cover
Contact Name
Muhammad Zuhurul Fuqohak
Contact Email
hermeneutik@stainkudus.ac.id
Phone
+6285326311019
Journal Mail Official
hermeneutik@stainkudus.ac.id
Editorial Address
Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus, Jl. Conge Ngembalrejo PO.BOX 51 Kudus, Jawa Tengah, Indonesia
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
Hermeneutik : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
ISSN : 19077246     EISSN : 25026402     DOI : http://dx.doi.org/10.21043/hermeneutik
We accept scholarly article that the subject covers textual and fieldwork studies with various perspectives of Quranic Studies Quranic Exigesis Studies Philology Studies Ulumul Qur`an Living Qur`an
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2014): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir" : 20 Documents clear
PERKEMBANGAN TAFSIR MODERN DI INDONESIA Atabik, Ahmad
HERMENEUTIK Vol 8, No 2 (2014): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/hermeneutik.v8i2.895

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendiskripkan khazanah tafsir diIndonesia di lihat dari segi historisnya. Kajian tafsir Indonesiadi sini adalah karya-karya tafsir yang ditulis oleh para ahli tafsirdengan menggunakan salah satu bahasa daerah atau bahasaIndonesia. Kajian al-Qur’an dan penafsirannya di Indonesiadirintis oleh Abdur Rauf Singkel yang menerjemahkan Al-Qur’an(Tarjuman al-Qur’an) ke dalam bahasa Melayu pada pertengahanabad XVII. Apa yang sudah dikaryakan oleh Singkel ini kemudiandilanjutkan oleh Munawar Chalil (Tafsir al-Qur`an Hidâyah alRahman), A. Hassan Bandung (al-Furqan, 1928), Mahmud Yunus(Tafsir Quran Indonesia, 1935), Hamka (Tafsir al-Azhar, 1973),Bisyri Musthafa Rembang (al-Ibriz, 1960). Tafsir al-Qur’an eraterakhir adalah karya Quraish Shihab. Model dan sistemasikatafsir karya Quraish Shihab: Pertama, menafsirkan dengan metodetematik, karya model ini tertuang dalam Membumikan al-Qur’an:Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (1992),Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan (1994) dan Wawasanal-Qur’an (1996) dan lainnya. Kedua, model menafsirkan seluruhal-Qur’an. Karya model ini kemudian tertuang dalam karyanyaTafsir al-Mishbah: Pesan dan Keserasian Ayat-Ayat al-Qur’an.
MENGKRITISI MAKNA JIHAD DAN PERAG DALAM AL-QUR’AN: STUDI TAfSIR ANALITIS QS. A Farida, Umma
HERMENEUTIK Vol 8, No 2 (2014): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/hermeneutik.v8i2.900

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk melihat konsekuensi keimanandengan perintah berjihad dalam al-Qur’an. Pada dasarnya, konsepberjihad, mendapatkan porsi yang cukup besar dalam al-Qur’an.Konsep jihad dan perang (qita>l) merunut pada peperangan yangdilangsungkan oleh Nabi Muhammad Saw. seperti Perang Badar,Perang Uhud, Perang Khondaq dan lainnya. Sedangkan al-Qur’ansendiri telah menegaskan bahwa kemenangan ataupun kekalahanyang diperoleh umat Islam melalui peperangan tersebut pastimemiliki hikmah, dan Allah sendiri menjanjikan pahala berlipatbagi setiap muslim yang gugur di medan perang. Q.S. Ali Imran:141-150 ini secara umum menyajikan prinsip-prinsip pentinguntuk meraih surga. Surga yang dijanjikan Allah dan dilimpahiberbagai kenikmatan dapat dibuka dengan dua kunci utama, yaknijihad f >sabililla>h dan kesabaran.
MERAUT SEJARA PERKEMBANGAN TAFSIR MASA KLASIK: Sejarah Tafsir dari Abad Pertama Sampai Abad Ketiga Hijriyah m, Masyhuri
HERMENEUTIK Vol 8, No 2 (2014): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/hermeneutik.v8i2.891

