cover
Contact Name
Harianto GP
Contact Email
hariantogp@sttexcelsius.ac.id
Phone
+6282115511552
Journal Mail Official
hariantogp@sttecelsius.ac.id
Editorial Address
Barata Jaya IV No. 26, 28 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan
ISSN : 26848724     EISSN : 26850923     DOI : https://doi.org/10.51730/ed.v4i2
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi, misiologi, dan Pendidikan Agama Kristen dengan nomor ISSN: 2684-8724 (print) dan e-issn: 2685-0923 (online) yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Excelsius dengan lingkup kajian penelitian adalah: Teologi Biblikal (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) Teologi Sistematika dengan pendekatan non-doktrinal Teologi dan Kontekstual Teologi Pastoral dan Etika Pelayanan Gerejawi Teologi dan Etika Kontemporer Misiologi Biblikal dan Praktikal Pendidikan Kristiani dalam Gereja, Keluarga, dan Sekolah Section Policies
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 2 (2022): Vol, 6 No.2 (2022): Desember 2022" : 7 Documents clear
PERJAMUAN KUDUS DALAM 1 KORINTUS 11:27-30 TERHADAP SIKAP BERIBADAH JEMAAT TUHAN Amanda Shalomita
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol. 6 No. 2 (2022): Vol, 6 No.2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v6i2.110

Abstract

Perjamuan Kudus merupakan Sakramen yang diakui oleh gereja-gereja sejak periode Abad pertengahan setelah ditemukannya konsolidasi dari teologi sakramen-sakramen, khususnya dalam tulisan Petrus Lombardus. Tujuan penelitian adalah:  Bagaimanakah sikap beribadah dalam 1 Korintus 11:27-30 terhadap gaya hidup jemaat Tuhan? Penelitian studi kepustakaan ini menghasilkan: Perjamuan Kudus dalam 1 Korintus 11: 27-30 adalah sebuah sakramen gereja yang diselenggarakan untuk: memberikan bimbingan jemaat agar mempunyai sikap beribadah yang yaitu: layak, menguji dirinya sendiri, dan mengakui tubuh Tuhan. Karena sikap beribadah wajib mengandung: mempersembahkan tubuh yang kudus (hagios) dan mempersembahkan tubuh yang berkenan (euarestos) kepada Allah.
MISI PAULUS DALAM GALATIA 2:6-10: SATU INJIL YANG BENAR DAN PELAYANAN SOSIAL Sarni Hasang
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol. 6 No. 2 (2022): Vol, 6 No.2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v6i2.100

Abstract

This article will be based on Galatians 2:6-10 as it discusses Paul's mission as it relates to bringing people to the truth. Based on a text analysis approach based on syntax and semantics, which focuses on the verse. The text will interact with the thoughts of the Church Fathers. Mission is the main message of the gospel message. Because the gospel is the foundation of the church. But the reality is that the ministry is not only conveying the truth but also caring for the poor. The literature that the author uses is exegesis of the text. The author who specifically explores this topic by doing exegesis based on the four layers of meaning in the scriptures. This letter is Paul's most prominent mission letter in the NT. The topic of Paul's mission in this paper is studied using the method of exegesis. Paul's mission in Jerusalem emphasized the one true gospel and social service. The discussion of the word study only focuses on the true gospel that brings people to salvation. Moreover, discussions like this prove that the true gospel is the gospel that brings salvation. The purpose of the author uses the method of semantic exegesis to formulate Paul's mission according to the Galatians. This study has implications for the congregation in Indonesia in the context of community and church life. In the context of community life, the congregation increases a sense of concern for others through the practice of living that becomes a light for the world. Keywords: Paul's Mission in Jerusalem, Paul Affirms One Gospel, Paul's Social Service.
RELEVANSI FAKTOR PENENTU PERLUASAN MISI GEREJA MULA-MULA BAGI MISI SEDUNIA Sostenis Nggebu
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol. 6 No. 2 (2022): Vol, 6 No.2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v6i2.97

