cover
Contact Name
Bakdal Ginanjar
Contact Email
nuansaindonesia1103@gmail.com
Phone
+6285728052474
Journal Mail Official
nuansaindonesia1103@gmail.com
Editorial Address
Program Studi S-1 Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah 57126
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Nuansa Indonesia
ISSN : 08536075     EISSN : 27763498     DOI : 10.20961/ni
Nuansa Indonesia adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia. Jurnal ilmiah ini menerbitkan hasil penelitian bahasa, linguistik, sastra, dan filologi, Nuansa Indonesia diterbitkan dua kali setahun, pada bulan Mei dan November. Semua artikel yang diterbitkan telah melalui proses peninjauan oleh peer reviewer.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 1 (2018): Mei" : 8 Documents clear
TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM ACARA I’M POSSIBLE DI METRO TV Siti Ulfah Hardiyanti
Nuansa Indonesia Vol 20, No 1 (2018): Mei
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/ni.v20i1.35801

Abstract

Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah tindak tutur direktif yang terdapat pada acara I’m Possible di Metro TV. Penelitian ini mendeskripsikan tindak tutur direktif yang terdapat dalam acara I’m Possible di Metro TV. Jenis penelitian ini kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan pragmatik. Acara I’m Possible di Metro TV dipilih sebagai sumber data, yang ditayangkan pada bulan Agustus 2017 dan diunduh dari situs video.metrotvnews.com. Data dalam penelitian ini berupa percakapan yang di dalamnya terdapat tuturan-tuturan yang mengandung tindak tutur direktif dalam acara I’m Possible di Metro TV beserta konteksnya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik lanjutan, yaitu teknik simak bebas libat cakap (SBLC) dan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan, yaitu kontekstual, cara-tujuan, dan heuristik. Penyajian data secara informal dipilih sebagai metode penyajian hasil analisis data, dengan hasil analisis yang menunjukkan bahwa dari 174 data tindak tutur direktifditemukan sepuluh jenis subtindak tutur direktif dalam acara I’m Possible di Metro TV. Kesepuluh subtindak tutur tersebut yaitu, menasihati, mengharap, mempertanyakan, memohon, melarang, menyarankan, menyuruh, menuntut, mengajak, dan meminta. Dari kesepuluh subtindak tutur tersebut, tindak tutur direktif dengan subtindak tutur menasihatimerupakan tindak tutur yang paling banyak ditemukan.
STRATEGI KETIDAKSANTUNAN PRAKTISI HUKUM TERHADAP SAKSI AHLI DALAM SIDANG JESSICA KUMALA WONGSO Asmaul Kharisma
Nuansa Indonesia Vol 20, No 1 (2018): Mei
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/ni.v20i1.35796

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripskan strategi ketidaksantunan yang diterapkan dalam sesi tanya jawab praktisi hukum terhadap saksi ahli dalam Sidang Jessica Kumala Wongso. Data berbentuk dialog yang mengandung strategi ketidaksantunan praktisi hukum terhadap saksi ahli dalam Sidang Jessica Kumala Wongso. Metode pengumpulan data padapenelitian ini adalah metode simak dan teknik catat. Analisis menggunakan metode kontekstual dan cara tujuan (means end). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat bentuk strategi ketidaksantunan bahasa dalam sesi tanya jawab Sidang Jessica Kumala Wongso, yaitu(i) strategi kesantunan secara langsung (bald on record impoliteness), (ii) strategiketidaksantunan positif, (iii) strategi ketidaksantunan negatif, dan (iv) strategi sarkasme atau kesantunan semu.
KLAUSA RELATIF BAHASA INDONESIA DENGAN PENANDA RELATIF DI MANA, YANG MANA DAN DALAM MANA Fitriana Andriyani
Nuansa Indonesia Vol 20, No 1 (2018): Mei
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/ni.v20i1.35802