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk membahas sejarah perkembangantafsir, dari abad pertama hingga abad ketiga hijriyah. Tafsir paramasa klasik ini di mulai dari penafsiran nabi Muhammad terhadapayat-ayat, lalu penafsiran yang dilakukan oleh para sahabat danpara tabi’in. Al-Qur’an yang bercorak al-ma’tsur inilah menjadipionir munculnya tafsir-tafsir generasi berikutnya. Beberapakelebihan tafsir masa klasik ini adalah: Pertama, tafsir pada masaawal tidak bersifat sektarian yang dimaksudkan untuk membelamadzhab tertentu. Kedua, para shahabat tidak banyak perbedaanpendapat diantara mereka mengenai hasil penafsirannya. Ketiga,mayoritas penafsiran para shahabat belum kemasukan riwayatriwayat isra’iliyyat yang dapat merusak akidah Islam (terutamatafsir masa Nabi dan sahabat). Sementara kelemahannya adalah:Pertama, nabi Muhammad saw. belum menafsirkan seluruh ayat alQur’an, Kedua, Penafsiran para shahabat masih bersifat parsial dankurang mendetail dalam menafsirkan suatu ayat sehingga kadangsulit mendapatkan gambaran yang utuh mengenai pandangan alQur’an terhadap suatu masalah tertentu, Ketiga, pada masa tabiintafsir sudah mulai bersifat sektarian dan mulai terkontaminasi olehkepentingan madzhab tertentu.
AL-QUR’AN DAN TAFSIR DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM Wahid, Abdul
HERMENEUTIK Vol 8, No 2 (2014): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/hermeneutik.v8i2.896

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mencari solusi atas kegelisahan prodiTafsir Hadis dalam menghadapi masalah pertemuan dengan sainsdan teknologi yang memunculkan permasalahan-permasalahansosial-kultural menjadi agenda yang harus dipikirkan dan dicarijalan keluarnya sehingga peran prodi ini tidak terus-menerusdipertanyakan. Sering dibahas bahwa ketidakberdayaan prodiTafsir Hadis menghadapi permasalahan tersebut adalah disebabkanstruktur keilmuan kurikulum Tafsir Hadis yang senyatanya kurangakomodatif dan akseptabel terhadap perkembangan sains danteknologi. Keilmuan kurikulum prodi Tafsir Hadis masih bersifatnormatif sedangkan permasalahan sosial-kultural yang munculmenuntut solusi yang berujung praktis. Selama ini, pendekatanProdi Tafsir Hadis hanya hanya pada ulu>mul Hadi>s, ulu>m alqur‘an, asba>b an-nuzu>l, asba>b al-wuru>d, dan lainnya. Sehinggamasih asing dengan sosiologi, politik, linguistik, fiika, kimia,biologi, dan lainnya.Oleh karena itu, atas dasar kerangka relasiagama dan sains maka rekonstruksi keilmuan Tafsir-Hadis harusmulai ditinjau ulang apakah tetap mempertahankan hubunganpertentangan (conflct), pemisahan (independence), denganberbagai kelemahannya atau beralih ke hubungan yang bersifatperbincangan (dialogue) dan perpaduan (integration), yangini membutuhkan penyiapan berbagai perangkat yang ada didalamnya. Ada dua pendekatan yang ditawarkan Barbour, yaitu:mengintegrasikan agama dan sains melalui jalur bahwa datailmiah meneguhkan adanya Tuhan; dan mengintegrasikan agamadan sains melalui keyakinan agama diuji sebagai pembuktiankesesuaiannya dengan sains.
MELACAK PENAFSIRA KONTEMPORER DI BELAHAN BARA DUNIA ISLAM Mardhiyah, Ainaul
HERMENEUTIK Vol 8, No 2 (2014): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/hermeneutik.v8i2.892

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengisi kekurangan dalamsejarah tafsir, dan berupaya mengintrodusir karakteristiktafsir di belahan Barat dunia Islam hingga abad ke-8 Hdengan melakukan penelusuran dari awal pergumulannyadengan teks Suci. Mozaik pemikiran Islam pada duniakesarjanaan muslim mengenal adanya dua pembagianberdasarkan letak geografi yaitu belahan Barat duniaIslam dan belahan timur dunia Islam. Dalam tradisi tafsir,pembagian kawasan ini membentuk karakteristik tertentuyang mewarnai pluralitas penafsiran ketika tafsir di belahanbarat dunia Islam (masyriq) menawarkan cara barumemandang kalam Tuhan. Kemajuan perkembangan tafsirsaat ini, pada gilirannnya ditandai dengan perubahan poladi mana tafsir di kawasan timur yang notabene lebih duluberkembang dan mapan sehingga digunakan sebagai modeldalam bertafsir kemudian berbalik meminjam hasil tafsir dikawasan Barat. Namun, dalam studi tentang sejarah tafsir,kontribusi pemikiran tafsir di kawasan Barat masih belummendapatkan hak-nya yang ditandai dengan minimnyakajian dan masih dominannya kajian tafsir di belahantimur.
MUKJIZAT MATEMATIS DALAM AL-QUR’AN: Kritik Wacana dengan Pendekatan Sains dan Budaya Yusufa, Uun
HERMENEUTIK Vol 8, No 2 (2014): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/hermeneutik.v8i2.897

