatan didorong oleh orientasi efisiensi dan efektivitas, baik dalam proses maupun dalam hasil yang dicapai, serta dalam membangun pemikiran yang bersifat holistik berdasarkan informasi keruangan yang jelas lokasinya, setiap kedudukan dapat terukur dengan pasti. SIG sebagai alat yang dapat memperlihatkan masalah kesehatan masyarakat, terutama masalah kesehatan yang berbasis wilayah atau area, melalui kemampuan analisis keruangan (spatial analysis), perencanaan dan intervensi masalah kesehatan menjadi lebih spesifik dan berdasar kepada wilayah sasaran.
PENTINGNYA IMUNISASI BAGI ANAK Ponco Yuniarto
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 6 Nomor 1 Juni 2010
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.152 KB) | DOI: 10.22435/blb.v6i1.1313

Abstract

Bila ingin anak kita sehat, lakukan imunisasi secara teratur. Imunisasi dibedakan menjadi 2 golongan. Golongan yang pertama adalah imunisasi yang harus selesai sebelum usia satu tahun dan golongan yang kedua adalah imunisasi yang tidak boleh dilaksanakan pada usia di bawah satu tahun. Biasanya imunisasi diberikan sesuai jadwal yang tercantum di buku-buku kesehatan anak atau dirumah sakit maupun puskesmas. Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Page 1 of 1 | Total Record : 9