cover
Contact Name
Ahmad Syamsuddin
Contact Email
syamsuddin.iyf@gmail.com
Phone
+6281290969387
Journal Mail Official
bimasislam.ejournal@gmail.com
Editorial Address
Kantor Kementerian Agama, JL. MH. Thamrin No.6 Jakarta Pusat
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Bimas Islam
ISSN : 19789009     EISSN : 26571188     DOI : https://doi.org/10.37302/jbi
Core Subject : Religion, Social,
Jurnal Bimas Islam adalah terbitan berkala ilmiah yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama. Terbit pertama kali pada tahun 2008 dalam bentuk cetak hingga tahun 2018 dan ditingkatkan menjadi Jurnal Elektronik (OJS) pada tahun 2019. Mendapat akreditasi dari LIPI pada tahun 2016. Jurnal ini memuat Ringkasan Hasil Penelitian, Tinjauan Teori, Artikel Ilmiah yang dikemas secara sistematis dan kritis di bidang Bimbingan Masyarakat Islam secara luas.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 11 No. 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018" : 7 Documents clear
Dakwah Kultural dalam Budaya “MEURUKON” di Aceh Safriadi
Jurnal Bimas Islam Vol. 11 No. 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37302/jbi.v11i2.52

Abstract

The results of this study conclude that meurukon is one type of art and culture that is very Islamic in Acehnese society, because meurukon is one of the da’wah strategies in conveying various Islamic law issues for society because the material contained in meurukon consists of da’wah messages, starting from law mild forms to the Islamic law issue which sometimes are not understood by the public. Meurukon can be categorized into cultural preaching because the preaching delivered in meurukon art is the way to follow the local wisdom with the aim that the da'wah can be accepted in the local community. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa meurukon adalah salah satu jenis kesenian dan budaya yang sangat Islami dalam masyarakat Aceh, karena meurukon termasuk salah satu strategi dakwah dalam menyampaikan berbagai persoalan hukum Islam bagi masyarakat karena materi yang terdapat dalam meurukon terdiri dari pesan-pesan dakwah, mulai dari bentuk-bentuk hukum yang ringan sampai persoalan hukum Islam yang terkadang banyak yang tidak dipahami masyarakat. Meurukon dapat di golongkan ke dalam dakwah kultural dikarenakan dakwah yang disampaikan dalam kesenian meurukon cara yang dilakukan adalah mengikuti budaya-budaya kultur masyarakat setempat (local wisdom) dengan tujuan agar dakwahnya dapat diterima di lingkungan masyarakat setempat
Meneropong Perilaku Keberagamaan Masyarakat Pesisir Tuban : Rekonstruksi Strategi dan Metode Dakwah Wali Songo Siti Mukzizatin
Jurnal Bimas Islam Vol. 11 No. 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37302/jbi.v11i2.53

Abstract

Islam manifests not only at the level of universal doctrine but also reflects on the form of localized action. Normatively Islam will continue to exist because of the flexibility of its Shariah is able to respond to social development. Since the beginning, the process of Islamization in the coast of Tuban is very accommodating to the wisdom of local traditions /cultures. Cultural acculturation can be seen from the traces of da’wah pattern run by Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim) by utilizing arts to attract public sympathy. Thus the text relation to the reality including the custom (Urf /tradition) is dialectical dialogic. Islam mewujud bukan hanya pada tataran doktrin universal namun juga merefleksi pada wujud tindakan yang bernuansa lokal. Secara normatif Islam akan terus eksis karena kelenturan syariatnya yang mampu merespon perkembangan sosial. Sejak awal proses Islamisasi di pesisir Tuban memang sangat akomodatif terhadap kearifan tradisi /budaya lokal. Akulturasi kebudayaan tersebut dapat dilihat dari jejak pola dakwah yang dijalankan oleh Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim) dengan memanfaatkan wahana kesenian guna menarik simpati masyarakat. Dengan demikian relasi teks dengan realitas termasuk didalamnya kebiasaan (Urf /Tradisi) bersifat dialogis dialektis
Mengenal Masjid Nahdliyin dalam Peranan Masjid Jami Kajen Novita Siswayanti
Jurnal Bimas Islam Vol. 11 No. 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37302/jbi.v11i2.54

