cover
Contact Name
Ernawati
Contact Email
ikonik@umaha.ac.id
Phone
+62317884034
Journal Mail Official
ikonik@umaha.ac.id
Editorial Address
Universitas Maarif Hasyim Latif Jl. Ngelom Megare, Taman, Sidoarjo 61257 031-7884034, Fax. 031-7884034
Location
Kab. sidoarjo,
Jawa timur
INDONESIA
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain
ISSN : 26852780     EISSN : 26854260     DOI : -
Core Subject : Art,
Jurnal IKONIK memuat semua tulisan yang berobyek materi di bidang Seni Pertunjukan, Seni Rupa dan Desain, yang meliputi topik berikut: Musik, Tari, Teater, Sejarah Desain, Sejarah Seni, Budaya Visual, Metodologi Desain, Proses Desain, Wacana Desain, Desain dan Budaya, Sosiologi Desain, Manajemen seni, Kritik Seni, Antropologi Seni, Desain Artefak, Desain Industri, Desain Komunikasi Visual, Fotografi, Desain Interior, Kerajinan, Arsitektur, Film, Multimedia, Industri Kreatif, Kebijakan Desain, budaya, psikologi seni, pendidikan seni dan penelitian konseptual lainnya dalam seni pertunjukan, seni visual dan desain.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2019): JULI 2019" : 10 Documents clear
PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI CERITA RAKYAT SUKU MALIND Lejar Daniartana Hukubun
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 1, No 1 (2019): JULI 2019
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v1i1.428

Abstract

Merauke merupakan tempat yang istimewa, karena berada di ujung timur pulau Indonesia. Di kota tersebut dikaruniai berbagai macam kekayaan alam dan budaya setempat. Salah satu budaya asli dari daerah tersebut adalah suku Malind, yang memberikan keunikan dan kekhas an kota Merauke. Namun belum banyak yang mendokumentasinya secara terltulis. Tujuan yang dingin dicapai adalah merancang buku ilustrasi buku cerita rakyat suku Malind dalam bentuk karakter Wayang Papua, dengan begitu memberikan kebaruan dalam menyampaikan sebuah pesan, serta melestarian cerita rakyat suku Malind. Metode yang digunakan dalam perancangan ini menggunakan analisis 5W 1H dan design thinking. Metode yang bervariasi bertujuan untuk mendapatkan data secara valid. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan adalah teori Desain Komunikasi Visual. Manfaat yang dapat diperoleh dari teori adalah untuk mendapatkan jawaban dari masalah melalui strategi, pengamatan, referensi serta pengalaman yang mereka alami. Perancangan ini ditujukan untuk anak-anak usia 7 hingga 12 tahun. Perancangan ini menerapkan konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif agar dapat diterima oleh target audience. Selain itu, target audience diharapkan dapat memecahkan masalah melalui pesan visual. Perancangan buku ilustrasi cerita rakyat suku Malind merupakan solusi, agar salah satu kebudayaan Malind berupa cerita rakyat dapat dilestarikan. Misinya agar anak-anak sejak dini mulai mengenal kebudayaan mereka, dengan begitu kebudayaan ini dapat dilestarikan.Merauke is a special place, because it is on the eastern tip of the island of Indonesia. In the city it is blessed with various kinds of natural resources and local culture. One of the indigenous cultures of the area is the Malind tribe, which gives uniqueness and distinctiveness to the city of Merauke. But not many have documented it in writing. The cool goal is to design a book of illustrations of Malind folklore books in the form of Papuan puppet characters, thus giving newness in delivering a message, as well as preserving Malind tribal folklore. The method used in this design uses 5W 1H analysis and design thinking. Varied methods aim to obtain data validly. Data collection is done by observation, interviews, and documentation. The theory used is the theory of Visual Communication Design. The benefits that can be obtained from theory are to get answers to problems through strategies, observations, references and experiences they experience. This design is intended for children aged 7 to 12 years. This design applies the concept of communication and expression of creative power so that it can be accepted by the target audience. In addition, the target audience is expected to solve problems through visual messages. The design of an illustrated Malind folklore book is a solution, so that one of the Malind cultures in the form of folk tales can be preserved. Its mission is that children start to recognize their culture early, so that this culture can be preserved.
RUANG SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS KESENJANGAN WILAYAH Bangkit Sanjaya
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 1, No 1 (2019): JULI 2019
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v1i1.419