Abstract

Artikel ini hendak mengungkap mukjizat matematis dalam alQur’an dengan memposisikannya sebagai kritik wacana yangdilakukan dengan pendekatan sains dan budaya. Selama ini, uraiantentang kemukjizatan al-Qur’an lebih dominan pada pembahasansusunan kalimat dan pemilihan bahasanya yang bagus, sertapenempatan kosa katanya yang berimbang, yang sejatinyabermuara pada mukjizat kebahasaan al-Qur’an, disampingmukjizat al-Qur’an yang terkait dengan ajaran keagamaan daninformasi keilmuan, serta aspek pemberitaan gaib ataupun kisahkisah lampau. Pembahasan tentang mukjizat matematis masihrelatif minim dilakukan. Mukjizat matematis dalam al-Qur’anpertama kali dikenalkan oleh Rashad Khalifa yang berupa bilanganatau angka tertentu yang menjadi rumus dalam susunan ayat/surat al-Qur’an. Perumusan mukjizat matematis dimulai denganpelbagai pembahasan tentang huruf-huruf muqaththa‘ah padaawal-awal surat tertentu.Di antarasainsdanbudaya yang terlibatdalam perumusan mukjizat matematis al-Qur’an—disampingMatematika itu sendiri—adalah numerologi dan gematria.Namun demikian, perlu diperhatikan juga bahwa pendekatanpengetahuan dan realitas dalam perumusan mukjizat matematisal-Qur’an tersebut perlu memperhatikan statusnya yang valid,ilmiah, tetap, dan tidak masuk ke ranah mazhab atau aliran tertentu. Dengan demikian, hasil penghitungan diharapkan tidakkeluar dari konteks pembuktian mukjizat al-Qur’an.
AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER TAFSIR DALAM PEMIKIRA MUHAMMAD SHAHRUR Mahmudah, Nur
HERMENEUTIK Vol 8, No 2 (2014): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/hermeneutik.v8i2.893

Abstract

Penggunaan al-Qur’an sebagai sumber tafsir pada masakontemporer mengalami pergeseran dibandingkan dengan masasebelumnya. Shahrur yang dikenal sebagai pemikir liberal danbermazhab subyektifi mengajukan sejumlah pembaharuan dalampenggunaan al-Qur’an sebagai sumber tafsir, namun bagi Shah} ru>r,al-Qur’an merupakan sumber pertama dan utama sehingga dalamhubungannya dengan sumber lain seperti al-sunnah. Menggunakananalisis interpretatif-komparatif, artikel ini menyimpulkanShahrur menyuguhkan teknik paradigmatik-sintagmatik yangseringkali menghasilkan hasil pembacaan al-Qur’an yang berbedadengan sejumlah pemikir yang lain. Upaya kontekstualisasi alQur’an dibangun Shahrur berlandaskan prinsip al-Qur’an salih likulli zaman wa al-makan.al-Qur’an ditempatkan kembali sebagaisumber pertama dan utama sehingga semua sumber harus tundukdan berkorespondensi dengan al-Qur’an.
STILISTIK AL-QUR’AN: Pendekatan Sastra Sebagai Analisis Dalam Menginterpretasikan Al-Qur’an Istianah, Istianah
HERMENEUTIK Vol 8, No 2 (2014): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/hermeneutik.v8i2.898