Abstract

Knowing the Nadhliyin Masjid can be known from the role of Jami Kajen Masjid. Jami Kajen Masjid one of the genealogy Islamic spread and growth of Nahdliyin Boarding School Kajen Pati in maintaining religion cultural identity. This article uses qualitative research methods by describing the religious amaliah in Jami Kajen Masjid then analyzed and interpreted. In this study found the role of Jami Kajen Masjid as the Nahdliyin Masjid: first, as a place of worship shalawat, zikir together and shake hands finished prayer; second, prayer together like istigasah, tahlilan, yasinan, khataman Al-Quran and shalawat barzanji; third, the study of the religious sciences; the fourth, preserving the Arabic-speaking Friday sermons, tarawih prayers for two groups and reading Al Qur’an; the fifth, social activities providing compensation to the poor, dhuafa and orphans; the sixth, the harmony place and ukhuwah islamiyah; the seventh, the Center for Cultural Conservation traditions of megengan and suronan; eighth, the salvation tradition or celebrating the days of Islam and suronan Kiai Ahmad Mutamakin. Mengenal Masjid Nadhliyin dapat diketahui dari peranan Masjid Jami Kajen sebagai salah satu genealogi penyebaran Islam dan pertumbuhan pesantren bernuansa Nahdliyin di Kajen Pati dalam memelihara identitas kultural keagamaan. Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan amaliah keagamaan di Masjid Jami Kajen kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Dalam kajian ini ditemukan peran Masjid Kajen sebagai Masjid Nahdliyin yaitu: pertama, sebagai tempat ibadah shalawatan, zikir bersama dan berjabatan tangan selesai shalat; kedua, doa bersama seperti istighasah, tahlilan, yasinan, khataman Al-Quran dan shalawat barzanji; ketiga, pengkajian dan pengajian ilmu-ilmu keagamaan; keempat, melestarikan tradisi khutbah Jumat berbahasa Arab, shalat tarawih untuk dua kelompok dan ngaji kilatan; kelima, kegiatan sosial kemasyarakatan memberikan santunan kepada fakir miskin, kaum dhuafa dan yatim piatu; keenam, wadah perajut kerukunan dan ukhuwah islamiyah; ketujuh, Pusat Pelestarian Kebudayaan dengan tradisi megengan dan suronan; kedelapan, tradisi selamatan atau kenduri memperingati hari-hari besar Islam maupun suronan Kiai Ahmad Mutamakin
Dakwah Muhammadiyah Melalui Optimalisasi Peran Perempuan dalam Dakwah Aisyiyah : Studi Kasus: Aisyiyah Ranting Kassi-Kassi Cabang Karunrung Kota Makassar Rohana
Jurnal Bimas Islam Vol. 11 No. 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37302/jbi.v11i2.55

Abstract

Optimizing the role of women in Aisyiyah da'wah, it is very effective to be a good example to others. And there are several problems to optimize these efforts including: 1). How to grow personal initiative on the part of women as preachers. 2). What factors influence the lack of Islam knowledge in the da'wah field. 3). How far is the role of Aisyiyah in the Kassi-kassi - Karunrung branch of Makassar City in Islamic education. The research method used is Field Research with a qualitative approach, which produces descriptive data. The steps are as follows: a). Interview method b). Observation method. c). Documentation method. Thus, it was obtained the results that the activities various types carried out it turned out evidently the Jamaah Movement and the da'wah which were still lacking in demand. This is due to their importance understanding lack of the women role in preaching to support various matters related to the Islam activities which are in accordance with the teachings of the Prophet Muhammad. The meetings intensity is more quality so that importance women's awareness of implementing da'wah especially in the scope of Aisyiyah. Provision of various facilities such as the books, social media communication provision related to Syiar and maximizing discussions on religion through the study of the Al Quran. This activity is also a contribution form to the country to teach life safe, comfortable, safe and calm and keep away from ignorance, have ethos and enthusiasm in advancing public welfare, not doing badness, empowering the community and giving the people great benefits. Abstraksi: Optimalisasi peran perempuan dalam dakwah Aisyiyah, sangat efektif menjadi contoh yang baik kepada orang lain. Dan ada beberapa permasalahan untuk mengoptimalkan upaya tersebut diantaranya: 1). Bagaimana menumbuhkan inisiatif pribadi pada pihak perempuan sebagai Pendakwah. 2). Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kurangnya pengetahuan Islam di bidang dakwah. 3). Sejauh mana peranan Aisyiyah ranting Kassi-kassi cabang Karunrung Kota Makassar dalam pendidikan Islam. Metode penelitian yang digunakan yaitu Field Research dengan pendekatan kualitatif, yang menghasilkan data deskriptif. Tahapannya sebagai berikut: a). Metode wawancara (interview) b). Metode observasi (pengamatan). c). Metode dokumentasi. Dengan demikian, diperoleh hasil bahwa dari beberapa jenis kegiatan yang dilakukan ternyata Gerakan Jamaah dan dakwah yang terbilang masih kurang peminatnya. Ini dikarenakan, kurangnya pemahaman dari mereka tentang pentingnya peran perempuan dalam berdakwah untuk menunjang berbagai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan syiar Islam yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Intensitas pertemuan lebih dikualitaskan agar kesadaran perempuan terhadap pentingnya mengimplementasikan dakwah khususnya lingkup Aisyiyah. Penyediaan berbagai fasilitas seperti penyediaan buku-buku, komunikasi sosial media yang berkaitan dengan Syiar dan juga memaksimalkan diskusi mengenai agama melalui kajian Al Quran. Kegiatan ini juga sebagai bentuk kontribusi kepada negara untuk mengajarkan hidup aman, nyaman, selamat dan tenang serta menjauhkan diri dari kebodohan, memiliki ethos dan semangat dalam memajukan kesejahteraan umum, tidak melakukan kemunkaran, melakukan pemberdayaan masyarakat dan memberi kemahslahatan umat
Efektivitas Komunikasi Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam Pencegahan Konflik Keagamaan di Kabupaten Labuhanbatu Etika Sari; Elis Mayanti Rambe
Jurnal Bimas Islam Vol. 11 No. 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37302/jbi.v11i2.56

