cover
Contact Name
Agus Lanini
Contact Email
tmlj@untad.ac.id
Phone
+6281342723422
Journal Mail Official
tmlj@untad.ac.id
Editorial Address
Program Pascasarjana Universitas Tadulako Jl. Sukarno Hatta Km 09 Palu, Sulawesi Tengah
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Tadulako Master Law Journal
Published by Universitas Tadulako
ISSN : 25797670     EISSN : 25797697     DOI : -
Core Subject : Social,
TADULAKO MASTER LAW JOURNAL is published by Tadulako University Palu-Central Sulawesi Indonesia. TADULAKO MASTER LAW JOURNAL is an open-access peer-reviewed journal that mediates the dissemination of academicians, researchers, and practitioners in the law. TADULAKO MASTER LAW JOURNAL accept submission from all over the world. TADULAKO MASTER LAW JOURNAL aims to provide a forum for national and international academicians, researchers, and practitioners on law science to publish the original articles. All accepted articles will be published and will be freely available to all readers with worldwide visibility and coverage. The scope of TADULAKO MASTER LAW JOURNAL is the issues of the specific topics such as Criminal Law, Civil Law, Constitutional Law, International Law, Administrative Law, Islamic Law, Medical Law, Environmental Law, and another section related contemporary issues in law All articles submitted to this journal can be written in Bahasa Indonesia and English Language.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 86 Documents
TANGGUNGJAWAB PIHAK PENYELENGGARA EVENT KETANGKASAN BERISIKO TERHADAP PARTISIPANNYA: TELAAH PERSPEKTIF HUKUM ASURANSI Saleh, Mohammad
Tadulako Master Law Journal Vol 3, No 1 (2019): FEBRUARY
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The title of this thesis “The Responsibility of The Event Organizer Ability at Risk to The Participants: Review the Perspective of Insurance Law”. This thesis aims to know the form of responsibility of event organizer to the participants examined from the perspective of insurance law and to see suitability form of responsibility of event organizers who use insurance with insurance law as stipulated in Insurance Law.In preparing this research, researchers use normative juridical research type, then the approach used is the approach of legislation.The results of this study indicate that the responsibility of the organizer of the car racing event has been implemented in accordance with the provisions of law No. 40 of 2014 on insurance and the implementation of personal accident insurance claims for victims of car racing accident there is no any obstacle, especially in terms of premium payments and claims payments, so that it can be associated with the Insurance Law Number 40 Year 2014.Keywords: Insurance Law, Responsibility, Event Organizer, and Insurance Law Number 40 Year 2014
PENETAPAN LOKASI DAN AKIBAT HUKUMNYA TERHADAP PEMBAYARAN GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM Langelo, Rosana Dewi
Tadulako Master Law Journal Vol 3, No 2 (2019): JUNE
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKProses pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum berskala luas selalu dilaksanakan dengan tahapan-tahapan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 dan peraturan pelaksanaannya. Namun lain hal dengan pengadaan tanah skala kecil yang dapat dilakukan dengan cara jual beli, tukar menukar atau cara lain yang disepakati kedua belah pihak tanpa melalui tahapan-tahapan yang diatur dalam undang-undang dan peraturan pelaksanaanya tersebut. Pasal 121 Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 pada ayat (3) menyatakan bahwa pengadaan tanah skala kecil dapat dilakukan tanpa penetapan lokasi. Dengan tidak adanya penetapan lokasi dalam pengadaan tanah skala kecil mengakibatkan instansi yang memerlukan tanah tidak dapat melakukan konsinyasi atau penitipan ganti kerugian di pengadilan karena salah satu syarat yang diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2016 untuk melakukan konsinyasi atau penitipan ganti rugi di pengadilan diperlukan penetapan lokasi yang ditetapkan oleh gubernur atau walikota/bupati.
