cover
Contact Name
Muhammad Aditya Pratama
Contact Email
adityapratama@ikj.ac.id
Phone
+6285693972062
Journal Mail Official
imaji@ikj.ac.id
Editorial Address
Jalan Sekolah Seni No.1 (Raden Saleh, Kompleks Taman Ismail Marzuki Jl. Cikini Raya No.73, RT.8/RW.2, Cikini, Jakarta, Central Jakarta City, Jakarta 10330
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal IMAJI
ISSN : 19073097     EISSN : 27756033     DOI : https://doi.org/10.52290/JI
Core Subject : Humanities, Art,
Journal IMAJI accommodates a collection of various topics of film / audio-visual studies that contain ideas, research, as well as critical, fresh, and innovative views on the phenomenal development of cinema in particular and audio-visual in general. This journal aims to provide research contributions to film and audio-visual media which are expected to encourage the development of film, including photography, television and new media in Indonesia, so that they are superior and competitive at the national level and in the international world.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 12 No. 3 (2021): Membingkai Realitas melalui Imaji Visual" : 7 Documents clear
Refleksi dalam dua proses karya Fotografi: “Interaksi Subjektif Dalam Fotografi (Melihat Kehidupan Individu Autis Dari Sudut Pandang Fotografi)” & “Soul of Autism” Amran Malik Hakim
IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru Vol. 12 No. 3 (2021): Membingkai Realitas melalui Imaji Visual
Publisher : Bidang Satuan Riset dan FFTV - IKJ PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52290/i.v12i3.54

Abstract

Refleksi atas dua proses pengkaryaan fotografi yang berinteraksi dengan anak dengan Autism Spectrum Disorder (anak ASD), satu sebagai subjek pemotret, lalu yang kedua sebagai pengajar dan pengarah foto, yang menghasilkan sebuah kesadaran akan tindakan kuratorial fotografi untuk anak ASD.
Realitas Obyektif Imaji Fotografi Supriyanta
IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru Vol. 12 No. 3 (2021): Membingkai Realitas melalui Imaji Visual
Publisher : Bidang Satuan Riset dan FFTV - IKJ PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52290/i.v12i3.55

Abstract

Kemunculan fotografi merupakan salah satu jalan untuk menggapai cita-cita obyektifitas karena dipercaya mampu menghadirkan kembali realitas visual secara presisi. Imaji fotografi dianggap sebuah jiplakan kenyataan yang berada dalam medium permukaan dua dimensi. Dalam memindahkan imaji tersebut seorang fotografer di bantu dengan piranti mekanis kamera. Namun apakah imaji yang dihasilkan dari proses perekaman tersebut akan selalu obyektif. Apabila kamera mewakili mata fotografer, kemudian imaji yang dihasilkan merupakan medium untuk menyampaikan gagasan dan upaya untuk bercerita maka unsur subyektifitas telah melebur didalamnya. Diperlukan klasifikasi yang jelas terhadap obyektifitas itu sendiri dengan menjabarkan alur realitas dalam perekaman sebuah karya fotografi sehingga ada sebuah ketegasan tentang batasan obyektifitas dalam melihat realitas fotografi.
REPRESENTASI NASIONALISME DALAM FILM SULTAN AGUNG: TAHTA, PERJUANGAN DAN CINTA Muhammad Ilham Aziz
IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru Vol. 12 No. 3 (2021): Membingkai Realitas melalui Imaji Visual
Publisher : Bidang Satuan Riset dan FFTV - IKJ PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52290/i.v12i3.56

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis film Sultan Agung dengan kajian semiotika Charles Sanders Pierce. Semiotika merupakan metode atau ilmu yang digunakan untuk mengkaji tanda. Semiotika Charles Sanders Pierce yang digunakan dalam tulisan ini berorientasi pada model triangle meaning yang terdiri atas: Sign, Object, dan Interpretant. Penulis akan memilih potongan adegan yang merepresentasikan tentang nasionalisme dengan analisis triangle meaning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi nasionalisme dalam film Sultan Agung. Penulis mengambil tema nasionalisme karena semangat dan cinta Raja Mataram terhadap rakyat dan generasinya dimasa mendatang sudah dipikirkan secara matang-matang. Sehingga perlu adanya sebuah kajian deskriptif analisis untuk memperlihatkan semangat nasionalisme yang diusung oleh Sultan Agung dalam mempertahankan Kerajaan Mataram Islam dari para penjajah Belanda. Representasi nasionalisme dalam film Sultan Agung dalam tulisan ini dikaji menggunakan metode kualitatif dan analisis semiotic sebagai pendekatannya. Hasil dari penelitian ini: Pertama, representasi nasionalisme Sultan Agung ditunjukkan dengan sikap tegas soerang pemimpin untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya dari para penjajah Belanda. Kedua, representasi nasionalisme ditunjukan melalui perlawanan terhadap para penjajah yang akan merugikan rakyat dan memperburuk kehidupan generasinya dimasa mendatang. Ketiga, representasi nasionalisme diinterpretasikan dengan mengajarkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda.
Ethical Problems in Documentary Cases Jagal (2012) and Senyap (2014) Part II Budi Wibawa
IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru Vol. 12 No. 3 (2021): Membingkai Realitas melalui Imaji Visual
Publisher : Bidang Satuan Riset dan FFTV - IKJ PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52290/i.v12i3.57