Abstract

ABSTRACT: The problem of this article examines the challenging and decisive factors for the expansion of the mission of the Early Church in Asia Minor, from Jerusalem to Rome. These determining factors allow the expansion of the Church's mission to be used as a benchmark for the church throughout the centuries in mission. The study of this article uses a descriptive method. The results show that the early Christians carried out the Great Commission for the expansion of the church's mission because it was supported by the obedience of their leaders and members of the congregation, the motivation to establish new congregations, diverse outreach strategies, and geo-political conditions that were conducive to reaching nations outside of the world. Jews with the Gospel of Jesus Christ. Therefore, the yellowing harvest fields in Asia Minor became the target of their ministry to establish a church. The uniqueness of the Early Church can inspire church members in Indonesia to take advantage of conducive geo-political factors in order to reach open ethnic groups and are ready to be harvested.ABSTRAK: Problem artikel ini membahas faktor yang menantang dan yang menentukan bagi perluasan misi Gereja Mula-mula di Asia Kecil, mulai dari Yerusalem sampai ke Roma. Faktor-faktor penentu itu memungkinkan perluasan misi Gereja dapat ini dapat dijadikan patokan bagi gereja sepanjang abad dalam bermisi. Kajian artikel ini menggunakan metode deskriptif. Hasilnya, menunjukkan orang Kristen mula-mula melaksanakan Amanat Agung demi perluasan misi gereja karena didukung oleh ketaatan para pemimpin dan warga jemaatnya, motivasi untuk mendirikan jemaat baru, strategi penjangkauan yang beragam, dan kondisi geo-politik yang kondusif untuk mencapai bangsa-bangsa di luar Yahudi dengan Injil Yesus Kristus. Oleh karena itu, ladang tuaian yang menguning di Asia Kecil menjadi terget pelayanan mereka untuk mendirikan jemaat. Keunikan Gereja Mula-mula ini dapat menginspirasi warga gereja di Indonesia agar memanfaatkan faktor geo-politik kondusif guna mencapai suku-suku bangsa yang terbuka dan siap dituai.Kata kunci: Gereja mula-mula, Perluasan Injil, faktor penentu, teladan pemimpin
BEDA KHASUS PENYEBAB PENYAKIT PECAHNYA GEREJA Jana Wati
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol. 6 No. 2 (2022): Vol, 6 No.2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v6i2.102

Abstract

Artikel ini adalah suatu Pengangkatan judul yang dilatar belakangi oleh keinginan seorang penulis mengetahui apa yang menjadi penyebab “Beda Khasus penyebab Penyakit Pecahnya Gereja”, Berbicara tentang “Khasus Penyebab Penyakit Pecanya Gereja” sudah tidak lazim lagi, karena sudah banyak Khasus perpecahan yang terjadi didalam Gereja. Menggapa hal demikian terjadi? Karena banyak perbedaan - perbedaan yang sudah timbul diantara kalangan parah teolong-teolong atau parah Bapak-bapak Gereja yang ada, sehingah perbedaan tersebut banyak menimbulkan perselisihan-perselisihan yang berujung pada terjadinya perpecahan dalam Gereja, yang saling menghakimi satu dengan yang lain.  Didalam doa Tuhan Yesus Kristus sendiri Ia inggin menyatukan Gereja-Nya, (Yohanis 10:30). Tuhan Yesus Kristus sendiri tidak mengiginkan terjadinya Khasus perpecahan tetapi ia ingin sebagai mana Bapa satu didalam Dia begitu puN juga jemaatnya satu didalam Kristus, menjadi suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.Dedominasi-dedominasi yang ada sesugguhnya bukanlah yang menjadi suatu khasus dasar akan menyebabkan pecahnya Gereja yang saling membenarkan atau saling menghakimi. dedominasi yang ada seharusnya menjadi kekayaan untuk menyebar luaskan injil dimuka bumi ini, dedominasi yang ada harus memiliki kesatuan seperti doa Tuhan Yesus Kristus sendiri, yaitu dengan cara saling menerima, melengkapi dan menghargai satu dengan yang lain.Melalui penggangkatan Judul ini, penulis dapat mengetahuai penyebab penyakit pecahnya Gereja dan juga mengerti apa yang menjadi Arti, tugas dan panggilan Gereja. Gereja yang ada seharusnya, harus memiliki polah pengajaran yang hanyah berpusat kepada Kristus saja sehingga tidak menyebabkan pecahnya Gereja, yang saling menghakimi atau saling membenarkan.
MENINJAU ULANG HOMOSEKSUALITAS DARI STUDI BIBLIKA-ETIK DAN UPAYA MELAYANI KAUM HOMOSEKSUALITAS Anton Siswanto
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol. 6 No. 2 (2022): Vol, 6 No.2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v6i2.104