Abstract

Religion has an important role in the life of nation and state, therefore religion can not stand alone but there is institutions coorpeartion as a stake holder one of them is FKUB has a role in delivering communication messages that can effectively prevent religious conflicts. This research was conducted in Labuhanbatu aims to find out the communication forms of FKUB management in conflict prevention in Labuhanbatu and aim to know the obstacles faced and solution in prevention in Labuhanbatu conflict. This research method is qualitative or naturalistic research, because the focus point of this research is on observation and natural atmosphere. The results of this study indicate that FKUB management performs some form communication form such as group communication, held in various forms such as discussion, by conducting trainings and seminars by inviting interfaith leaders who aim to create harmony of religious people and to prevent religious conflicts in Labuhanbatu District. In carrying out its activities FKUB board also has constraints such as limited funds provided by local government, not maximal communication between board FKUB to the areas in Labuhanbatu in socializing PBM No. 8 and 9 years 2006, Lack of facilities to support the FKUB activities or programs implementation. Agama memiliki peran yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, oleh karenanya agama tidak dapat berdiri sendiri melainkan ada kerja sama kepada lembaga-lembaga sebagai stakeholder salah satunya adalah FKUB memiliki peranan dalam menyampaikan pesan-pesan komunikasi yang dapat mencegah konflik keagaman secara efektif. Penelitian ini dilakukan di Labuhanbatu bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi pengurus FKUB dalam pencegahan konflik di Labuhanbatu serta bertujuan untuk mengetahui hambatan yang dihadapi serta solusi dalam pencegahan Konflik di Labuhanbatu. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif atau naturalistik, karena titik fokus penelitian ini adalah pada observasi dan suasana alamiah (naturalistic setting). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengurus FKUB melakukan beberapa bentuk komunikasi seperti komunikasi kelompok, yang diadakan dengan berbagai bentuk seperti Diskusi, dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dan seminar dengan mengundang tokoh-tokoh lintas agama yang bertujuan untuk mencipatakn kerukunan umat beragama dan melakukan pencegahan terhadap konflik keagamaan di Kabupaten Labuhanbatu. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya pengurus FKUB juga memiliki kendala di antaranya keterbatasan dana yang disediakan oleh Pemerintah daerah, belum maksimalnya komunikasi antar pengurus FKUB sampai ke daerah-daerah di Labuhanbatu dalam melakukan sosialiasi PBM Nomor 8 dan 9 tahun 2006, kurangnya fasilitas penunjang pelaksanaan kegiatan atau program FKUB
Demokrasi, Politik Identitas, dan Kohesi Sosial: Peluang dan Tantangan Strategi Dakwah untuk Menghalau Provokasi Politik di Indonesia Husni Mubarok
Jurnal Bimas Islam Vol. 11 No. 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37302/jbi.v11i2.57

