cover
Contact Name
Mukhamad Faeshol Umam
Contact Email
mukhamad.umam@esdm.go.id
Phone
+62296421888
Journal Mail Official
jurnal.ppsdmmigas@esdm.go.id
Editorial Address
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi Jl. Sorogo No.1 Cepu Blora Jawa Tengah 58315
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas
ISSN : 20899572     EISSN : 26555859     DOI : https://doi.org/10.37525/sp
Majalah Ilmiah Swara Patra merupakan publikasi ilmiah berkala yang diperuntukkan bagi Widyaiswara, Instruktur, Dosen, Peneliti dan civitas academika yang hendak mempublikasikan hasil penelitiannya dalam bentuk studi literatur, latihan penelitian, dan pengembangan teknologi sebagai bentuk penerapan metode, algoritma, maupun kerangka kerja. Scope Majalah Ilmiah Swara Patra meliputi energi terbarukan, minyak dan gas bumi, konservasi energi dan ekonomi energi.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 3 (2012): Swara Patra" : 6 Documents clear
STRATEGI PENCAPAIAN ANGKA KREDIT WIDYAISWARA Irfan Choiruddin
Swara Patra Vol 2 No 3 (2012): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terbitnya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 14 tahun 2009 menimbulkan kegelisahan di kalangan Widyaiswara. Hal ini dikarenakan perhitungan angka kredit di beberapa kegiatan menjadi semakin kecil apabila dibandingkan dengan peraturan yang sebelumnya. Akibatnya beberapa Widyaiswara harus berhenti karena tidak dapat memenuhi angka kredit yang dipersyaratkan dalam peraturan tersebut. Dalam tulisan ini, penulis mencoba memberikan sumbangan pemikiran bagi para Widyaiswara sekaligus usulan pembinaan karir Widyaiswara bagi pimpinan Lembaga Diklat Pemerintah. Dengan pembagian tugas atau beban mengajar yang proporsional dan perencanaan kegiatan yang baik bagi setiap Widyaiswara di setiap jenjang diharapkan tidak terjadi kembali pemberhentian Widyaiswara karena tidak dapat memenuhi angka kredit.
STUDI SIMULASI PENGALIRAN GAS KONDENSAT UNTUK PERENCANAAN PIPELINE PADA OFFSHORE PLATFORM LINGKUNGAN NERITIK Ridwan Ansyori
Swara Patra Vol 2 No 3 (2012): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selama dialirkan Gas Kondensat dapat terkondensasi sehingga di dalam pipa akan terbentuk fasa cair yang dapat mengurangi keefisienan penyaluran gas. Untuk meminimalisir hal tersebut maka perlu untuk menganalisa pipeline dan laju alir yang akan digunakan. Analisa dilakukan dengan melihat perubahan tekanan, temperatur, pertambahan fasa cair dan kecepatan superficial gas yang dialirkan. Setelah analisa dilakukan maka akan didapatkan rekomendasi laju alir dan ukuran pipa yang harus digunakan untuk mengalirkan Gas Kondensat sehingga pembentukan fasa cair selama gas dialirkan di dalam pipa menjadi seminimal mungkin.
KUALIFIKASI WELDING PROCEDURE SPECIFICATION (WPS) DAN JURU LAS (WELDER) BERDASARKAN ASME SECTION IX DI INDUSTRI MIGAS Ikhsan Kholis
Swara Patra Vol 2 No 3 (2012): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk peningkatan kompetensi seorang Inspektur Migas atau juga juru lasbidang industri Migas perlu lebih banyak mengetahui bagaimana pengelasan yangbaik dan benar, serta perlu mengetahui tentang Welding Procedure Specification(WPS) atau kualifikasi prosedur las dan juru las (welder) berdasarkan standar ASMESection IX, yang bertujuan agar setiap production weld di industri migasmenghasilkan hasil pengelasan yang baik (soundness weld) serta memenuhi syaratsesuai standar yang digunakan.Dalam tulisan ini yang akan dibahas menyangkutproses pengelasan dan bagaimana mengkualifikasi WPS dan welder.BerdasarkanASME Section IX QW-490, definisi dari pengelasan adalah penyambunganterlokalisasi dari logam (metal) atau non logam yang dihasilkan denganmemanaskan material hingga temperatur las, dengan atau tanpa menggunakantekanan (pressure), atau hanya tekanan, dengan atau tanpa menggunakan logampengisi (filler metal). Diharapkan pada akhir makalah ini dapat memberikanpenjelasan mengenai proses pengelasan yang umum digunakan dalam industrimigas serta memberikan penjelasan tentang tata cara kualifikasi WPS dan kualifikasiwelder sesuai dengan standar ASME Section IX.
