cover
Contact Name
Harianto GP
Contact Email
hariantogp@sttexcelsius.ac.id
Phone
+6282115511552
Journal Mail Official
hariantogp@sttecelsius.ac.id
Editorial Address
Barata Jaya IV No. 26, 28 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan
ISSN : 26848724     EISSN : 26850923     DOI : https://doi.org/10.51730/ed.v4i2
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi, misiologi, dan Pendidikan Agama Kristen dengan nomor ISSN: 2684-8724 (print) dan e-issn: 2685-0923 (online) yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Excelsius dengan lingkup kajian penelitian adalah: Teologi Biblikal (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) Teologi Sistematika dengan pendekatan non-doktrinal Teologi dan Kontekstual Teologi Pastoral dan Etika Pelayanan Gerejawi Teologi dan Etika Kontemporer Misiologi Biblikal dan Praktikal Pendidikan Kristiani dalam Gereja, Keluarga, dan Sekolah Section Policies
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2020): Desember 2020" : 8 Documents clear
PENDIDIKAN PENDERITAAN DALAM KITAB AYUB GUNA MEMBERI SOLUSI PERKARA-PERKARA DUNIA PELAYAN TUHAN Iis Dahlia Mayasari; Chearolina Chearolina; Suryowati Wang
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol 4, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v4i2.54

Abstract

Abstract: Suffering is pressure that comes from outside a person. The suffering that exists in humans is both unavoidable and inevitable. The problem that arises is: What is meant by suffering education? How to provide a solution to the suffering of people who are complaining? How to provide a solution to the suffering of the quarreling person? How to provide a solution to the suffering of those who commit suicide? How does the education of suffering in the book of Ayub provide solutions to the things of God's servant world at GBI KelIR Samarinda? The answer: (1) Education for suffering is education to live in the world. Humans as God's creation still accept every suffering that comes in their life. (2) The solution to the suffering of a complaining person is: do something happily, have a heart that is willing to accept criticism and suggestions, still give thanks to God, and be humble. (3) The solution to the suffering of the quarreling person is: don't always feel right, apologize first when you are guilty, learn to yield, and be willing to listen to advice. (4) The solution to the suffering of a person who commits suicide is someone who dares to live in pain and can accept the reality of life, is obedient to God, is always grateful, and always longs to live in historical peace. (5) The education of suffering taught to God's servants at GBI KelIR Samarinda is: Education continues to survive, Education to Realize God is the Source of Life, Education Do not Blame Anyone, and Education "makes people aware that suffering is a test and not everything comes from sin". Abstrak: Penderitaan adalah tekanan yang datang dari luar diri seseorang. Penderitaan yang ada pada manusia tidak bisa ditolak dan tidak bisa dihindari. Persoalanya yang muncul adalah: Apakah yang dimaksud dengan pendidikan penderitaan? Bagaimanakah memberi solusi tentang penderitaan  orang yang bersungut-sungut? Bagaimanakah memberi solusi tentang penderitaan orang yang bertengkar?  Bagaimanakah memberi solusi tentang penderitaan orang yang bunuh diri? Bagaimanakah pendidikan penderitaan dalam kitab Ayub memberi solusi perkara-perkara dunia pelayan Tuhan di GBI KelIR Samarinda? Jawabnya: (1) Pendidikan penderitaan adalah pendidikan untuk hidup di tengah dunia. Manusia sebagai ciptaan Allah tetap menerima setiap penderitaan yang datang dalam kehidupannya. (2)  Solusi tentang penderitaan  orang yang bersungut-sungut adalah: melakukan suatu hal dengan senang hati, memiliki hati yang mau menerima kritik dan saran, tetap mengucap syukur kepada Tuhan, dan rendah hati. (3) Solusi tentang penderitaan orang yang bertengkar adalah adalah: jangan merasa selalu benar, meminta maaf terlebih dahulu ketika bersalah, belajar mengalah, dan mau mendengar nasihat.  (4) Solusi tentang penderitaan orang yang bunuh diri adalah seseorang berani hidup menderita dan dapat menerima kenyataan hidup, taat kepada Tuhan, selalu bersyukur, dan selalu rindu hidup damai sejarah. (5) Pendidikan penderitaan  yang diajarkan kepada pelayan  Tuhan di GBI KelIR Samarinda adalah: Pendidikan tetap Bertahan, Pendidikan Menyadari Allah adalah Sumber Hidup, Pendidikan Jangan Menyalahkan Siapapun, dan Pendidikan “menyadarkan bahwa penderitaan adalah sebuah ujian dan tidak semuanya berasal dari dosa”.
PENDIDIKAN KARAKTER KRISTEN SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN SIKAP BATIN PESERTA DIDIK Anton Nainggolan
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol 4, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v4i2.55

