cover
Contact Name
Anak Agung Ayu Sri Ratih Yulianasari
Contact Email
jurnalanala@gmail.com
Phone
+6285738776698
Journal Mail Official
jurnalanala@undwi.ac.id
Editorial Address
JALAN KAMBOJA NO 17, DENPASAR - BALI
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Anala
Published by Universitas Dwijendra
ISSN : 19075286     EISSN : 27225682     DOI : 10.46650
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Anala is a peer-reviewed academic journal published by the Faculty of Engineering at Dwijendra University, Denpasar, Bali, Indonesia (P-ISSN: 1907-5286; E-ISSN: 2722-5682). The aim of the journal is to publish original and high-quality articles in the field of architecture, landscape architecture, interior design, building science, building construction, civil engineering and the built environment. Jurnal Anala is published twice a year, in February and September. We accept original articles that have not been previously published elsewhere and are not currently under review for publication.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Anala" : 6 Documents clear
PEMBANGUNAN PELINGGIH SURYA I Made Diana; Desak Made Sukma Widiyani,ST, MT.
Jurnal Anala Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Anala
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.7.1.996.1-9

Abstract

Pada dasarnya pulau bali mempunyai banyak kebudayaan,adat istiadat,kebiasaan-keiasaan yang berbeda disetiap wilayah mengikuti desa kala patra. Akan tetapi ada banyak hal yang tidak bisa lepas dan mempunyai ikatan serta merupakan sebuah keharusan bagi masyarakat bali khususnya yang beragama hindu yaitu mempunyai tempat suci di masing-masing rumah yang disebut merajan (pelinggih).dan dilengkapi dengan pelinggih surya yang merupakan stana dari bhatara surya atau siwa raditya yang menjaga kestabilan dan keseimbangan pekarangan rumah biasanya berbentuk padma yang berada ditengah natah rumah yang pada umumnya dibali disebut; Pelinggih pengijeng karang/ sebagai penjaga (Surya natah/ yang menyinari). Pelinggih Surya ini sebagai simbolis yang digunakan untuk menghaturkan sesaji yang dipersembahkan kepada Betara surya(dewa matahari) sang hyang surya/siwa raditya sebagai saksi segala kegiatan manusia khususnya spiritual( yadnya). Sistem pemujaan dewa matahari disebut surya sewana dilakukan pada waktu matahari terbit dan matahari terbenam menjadi ciri penganut sekta sora. Setiap ritual agama dibali selalu dilakukan pemujaan terhadap dewa surya sebagai dewa yang memberikan persaksian bahwa seorang telah melakukan yadnya busana(wastra)yang digunakan dalam pelinggih surya yaitu;kain berwarna putih sebagai simbul kesucian,Bebantenan (upakara) yang dipersembahkan di pelinggih surya yaitu; tegteg daksina dan runtutanya canang ketipat kelanan. Dalam hal pembangunan tempat suci kita sebagai warga masyarakat bali yang beragama hindu khususnya mempunyai tanggung jawab serta kewajiban untuk menjaga, melestarikan dan mempertahankan nilai-nilai dan norma adat isitiadat bali yang merupakan kebudayaan dan warisan leluhur dari generasi ke generasi. Dan untuk lebih memahami tentang arti dan fungsi dari keberadaan pelinggih surya tentunya kita sebagai generasi harus mencari iformasi yang akurat mengenai pelinggih surya yaitu dengan mencari literatur,melukan observasi serta melakukan perbandingan dibeberapa tempat,dan mencari penjelasan kepada yang berkompeten dan dapat dipercaya dalam permasalahan ini seperti, Pedanda,Undagi,Tukang Banten dll.
PROSES PEMBANGUNAN RUMAH ADAT UMA BEI KMEDA DI DESA LOROTOLUS KABUPATEN MALAKA - NTT Deni Yosef Nahak Berek; Frysa Wiriantari, ST, MT.
Jurnal Anala Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Anala
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.7.1.997.10-16