AUTHORITY OF LOCAL GOVERNMENTS IN THE SUPERVISION SUPPLY ALLOCATION (ADD) BASED ON LAW OF NUMBER 6 YEAR 2014 ON THE VILLAGE Dg. Panggesa, Aldi Saputra; Thalib, Abdul Rasyid; Bakri, Rahmat
Tadulako Master Law Journal Vol 3, No 3 (2019): OCTOBER
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

       Alokasi dana desa (ADD) merupakan dana perimbangan yang berasal dari pemerintah kabupaten/kota yang disalurkan kepada pemerintah desa untuk meninggkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Alokasi dana desa (ADD) perlu juga diawasi oleh pemerintah daerah dalam hal ini Bupati/Walikota sehingga dalam penggunaannya tepat sasaran dan tidak menimbulkan kerugian negara. Oleh sebab itu dengan dibentuknya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan desa kewenangan yang lebih dalam mengelolah keuangan desa dengan tambahan Dana Desa (DD) yang diberikan oleh pemerintah pusat sebagai tambahan anggaran dalam melaksanakan tugas dan fungsi para aparat pemerintah desa.       Pengawasan yang dilakukan pemerintah daerah dalam hal ini meliputi proses tata cara pencairan, penyaluran, pemenfaatan, dan serta pertangunggjawaban. Oleh karena itu, dalam menganalisis masalah terkait dengan pengawasan alokasi dana desa (ADD) metode yang digunakan yaitu metode pendekatan normatif sebagai bentuk menemukan pemasalahan yang terjadi didalam penyaluran Alokasi Dana Desa (ADD). Pemerintah daerah selaku lembaga pengawasan yang dalam hal ini bupati/walikota perlu meminta pertangungjawaban kepada setiap desa terkait penggunaan alokasi dana desa (ADD) yang telah dilaksanakan dan diperuntukan penggunaannya demi kesejahteraan masyarakat desa. Village fund allocation is a balancing fund originating from the district / city government which is channeled to the village government to improve the welfare of the village community. Village fund allocations also need to be supervised by the local government in this case the Regent/Mayor so that in their use they are on target and does not cause state losses. Therefore, the establishment of Law No. 6 of 2014 concerning Village gives villages more authority in managing village finances with additional Village Funds provided by the central government as an additional budget in carrying out the duties and functions of village government officials.            Supervision carried out by the regional government in this case includes the process of disbursement, distribution, utilization and accountability. Therefore, in analyzing problems related to supervision of village fund allocation the method used is the normative approach method as a form of finding problems that occur in the channeling of village fund allocations. The local government as the supervisory body in this case the regent/ mayor needs to ask for accountability to each village regarding the use of village fund allocations that have been carried out and intended for their use for the welfare of the village community.
IMPLICATION OF CRIMINAL DETENTION IN CRIMINAL JUSTICE SYSTEM Aras, Firman
Tadulako Master Law Journal Vol 3, No 3 (2019): OCTOBER
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The problem in this study is how the implications of detention of defendants in the criminal justice system and how law enforcement authorities are in detention of defendants in the criminal justice system. The purpose of this study is to find out and analyze the implications of detention of defendants in the criminal justice system and to know and analyze the authority of law enforcement in the detention of defendants in the criminal justice system. The method used in this study is normative juridical. From the results of the study, it was concluded that the implication of the detention of an unlawful defendant was one form of restraint of freedom of movement, so it must be carried out according to the provisions of the criminal procedural law regarding the legal condition of detention of the accused. The implication of illegal detention of the accused will bring juridical consequences to officials who carry out detention in the form of demands for compensation and rehabilitation by defendants who are subject to unlawful detention through pre-trial authorities and/or law enforcers can issue detainees and/or defendants if the sentencing decision is dropped by the court against detainees has permanent legal force in the criminal justice system. In addition,  the authority referred to on the basis of the period of detention that is carried out under the Criminal Code.  