Abstract

Tujuan penciptaan yaitu memvisualisasikan ruang perkotaan sebagai ide penciptaan seni lukis dengan tema “Kesenjangan Wilayah”. Ruang abstrak yaitu ruang yang didominasi, diduduki, dikendalikan, otoriter, bahkan adanya kekerasan, kerakusan, kehancuran, dan lainnya. Ruang abstrak sangat memungkinkan membuat orang berkuasa untuk mengontrol seluruh ruang, meraih kendali, membawa keuntungan, memupuk laba, dan sebagainya.Metode penciptaan menggunakan Practice Based Research. Dua penggunaan yang dapat dilakukan yaitu kegelisahan pribadi dan menggunakan literatur atau teori pendukung. Metode lukis mengunakan lima proses kreativitas dari ahli. Pertama, persiapan adalah suatu sikap bagaimana seseorang membuat dasar masalah penciptaan. Kedua, konsentrasi yaitu memfokuskan permasalahan. Ketiga, inkubasi yaitu seseorang mencoba mengambil dan menciptakan jarak pada masalah agar bisa beristirahat sejenak. Keempat, iluminasi yaitu usaha untuk mencari cara untuk penyelesaian masalah agar mendapatkan ide dan gagasan berkarya. Kelima, verifikasi yaitu mencoba menghubungkan dan mensintesiskan berbagai rencana kerja serta melaksanakannya. Sehingga, lahirlah karya dengan judul “Singgasana Kekuasaan di Balik Kekuasaan”, “Bernapas di Kota”, dan “Terpuruk” dengan akrilik di atas kanvas.The purpose of creation is to visualize urban space as the idea of creating painting with the theme "Regional Inequality". Abstract space is a space that is dominated, occupied, controlled, authorized, even the existence of violence, greed, destruction, and others. Abstract space is very possible to make people in power to control the entire space, gain control, bring profits, foster profits, and so on.The methodology of creation is Practice Based Research. Two functions that can be done are personal anxiety and using supporting literature or theory. The painting method uses five creative processes from experts. First, preparation is an attitude on how one makes the basis of the problem of creation. Second, concentration is focused on the problem. Third, incubation is someone trying to take and create a distance to the problem so they can take a break. Fourth, illumination is an effort to find ways to solve problems in order to get ideas and ideas for work. Fifth, verification is trying to connect and synthesize various work plans and implement them. Thus, the work was born with the title "Thrones of Power Behind Power", "Breathing in the City", and "Drooping" with acrylic on canvas.
SESTINA DALAM SUDUT PANDANG ESTETIKA MONROE. C. BERDSLEY I Wayan M. Dhamma Narayanasandhy
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 1, No 1 (2019): JULI 2019
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v1i1.424

Abstract

Setiap karya musik yang dinyanyikan, biasanya memiliki sebuah lirik yang ikut andil di dalamnya. Kebanyakan, penciptaan sebuah lirik terinspirasi dari sebuah puisi. Banyak sekali jenis-jenis puisi di dunia, salah satunya adalah puisi Sestina. Puisi sestina adalah salah satu puisi kuno yang tidak memiliki unsur rima tetapi memiliki algoritma repetisi yang disebut circular of sestina. Dalam sebuah karya seni, selalu memiliki suatu estetika yang terkandung di dalamnya. Dengan meninjau lebih dalam tentang estetika, penelitian ini berfokus pada teori estetika yang dikemukakan oleh Monroe C. Berdsley. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis karya sastra sestina dalam sudut pandang teori estetika dari Monroe C. Berdsley. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan sebuah pendekatan yang menjurus pada studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah menjelaskan tentang ketiga unsur penting teori estetika Monroe yaitu Intensity, Complexity, dan Unity yang terdapat dalam suatu karya sastra sestina dengan menggunakan contoh karya puisi “Sestina” yang diciptakan oleh Elizabeth BishopEvery piece of music that is sung, usually has a lyrics that contributes to it. Mostly, the creation of a lyrics is inspired by a poem. There are so many types of poetry in the world, one of which is Sestina's poetry. Sestina poetry is one of the ancient poems that has no rhyme element but has a repetition algorithm called the circular of sestina. In a work of art, always has an aesthetic contained in it. With a deeper review of aesthetics, this study focuses on the aesthetic theory proposed by Monroe C. Berdsley. The purpose of this study was to find out the types of Sestina's literary works in Monroe C. Berdsley's aesthetic theory. This research is descriptive with an approach that leads to the study of literature. The results of this study are to explain the three important elements of Monroe aesthetic theory, namely Intensity, Complexity, and Unity contained in a sestina literary work using the example of the poem "Sestina" created by Elizabeth Bishop
MOTIF BATIK KASIH SAYANG IBU UNTUK MEMAKNAI HARI IBU Fegelia Rahmadani
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 1, No 1 (2019): JULI 2019
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v1i1.420

