cover
Contact Name
Brury Eko Saputra
Contact Email
brury@sttaletheia.ac.id
Phone
+62341-426617
Journal Mail Official
brury@sttaletheia.ac.id
Editorial Address
Jl. Argopuro No.28-34, Lawang, Kec. Lawang, Malang, Jawa Timur 65211
Location
Kab. malang,
Jawa timur
INDONESIA
Sola Gratia: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika
ISSN : 27232786     EISSN : 27232794     DOI : https://doi.org/10.47596/sg.v1i2
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi di bidang Teologi Biblika dan Praktika. Focus dan Scope penelitian SOLA GRATIA adalah: 1. Teologi Biblikal 2. Teologi Pastoral 3. Teologi Kontemporer
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2014): September 2014" : 6 Documents clear
KEPEDULIAN SOSIAL DALAM KITAB KELUARAN SIA KOK SIN
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 2, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v2i2.29

Abstract

Kitab Keluaran seringkali dijadikan dasar teks Alkitab untuk perjuangan melawan penindasan. Kitab Keluaran juga mengungkapkan tentang kepedulian sosial kepada mereka yang membutuhkan (janda, anak yatim, orang asing dan orang miskin). Bagian yang mengungkapkan kepedulian sosial ini adalah Keluaran 22:21-27 dan 23:1-13, yang biasanya disebut "Buku Perjanjian" (Covenant Code). Bagian ini mengungkapkan perintah atau hukum Tuhan yang mendorong setiap individu orang Israel untuk peduli dengan kelompok yang membutuhkan (janda, anak yatim, orang asing dan orang miskin). Hukum atau perintah ini dapat dikatakan masih dalam bentuk yang masih "sederhana" dan belum lengkap jikalau dibandingkan dengan bagian hukum lainnya. Hukum atau perintah ini umumnya berbentuk suatu larangan. Larangan untuk melakukan tindakan-tindakan yang akan menambah penderitaan kelompok ini. Motivasi atau dasar larangan ini berdasarkan pengalaman hidup bangsa Israel sendiri dan sifat Allah. Walau masih "sederhana" dan belum lengkap, paling tidak sudah menunjukkan adanya perintah Allah kepada umat untuk menunjukkan kepedulian sosial mereka kepada kelompok yang membutuhkan.   Kata kunci:  Kepedulian sosial, janda, anak yatim, orang asing, orang miskin
RESENSI BUKU TIDAK MISKIN, TETAPI JUGA TIDAK KAYA SIA KOK SIN
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 2, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v2i2.30

Abstract

Buku Tidak Miskin, Tetapi Juga Tidak Kaya ini merupakan uraian Biblika yang paling lengkap tentang kepemilikan harta benda dalam bahasa Indonesia. Buku ini memberikan uraian topik tentang harta benda berdasarkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Craig L. Blomberg menyimpulkan konsep pengajaran tentang kepemilikan ini dalam suatu ungkapan Tidak Miskin, Tetapi Juga Tidak Kaya yang merupakan intisari doa Agur Amsal 30:7-10.
PIETAS DAN CARITAS : PELAYANAN DIAKONIA SEBAGAI SUATU IMPLEMENTASI KEPEDULIAN SOSIAL GEREJA UNTUK MENOLONG MERETAS ANGKA KEMISKINAN DI INDONESIA MARIANI FEBRIANA
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 2, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v2i2.26

Abstract

Meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia hari ini menjadi suatu tamparan keras bukan hanya bagi pemerintah, melainkan juga bagi gereja. Meskipun harus diakui bahwa penyebab dari kemiskinan ini disebabkan dari beberapa faktor dan diantaranya adalah faktor alam, namun tidak bisa tidak ada hal-hal yang justru disebabkan oleh faktor manusia. Usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk meretas persoalan ini, namun betapapun usaha besar yang sudah dilakukan oleh pemerintah, namun tetap tidak bisa tidak  tanggung jawab semua unsur komponen bangsa untuk bekerjasama dengan pemerintah tidak bisa dilepaskan dalam mengatasi persoalan ini dan justru diantara komponen bangsa itu adalah orang percaya.   Komitmen orang percaya untuk melibatkan diri dalam usaha membangun kemanusiaan sebenarnya bukanlah suatu usaha yang baru. Dalam perjalanan Sejarah, Gereja sudah membutkikan dengan setia untuk mengkomitkan dirinya kepada tugas panggilan ini. Teologi gereja yang bertitik tolak dari Kitab Suci sudah memberikan arahan kepada gereja, bagaimana seharusnya gereja menyatakan kehadirannya dalam kehidupan. Pietas dan caritas merupakan jantung penting dalam mewujudkan kehadiran dan peran aksi gereja dalam kehidupan. Pietas dan caritas bukanlah suatu slogan kosong dalam hidup gereja, namun disitulah gereja membuktikan kepada dunia tentang kehadiran dan panggilan dirinya.   Pietas dan caritas adalah suatu kenyataan hidup beribadah yang dibawa dalam realita sosial. Ibadah orang percaya kepada  Allah nyata dalam tindakan konkretnya kepada sesama. Tindakan konkret ini bukan hanya sekedar pelayanan kasih yang ekslusif dalam jemaat, melainkan suatu pelayanan gereja yang inkslusif yang diwujudkan dalam tindakan-tindakan keadilan, khususnya menolong orang miskin yang ada disekitarnya. Tindakan pelayanan keadilan itu dapat berupa tindakan preventif, kuratif, reformatif ataupun transformatif. Pelayanan ini adalah panggilan Allah kepada gereja untuk membangun perdamaian dan persaudaraan dengan sesama manusia, mewujudkan keadilan sosial dan perwujudan Kerajaan Allah, serta suatu upaya membangun kemanusiaan dan kesejahteraan bagi semua.  Kata Kunci: Pietas, caritas, diakonia, leitourgia, keadilan, kuratif, preventif, transformatif, panggilan Allah, persaudaraan sejati dan kesejahteraan bagi sesama
GEREJA METHODIST DAN PERSOALAN SOSIAL ORANG-ORANG TIONGHOA DI KOTA SURABAYA PADA ZAMAN HINDIA BELANDA, 1909-1928 MARKUS DOMINGGUS LERE DAWA
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 2, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v2i2.27