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memahami teks al-Qur’an denganmenggunakan pendekatan sastra, karena al-Qur’an mengandungnilai-nilai sastra yang sangat tinggi. Pesan dan gaya bahasanyamembuat manusia terpesona dengan keindahan yang dimilikinya.Pembebasan terhadap pemahaman al-Qur’an ini bukan berartimemahami teks tanpa menggunakan perangkat, akan tetapisetelah pertautan antara satu teks dengan teks yang lainnyadiketahui, maka cara kemudian yang dikedepankan adalahpelacakan makna yang dikehendaki teks dengan analisis linguistikdan sastra. Dengan demikian diharapkan bisa memahamial-Qur’an jauh dari tarikan-tarikan kepentingan individualideologis. Karena dalam teks al-Qur’an saling menjelaskan satusama lainnya. Oleh karena itu, untuk memahami dan mengkaji alQur’an, setidaknya diperlukan pisau analisis yang setara dengancorak yang dimilikinya. Pendekatan sastra ini sebagai sebuah pisauanalisis dalam memahami teks al-Qur’an.
STUDI KRITIS TERHADAP PEMIKIRA JOHN WONSBROUGH TENTANG HISTORISITAS AL- QUR’AN Fadholi, Ahmad
HERMENEUTIK Vol 8, No 2 (2014): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/hermeneutik.v8i2.894

Abstract

Tulisan ini tentang orientalisme yang terfokus pada kajianpemikiran John Wansbrough terhadap al-Qur’an. Kajian inibertujuan untuk membongkar kontroversialitas John Wansbroughdalam mengkaji al-Qur’an. Penulis menggunakan pendekatankonten analisis terhadap pemikiran John Wansbrough. Iaadalah seorang Orientalis dalam studi Islam. Hasilnya adalahterungkapnya pemikiran kritis seorang orientalis dalam mengkajial-Qur’an, ia mengkaji tentang historisitas al-Qur’an denganmenggunakan dua metode yaitu metode critical of historis danmetode literary criticism. Dua metode tersebut yang kemudianmenghasilkan sebuah kesimpulan yang sangat kontroversialdalam pembacaannya terhadap kitab suci al-Qur’an. Denganmetode critical of histories ia mengatakan bahwa kisah yangtermuat dalam al-Qur’an dianggap merupakan duplikat dari kisahyang ada dalam bible. Menurut Wansbrough al-Qur’an sebagaiwahyu yang diturunkan Tuhan kepada nabi Muhammad sawadalah kepanjangan dari kitab Taurat. Masih banyak lagi hasil daripemikiran seorang John Wonsbrough yang mengundang responpro dan kontra di kalangan outsider dan insider. Kajian tersebutharus dapat membangkitkan minat umat Islam terhadap kajian alQur’an yang lebih mendalam lagi.
MENGUAK VISI POLITIK AL-QUR’AN: Kajian Intertektualitas Al-Qur’an Tentang prinsip Penyelenggaraan kelembagaan Negara Nuriyah, Nur Aini Fitri
HERMENEUTIK Vol 8, No 2 (2014): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/hermeneutik.v8i2.899

Abstract

Salah satu visi politik dari Al-Qur’an berkaitan dengan prinsipprinsip utama dari lembaga negara. Artikel ini membahas tema inimelalui metode intertekstualitas al-Qur’an pada dua kata kunci (al-Balad dan al-Mulk) dan satu konsep kunci (tugas manusia). Artikelini menyimpulkan beberapa prinsip kunci dalam pengirimanlembaga yaitu keadilan dan kesetaraan termasuk non-diskriminasi,keamanan kepatuhan-fiik, psikologis dan spiritualitas, diskusi,membela masyarakat miskin dan marginal, membangun nilai-nilaipositif dan pemberdayaan (isti’mar). Penelitian ini menunjukkanbahwa Al-Qur’an memberikan prinsip-prinsip dasar dalamorganisasi negara sebagai bagian dari visi politiknya, namun AlQur’an memungkinkan pertanyaan tentang bentuk atau sistemnegara ke ladang untuk ijtihad muslim sepanjang waktu tanpamemberikan klaim pada bentuk atau sistem sebagai negara Islamdalam arti formal dan ideologi.

Page 1 of 2 | Total Record : 20


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 17, No 3 (2023): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir (Special Issues) Vol 17, No 2 (2023): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 17, No 1 (2023): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 16, No 2 (2022): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 16, No 1 (2022): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 15, No 1 (2021): Available June 2021 Vol 15, No 2 (2021): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 15, No 1 (2021): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 14, No 2 (2020): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 14, No 1 (2020): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 13, No 2 (2019): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 13, No 1 (2019): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 12, No 2 (2018): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 12, No 1 (2018): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 11, No 2 (2017): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 11, No 1 (2017): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 10, No 2 (2016): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 10, No 1 (2016): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 9, No 2 (2015): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 9, No 1 (2015): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 8, No 2 (2014): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 8, No 1 (2014): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 2 (2013): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 1 (2013): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir More Issue