Abstract

Mengamati peristiwa peringatan Hari Ibu, yang jatuh pada tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional di negara Indonesia. Dewasa ini, makna dari moment Hari Ibu serta esensinya telah banyak berubah dan bergeser. Dimana peringatan Hari Ibu sekarang hanya pada hal-hal yang seremonial dan temporal, sepeti ucapan selamat via media sosial. Memaknai Hari Ibu dengan memberikan kasih sayang, merupakan suatu ungkapan yang indah. Semua manusia dan makhluk hidup di dunia ini memerlukan kasih sayang, tak terkecuali. Kasih sayang ibu terhadap anaknya tidak akan sama dengan kasih sayang anak kedapada ibunya. Seperti peribahasa “kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah” dari arti kata yang digunakan yaitu “jalan dan galah”, jalan selau berkaitan dengan jalan lain sehingga tidak berujung. Sementara galah adalah sebuah tongkat yang memiliki ukuran tertentu yang dapat dilihat ujung dan pangkalnya. Dengan motif batik ini, ingin menyampaikan perasaan kasih sayang terhadap ibu sebagai bentuk apresiasi atas jasanya selama ini, dan juga ingin menyadarkan kaum millennial akan makna kasih sayang pada moment Hari Ibu, bukan sekedar ajang pencitraan di media sosial.Observed the Mother's Day memorial event, which falls on December 22 as National Mother's Day in the country of Indonesia. Today, the meaning of mom's Moment and its essence has changed and shifted. Where Mother's Day commemoration is now only on ceremonial and temporal matters, such as congratulations by social media. Meaning Mother's Day by giving affection, is a beautiful expression. All humans and living beings in this world need love, not exception. Mother's love for her child will not be the same as the child's love for her mother. Like the proverb "mother's love along the way, child love along the pole" from the meaning of the word used is "road and" pole ", the path is connected with another way so that no end. While the pole is a stick that has a certain size that can be seen end and base. With this pattern batik, want to convey feelings of affection for mother as a form of appreciation for his services so far, and also want to awaken the millennial will be the meaning of affection on the Moment, not just a social media imaging event.
FOTOGRAFI UDARA SEBAGAI SARANA PENUNJANG IKON IDENTITAS KOTA SURABAYA Moch Rizky Satrio Rudhyni
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 1, No 1 (2019): JULI 2019
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v1i1.425

Abstract

Fotografi udara saat ini menjadi senjata pamungkas bagi insan industri kreatif terutama bagi fotografer dalam mengabadikan gambar dengan tujuan tertentu. Sudut pengambilan yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang bisa dihadirkan karena pengambilan gambar dari jarak tinggi tertentu. Ikon identitas kota Surabaya sangat banyak, beberepa ikon kota Surabaya  sangat mudah untuk dilihat jika kita berada pada lokasi yang dimaksud, dengan presentasi visual yang berbeda dibandingkan dengan tehnik pengambilan foto didarat, hasil fotografi udara dapat membantu mendatangkan apresiasi oleh penikmat kota Surabaya dari presentasi visual yang dihadirkan. Presentasi dari hasil fotografi udara memiliki nilai estetik dan keunikan tersendiri yang nantinya dapat menarik lebih banyak pengunjung ke kota Surabaya.Aerial photography is currently the ultimate weapon for creative industry people especially for photographers in perpetuating images with a specific purpose. Capture angles that can not be seen by the naked eye can be presented due to shooting from a certain high distance. The identity icon of the city of Surabaya is very much, some Surabaya city icons are very easy to see if we are in the intended location, with different visual presentations compared to the photo shoot technique on the ground, air photography results can help bring appreciation by the audience of Surabaya city from the visual presentation presented. The presentation of aerial photography has its own aesthetic value and uniqueness that will attract more visitors to the city of Surabaya.
KAJIAN PENGALAMAN ESTETIS PENGUNJUNG PADA RUANG INTERIOR VIA-VIA CAFÉ YOGYAKARTA Fitriyani Arifin
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 1, No 1 (2019): JULI 2019
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v1i1.421

