cover
Contact Name
Muh. Rasywan Syarif
Contact Email
jurnalelfalaky@uin-alauddin.ac.id
Phone
+6281343813497
Journal Mail Official
jurnalelfalaky@uin-alauddin.ac.id
Editorial Address
jl. Sultan Alauddin No.63, Romangpolong, Kec. Somba Opu, Kabupaten Gowa
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak
ISSN : 25497812     EISSN : 27228401     DOI : https://doi.org/10.24252/ifk.v4i1.14555
Core Subject : Religion, Science,
Elfalaky adalah jurnal yang diterbitkan oleh Jurusan/Program studi Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar yang merefleksikan diri sebagai wadah akademik untuk publikasi artikel ilmiah. Jurnal ini memfokuskan pada kajian/studi Ilmu Falak yang mengintegrasikan agama dan sain dalam berbagai aspeknya yang diharapkan dapat memberi referensi bagi pembaca/akademika dalam pengembangan wawasan akademik dan keilmuan diantaranya penentuan arah kiblat, awal waktu shalat, penentuan awal bulan kamariah, dan gerhana matahari atau bulan.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 86 Documents
ASTROLABE; INSTRUMEN ASTRONOMI KLASIK DAN KONTRIBUSINYA DALAM HISAB RUKYAT Fathor Rausi
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ifk.v3i2.14149

Abstract

AbstrakKontribusi Astrolabe sebagai instrumen astronomi klasik tidak boleh dipandang sebelah mata. Peran dan kontribusinya cukup signifikan dalam perkembangan astronomi. Astrolabe secara umum berfungsi untuk menentukan waktu surya (solar time) dengan memanfaatkan fenomena alam, yaitu Matahari pada siang hari dan pengamatan bintang pada malam hari. Kehadiran Astrolabe dengan fungsinya tersebut sangat membantu aktivitas manusia sehari-hari dalam beberapa lini. Astrolabe mengalami modifikasi di tangan umat Islam, karena fungsi instrumen klasik ini selaras dengan syariat Islam, khususnya dalam penentuan awal waktu salat. Masuknya waktu salat dalam hukum Islam didasarkan kepada fenomena alam, seperti tergelincirnya Matahari (zawāl) sebagai tanda masuknya waktu salat zuhur. Kata Kunci: Astrolabe, instrumen astronomi klasik dan hisab rukyat.    
METODOLOGI PERUMUSAN AWAL BULAN KAMARIYAH DI INDONESIA Rahma Amir
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 1 No 1 (2017)
Publisher : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ifk.v1i1.6434

Abstract

This article discusses the importance of the determination of the beginning of the month on the calendar of islam in Indonesia, especially in the month because relating to worship or the major feast days of islam, thus the muslims should review the  methods in determining the beginning of lunar month by the method of hisab and rukyat because there are some of the latest methods with the use of hisab and rukyat in the determination of the month in Indonesia. It can be said that the method is something absolute, while reckoning only support been seen on the basis of the calculation the first and as muslims argue that to determine the month to actually do the observation of the new moon directly.
TINJAUAN MATEMATIS TERHADAP KETETAPAN JADWAL ADZAN ISYA SEPANJANG TAHUN (Studi Kasus Di Datar, Putukrejo, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur) Agus Solikin
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ifk.v4i1.14263

Abstract

Tulisan ini menggambarkan tentang kasus perbedaan pelaksanaan awal waktu salat yang terjadi di Datar, Putukrejo, Loceret, Nganjuk. Hal ini disebabkan karena jadwal waktu adzan ditetapkan oleh kyai desa dan berbeda pada umumnya. Berangkat dari kasus tersebut di atas, maka penelitian ini dirancang dengan tujuan untuk mengetahui secara matematis adzan Isya  yang dikumandangkan telah atau belum masuk jadwal waktu salat. Guna mencapai tujuan tersebut, maka penelitian ini dirancang dalam penelitian kualititatif dengan metode pengumpulan data observasi dan penelaahan literatur, kemudian dianalisis secara deskriptif induktif dengan pendekatan penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa secara umum jadwal adzan Isya yang dikumandangkan secara matematis terjadi  17% atau 62 hari adzan yang dikumandangkan belum masuk waktu salat isya. Terkait dengan temuan ini, kiai setempat juga sudah meberikan solusi yaitu dengan mempertimbangkan budaya local setempat. Kata kunci :  Matematis, Jadwal Adzan, Datar Putukrejo
FENOMENA SUPERMOON DALAM PERSPEKTIF FIQH DAN ASTRONOMI Muhammad Himmatur Riza
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ifk.v4i1.14163