Abstract

AbstractSuccessful education is education that can shape human behavior, not just equip people with knowledge and information. Research Objectives: (1). What is the meaning of Christian character education? (2). What is the role of Christian character education in the development of the inner attitudes of students? (3). What Are the Natural Implications of Human Total Disability? Methods: This research was conducted using a qualitative method with a literature study approach. Research Results: (1). Education that shapes and develops the inner attitude of students so that they are able to behave and behave wisely, and be responsible in their daily lives as Christians (2). Character education plays an important role in the personal formation of students. In the process various noble morals are discussed, including honesty, virtue, courage, discipline, generosity, tolerance, and responsibility. (3). Proper character education must actually begin with a personal encounter with Jesus. Character education and learning are tools, media or means in the formation of the human person. AbstrakPendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang dapat membentuk perilaku manusia, bukan sekedar membekali manusia dengan pengetahuan dan informasi saja. Tujuan Penelitian: (1). Apakah pengertian pendidikan karakter Kristen? (2). Bagaimanakah peran pendidikan karakter kristen terhadap pengembangan sikap batin peserta didik? (3). Bagaimanakah Implikasi Natur Ketidakmampuan Total Manusia? Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode Kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Hasil Penelitian: (1). Pendidikan yang membentuk dan mengembangkan sikap batin peserta didik supaya mampu bersikap dan berperilaku bijak, serta bertanggung jawab dalam kehidupannya sehari-hari sebagai orang Kristen (2). Pendidikan karakter berperan penting dalam pembentukan pribadi peserta didik. Dalam proses itu berbagai akhlak luhur diperbincangkan, termasuk kejujuran, kebajikan, keberanian, kedisiplinan, kemurahan, toleransi, tanggung jawab. (3). Pendidikan karakter yang tepat sebenarnya harus dimulai dengan perjumpaan pribadi dengan Yesus. Pendidikan dan pembelajaran karakter merupakan alat bantu, media atau sarana dalam pembentukan pribadi manusia.
STRATEGI PEMBELAJARAN DI ANTARA GURU TERHADAP SISWA DALAM KONTEKS MEMECAHKAN KESULITAN BELAJAR Pudun Tadam
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol 4, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v4i2.50

Abstract

Abstract: Strategic Learning involves Learning Strategies and Teaching Strategies that can help bring success to a student. The research objective answers the question: What is the meaning of a Learning Strategy? What is an Effective Learning Strategy? What are the Learning Strategies among Teachers against Students in the Context of Solving Learning Difficulties? The answer is: Learning strategies are the methods that will be selected and used by a teacher to deliver learning material that aims to make it easier for students to receive and understand learning material, which in the end can be mastered learning objectives at the end of learning activities. Three aspects of effective learning strategies are: (1) Students Need Continuous Strategic Instruction. (2) Teachers Promote Self-Awareness in Metacognition in the Classroom. (3) Teachers Can Recognize and Understand Different Learning Profiles. Learning Strategies between Teachers and Students in the Context of Solving Learning Difficulties are: (1) learning difficulties manifested in classrooms, (2) difficulties demonstrated by students in classrooms, and (3) strategies to help students who have difficulty paying attention in class . Abstrak: Strategic Learning melibatkan Strategi Pembelajaran dan Strategi Pengajaran yang dapat membantu membawa kejayaan kepada seorang mahasiswa. Tujuan penelitian menjawab pertanyaan: Apakah pengertian Strategi Pembelajaran? Bagaimanakah Strategi Pembelajaran yang Efektif? Bagaimanakah Strategi Pembelajaran di antara Guru terhadap Siswa dalam Konteks Memecahkan Kesulitan Belajar? Jawabannya adalah: Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Tiga hal strategi pembelajaran yang efektif adalah: (1) Siswa  Memerlukan Instruksi Strategi yang Berkelanjutan. (2) Guru  Mempromosikan Kesadaran Diri dalam Metakognisi di Kelas. (3) Guru-guru Dapat Mengenali dan Memahami Profil Pembelajaran yang Berbeda. Strategi Pembelajaran di antara Guru terhadap Siswa dalam Konteks Memecahkan Kesulitan Belajar adalah: (1) kesulitan belajar dimanifestasi dalam bilik kelas, (2) kesulitan didemonstrasi oleh siswa dalam bilik kelas, dan (3) strategi-strategi untuk membantu siswa yang kesulitan perhatian di kelas.
YESUS SEBAGAI MODEL GEMBALA SEJATI DAN RELASINYA TERHADAP GEMBALA SEBAGAI PENDIDIK Indro Puspito
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol 4, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v4i2.56

