cover
Contact Name
Anang Setyo Budi
Contact Email
zooindonesia@gmail.com
Phone
+6282233362977
Journal Mail Official
zooindonesia@gmail.com
Editorial Address
Gedung Widyasatwaloka, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Jalan Raya Jakarta-Bogor KM 46 Cibinong, Bogor, Jawa Barat
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Zoo Indonesia
ISSN : 0215191x     EISSN : 25278703     DOI : -
Zoo Indonesia adalah sebuah jurnal ilmiah dibidang fauna tropika yang diterbitkan oleh organisasi profesi keilmiahan Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI) sejak tahun 1983. Terbit satu tahun satu volume dengan dua nomor (Juli dan Desember). Memuat tulisan hasil penelitian yang berhubungan dengan aspek fauna, khususnya wilayah Indonesia dan Asia. Publikasi ilmiah lain adalah Monografi.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011" : 5 Documents clear
KOMPOSISI PARASIT MALARIA DI DAERAH LOMBOK BARAT BERDASARKAN MALARIOMETRIC SURVEY (MS) Wigati Wigati; Sukowati Sukowati; Enny W Lestari; Herry Andries
ZOO INDONESIA Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v20i2.2345

Abstract

Provinsi Nusa Tenggara Ba rat merupakan salah satu daerah endemis malaria. Kabupaten Lombok Barat tergolong daerah mesoen-demis malaria dengan angka “Annual Malaria Incidence” (AMI) pada tahun 2000 mencapai 43,6‰. Kom-posisi spesies parasit malaria adalah faktor yang menentukan dalam epidemiologi dan pengobatan malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi parasit malaria. Daerah penelitian adalah Dusun Sayong dan Longlongan, Desa Sekotong Tengah, Lombok Barat. Penelitian dilakukan dengan Malariometric Survey (MS), dimana pemeriksaan darah tepi dilakukan terhadap 200 orang penduduk di masing-masing daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan sediaan darah dari Sayong, Slide Positive Rate (SPR)nya 2,0%, sedangkan pemeriksaan sediaan darah dari Longlongan SPR-nya 9,0%. Komposisi parasit malaria (parasit formula) di daerah Sayong untuk Plasmodium falciparum sebesar 100,0% sedangkan untuk daerah Longlongan parasit formula untuk P. falciparum dan P. vivax masing-masing 38.8 % dan 61.2 %. 
KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BUNGURAN UTARA, PULAU BUNGURAN, KABUPATEN NATUNA Tri Haryoko
ZOO INDONESIA Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v20i2.2346

Abstract

Penelitian keanekaragaman jenis burung di Bunguran Utara, Pulau Bunguran, Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau dilaksanakan pada bulan Agustus 2011. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan data keanekaragaman jenis burung, sehingga bermanfaat untuk mengevalua-si dan menilai potensi jenis-jenis burung yang ada di kawasan tersebut. Metode yang digunakan adalah dengan survei garis transek dan penangkapan dengan jaring kabut (mistnet). Jenis burung yang teridentifi-kasi sebanyak 487 ekor dari 50 jenis, terdiri dari 27 famili dan 10 ordo. Hasil analisis menunjukkan indeks keanekaragaman (H’)=2,621, indeks kesamarataan (J’)= 0,670 dan kekayaan jenis indeks Margalef (DMg) = 7,918. Berdasarkan kurva pertemuan jenis terlihat bahwa peningkatan waktu pengamatan menyebabkan peningkatan jumlah jenis burung yang teramati. 
ASAM AMINO SPESIFIK PADA DAERAH CYTOCHROME B SEBAGAI PENANDA GENETIK HARIMAU SUMATERA (Panthera tigris sumatrae) Ulfi Faizah
ZOO INDONESIA Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v20i2.2347

Abstract

Saat ini status Harimau Sumatera ter-ancam punah. Oleh karena itu, salah satu upaya konservasi adalah fokus pada konservasi genetik. Cyto-chrome b (=Cyt. b) pada DNA mitokondria telah digunakan secara luas untuk mempelajari keragaman ge-netik dan hubungan filogenetik. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk menganalisis keragaman genetik berdasarkan penanda genetik Cyt. b pada Harimau Sumatera, (2) untuk mengetahui filogeni dari subspesies Harimau Sumatera dengan Harimau lain di dunia. Amplifikasi gen dilakukan dengan metode PCR menggunakan primer UF-06 dan UF-07 (675 pb). Hasilnya adalah (1) terdapat satu situs asam amino spe-sifik, yakni situs 40 (Valin); (2) Harimau Sumatera memiliki hubungan terdekat dengan Harimau India dan Harimau Indo-Cina, hubungan terjauh adalah dengan harimau Siberia. Asam amino spesifik pada daerah Cyt. b dapat digunakan sebagai penanda genetik Harimau Sumatera dan dapat membedakan antara subspe-sies harimau. 
PERILAKU HARIAN DAN KONSUMSI PAKAN BAYAN (Eclectus roratus) PADA MASA KAWIN, MENGERAM, DAN MEMELIHARA ANAK Rini Rachmatika
ZOO INDONESIA Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v20i2.2348