Abstract

AbstrakSupermoon merupakan bulan purnama yang terjadi saat bulan berada pada jarak terdekatnya dari Bumi (perigee). Bulan purnama selalu terjadi. Demikian juga dengan posisi bulan saat berada di titik terdekat dengan Bumi. Saat mengelilingi Bumi, bulan melintasi orbitnya yang elips sehingga akan ada saat bulan berada jauh dari Bumi di titik apogee dan ada saat dimana bulan berada dekat dengan Bumi ketika bulan menempati titik perigee. Dalam tinjauan fiqh, fenomena Supermoon  termasuk di dalam ayyām al-bīḍ atau hari-hari putih, dimana melaksanakan puasa tiga hari setiap bulan pada hari-hari yang disebut dengan puasa ayyām al-bīḍ merupakan suatu kesunnahan. Keywords : Supermoon, Perigee, Ayyām al-Bīḍ .
Telaah Kritis Syafaqul Ahmar dan Syafaqul Abyadh Terhadap Akhir Maghrib dan Awal Isya’ Siti Muslifah
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 1 No 1 (2017)
Publisher : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ifk.v1i1.3675

Abstract

Penentuan awal dan akhir waktu shalat berkaitan dengan fenomena matahari. Termasuk fenomena syafaq, khususnya syafaq ahmar dan syafaq abyadh sebagai tanda berakhirnya waktu maghrib dan dimulainya waktu isya’. Kedua syafaq ini muncul pada waktu yang berbeda pada tingkat pencahayaan di langit malam dimana syafaq ahmar muncul lebih dulu daripada syafaq abyadh. Adapun syafaq abyadh sebagaimana yang dipedomani oleh madzhab Hanafi dan Hambali digunakan pada saat normal, sedangkan pada waktu-waktu tertentu, madzhab tersebut juga menggunakan syafaqul ahmar sebagai penentu awal Isya’. Hal ini dapat terjadi karena hilangnya syafaq sebagai fenomena penentuan awal waktu Maghrib dan Isya’ merupakan dampak dari lintang dan musim yang bervariasi di tempat satu dan lainnya. Syafaq ahmar, yang juga dipengaruhi oleh kelembapan di atmosfer, pada garis lintang yang berbeda, keduanya baik syafaq ahmar atau abyadh akan hilang dalam interval waktu yang berbeda dari Maghrib untuk setiap harinya. Selain itu, pada musim yang berbeda keduanya akan hilang dalam waktu yang berbeda dari lokasi yang sama.
RUKYAH BIL QALBI PERSPEKTIF TAREKAT NAQSABANDIYAH KHALIDIYAH AL-ALIYAH JOMBANG Ahmad Fuad Al-Anshary
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ifk.v3i1.9776

Abstract

Penentuan awal bulan Kamariah di Indonesia belum menemukan kata sepakat untuk menunjuk satu kriteria. Hal ini karena masing-masing kelompok masih memegang teguh metode dan kriteria mereka sendiri yang dianggap paling benar. Perbedaan metode dan kriteria penentuan awal bulan Kamariah di Indonesia dilatar belakangi oleh banyaknya kelompok atau golongan yang dapat menentukan sendiri berdasarkan keyakinan masing-masing kelompok. Salah satu kelompok yang kerap kali berbeda dengan pemerintah dalam hal menentukan awal bulan Kamariah khusunya Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah adalah tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah yang ada di Jombang. Hal ini disebabkan karena kriteria dan metode penentuannya berbeda dengan pemerintah. Dalam keyakinan tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah meyakini adanya konsep rukyah bil qalbi, yang mana konsep keyakinan seperti ini tidak dimiliki oleh kelompok-kelompok yang lain.Fenomena ini kemudian menjadi unik, karena sebuah tarekat yang menurut ruang kajiannya adalah tasawuf, tetapi justru masuk dalam ranah kajian fiqih. Penentuan awal bulan seperti halnya yang dilakukan oleh tarekat Naqsabandiyah ini dipandang sebagai suatu yang masuk dalam ranah kajian fiqih. Secara geografis Jombang merupakan kota agraris, yang mana sebagian besar penduduknya adalah petani. Secara garis besar dalam segi budaya dan ketaatan beragama masyarakat Jombang sangat kuat. Oleh karena itu ketaatan terhadap pemuka agama juga kuat, seperti halnya ketaatan terhadap Mursyid tarekat.Keyword: awal bulan Kamariah, tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah, rukyah bil qalbi
STUDI ANALISIS FAJAR KAZIB DAN FAJAR SHADIQ (Awal Waktu Shubuh di Kabupaten Bone) Hafidz Ayatullah
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 2 No 1 (2018)
Publisher : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ifk.v2i1.14160