Abstract

The need for quality leaders who are expected to be able to shepherd believers is enormous. This urgent need dates back to the very real work of the Holy Spirit in Acts. The problem that arises is: What is the meaning of the person of the Shepherd? How is the pastor's job as an educator who teaches the church? How is Jesus as a Model of the True Shepherd and his relationship to the Shepherd as an Educator? The answer: (1) The pastor of the church is someone whose job is to care for, care for, feed and who has a relationship with the people he serves. (2) The pastor's duties as education that teaches the church are: to feed, care for, and lead. (3) The image of Jesus as a model of the shepherd is used as a means of material for the teaching and learning process both for himself as an educator and for his congregation so that both the educator and the congregation can change according to the characteristics of the true shepherd, Jesus Christ. AbstrakKebutuhan akan pemimpin yang berkualitas dan  diharapkan mampu menggembalakan orang-orang percaya, begitu besar. Kebutuhan yang mendesak ini sudah dimulai sejak pekerjaan Roh Kudus yang begitu nyata dalam Kisah Para Rasul. Persoalannya yang timbul adalah: Apakah yang dimaksud dengan pribadi Gembala? Bagaimanakah tugas gembala sebagai pendidik yang mengajar jemaat? Bagaimanakah Yesus sebagai Model Gembala Sejati dan relasinya terhadap Gembala sebagai Pendidik? Jawabnya: (1) Kepribadian Gembala jemaat adalah seseorang yang pekerjaannya menjaga, memelihara, memberi makan dan yang memiliki hubungan dengan orang-orang yang dilayaninya.   (2) Tugas gembala sebagai pendidikan yang mengajar jemaat adalah: memberi makan, memelihara, dan memimpin. (3) Gambaran Yesus sebagai  model gembala digunakan sebagai sarana materi proses belajar mengajar baik terhadap dirinya sebagai pendidik  mapun terhadap jemaatnya agar baik pendidik maupun jemaat terjadi perubahan sesuai dengan karakteristik gembala sejati adalah Yesus Kristus.
MAKNA KEBANGKITAN YESUS BERDASARKAN SURAT-SURAT PAULUS Resa Junias; Dorce Sondopen
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol 4, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v4i2.51

Abstract

Abstract: Basically, Jesus was willing to offer himself to come down to earth to teach the gospel to every human being and was willing to be tortured, crucified, and died to atone for human sins. The purpose of this research is to answer the question: What does God want about His resurrection? How important is the resurrection of Jesus for the lives of believers? What effect will the resurrection of Jesus Christ have on the lives of believers? The answer was: (1) His bodily resurrection and eternity. Everything is possible because Christ, after He rose from the dead, did not die again, in other words, He lives and continues to live. The resurrection of Christ happened a transfer of power, Christ went from being ruled by death to being ruler over death. (2) Without the resurrection, Christian faith is not possible. His disciples are only symbols of defeat and destruction. Without the resurrection, Jesus' position as Messiah and King would be inexplicable. Without the resurrection, the outpouring of the Holy Spirit would leave an inexplicable mystery. Without the resurrection, the source of the disciples' testimony was lost. (3) The impact of the resurrection of Jesus Christ for the lives of believers is that as long as man is in God, whatever he does, all his efforts in God, will receive a reward or reward from God. Abstrak: Pada dasarnya Yesus rela mempersembahkan diri-Nya untuk turun ke bumi guna mengajarkan injil bagi setiap manusia dan rela disiksa, serta disalibkan, dan mati bagi menebus dosa manusia. Tujuan penelitian ini menjawab pertanyaan: Apakah yang Tuhan inginkan tentang kebangkitan-Nya? Bagaimana pentingnya kebangkitan Yesus untuk kehidupan orang percaya? Apa dampak kebangkitan Yesus Kristus bagi kehidupan orang percaya? Jawabnya adalah: (1) Kebangkitan tubuhnya dan berlanjut dalam kekekalan. Semuanya dapat terjadi karena Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi, dengan kata lain, Ia hidup dan terus hidup. Kebangkitan Kristus terjadi peralihan kekuasaan, Kristus beralih dari dikuasai oleh maut menjadi penguasa atas maut. (2) Tanpa kebangkitan, iman Kristen tidak mungkin muncul. Murid-murid-Nya hanyalah simbol kekalahan dan kehancuran. Tanpa kebangkitan, posisi Yesus sebagai Mesias dan Raja tidak akan terjelaskan.  Tanpa kebangkitan, pencurahan Roh Kudus akan meninggalkan misteri yang tidak dapat dijelaskan. Tanpa kebangkitan, sumber kesaksian murid-murid hilang. (3) Dampak kebangkitan Yesus Kristus bagi kehidupan orang percaya adalah  selama manusia ada di dalam Tuhan, apapun yang ia kerjakan, semua jerih payahnya dalam Tuhan, akan mendapat balasan atau upah dari Tuhan.
KONSEP THEOSIS DALAM 2 PETRUS 1:4 DAN IMPLIKASINYA BAGI JEMAAT AWAM MASA KINI Pilipus Kuiyok Sajijilat; Hendi Wijaya
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol 4, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v4i2.57