Abstract

Keberhasilan perkembangbiakan tidak lepas dari aspek pakan dan perilaku. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan perilaku dan konsumsi pakan saat masa kawin, masa mengeram, dan memelihara anak. Penelitian ini menggunakan sepasang burung bayan selama tiga siklus di Penangkaran Burung, Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Penga-matan konsumsi pakan dan perilaku pada masa kawin dilakukan selama 15 hari, masa mengeram selama 15 hari, dan masa memelihara anak selama 15 hari. Perilaku diamati menggunakan metode focal sampling dengan pencatatan continuous recording. Pakan diberikan secara ad libitum. Jenis pakan yang diberikan adalah roti tawar, kangkung, kacang panjang, wortel, kedondong, kelapa, telur puyuh, biji matahari, jagung kering, tauge, dan jambu biji. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada masa kawin perilaku seksual meningkat pada jantan dan betina, pada masa mengeram perilaku bersarang meningkat pada betina, dan pada masa memelihara anak perilaku makan meningkat pada jantan dan betina. Untuk konsumsi pakan pada masa kawin sebesar 72,11 g/pasang/hari, pada masa mengeram 55,26 g/pasang/hari, dan pada masa me-melihara anak sebesar 102,67 g/keluarga/hari. 
PRODUKSI MONOSEKS GUPPY (Poecilia reticulata) JANTAN DENGAN PERENDAMAN INDUK BUNTING DAN LARVA DALAM PROPOLIS BERBAGAI ARAS DOSIS Munti Sarida; D D Putra; Heronimus Sandi Y Marsewi
ZOO INDONESIA Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v20i2.2344

Abstract

Produksi populasi monoseks guppy (Poecilia reticulata Peters, 1859) sebagai solusi untuk mengatasi masalah fekunditas rendah dan mempermudah pemasaran benih sebagai salah satu ikan hias. Tujuan penelitian untuk mencari perlakuan terbaik untuk memproduksi populasi jantan guppy dengan merendam induk bunting dan larva umur 2 hari setelah menetas dalam propolis dan 17?-metiltestosteron (MT). Rancangan percobaan yang digunakan adalah perlakuan dosis propolis (50, 100, dan 150 ?L/L), dosis MT 2000 ?L/L, dan kontrol (tanpa penambahan propolis atau MT), dengan pengulangan 3 kali. Percobaan pe-rendaman induk bunting dan larva umur dua hari dalam setiap perlakuan selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman induk bunting dan larva umur dua hari setelah lahir dalam larutan propolis memberikan pengaruh terhadap persentasi populasi jantan guppy dibandingkan dengan kontrol (P<0,05). Persentase populasi jantan guppy relatif lebih tinggi pada perlakuan perendaman larva sebesar 67,13% dibandingkan dengan perendaman induk bunting 64,88%; keduanya dicapai pada dosis 100 ?l/L. Persentase interseks lebih tinggi dicapai pada perlakuan menggunakan MT (20,19% dan 10,12%) dibandingkan perlakuan menggunakan propolis (16,74 % dan 8,42%), pada perendaman larva dan induk bunting berturut-turut. Propolis memiliki kemampuan yang sama baiknya dengan metiltestosteron untuk memproduksi populasi jantan guppy. 

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 31, No 2 (2022): Desember 2022 Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022 Vol 30, No 2 (2021): Desember 2021 Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021 Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020 Vol 29, No 1 (2020): Juli 2020 Vol 28, No 2 (2019): Desember 2019 Vol 28, No 1 (2019): Juli 2019 Vol 27, No 2 (2018): Desember 2018 Vol 27, No 1 (2018): Juli 2018 Vol 26, No 2 (2017): Desember 2017 Vol 26, No 1 (2017): Juli 2017 Vol 25, No 2 (2016): Desember 2016 Vol 25, No 1 (2016): Juli 2016 Vol 24, No 2 (2015): Desember 2015 Vol 24, No 1 (2015): Juli 2015 Vol 23, No 2 (2014): Desember 2014 Vol 23, No 1 (2014): Juli 2014 Vol 22, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 22, No 1 (2013): Juli 2013 Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 21, No 1 (2012): Juli 2012 Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 20, No 1 (2011): Juli 2011 Vol 19, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 19, No 1 (2010): Juli 2010 Vol 18, No 2 (2009): November 2009 Vol 18, No 1 (2009): Juli 2009 Vol 17, No 2 (2008): November 2008 Vol 17, No 1 (2008): Juni 2008 Vol 16, No 2 (2007): November 2007 Vol 16, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 15, No 2 (2006): November 2006 No 29 (2002): Zoo Indonesia No. 29 Desember 2002 No 28 (2001): Zoo Indonesia No. 28 September 2001 No 31 (1997): Zoo Indonesia No. 31 No 30 (1997): Zoo Indonesia No. 30 No 29 (1997): Zoo Indonesia No. 29 No 28 (1996): Zoo Indonesia No 28 No 27 (1996): Zoo Indonesia No 27 No 26 (1995): Zoo Indonesia No 26 No 25 (1995): Zoo Indonesia No 25 No 24 (1994): Zoo Indonesia No 24 No 23 (1994): Zoo Indonesia no 23 No 22 (1993): Zoo Indonesia No 22 No 21 (1993): Zoo Indonesia No 21 No 20 (1993): Zoo Indonesia No 20 No 19 (1993): Zoo Indonesia No 19 No 18 (1993): Zoo Indonesia No 18 No 17 (1993): Zoo Indonesia No 17 No 16 (1992): Zoo Indonesia No 16 No 15 (1992): Zoo Indonesia No. 15 No 14 (1992): Zoo Indonesia No.14 No 13 (1992): Zoo Indonesia No. 13 No 12 (1991): Zoo Indonesia No. 12 No 11 (1991): Zoo Indonesia No. 11 No 10 (1990): Zoo Indonesia No. 10 No 9 (1990): Zoo Indonesia No. 9 No 8 (1989): Zoo Indonesia No. 8 No 7 (1987): Zoo Indonesia No. 7 No 6 (1986): Zoo Indonesia No 6 No 5 (1985): Zoo Indonesia No. 5 No 4 (1985): Zoo Indonesia No. 4 No 3 (1985): Zoo Indonesia No. 3 No 2 (1983): Zoo Indonesia No. 2 No 1 (1983): Zoo Indonesia No. 1 More Issue