Abstract

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya dan arsitekturnya. Sudah sejak lama, nenek moyang Bangsa Indonesia memiliki pengetahuan tentang teknologi bangunan yang cukup maju pada jamannya. Penemuan tentang beberapa arsitektur jaman prasejarah membuktikan bahwa sesungguhya arsitektur sudah ada sejak jaman itu. Pengetahuan tentang penggunaan bahan material yang banyak tersedia di alam sekitarnyapun sudah berkembang pada saat itu serta upaya untuk menggabungkan material tersebut menjadi sebuah Sistem Struktur dan Konstruksi yang sangat kuat dan sesuai dengan fungsinyapun masih dapat kita jumpai sampai saat ini. Tetapi apapun bentuk bangunannya, itu membuktikan bahwa Rasa Seni dan nilai Estetikanya sangat dijunjung tinggi pada jaman itu karena arsitekturnya sejalan dengan kekuatan struktur dan konstruksinya. Arsitektur jaman dulu selalu memakai material / bahan bangunan tradisional yang secara alamiah namun dapat menghasilkan suatu wadah yang mempunyai fungsional dan fleksibel. penelitian tentang arsitektur lainnya telah banyak menjelaskan bahwa gaya arsitektur vernacular adalah sangat cocok dengan kehidupan jaman itu sebab arsitektur vernacular gaya arsitektur yang dirancang berdasarkan kebutuhan lokal, ketersediaan bahan bangunan dan mencerminkan tradisi lokal. secara keseluruhan dalam pertimbangan praktis, seperti menunjukkan adaptasi terhadap iklim lokal, geografi, dan lingkungan atau dalam perlengkapan dan keterbatasan-keterbatasan materi tertentu yang digunakan dalam konstruksi. Penelitian lain juga telah berusaha menjelaskan setiap aspek desain pada masyarakat skala kecil berdasarkan prinsip kosmologi, yang diturunkan oleh leluhurnya. Rumah adat Uma Bei Kmeda merupakan sala satu gaya vernacular yang proses pembangunannya masih di pertahankan tradisinya sampai saat ini
PROSES PEMBANGUNAN DAN FUNGSI RUANG RUMAH NIANG DI DESA WAE REBO Karolus Torto Tandi; Ir. I Ketut Adhimastra, M.Erg
Jurnal Anala Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Anala
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.7.1.998.17-23

Abstract

Mbaru Niang merupakan rumah adat di Wae Rebo berbentuk rumah kerucut dengan jumlah tujuh buah dan memiliki eksotisme tersendiri, pembahasan diberbagai kalangan selalu menitik beratkan pada arsitektural Mbaru Niang sebagai fokus utama, sedangkan penelitian tentang ruang dalam pada bangunan bagaimana fungsi setiap tingkatan ruang, makna dibalik bentukan ruang dan sebagainya, belum banyak disentuh. Bagi masyarakat Wae Rebo, Mbaru Niang adalah bagian dari diri mereka sendiri, setiap tingkatan ruang pada Mbaru Niang mempunyai fungsi yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya data analisa, dan menambah wawasan bagi generasi penerus, bagaimana fungsi ruang pada setiap lantai dari Mbaru Niang. Metode semiotika dari Pierce digunakan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi setiap tanda dari makna-makna melalui jenis objeknya yaitu ikon, indeks, dan simbol. Hasil dari metode Piercian yang menggunakan ketiga objek diatas dapat memberikan kesimpulan bagaimana fungsi a ruang pada suatu Mbaru Niang terutama Mbaru Gendang.
MAKNA SETIAP BAGIAN PADA RUMAH ADAT SUMBA KABIZZU UMBU DEDO-SUMBA BARAT DAYA DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT SETEMPAT Gerardus Ouda Ngara; Anak Agung Ayu Sri Ratih Yulianasari, S.T., M.Ars
Jurnal Anala Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Anala
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.7.1.999.24-32

Abstract

“Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangga sampai Pulau Rote.”Demikian sebuah kalimat yang sering terdengar dalam acara Waktu Indonesia Timur (WIT), yang dipandu langsung oleh anak-anak comedian asal Indonesia Timur.Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan memang terbentang dari Sabang sampai Merauke.Beda pulau pulau, ragam Bahasa, dan ragam pula budaya dan karakter manusinya.Manusia Indonesia adalah manusia berbudaya.Setiap suku, agama dan dan ras selalu menjunjung tinggi nilai-nilai budayanya masing-masing.Sumba sebagai salah satu pulau bagian selatan di Indonesia pun sangat berbudaya.Bahasanya banyak, rumah adatnya pun sangat unik.Desain rumah ada dengan menara mencakar langit menjadi symbol tersendiri bagi masyarakat Sumba.Rumah adat orang Sumba memiliki nilai eksotik tersendiri.Bahannya sangat alamiah, yakni kayu, alang dan tali hutan.Bahan-bahan ini didesain sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah rumah dengan sebuah keindahan yang bagus dan sangat eksotik.Di dalam desain sebuah rumah adat berbentuk panggung ini, terkandung di dalamnya prinsip keseimbangan.Ada tempat yang Ilahi (Tingkat 3), ada tempat manusia (Tingkat 2) dan ada tempat bagi hewan piaraan (Tingkat 1).Namun demikian semuanya tetap membentuk sebuah kesatuan dan keutuhan. Allah (Marapu) melihat kehidupan manusia, manusia menjalankan perintah Ilahi dalam kerja sama dengan alam sekitar. Dan desain rumah adat ini sungguh mewakili kolaborasi tri dimensi kehidupan ini. Ada kerja sama yang mengagumkan antara yang insani dan yang Ilahi, Tuhan dan manusia. Allah memintal tali kehidupan manuai, manusia bergerak dalam tata dan nilai Ilahi, dengan cara memabngun kehidupan yang Tuhan berikan. Selalu terdapat norma-norma yang mengatur kehidupan bersama.Dan nilai-nilai itu, tergambar dan terukir pada setiap rumah adat.Ada rumah yang sangat pemali.Hanya para Rato (Imam Marapu) yang layak dan diperkenankan untuk masuk dalam rumah adat ini untuk menjalankan ritual keagamaan.Ada rumah yang merupakan rumah warga, tetapi di dalamnya tedapat koro Marapu (Kamar Marapu).Dan terkadang di rumah ini, selalu digunakan untuk menjalankan ritual keagamaan.Rumah adat orang Sumba ini, sudah memiliki bagian masing-masing.Setiap bagian selalu memiliki arti dan makna tersendiri.
PENGARUH TEMBOK BERJAMUR DAN CARA MENGATASINYA M.Komang Angga Aji Sukmawan
Jurnal Anala Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Anala
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.7.1.1000.33-37