Abstract

AbstractThe concept of Theosis is an important teaching that must be known to believer in Christ, because Theosis is the ultimate goal of human life, which is united with God, and the central core of the joyous message of the gospel is that we are called to share in God's life. The method of writing this article is a type of conceptual article or thought-provoking article (not a research article) which is an analysis of thoughts on the problem phenomena that arise. By using exegesis methods and other text comparisons, Theosis is obtained when humans live in God. Living in God means loving one another, and living in the light, then becoming similar and in line with God and purifying ourselves of all the passions of the world. There is no human who can experience Theosis if he does not live in God, become like and in the image of Christ and purify himself from all the passions of the World. AbstrakKonsep Theosis merupakan satu pengajaran penting yang harus diketahui oleh setiap orang percaya kepada Kristus, karena Theosis merupakan tujuan akhir hidup manusia, yakni menyatu dengan Allah, dan inti utama berita sukacita dari Injil yaitu kita dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam hidup-Nya Allah. Metode penulisan artikel ini adalah jenis artikel konseptual atau artikel hasil pemikiran (bukan artikel hasil penelitian) merupakan analisa pemikiran terhadap fenomena-fenomena masalah yang muncul. Dengan menggunakan metode eksegesis dan komparasi teks lain, maka Theosis didapatkan ketika manusia tinggal di dalam Allah. Tinggal di dalam Allah berarti saling mengasihi, dan hidup di dalam terang, kemudian menjadi serupa dan segambar dengan Allah dan menyucikan diri dari segala nafsu dunia. Tidak ada manusia yang dapat mengalami Theosis kalau tidak tinggal di dalam Allah, menjadi serupa dan segambar dengan Kristus dan menyucikan diri dari segala hawa nafsu Dunia.
PENDIDIKAN KRISTEN DI ABAD ERA GLOBALISASI: STRATEGIC TEACHING AND LEARNING YANG BERORIENTASI KEPADA STUDENTS-CENTERED Rufina Leong
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol 4, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v4i2.52