Abstract

Isu Homoseksualitas dibicarakan dan diperdebatkan khususnya di kalangan orang Kristen di Indonesia sejak Pernyataan pastoral PGI tentang LGBT oleh Majelis Pekerja Harian pada medio Mei 2016, walau sebelumnya sudah ada juga tentunya. Orang Kristen menghadapi pemikiran yang Pro dan Kontra terhadap keberadaan Kaum Homoseksualitas (Gay dan Lesbian) dan Kaum LGBT secara umum. Jurnal ini berupaya memberikan tinjauangan ulang Homoseksualitas dari Studi ayat-ayat firman Tuhan seperti dalam Kejadian 19, Hakim-hakim 19, Imamat 18:22, 20:13, Roma 1:26-27, 1 Korintus 6:9 dan 1 Timotius 1:10 dan melalui itu juga berusaha memaparkan studi secara Etika Kristen. Melalui kedua studi ini maka berupaya melihat kaum Homoseksual dari pandangan iman Kristen dan melihat bahwa tentu saja di satu sisi orang Kristen perlu melihat bahwa homoseksual adalah salah satu dosa yang diperlihatkan Alkitab dan di sisi lain kita juga perlu mengasihi dan melayani Kaum Homoseksual dengan kasih yang berasal dari Tuhan. 
PENGELOLAAN EMOSI ANAK BERDASARKAN AMSAL 25:17-25 TERHADAP SIKAP BELAJAR PESERTA DIDIK DI SEKOLAH TK Nurdiria Waruwu
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol. 6 No. 2 (2022): Vol, 6 No.2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v6i2.106

Abstract

Sekolah mempunyai tujuan pendidikan anak usia dini dengan  membentuk anak yang berkualitas,  sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mempengaruhi kehidupan di masa dewasa, dan membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar di sekola. Tujuan penelitian adalah agaimanakah  peran guru untuk melakukan bersosialisasi dengan baik untuk  pengelolaan emosi anak berdasarkan Amsal 29:17-25 terhadap Sikap Belajar Peserta Didik di Sekolah? Penelitian kepustakaan ini menghasilkan: (1) Pengelolaan didiklah adalah suatu tugas utama dan tanggung jawab orang tua untuk mendidik, membenarkan, mengajar atau mendisplinkan anak agar menjadi anak yang dapat membanggakan orang tua. (2)  Pengelolaan Amarah adalah  menimbulkan pertengkaran di dalam dirinya dan orang lain dan memberikan suasana yang tidak baik. (2) Pengelolaan rendah hati  adalah orang  yang memiliki kerendahan hati adalah orang yang dicari Tuhan. (3) Pengelolaan percaya kepada Tuhan adalah membawa keselamatan untuk selama-lamanya sedangkan percaya kepada manusia tidak membawa keselamatan hidup yang kekal. (4) Sikap belajar peserta didik di Sekolah TK adalah melalui keteladanan, kebiasaan, dan kedisiplinan yang dilakukan oleh guru dalam setiap kegiatan di sekolah, baik dalam bermainan atau pun belajar di kelas. Dalam penilaian sikap belajar tersebut dengan cara berkesinambungan dalam kegiatan belajar, bermain peserta didik.
MENGAJAR BERDASARKAN 2 TIMOTIUS 4:1 DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR DI SEKOLAH MINGGU GEREJA Rinimawati Buulolo
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol. 6 No. 2 (2022): Vol, 6 No.2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v6i2.107

Abstract

Guru harus mengenal gaya belajar anak agar dapat menemukan apa yang menjadi masalah anak di dalam belajar. Tujuan artikel ini adalah menjaab: bagaimanakah mengajar berdasarkan 2 Timotius 4:1 dalam meningkatkan kualitas belajar di sekolah minggu Gereja? Penulisan ini menggunakan peneliian kepustakaan dengan hasil: (1) Seorang guru sudah menjadi keharusan atau wajib memberitakan firman kepada anak didik dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh setiap anak. (2) Seorang guru tidak hanya sekedar pintar berbicara, dan menguasai pembelajaran yang diberikan, tetapi guru harus juga pintar dalam memberikan nasihat, dan bijak memperhatikan setiap perilaku anak. (3) Seorang guru tidak boleh menunda-nunda waktu ketika mengajar, walaupun ada hambatan dan halangan.

Page 1 of 1 | Total Record : 7