Abstract

Jagal (2012) dan Senyap (2014) adalah dua film dokumenter yang sempat menyita perhatian dunia. Kedua film itu berhasil mengangkat isu tentang peristiwa Tragedi 1965, sebuah sejarah kelam negara Indonesia di masa Orde Baru dengan cara yang unik. Isu yang diangkat kedua dokumenter tersebut berhasil menstimulus munculnya kembali berbagai perdebatan hangat terkait kebenaran sejarah peristiwa Tragedi 1965. Sayangnya, kajian mengenai dokumenter tersebut sebagai “teks” yang menggunakan medium “gambar bergerak” justru sering terabaikan, tenggelam di tengah kegaduhan isu yang ditawarkannya, yang lebih sebagai “konteks” yang melebar terlalu luas, ketimbang analisis yang berpegang erat pada “teks” yang ditawarkan oleh film-film itu sendiri.
Thematic Montage and Toilets as Reflections of Modern Life In the Movie "Di Balik Bilik" Hendry Gunawan
IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru Vol. 12 No. 3 (2021): Membingkai Realitas melalui Imaji Visual
Publisher : Bidang Satuan Riset dan FFTV - IKJ PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52290/i.v12i3.58

Abstract

Sebagai sebuah gagasan dan metode editing dalam film, istilah thematic montage yang idenya dieksplorasi oleh D.W. Griffith pada tahun 1920-an menekankan asosiasi ide serta mengabaikan kontinuitas waktu dan ruang di dalam sebuah film. Dalam sejarahnya, Griffith mengeksplorasi gagasan itu dalam sebuah film berjudul Intolerance (1916) yang menyatukan empat cerita berbeda dengan satu tema yang sama. Tulisan ini berusaha membongkar upaya sebuah film pendek berjudul Di Balik Bilik (2017) merepresentasikan sebuah pemikiran sosial yang terjadi di masyarakat modern hari ini, dengan menggunakan film pendek yang menerapkan konsep thematic montage atau montase tematik.
Films Using Local Wisdom as a Source of Creative Inspiration (one way to film with an Indonesian identity) Hari Suryanto
IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru Vol. 12 No. 3 (2021): Membingkai Realitas melalui Imaji Visual
Publisher : Bidang Satuan Riset dan FFTV - IKJ PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52290/i.v12i3.59

Abstract

Indonesia adalah negeri yang di anugerahi dengan berbagai seni budaya, adat istiadat, bahasa dan suku-suku bangsa. Potensi kekayaan ini dapat dijadikan media untuk dasar penciptaan kreatifitas. Film adalah media yang memiliki kempuan menyampaikan sebuah pesan dan nilai dengan bahasa yang mudah diterima oleh penontonya. Dewasa ini belum banyak film dengan mengadaptasi kekayan kearifan lokal ini sebagai dasar penciptaan. Jika dicermati lebih jauh, film dapat dijadikan media diplomasi ke wilayah yang lebih luas untuk dalam berstategi melalui kebudayaan. Hal ini penting bagi sebuah negara untuk berkomunikasi dengan banyak bangsa dalam rangka menjalin keharmonisan melalui budaya dan nilai yang terkandung didalamnya. Disamping hal tersebut film dengan mengadaptasi kearifan lokal dalam dasar penciptaanya akanmenjadi media literasi bagi generasi penerus bangsa ini untuk mengenal budayanya sendiri, sehingga generasi ini akan memiliki akar budaya kuat. Disamping hal tersebut dengan menggunakan kearifan lokal sebagai media dasar penciptaanya makan tidak menutup kemungkinan film negeri ini akan menemukan karakter ke Nusantaraanya.
Wawancara: Tonny Trimarsanto Jurnal IMAJI
IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru Vol. 12 No. 3 (2021): Membingkai Realitas melalui Imaji Visual
Publisher : Bidang Satuan Riset dan FFTV - IKJ PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam rubrik Jurnal IMAJI terbaru kali ini kami menghadirkan wawancara secara mendalam dengan Tony Trimarsanto, beliau merupakan penggagas Rumah Dokumenter dan Asosiasi Dokumentaris Nusantara (ADN). Apa yang digagas oleh beliau menarik untuk kita simak, selain itu beliau juga membagikan pandangannya mengenai ekosistem dan perkembangan film dokumenter, baik itu secara pendanaan dalam memproduksi film dokumenter, pengeloaan sumber daya manusia hingga ruang-ruang publik yang mengapresiasi film dokumenter itu sendiri. Mari kita simak!

Page 1 of 1 | Total Record : 7