Abstract

Abstract: Learning strategies have the purpose of giving awareness to educators to increase their knowledge of technological development skills from the era of globalization. The question that arises: What is Christian Education? What are the effective Christian Education learning strategies? What are the challenges, constraints of implementing Christian Education, and how to overcome them? The answer is: (1) Christian education is a student-centered learning process based on elements of communication, collaborative, critical thinking, creativity, and the application of pure values and ethics. (2) Christian Education learning strategies can be done in accordance with the context of students in the classroom with the following rules: teachers determine the instructor learning process strategy, teachers give time and opportunity, teachers give clear instructions to students, teachers give trust and guidance to students and teachers give students the right to learn. (3) The challenges and constraints of implementing Christian Education and how to overcome it are: First, teachers (lecturers) need to be aware of the importance of diversifying teaching and learning methods to be in line with 21st century education in fulfilling their duties and responsibilities for students . Second, teachers should always be proactive, self-assessing, prepared, confident and take the initiative to strive to improve skills and produce effective teaching techniques that are able to attract students. Abstrak: Strategi pembelajaran mempunyai tujuan memberi kesadaran kepada warga pendidik meningkat pengetahuan keterampilan perkembangan tekonologipada era globalisasi. Persoalan yang timbul: Apa itu Pendidikan Kristen?  Bagaimanakah strategi pembelajaran Pendidikan Kristen yang efektif? Bagaimanakah cabaran, kekangan melaksanakan Pendidikan Kristen,  dan cara mengatasinya? Jawabnya adalah: (1) Pendidikan Kristen merupakn proses pembelajaran yang berpusatkan murid berteraskan elemen komunikasi, kolaboratif, pemikiran kritis, kreativiti, dan aplikasi nilai murni dan etika. (2) Strategi pembelajaran Pendidikan Kristen dapat dilakukan sesuai dengan konteks murid di kelas dengan kaidah-kaidah sebagai berikut: guru menentukan strategi proses belajar pengajar, guru beri masa dan peluang, guru memberikan arahan jelas kepada murid, guru memberi kepercayaan dan bimbingan kepada murid, dan guru memberikan hak murid untuk belajar.  (3) Cabaran dan kekangan melaksanakan Pendidikan Kristen  dan cara mengatasinya adalah: Pertama, guru-guru (pensyarah-pensyarah) perlu sadar akan kepentingan mempelbagaikan kaedah pengajaran dan pembelajaran agar selari dengan pendidikan abad ke-21 dalam menunaikan tugas dan tanggungjawab mereka demi kemenjadian murid. Kedua, guru harus sentiasa bersikap proaktif, menilai diri, bersedia, berkeyakinan dan mengambil inisiatif untuk berusaha meningkatkan kemahiran dan menghasilkan teknik pengajaran berkesan yang mampu menarik minat murid.
PENINGKATAN KEROHANIAN PELAJAR SEKOLAH TEOLOGI: STUDI FORMAT SPIRITUAL DI MALAYSIA EVANGELICAL SEMINARY BELAGA Angku Jalong
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol 4, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v4i2.53

Abstract

Abstract: Spirituality is highly emphasized for someone who wants to dive into the field of theological schools, especially in Malaysia Evangelical Seminary Belaga highlights the three main pillars for the existing Theology schools, which is to want those schools to be identical to the three pillars that are standard. such as; High academic, high discipline and high spirituality. The question that arises in the following question: How important is the Spiritual Development of Theological Students? How is the Bible's Guide to Improving Spirituality? What is the spirituality of a Condition to Meet the Degree Standards of Theology School Students? The answer is (1) Learning strategies to increase spirituality in METS Belaga schools will definitely continue to be realized with the involvement and cooperation of the center and METS itself with full submission to the leadership of the Holy Spirit. (2) The guide to improving the quality of spirituality based on the Bible is that teachers should give comprehensive attention so that students can assess and track the extent of their spiritual development. (3) By giving systematic instruction to the students alone they can understand this life which must change constantly in this life for the glory of His name. Abstrak: Kerohanian sangat ditekankan bagi seseorang yang mahu menerjunkan diri dalam bidang sekolah teologi, khususnya di Malaysia Evangelical Seminary Belaga mengetengahkan tiga pilar utama untuk sekolah-sekolah Teologia sedia ada, iaitu mahu sekolah-sekolah tersebut identik dengan tiga pilar yang menjadi piawan(standard) seperti; Academis yang tinggi, disiplin yang tinggi dan kerohanian yang tinggi. Persoalan yang muncul dalam pertanyaan berikut: Bagaimanakah pentingnya Membangun Spiritual Pelajar Teologi? Bagaimanakah panduan Meningkat Mutu Kerohanian  berdasarkan Alkitab? Bagaimanakah kerohanian satu Syarat untuk Memenuhi Standar Gelar Pelajar Sekolah Teologi? Jawaban adalah (1) Strategi learning untuk meningkatkan kerohanian di sekolah METS Belaga pasti akan terus terealisasi dengan penglibatan dan kerjasama pihak pusat dan METS itu sendiri dengan penuh penyerahan kepada pimpinan Roh Kudus. (2) Panduan meningkat mutu kerohanian  berdasarkan Alkitab adalah para guru harus memberi perhatian yang menyeluruh agar para pelajar dapat menilai dan mengesan sejauh mana keadaan perkembangan kerohanian mereka. (3) Dengan memberi pengajaran yang sistematis kepada para pelajar saja mereka dapat mengerti kehidupan ini yang harus berubah terus menerus dalam hidup ini bagi kemuliaan nama-Nya.

Page 1 of 1 | Total Record : 8