Abstract

Isu ini berangkat dari mulai bermunculannya ruang interior publik yang menggunakan material bekas sebagai pembentuk ruang yaitu Via-via Cafe, yang merupakan suatu tempat dimana orang-orang bisa melakukan aktivitas apa saja selain makan dan minum. Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung Café, pengunjung mendapatkan pengalaman estetis ketika berada di Café tersebut.  Penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana pengalaman estetis pengunjung ketika berada di ruang Via-via Café Yogyakarta, dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, dan mengamati objek secara langsung. Dari hasil temuan yang didapat, pengalaman estetis tersebut didapat dari persepsi inderawi, emosi (perasaan), psikologis, imajinasi, pemahaman pengunjung terhadap konsep ruang Café, dan juga dari tujuan pengunjung untuk mengunjungi Café.This issue departs from the emergence of public interior spaces that use used materials as forming spaces, namely Via-via Cafe, which is a place where people can do any activity other than eating and drinking. With the many activities carried out by Café visitors, visitors get an aesthetic experience while at the Café. This study will discuss the aesthetic experience of visitors when in the Via-via Café Yogyakarta room, using qualitative descriptive methods, and observe objects directly. From the results obtained, the aesthetic experience is derived from sensory perception, emotions (feelings), psychological, imagination, understanding of visitors to the concept of Café space, and also from the visitors' purpose to visit the Café.
KAJIAN DESAIN KEMASAN TOLAK ANGIN DAN ANTANGIN Muhammad Agus Faisal
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 1, No 1 (2019): JULI 2019
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v1i1.426

Abstract

Penelitian ini mengkaji desain kemasan pada produk jamu atau obat herbal diantaranya Tolak Angin dan Antangin, dimana produk Antangin merupakan produk mee too yang muncul setelah produk Tolak Angin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana desain kemasan Tolak Angin dan Antangin. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Metode analisis yang digunakan adalah metode kritik seni yang terdiri dari empat tahapan diantaranya adalah tahap deskriptif, analisis formal, interpretasi, dan penilaian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi dan dokumentasi  dengan melihat langsung desain visual pada masing-masing kemasan. Hasil atau temuan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah perbedaan yang terlihat dari desain kedua kemasan namun tampak sama apabila dilihat dari unsur warna yang digunakan pada kedua kemasan.This study examines the design of packaging on herbal products or herbal remedies such as Tolak Angin and Antangin, where Antangin products are mee too products that appear after the product Tolak Angin. The purpose of this study is to find out how the design of Tolak Angin and Antangin. This research is included in qualitative descriptive research. The analytical method used is art criticism method consisting of four stages including descriptive stage, formal analysis, interpretation, and assessment. Data collection techniques in this study using observation and documentation techniques by looking directly at the visual design of each packaging. The results or findings obtained in this study are the differences seen from the design of the two packages but appear the same when viewed from the color elements used in both packaging.
MENCATAT KEHIDUPAN SEBATANG UBI KAYU DALAM KARYA SENI LUKIS Fulkha Tajri M
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 1, No 1 (2019): JULI 2019
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v1i1.422

Abstract

Penciptaan ini bertujuan sebagai tempat untuk menjelaskan makna yang tersimpan dari filosofi Minangkabau “Hiduik bak cando batang ubi”, dimana didalam proses berkarya terdapat 5 cerita mengenai pertumbuhan ubi kayu dengan cara dan bentuk yang bermacam-macam. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang berbasis Konteks, dimana kejadian itu bermula dari nasehat orang tua dan akhirnya dirasakan pada saat diperantauan, dengan mengutamakan nilai persoalan sejauh mana karya seni mencerminkan dunia nyata atau kenyataan sosial-ekonimi-politik. Temuan menarik dari penciptaan ini diperoleh dari diskusi bersama tokoh seniman yang sangat paham dengan nilai dari filosofi Minang ini di Yogyakarta dan pengeksplorasian media untuk melukis. Artinya penerapan dalam karya ada dua hal yang didapatkan, pertama ilmu yang sangat dasar dari para tokoh seniman Minang di Yogyakarta ini, dan kedua rasa kepuasan mendalam sebab rasa penasaran yang selama ini ingin dirasakan ketika menjadi objek utama dalam karya sudah terjawab, meskipun rasa itu tidak bisa dituliskan secara jelas melalui kata-kata, namun pada dasarnya rasa itu adalah rasa senang. Walaupun rasa senang yang dituliskan masih belum mewakili dari rasa yang saya rasakan.This creation aims to describe the stored meaning of the Minangkabau philosophy of "Hiduik bak cando batang ubi", which in the process of creating 5 stories about the growth of cassava in various ways and shapes. The approach used is a Context-Based Approach, where the event begins with parental advice and is finally felt at the time of monitoring, prioritizing the value of the issue to what extent the work of art reflects the real world or social-economic-political reality. The fascinating findings of this creation are derived from discussions with artists who are very familiar with the value of this Minang philosophy in Yogyakarta and the exploration of the media for painting. This means that the application in the work there are two things obtained, the first very basic knowledge of the Minang artist in Yogyakarta, and the two deep sense of satisfaction because the curiosity that had been felt to be felt when the main object in the work has been answered, even though the taste is not can be written clearly through words, but basically it is a sense of pleasure. Although the pleasure written is still not representative of the feeling that I feel
RELASI DUA TANDA DALAM KARYA SENI LUKIS Novriko Darma
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 1, No 1 (2019): JULI 2019
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v1i1.427