Abstract

Spora jamur dapat tumbuh di mana-mana, baik di dalam maupun di luar ruangan. Jamur dapat masuk ke dalam rumah melalui jendela rumah yang terbuka, pintu, dan sistem ventilasi lainnya.Selain itu, jamur juga dapat menempel pada objek, seperti pakaian, sepatu, bahkan hewan peliharaan Anda di rumah. Lingkungan yang lembap pun dapat menyebabkan tembok rumah Anda menjadi mudah berjamur.Jamur yang tumbuh akan tampak menyerupai noda, berbayang, atau berlendir. Biasanya, jamur berwarna putih, abu, cokelat, hitam, hingga hijau, merah, atau warna lainnya.Selain tembok berjamur, beberapa area di dalam rumah yang mudah ditumbuhi jamur lainnya, meliputi area yang bocor di atap rumah, jendela rumah, langit-langit rumah, area rumah yang terkena banjir, hingga area yang tidak terdapat sirkulasi udara, seperti di belakang lemari.Pertumbuhan jamur biasanya terlihat dan seringkali menyebabkan bau apek. Kondisi ini dapat merusak barang-barang rumah tangga hingga berdampak pada kesehatan Anda, terutama bagi orang yang sensitif.Jamur yang beterbangan di dalam ruangan dan menempel di dinding bisa terhirup dengan mudahnya saat Anda bernapas. Paparan jamur bisa menyebabkan gejala, seperti hidung tersumbat, mata merah atau terasa gatal, hingga infeksi pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dan penyebab terjadinya tembok berjamur dan mencari solusinya. Langkah-langkah metode penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, mengetahui faktor – faktor apa saja yang menyebabkan tembok berjamur. Kedua, studi literatur tersebut digunakan untuk menganalisis kasus studi yang terjadi di lingkungan masyarakat. Hasil dari analisa terhadap ketiga kasus studi berdasarkan studi literatur, menghasilkan sebuah cara pengaplikasian yang benar terhadap tembok agar tahan lebih lama dan jauh dari terjangkit penyakit.
PROSES PERGANTIAAN XADAN PADA UMA LULIK DI DESA LOROTOLUS KABUPATEN MALAKA Pura Tanya; Arya Bagus Mahadwijati Wijaatmaja, S.T., M.T.
Jurnal Anala Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Anala
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.7.1.1001.38-43

Abstract

Rumah adat merupakan bangunan yang di rancang dan memiliki ciri khas tersendiri dan memiliki gaya arsitektur yang menyusuaikan dengan kebudayaan dan adat istiadat daerah setempat. Apa itu Xadan, Apa makna Xadan bagi masyarakat suku suhi, Bagaimanakah proses pergantiaan Xadan pada uma lulik. Xadan merupakan tempat sacral bagi masyarakat Suku Suhi karea mengandung unsur nilai-nilai spiritual yang sangat tinggi.Masyarakat suku Suhi sangat menghormati para leluhurnya sehingga selalu melaksanakan ritual-ritual sebagai bukti perwujutan sikap menghormati bagi para leluhurnya. Xadan merupakan tempat sesajian bagi para leluhur yang di pakai sewaktu-waktu pada saat upacara untuk mendapatkan ilmu kekebalan tubuh.

Page 1 of 1 | Total Record : 6