Abstract

AbstrakPenentuan awal waktu shubuh merupakan hal yang sangat urgen dan fenomemal dikalangan dunia akademik serta di kementrian Agama, sampai saat ini tidak begitu banyak perhatian terhadap persoalan ini di bandingkan dengan dengan persoalan penetuan awal bulan Qamariyah yang setiap tahun tahun menjadi kontroversi. Dalam penetapan awal waktu shalat posisi matahari merupakan hal yang mesti di perhatikan, akibat yang ditimbulkan adalah setiap beda hari dan beda tempat maka waktu shalat juga akan berbeda pula. Ketinggian matahari merupakan salah satu unsur utama dalam perhitunganya sehingga dalam hal ini harus ada kepastian, beberapa kriteria yang ditawarkan adalah mulai dari -14 derajat sampai -20 derajat    Kata Kunci : Analisis, fajar kazib, fajar shadiq, waktu shubuh, 
Gender dan Legitimasi Penentuan Awal Bulan Kamariah Machzumy Machzumy; Muh Rasywan Syarif
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ifk.v4i1.14555

Abstract

Rukyatul hilal activity is an annual agenda of the Ministry of Religion of the Republic of Indonesia to determine the entry of the early lunation month. As for the focus of the hilal rukyatul activity is the emergence of the new moon itself. So far, the determination of the beginning of the month is only done by male seaman, whereas women celestial experts also have the same opportunities and rights. But so far, the authors have not found any reports of hilal rukyat from women. This research uses library research method with a qualitative approach. The results of this study indicate that in the initial determination of the lunar month, female astronomers do not yet have the same rights and position as men.Keyword: Determination of Kamariah, Gender
Implementasi Matlak Wilayatul Ḥukmi dalam Penentuan Awal Bulan Kamariah (Perspektif Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah) Nugroho Eko Atmanto
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 1 No 1 (2017)
Publisher : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ifk.v1i1.3676

Abstract

Konsep wilayatul hukmi yang memberlakukan penentuan awal bulan untuk satu wilayah hukum (pemerintahan) merupakan salah satu konsep matlak (wilayah keberlakuan penentuan awal bulan Kamariah) yang memberlakukan penentuan awal bulan sama dalam satu wilayah hukum / pemerintahan. Penelitian ini akan mendeskripsikan implementasi konsep wilayatul hukmi menurut kedua organisasi keagamaan terbesar di Indonesia dan menganalisisnya untk mengetahui perbedaannya. Dengan menggunakan analisis deskriptif dari sumber-sumber pustaka dapat diketahui bahwa Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menggunakan konsep wilayatul hukmi untuk pemberlakuan penentuan awal bulan demi untuk kemaslahatan yaitu kesamaan dalam memulai awal bulan Kamariah. Berangkat dari ketidakpastian hasil rukyat, di suatu tempat dapat merukyat/melihat hilal sementara di tempat lain tidak, Nahdlatul Ulama sebagai penganut mazab hisab menggunakan konsep ini. Sementara bila konsep tersebut diterapkan pada hisab wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah, akan menimbulkan masalah bila garis batas penanggalan membelah wilayah Indonesia, sehingga sebagian wilayah hilal sudah wujud dan di sebagian yang lain hilal belum wujud. Timbul pertanyaan apakah yang belum wujud mengikuti yang sudah wujud atau yang sudah wujud mengikuti yang belum wujud.
SEJARAH PERKEMBANGAN HISAB DAN RUKYAT Ehsan Hidayat hidayat
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ifk.v3i1.9777

Abstract

Hisab and rukyat are two methods used in the determination of the Muslim worship time, such as Ramadan fast, five times prayer, Eid al-Adha sacrifice, and also for the benefit of human in general. observation of the sky made by humans is an activity that is closely related to the needs of man himself. History summarizes the journey of Falak science treasures in the early determination of the kamariyah months from the discovery of classical methods to development in the modern era. The initial method used was the role of both eyes as the human optic of the moment to see the moon on the 29th of the lunar month. And as the times progressed to the method of rukyatul hilal by combining the modern product of the telescope. The position of reckoning that one side of the rukyah can not be separated in its development. Known at the time of the dinas umayah development of astronomy began to be shaken, that is with the translation of the prime work of books of astronomy from Greek to Arabic. Miftah an-nujum that is adopted into hermes is the first Muslim heart book. And to the works of the modern era that colored many of rukyat itself.Keyword : Hisab and rukyat, the beginning of the month kamariyah, history