PEMBERIAN WASIAT WAJIBAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR: 16 K/AG/2010) Labone, Moh. Sukran R
Tadulako Master Law Journal Vol 4, No 1 (2020): FEBRUARY
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kematian seseorang sering berakibat timbulnya sengketa dikalangan ahli waris mengenai harta peninggalannya. Hal seperti ini sangat mungkin terjadi, bilamana pihak-pihak terkait tidak konsisten dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan. Perbedaan agama sangat memungkinkan terjadinya sengketa waris, sebab dalam Islam dan mayoritas ulama telah mengambil suatu pendapat, bahwa ahli waris yang berbeda agama dengan pewaris tidak bisa mendapatkan harta waris (terhalang), tetapi dalam Putusan Mahkama Agung Nomor: 16K/AG/2010 di mana hakim pengadilan Mahkama Agung meberikan sebagaian harta peninggalan kepada nonmuslim melalui wasiat wajibah. Hal ini berbeda dengan para ulama ahli tafsir, hadits, dan fiqih islam dimana orang yang berbeda agama tidak dapat mewarisi harta dari sipewaris yang beragama islam dan juga dalam KHI Wasiat Wajibah hanya diberikan kepada Anak angkat dan orang tua angkat saja. sehingga menimbulkan permasalahan, yaitu : Bagaimanakah Akibat Hukum Atas Putusan Mahkamah Agung Nomor: 16K/AG/2010 Terhadap Perkawinan Beda Agama dan Bagaimanakah Implementasi Wasiat Wajibah dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor: 16K/AG/2010 yang Memperluas Makna Wasiat Wajibah dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI). Adapun tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian hukum yuridis normatif  atau hukum dotrinal. Kesimpulan hasil penelitian yaitu Putusan Hakim Mahkama Agung dalam pemberian harta peniggalan melalui wasiat wajibah terhadap ahli waris non muslim terlalu mempertimbangakan asas legalitas, kemanusiaan dan kesejahtraan sosial. Namun, pertimbangan tersebut bertetentangan dengan hakikat  dan tujuan hukum syara dan Dilihat dari teori maqashid al-syari’ah dan mashlahah klausul materi mengenai ketentuan wasiat wajibah bagi ahli waris beda agama jelas bertentangan dengan norma ideal hukum islam. 
IMPLEMENTASI RESTORATIVE JUSTICE DALAM PENYELESAIAN PERKARA DELINKUENSI Muchtar, Hamka; Yusman, Benny Diktus
Tadulako Master Law Journal Vol 4, No 2 (2020): JUNE
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan dalam penelitia ini yaitu (1).Bagaimana Implementasi restorative justice dalam penyelesaian perkara delinkuensi di Polres Donggala? (2). Apa yang menjadi hambatan penyelesaian restorative justice terhadap perkara delinkuensi?Tujuan penelitian (1)untuk mengetahui, memahami, dan menganalisa bagaimana Implementasi restorative justice delinkuensi di Polres Donggala. (2)untuk mengetahui, memahami, faktor hambatan dalam penerapan prinsip Restorative Justice dalam perkara delinkuensi. Metode penelitian yuridis empiris, yakni penelitian langsung di lapangan yang didukung oleh undang-undang dan buku- buku yang terkait dengan penelitian ini bagaimana mengungkap hukum yang hidup dalam masyarakat. Data yang diutamakan dalam penelitian ini adalah data prime, dapat diperoleh suatu gambaran  yang nyata dari praktek dalam proses penyelidikan dalam perkara anak. Hasil pembahasan dalam penelitian ini, Penulis memperoleh kesimpulan, bahwa Implementasi restorative justice dalam penyelesaian perkara delinkuensi di Polres Donggala belum secara optimal, dari beberapa laporan yang masuk di Polres Donggala belum memenuhi penyelesaian perkara secara restorative justice karena tidak adanya kesepakatan antara kelurga korban dan keluarga pelaku. Hambatan dalam penerapan restorative justice terhadap perkara delinkuensi yang berhadapan dengan hukum, yaitu kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap aturan pelaksanaan restorative justice, faktor waktu karena sulitnya mempertemukan kuluarga pelaku dan keluarga korban, dan faktor ganti rugi yang menghambat proses penyelesaian perkara/ perdamaian antara korban dan pelaku.
KEWENANGAN DALAM PENETAPAN STATUS BENCANA Rifaldi, Moh.
Tadulako Master Law Journal Vol 4, No 2 (2020): JUNE
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, standar pengategorian status bencana apakah termasuk bencana daerah atau nasional sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 7 ayat 3 belum ada. Selain itu, parameter dalam ayat 2 tersebut juga belum didetailkan untuk dapat menentukan tingkatan bencana. Belum adanya kesepakatan yang jelas dan terukur untuk menentukan sebuah peristiwa sebagai bencana dan menentukan status bencana dapat mengancam keefektivan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan pengelolaan bantuan bencana. Hal ini akan berpengaruh pula pada akuntabilitas dan transparansi kegiatan dan pendanaan. Padahal, penetapan status bencana merupakan proses yang penting karena akan berdampak pada sistem penganggaran kegiatan penanggulangan bencana serta sumber dana penanggulangan bencana, dalam hal ini apakah bersumber dari APBD kabupaten/kota/provinsi atau APBN dan berimplikasi pula pada pengerahan sumber daya yang ada. Oleh karena itu permasalahannya yaitu : Apakah kriteria dalam penetapan status kebencanaan dan Bagaimana akibat hukum dalam penetapan status kebencanaan. Metode yang digunakan pada penelitian ini Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah Normatif, yaitu menelaah Peraturan Perundang-Undangan maupun hasil-hasil penelitian, pengkajian serta referensi lainnya yang terkait dengan Kewenangan Dalam Pentapan Status Bencana,  dengan tidak mengabaikan adanya penelitian Yuridis Empiris. Kesimpulan dari penelitian ini Belum adanya kesepakatan yang jelas dan terukur untuk menentukan sebuah peristiwa sebagai bencana dan menentukan status bencana dapat mengancam keefektivan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan pengelolaan bantuan bencana. Hal ini akan berpengaruh pula pada akuntabilitas dan transparansi kegiatan.