Abstract

This paper intends to discuss the latest problems in Indonesia due to identity politics, its potential solutions, and implications for preachers (and religious leaders in general) to reconcile the cracked social relations in Indonesia. Indonesia is recognized as one of the succeed transitional countries in the world. Even so, democracy in a pluralistic country like Indonesia is always potentially prone to conflict because of identity politics for, instead of unitingit is divided society. In current time, more people became more sensitive and easily provoked. How to understand this phenomenon? What solutions can be made to overcome them? This paper argues that democracy is the best political system owned by the Indonesian people. While recognizing that democracy inherently allows identity politics, this paper argues that identity politics must be managed in such a way as to strengthen the resilience of the people from the onslaught of provocation. This paper proposes social cohesion as a solution. Social cohesion contains four elements: structural involvement, involvement of associations, involvement of day-to-day activities, and symbolic or cultural involvement. Tulisan ini hendak mendiskusikan berbagai persoalan mutakhir di Indonesia akibat politik identitas, jalan keluarnya, dan hal-hal yang mungkin dilakukan para mubaligh (dan tokoh agama pada umumnya) untuk merekatkan kembali hubungan sosial di masyarakat yang tengah retak. Demokrasi di Indonesia diakui sebagai satu dari sedikit negara yang mengalami transisi dan berhasil. Meski demikian, demokrasi di negara plural seperti Indonesia selalu berpotensi rawan konflik sebab politik identitas yang, alih-alih mempersatukan, ia malah memecah belah masyarakat. Belakangan situasinya berubah yang mana masyarakatsemakin sensitif dan mudah terprovokasi. Bagaimana memahami fenomena ini? Apa jalan keluar yang bisa diajukan untuk mengatasinya? Tulisan ini berargumen bahwa demokrasi adalah sistem politik terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia. Seraya mengakui demokrasi secara inheren memungkinkan politik identitas, tulisan ini berpendapat bahwa politik identitas harus dikelola sedemikan rupa dengan salah satunya memperkuat daya tahan masyarakat dari gempuran provokasi. Tulisan ini mengusulkan kohesi sosial sebagai jalan keluarnya. Kohesi sosial tersebut mengandung empat unsur: Keterlibatan struktural, keterlibatan asosiasi, keterlibatan kegiatan sehari-hati, dan keterlibatan simbolik atau kebudayaan.
Ritual Budaya Mandi Safar “Pendekatan Hukum Islam dalam Perspektif Sejarah Islam di Indonesia: Studi Kasus di Desa Tanjung Punak Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau Muhammad Ashsubli
Jurnal Bimas Islam Vol. 11 No. 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37302/jbi.v11i2.58

Abstract

This research aims to show up the Islamic society local tradition named Safar bath ritual which get concern from various community of Islam itself. Safar bath ritual represents one of local area ancestor heritage assumed can refuse misfortunes (accident, disaster and disease epidemic). However as the local tradition which is related to Islam, it generate pros and contra among the society that support and also refuse it. Relating to that reason, this research aims to find the meaning of symbol and function of Safar bath ritual for the society that support it. How far their understanding to this rittral and the advantages for their daily life and also the role of local government to remain this tradition. Penelitian ini bertujuan untuk menampilkan tradisi masyarakat Islam lokal yang bernama Ritual Mandi Safar yang mendapat perhatian dari berbagai komunitas Islam itu sendiri. Ritual Mandi Safar merupakan salah satu warisan leluhur daerah yang dianggap dapat menolak kemalangan (kecelakaan, bencana dan wabah penyakit). Namun sebagai tradisi lokal yang terkait dengan Islam, itu menghasilkan pro dan kontra di antara masyarakat yang mendukung dan juga menolaknya. Berkaitan dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari makna simbol dan fungsi Ritual Mandi Safar bagi masyarakat yang mendukungnya. Seberapa jauh pemahaman mereka terhadap rittral dan kecakapan ini untuk kehidupan sehari-hari mereka dan juga peran pemerintah daerah untuk mempertahankan tradisi ini

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol. 16 No. 1 (2023): Jurnal Bimas Islam Vol. 14 No. 2 (2021): Jurnal Bimas Islam 2021 Vol. 14 No. 1 (2021): Jurnal Bimas Islam 2021 Vol. 13 No. 2 (2020): Jurnal Bimas Islam 2020 Vol. 13 No. 1 (2020): Jurnal Bimas Islam 2020 Vol. 12 No. 2 (2019): Jurnal Bimas Islam 2019 Vol 12 No 2 (2019): Jurnal Bimas Islam 2019 Vol 12 No 1 (2019): Jurnal Bimas Islam 2019 Vol. 12 No. 1 (2019): Jurnal Bimas Islam 2019 Vol 11 No 4 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol. 11 No. 4 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol. 11 No. 3 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol 11 No 3 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol 11 No 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol. 11 No. 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol. 11 No. 1 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol 11 No 1 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol. 10 No. 4 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol 10 No 4 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol 10 No 3 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol. 10 No. 3 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol. 10 No. 2 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol 10 No 1 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol. 10 No. 1 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol 9 No 4 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol. 9 No. 4 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol 9 No 3 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol. 9 No. 3 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol. 9 No. 2 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol 9 No 2 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol. 9 No. 1 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol 8 No 4 (2015): Jurnal Bimas Islam Vol. 8 No. 4 (2015): Jurnal Bimas Islam Vol 8 No 3 (2015): Jurnal Bimas Islam Vol. 8 No. 3 (2015): Jurnal Bimas Islam Vol 8 No 2 (2015): Jurnal Bimas Islam Vol. 8 No. 2 (2015): Jurnal Bimas Islam Vol 8 No 1 (2015): Jurnal Bimas Islam Vol. 8 No. 1 (2015): Jurnal Bimas Islam More Issue