Abstract

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah klausa relatif bahasa indonesia dengan penanda relatif di mana, yang mana dan dalam mana. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan klausa relatif bahasa indonesia dengan penanda relatif di mana, yang mana dan dalam mana terkait perbedaannya dengan penggunaan kata yang sebagai penanda relatif meliputi: (i) strategi perelatifan dan (ii) aksesibilitas perelatifan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif karena data dalam penelitian ini berupa kalimat majemuk yang di dalamnya terdapat klausa relatif dengan penanda relatif di mana, yang mana dan dalam mana. Data tersebut dikumpulkan dari novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, dan Padang Bulan karya Andrea Hirata, penggunaan bahasa pada video Sidang Kasus Jessica Kumala Wongso, dan video live report yang diunggah oleh akun Youtube Official Net News periode September 2017-April 2018. Data tersebut dikumpulkan melalui metode simak dengan teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) dan teknik catat. Kemudian data yang terkumpul dianalisis melalui metode agih denganteknik dasar Bagi Unsur Langsung (BUL) dan teknik lanjutan sisip, lesap, ubah ujud. Analisis data tersebut menghasilkan simpulan bahwa (i) klausa relatif bahasa Indonesia dengan penanda relatif di mana, yang mana dan dalam mana dapat direlatifkan dengan strategi obliteration/gapping dan strategi pronoun retention, (ii) aksesibilitas perelatifan bahasa Indonesia dengan penanda relatif di mana, yang mana dan dalam mana secaraberurutan ialah: subjek, oblik lokatif, oblik temporal, dan ajungta
ISTILAH-ISTILAH DAN NILAI KULTURAL PERBATIKAN DI KAMPOENG BATIK LAWEYAN SURAKARTA Bella Anggraeni Tri Iswanto
Nuansa Indonesia Vol 20, No 1 (2018): Mei
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/ni.v20i1.35797

Abstract

Kampoeng Batik Laweyan merupakan salah satu kampung batik yang ada di Surakarta, berkembang sejak tahun 1500-an pada masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir) di Keraton Pajang. Oleh karena itu, kawasan ini menjadi penghasil batik tertua di Indonesia. Selain menjadi salah satu pusat penghasil batik, Kampoeng Batik Laweyan juga dikenal sebagai tempat wisata edukasi  tentang  batik  yang  masih  kental  dengan  budaya  batiknya  sehingga memuat kearifan lokal. Penelitian ini memanfaatkan teori etnolinguistik. Tujuan penelitian ini adalah (i) untuk mendeskripsikan istilah-istilah perbatikan berupa satuan lingual (kata dan frasa) dan (ii) untuk mendeskripsikan nilai kultural dari istilah-istilah perbatikan yang berkembang di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta. Sumber data pada penelitian ini meliputi sumber data primer dan sekunder, dengan data berupa satuan lingual yaitu kata dan frasa yang mengandung istilah-istilah perbatikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik sadap, teknik simak libat cakap, teknik catat,  dan  teknik  rekam.  Selain  metode  simak  digunakan  pula  metode  cakap (teknik wawancara), teknik observasi partisipan dan metode etnografi. Analisis menggunakan metode padan dengan teknik dasar yaitu teknik pilah unsur penentu (PUP) dengan dikaitkan kelima sub jenis berdasarkan alat penentunya. Tahap selanjutnya yaitu dianalisis dengan analisis etnografis dan analisis interpretasi dalam metode etnografi. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya beberapa istilah-istilah yaitu berupa nama sapaan atau sebutan bagi keluarga juragan batik, alat, bahan, maupun proses yang digunakan dalam pembuatan batik.
PEMBALIKAN DEIKSIS PERSONA DALAM TEKS DONGENG ANAK DI KORAN KOMPAS KLASIKA MINGGU Jarwati Jarwati
Nuansa Indonesia Vol 20, No 1 (2018): Mei
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/ni.v20i1.35803

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pembalikan deiksis persona dalam teks dongeng anak di koran Kompas Klasika Minggu. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan pembalikan deiksis persona dan fungsinya dalam teks dongeng anak di koran Kompas Klasika Minggu. Sumber data berasal dari rubrik Nusantara Bertutur di koran Kompas Klasika Minggu dengan data berupa kalimat-kalimat yang mengandung deiksis persona dalam teks dongeng anak pada rubrik Nusantara Bertutur di koran Kompas Klasika Minggu. Metode dan teknik pengumpulan data menggunakan metode simak, serta menggunakan teknik dasar catat. Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah metode agih dengan teknik dasar: teknik bagi unsur langsung (BUL) dan teknik lanjutan: teknik ganti dan metode padan. Teknik penyajian data pada penulisan ini disajikan dalam bentuk teknik informal, yaitu berupa kata-kata yang menjelaskan hasil dari analisis data dalam penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan simpulan sebagai berikut: pembalikan deiksis persona yang terdapat dalam teks dongeng anak pada rubrik Nusantara Bertutur ini terdiri dari tigapembalikan deiksis persona, yaitu bentuk persona kedua untuk menunjuk persona pertama, bentuk persona ketiga untuk menunjuk persona pertama, dan bentuk persona ketiga untuk menunjuk persona kedua. Adapun fungsi pembalikan deiksis persona tersebut adalah menempatkan penutur berada di posisi mitra tuturnya sehingga teks dongeng anak inidapat dijadikan sebagai teks edukasi.
JENIS-JENIS METAFORA PADA RUBRIK “KAJIAN UTAMA” DALAM MAJALAH ISLAM SUARA HIDAYATULLAH Anisa Faulia
Nuansa Indonesia Vol 20, No 1 (2018): Mei
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/ni.v20i1.35798