Abstract

Pada tahun 1909, Gereja Methodist Episkopal Konferensi Malaysia untuk pertama kalinya membuka sebuah jemaat di Pecinan Surabaya. Sejak itu dan terus selama dua puluh tahun kemudian, Gereja Methodist hadir untuk menjangkau dan melayani orang-orang Tionghoa yang berdomisili di wilayah itu. Sebagai pendatang yang mencari nafkah di negeri asing, orang-orang Tionghoa yang menjadi target Gereja Methodist ini menghadapi sejumlah persoalan: lingkungan pemukiman yang buruk, lingkungan sosial yang sakit, hidup tanpa pasangan dan pendidikan. Lewat teori-teori tentang keterlibatan gereja dalam isu-isu sosial yang dihadapi oleh masyarakatnya, dan khususnya pikiran Calvin Van Reken tentang peran gereja sebagai institusi dan gereja sebagai organisme, artikel ini mencoba secara kritis meneropong peran yang dimainkan Gereja Methodist dalam mengatasi masalah yang dihadapi orang-orang Tionghoa di Pecinan Surabaya. Dari kedua karakter itu, Gereja Methodist Episkopal di Surabaya telah coba menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi oleh orang-orang Tionghoa di Pecinan. Namun pendekatan yang dipakai masih pada menciptakan ruang alternatif di dalam kompleks gereja dan belum sampai menyentuh pada fundamen persoalan, yaitu kebijakan pemerintah kolonial Belanda untuk orang-orang Tionghoa kala itu.   Kata kunci: Gereja Methodist, orang Tionghoa, Pecinan Surabaya, masalah-masalah sosial, gereja sebagai institusi, gereja sebagai organisme.
RESENSI BUKU : CREATIVITY, INC. : OVERCOMING THE UNSEEN FORCES THAT STAND IN THE WAY OF TRUE INSPIRATION AMOS WINARTO
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 2, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v2i2.22

Abstract

Dalam buku ini Catmull mengungkapkan, “keaslian itu masa depan yang belum dibuat”  (halaman 231). Untuk menciptakan originalitas tersebut, kita harus mengusahakan relasi dengan orang-orang yang lebih pandai dari diri kita sendiri, mendesak mereka untuk menyediakan masukan-masukan yang tulus dan terus terang. Ketakutan akan kegagalan janganlah justru mematikan kreativitas untuk membuat keaslian atau masa depan. Malah, kegagalan sebenarnya adalah “sebuah investasi di masa depan” (halaman 120).
PELAYANAN GEREJA KEPADA ORANG MISKIN MARTHEN NAINUPU
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 2, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v2i2.28

Abstract

Kemiskinan merupakan sebuah kenyataan atau fakta sosial dalam masyarakat manusia sejak jaman dahulu kala sampai dengan era pasca modern sekarang ini. Kemiskinan sudah dialami oleh mereka yang hidup di jaman Alkitab dan juga oleh orang percaya pada era kita ini. Boleh dikatakan bahwa kemiskinan adalah sebuah masalah abadi manusia. Dalam artikel ini fokus penulisan akan berada pada masalah kemiskinan yang bersifat material. Kemiskinan secara material merupakan sebuah tantangan yang tidak pernah habis bagi gereja. Dalam artikel ini penulis akan menyampaikan beberapa hal sebagai berikut: gambaran umum mengenai kemiskinan di Indonesia, gambaran tentang kemiskinan pada jaman Alkitab dan bagaimana mengatasinya dan selanjutnya bagaimana pelayanan gereja dapat diberikan kepada orang miskin.  Kata kunci: kemiskinan, model pelayanan kepada orang miskin.

Page 1 of 1 | Total Record : 6