Abstract

Mengeksplorasi kehidupan pemimpin dengan metafor payung, dalam kehidupan sehari-hari ke dalam karya lukis kontemporer. Payung disini berkaitan dengan gaya kepemimpinan, pemerintaan, dan politik, adapun payung tersebut dimetaforkan ke dalam kepemimpinan. Pemimpin disaat ini banyak yang menyalahgunakan kekuasaanya sehingga seorang pemimpin mampu melakukan apapun yang diinginkan  bahkan melakukan  tindakan criminal dan korupsi. Pembuatan karya akhir ini bertujuan memvisualisasikan relasi dua tanda dalam karya seni lukis, karya yang dihasilkan: Time is Reversed, The Doctrine of the leader, No Longer Body Size, Growth is Slow, krakter Pemimpin, Kong kali kong.Explore the life of leaders with umbrella metaphors, in everyday life into contemporary painting. Umbrella here relates to the style of leadership, governance, and politics, while the umbrella is dimetaforkan into leadership. Leaders at this time many who abuse his power so a leader is able to do whatever is desired even to commit criminal acts and corruption. The making of this final work makes it easy to visualize the relation of the two marks in the work of art, the work produced: Time Reversed, Leader's Teachings, No Longer Body Size, Slow Growth, Leader krakter, Kong kali kong.
REPRESENTASI BUNGA DALAM FOTOGRAFI EKSPRESI Galuh Paramithasari
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 1, No 1 (2019): JULI 2019
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v1i1.423

Abstract

Memotret tanpa menggunakan kamera bukan lagi sesuatu yang mustahil. Adanya alternatif lain untuk menciptakan sebuah karya seni tanpa menggunakan kamera merupakan sebuah transformasi dari ide lama. Sebelum fotografi berkembang, di zaman fotografi analog memotret tanpa menggunakan kamera disebut dengan fotogram. Namun, di zaman fotografi digital memotret tanpa menggunakan kamera bisa saja diciptakan dengan menggunakan alat bernama scanner. Penciptaan karya fotografi ini sering disebut juga dengan scanography singkatan dari scanner photography atau dikenal juga dengan scanner-art. Kedua teknik ini menghasilkan sebuah karya seni tanpa menggunakan kamera, namun prinsip kerja fotografinya tetap menggunakan cahaya. Dalam penciptaan tugas akhir ini, scanography diperkenalkan sebagai media berekspresi yang baru dalam dunia fotografi. Visual yang dihasilkan dari teknik scanography memperlihatkan detail objek seperti fotografi makro sebagai wujud kedekatan antara objek dengan perasaan-perasaan yang bergejolak untuk disampaikan melalui sebuah karya. Perasaan-perasaan seperti ketakutan, kebahagiaan, kesedihan, impian kemudian direpresentasikan oleh bunga. Objek bunga digunakan sebagai wujud identitas diri seniman sebagai seorang perempuan dan perasaan-perasaan yang dialami dalam kehidupannya. Pemanfaatan objek di sekitar sebagai permainan tanda dan simbol yang dirasa tidak asing untuk digabungkan kedalam sebuah karya memperkuat makna dan perasaan yang sedang dialaminya. Eksplorasi-eksplorasi yang dihasilkan juga tidak lepas dari permainan teknik fotografi dan komposisi fotografi untuk membentuk sebuah visual yang menarik.Take a picture without using a camera is no longer an impossible thing. The existence of other alternatives to creating a work of art without using a camera is a transformation from an old idea. Before photography developed, in the era of analog photography taking picture without using a camera was called a photogram. However, in the digital photography era could have been created using a tool called a scanner. The creation of this photographic work is often referred to as scanography stands for scanners photography, also known as scanner-art. Both of these techniques produce a work of art without using a camera, but the working principle of the photography still uses light. In the creation of final project, scanography was introduced as a new expression media in the world of photography. The visuals produced from the scanography technique show details of objects such as macro photography as a manifestation of the closeness between objects and feelings to be conveyed through a work. Feelings like fear, happiness, sadness, dreams are represented by flowers. The object of interest is used as a manifestation of the artist's identity as a woman and the feelings experienced in her life. Using objects around as a signs and symbols that are familiar to be combined into a work strengthens the meaning and feeling that is being experienced. The explorations are also inseparable from the photography techniques and the composition of photography to form an interesting visual.

Page 1 of 1 | Total Record : 10