PENENTUAN MASA PENGGANTIAN PELUMAS MELALUI MONITORING PELUMAS Arluky Novandy
Swara Patra Vol 2 No 3 (2012): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produk Pelumas adalah produk olahan dari minyak bumi yang berfungsi untuk melumasi mesin, baik mesin kendaraan maupun mesin industri. Pelumas diformulasikan untuk memperpanjang usia mesin ketika beroperasi, sehingga kemampuan pelumas dalam membentuk lapisan film adalah modal utama dalam melapisi mesin sehingga bisa mengurangi gesekan antar logam. Masa penggunaan pelumas umumnya bergantung pada manual dari peralatan yang kita pakai. Tentunya dalam hal ini, pelumas yang harus digunakan adalah pelumas yang sesuai dengan rekomendasi bawaan alat tersebut. Kekurangannya adalah harga pelumas bawaan alat tersebut sangatlah mahal karena pelumas tersebut harus di import.Dengan mahalnya harga pelumas bawaan alat maka tentunya ada keinginan dari si pemakai alat untuk mengganti jenis pelumas bawaan alat tersebut dengan pelumas buatan lokal (dalam negeri) sehingga bisa menekan biaya operasi suatu perusahaan. Bergantinya jenis pelumas tentunya guidance masa penggantian pelumas sangatlah diperlukan, sedangkan guidance masa penggantian pelumas bawaan alat adalah sesuai dengan pelumas bawaan alat itu sendiri. Nah, disinlah diperlukan suatu monitoring performa pelumas untuk mengetahui kapan penggantian pelumas sebaiknya dilakukan, sehingga ketergantungan terhadap pelumas import bawaan alat bisa di eliminir.
BAHAN DASAR MINYAK PELUMAS MINERAL ( BASE MINERAL OIL ) Mulyono Mulyono
Swara Patra Vol 2 No 3 (2012): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Base mineral oil adalah jenis base oil yang dihasilkan dari proses pemurnian minyak bumi (crude oil) melalui serangkaian proses kilang. Untuk mendapatkan fraksi minyak pelumas dasar dari minyak bumi maka diperlukan berbagai macam proses untuk memeperoleh sifat sifat penting dari minyak pelumas hal ini mengingat senyawa hidro karbon yang ada dalam minyak bumi adalah dalam jumlah yang sangat besar dan sangat komplek. Untuk menghindari hidrokarbon yang mempunyai sifat jelek terhadap pelumas maka diperlukan unit unit proses yang sangat banyak dan saling terintegreted satu sama lain karena semua unit yang ada adalah penghilangan sifat sifat hidrokarbon yang mempunyai pengaruh jelek terhadap pelumasBase mineral oil adalah jenis base oil yang dihasilkan dari proses pemurnian minyak bumi (crude oil) melalui serangkaian proses kilang. Untuk mendapatkan fraksi minyak pelumas dasar dari minyak bumi maka diperlukan berbagai macam proses untuk memeperoleh sifat sifat penting dari minyak pelumas hal ini mengingat senyawa hidro karbon yang ada dalam minyak bumi adalah dalam jumlah yang sangat besar dan sangat komplek. Untuk menghindari hidrokarbon yang mempunyai sifat jelek terhadap pelumas maka diperlukan unit unit proses yang sangat banyak dan saling terintegreted satu sama lain karena semua unit yang ada adalah penghilangan sifat sifat hidrokarbon yang mempunyai pengaruh jelek terhadap pelumas
APLIKASI SISTEM SCADA MENGGUNAKAN PROTOKOL KONVERSI RS-232 KE RS-422 Supriyanto Sikumbang
Swara Patra Vol 2 No 3 (2012): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aplikasi sistem SCADA menggunakan protokol konversi RS-232 ke RS-422 dan Wonderware Intouch dalam jaringan PLC OMRON CPM2A. Sistem ini mampu mengatur, memonitoring dan mengendalikan komunikasi antar PLC dalam satu jaringan RS-422 dengan Human to Machine Interface (HMI) sebagai interfacenya dengan biaya yang lebih murah. Sistem ini menggunakan RS-422 sebagai protokol komunikasinya karena mendukung komunikasi jarak jauh multidrop sehingga komputer server dapat mengontrol beberapa PLC dan mengatur komunikasi antara PLC tersebut. Pengguna dapat memasukan set point langsung melalui HMI dan membaca database yang disimpan di dalam file Microsoft Access.

Page 1 of 1 | Total Record : 6