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena kebahasaan berupapenggunaan metafora yang semakin pesat di media cetak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dan mengambil sumber data dari rubrik “Kajian Utama”. Data penelitian ini adalah data kebahasaan berupa kalimat yang di dalamnya terdapat kata, frasa, maupun klausa yang mengandung  metafora  yang  terdapat  pada  rubrik  “Kajian  Utama”  dalam majalah Islam Suara Hidayatullah. Metode penyediaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik pustaka. Metode analisis data yang digunakan ialah metode padan dengan teknik pilah unsur tertentu dan teknik lanjutan hubung banding menyamakan. Metode penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode informal. Dari analisis terhadap151 data dapat ditarik kesimpulan hasil dari penelitian, bahwa ditemukan empat jenis  metafora,  yaitu  metafora  antropomorfis  sebanyak  10  data,  metafora binatang sebanyak 4 data, metafora dari konkret ke abstrak sebanyak 129 data, dan metafora sinaestetik sebanyak 8 data
DIMENSI IDEOLOGIS DALAM PENAMAAN MOTIF BATIK BAKAU (PERSPEKTIF EKOLINGUISTIK) Icha Latifa Hanum
Nuansa Indonesia Vol 20, No 1 (2018): Mei
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/ni.v20i1.35799

Abstract

Fenomena kabahasaan dapat muncul berkaitan dengan isu kelestarian lingkungan alam. Fenomena tersebut dilandasi oleh ideologi yang dianut pencipta teks, seperti dalam penamaan motif batik bakau. Dalam penelitian ini ditemukan sejumlah 17 nama motif batik yang diciptakan berkaitan dengan isu kelestarian lingkungan dan berlandaskan ideologi konservatisme. Penemuan tersebut berangkat dari permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yakni pembahasan dimensi ideologis dalam penamaan motif batik bakau. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan isu kelestarian lingkungan dan ideologi yang melatarbelakangi penamaan motif batik bakau melalui sudut pandang ekolinguistik. Objek yang diteliti adalah leksem penamaan motif batik bakau. Data dikumpulkan menggunakan metode simak dengan teknik catat.Sumber data penelitian adalah katalog produk batik bakau. Hasil analisis penelitian ini berupa dekripsi dimensi ideologis penamaan motif batik bakau dengan perspektif ekolinguistik menurut teori Bundsgaard dan Steffensen.
MEDAN MAKNA NOMINA BERKOMPONEN MAKNA (+SENJATA +TAJAM +PISAU *BESAR *PANJANG *LENGKUNG) DALAM BAHASA INDONESIA Eka Puji Astiti
Nuansa Indonesia Vol 20, No 1 (2018): Mei
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/ni.v20i1.35800

Abstract

Medan makna adalah sejumlah leksem yang saling terjalin membentuk relasi makna dalam sebuah medan yang memiliki komponen makna berupa komponen bersama dankomponen pembeda. Penelitian ini mengkaji mengenai Medan Makna Nomina Berkomponen Makna (+SENJATA +TAJAM +PISAU *BESAR *PANJANG *LENGKUNG) dalam bahasa Indonesia. Permasalahan penelitian ini mengenai bagaimana komponen makna dan relasi makna medan makna nomina berkomponen makna (+SENJATA +TAJAM +PISAU *BESAR *PANJANG *LENGKUNG) dalam bahasa Indonesia? Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan komponen makna dan relasi makna medan makna nomina berkomponen makna (+SENJATA +TAJAM +PISAU *BESAR *PANJANG *LENGKUNG)dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori medan makna Nida (1975) dan relasi makna Cruse (1986). Sumber data pada KBBI edisi IV dan KBBI edisi V Luring dengan data berupa leksem nomina berkomponen makna(+SENJATA +TAJAM +PISAU *BESAR *PANJANG *LENGKUNG). Analisismenggunakan teknik komponensial Wedhawati (2005). Medan makna ini terdiri dari 4 leksem dengan 7 dimensi makna. Komponen makna terdiri dari 9 komponen makna yang terbagi menjadi 6 komponen bersama dan 3 komponen pembeda. Medan makna menghasilkan1 submedan makna yang membentuk relasi makna berupa relasi kompatibilitas dengan struktur hierarki bercabang.

Page 1 of 1 | Total Record : 8