PROFESIONALISME PRAKTIK KEDOKTERAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL Sulistyawati, Ade
Tadulako Master Law Journal Vol 4, No 3 (2020): OCTOBER
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumusan masalah dalam Penelitian ini adalah bagaimana profesionalisme kinerja profesi dokter setelah berlakunya Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, dan Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan Dokter terhadap kepuasan pasien BPJS Kesehatan. Metode Penelitian menggunakan penelitian yuridis empiris. Hasil penelitian  bahwa profesionalisme kinerja dokter setelah terbentuknya undang-undang No 24 Tahun 2011 tidak maksimal karena dinilai menyalahi kode etik kedokteran. Pasien merasa puas dengan pelayanan dokter, sedangkan dokter dan pasien merasa terganggu dengan adanya aturan-aturan BPJS yang dinilai mengganggu proses pelayanan medis. Saran pada penelitian ini adalah diharapkan pihak BPJS melakukan evaluasi berkala dengan pihak Rumah Sakit untuk membahas masalah yang timbul serta mencari solusi dari permasalahan agar tujuan dari BPJS tercapai dan pelayanan medis dapat berjalan dengan maksimal.
HAK-HAK KONSUMEN SELAMA MENIKMATI JASA TAYANGAN FILM (Studi Kasus : Pada Larangan Membawa Makanan dan Minuman Saat Menonton Film di Cinema XXI) Dharma Adi, Gusti Ngurah Bagus
Tadulako Master Law Journal Vol 4, No 3 (2020): OCTOBER
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana legalitas larangan membawa makanan dan minuman dan untuk mengetahui tanggung jawab Cinema XXI terhadap hak konsumen. Untuk mencapai tujuan ini, peneliti menggunakan penelitian hukum empiris, pengambilan informan dengan menggunakan metode, stratified sampling dan purposive sampling. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer yang diperoleh melalui penelitian lapangan dan berkomunikasi dengan konsumen film di lokasi tempat penelitian. Bahan hukum sekunder diperoleh dari buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, situs web internet, dokumentasi dan undang-undang perlindungan konsumen. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Hasil penelitian ini mengungkap larangan membawa makanan dan minuman di bioskop cinema XXI adalah tidak legal karena tidak memertimpangkan prinsip-prinsip hukum, asas-asas hukum, undang-undang perlindungan konsumen dan Tanggung jawab bioskop Cinema XXI terhadap hak konsumen saat menikmati jasa tayangan film hanya sebatas tanggung jawab keselamatan konsumen. Namun, tanggung jawab perusahaan pada hak konsumen untuk memilih, hak kenyamanan, hak menikmati jasa tayangan film, hak berpendapat, hak menyampaikan kritik dan saran itu belum ada bahkan dibatasi. 
THE IMPLEMENTATION OF PEOPLE PARTICIPATION PRINCIPLE IN PROTECTION AND MANAGEMENT OF THE ENVIRONMENT ON ROCK QUARRY EFFORT IN DONGGALA REGENCY Hidayatullah, Syarif
Tadulako Master Law Journal Vol 2, No 2 (2018): JUNE
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This writing intends to know the application of the principle of community participation in environmental protection and management of rock mining in Donggala Regency and supporting factors of community participation in environmental protection and management of the rock mining business. Through empirical legal research methods, The data analysis used is qualitative. The results of this study indicate that: first, the principle of community participation in environmental protection and management of rock mining in Donggala Regency is still low. And secondly, the supporting factor of community participation in the protection and environmental management of the rock mining business in Donggala regency is local government, non-governmental organizations, community education and facilities / infrastructure.