cover
Contact Name
Tonni Limbong
Contact Email
tonni.budidarma@gmial.com
Phone
+6281267058001
Journal Mail Official
alexander_naununu@ust.ac.id
Editorial Address
Jl. Setiabudi No. 479 F Tanjungsari, Medan, Provinsi Sumatera Utara, 20132
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Logos
ISSN : 14125943     EISSN : 27767485     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Jurnal Logos memuat artikel hasil penelitian tentang ilmu Filsafat dan Teologi yang dikaji secara empiris dan sesuai kaidah ilmiah sebagai refleksi kritis yang sistematis atas iman khususnya iman Katolik dengan fokus kajian Teologi, Filsafat, Kajian Sosial, Naluri dan Iman, Teknologi pada Teologi dan Filsafat, Pendidikan Agama dan kepercayaan tentang kebenaran pokok-pokok iman Katolik dalam terang wahyu Ilahi, yaitu tradisi dan Kitab Suci, selanjutnya mengenai pelaksanaan iman dalam hidup sehari-hari.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 17 No 1 (2020): Januari 2020" : 5 Documents clear
PEDULI EKOLOGI ALA YESUS DAN PAULUS Surip Stanislaus
LOGOS Vol 17 No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v17i1.1036

Abstract

Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru sikap Yesus yang peduli ekologi dapat ditemukan dalam pewartaan-Nya tentang Kerajaan Allah. Visi-misi hidup Yesus adalah perjuangan demi terwujudnya Kerajaan Allah. Penginjil Yohanes menegaskan bahwa Yesus datang untuk melakukan kehendak Bapa-Nya yang sejak awal mula penciptaan alam semesta menghendaki keharmonian dan keutuhan hidup seluruh ciptaan-Nya, sehingga semuanya diciptakan baik adanya bahkan amat baik (Yoh 5:19,30; 8:26,28,38; Kej 1:10,12,18,21,25,31). Berkaitan dengan keutuhan ciptaan dan harmoni alam, Yesus mewartakan Kerajaan Allah itu lewat perumpamaan-perumpamaan alamiah. Setiap perumpamaan berkenaan dengan kehidupan manusia maupun alam ciptaan yang mengarah pada perbaikan dan pemulihan, keutuhan dan keselamatan. Sebagai contoh Penginjil Matius memaparkan tentang matahari dan hujan yang diperuntukkan bagi orang benar maupun jahat (Mat 5:45) sebagai gambaran kasih Allah yang tanpa pandang bulu dan terbuka untuk semua lapisan dengan bobot yang sama. Penginjil Markus pun menyajikan perumpamaan alamiah, seperti benih yang tumbuh (Mrk 4:26-29), biji sesawi (Mrk 4:30-34) dan pohon Ara (Mrk 13:24-32). Penginjil Lukas juga berbicara tentang perumpamaan yang memakai unsur-unsur alami, seperti awan, hujan, angin dan matahari (Luk 12:54-55). Menurut Paulus, Yesus Kristus itulah kebijaksanaan Allah yang dimuliakan karena pencurahan darah-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya telah membawa pendamaian dan pemulihan keutuhan seluruh alam semesta (Kol 1:15-20). Dengan demikian oleh, untuk, dalam dan dengan Yesus rahasia karya penyelamatan Allah terhadap seluruh ciptaan-Nya telah dinyatakan (Ef 1:9-10). Sebagaimana dalam Kol 1:15-20 karya penyelamatan Allah bagi jemaat terpilih dan seluruh ciptaan terjadi oleh dan menyatu dengan Kristus sebagai Kepala, demikian halnya dalam Ef 1:9-10, bahkan melangkah lebih jauh lagi yakni jemaat dikutsertakan dalam misi penyelamatan Kristus (Ef 3:8-11)
DOSA ASAL MENURUT AGUSTINUS Sihol Situmorang; Agustian Ganda Sihombing
LOGOS Vol 17 No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v17i1.1037

Abstract

Manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna sekaligus sebagai pusat dan puncak segala ciptaan. Kepada manusia, yang diciptakan Allah menurut citra-Nya, Allah menganugerahkan rahmat khusus, yakni akal budi dan kehendak bebas. Namun, manusia salah menggunakan rahmat itu dan akhirnya jatuh ke dalam dosa. Keadaan ini dipahami sebagai dosa asal yang diwariskan kepada generasi manusia berikutnya. Esensi dan eksistensi dosa asal menjadi salah satu topik diskusi yang hangat di kalangan para teolog sejak permulaan kekristenan. Dalam tulisan ini diuraikan pemikiran seorang tokoh dan sekaligus teolog besar dalam Gerea, yakni Agustinus dari Hippo, seputar dosa asal. 
SIKAP JUJUR MENDASARI TANGGUNG JAWAB Largus Nadeak
LOGOS Vol 17 No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v17i1.1038

Abstract

“Tidak ada orang yang tidak membantah jika seorang dalam pusaran kasus”, demikian komentar Mahfud MD ketika dirut Asabri membantah bahwa tidak ada korupsi di Asuransi ini. Ungkapan Ibu guru bahasa Inggris saya juga meyakinkan bahwa orang Indonesia terbiasa berdalih. Pilihan berdalih merupakan tindakan tidak jujur dan berentetan dengan ketidaksediaan orang menghadapi dan menerima konsekuensi tindakan, atau tidak mau bertanggung jawab. Tulisan ini menjelaskan bahwa satu sikap yang sangat hakiki yang perlu dilatih dan dibiasakan agar orang bertanggung jawab adalah sikap jujur. Sikap ini tampak dalam pilihan menyatakan kenyataan yang sebenarnya sekaligus membentuk orang berintegritas, yaitu mewujudnyatakan apa yang dikatakan. Sikap ini akan mengoptimalkan kebaikan serta mengakui dan memperbaiki kesalahan. Tanggung jawab personal dijamin oleh keujuran personal yang memancar dari hati nurani yang kuat yang diterangi oleh sinar ilahi dalam iman. Kejujuran personal hendaknya ditopang oleh kolektivitas yang bermutu yang melindungi kebenaran. Kebersamaan jujur dan bertanggung jawab menjadi pelaku dan sekaligus kondisi agar terjadi kedamaian sejati dan kesejahteraan bersama (bonum commune). Kebersamaan beriman harus kuat menghayati pesan Allah, “Orang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi penghianat dirusak oleh kecurangannya” (Amsal 11, 3).
“ORDINARIS WILAYAH” DALAM GEREJA LATIN Asrot Purba
LOGOS Vol 17 No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v17i1.1039

Abstract

Kata “Ordinaris Wilayah” sering digunakan dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) 1983. Siapakah yang dimaksud dengan istilah ini? Berdasarkan Kanon 134 KHK 1983, subyek yang termasuk Ordinaris Wilayah adalah Paus untuk seluruh Gereja, para pemimpin Gereja-gereja partikular, para pemimpin sementara Gereja-gereja partikular pada saat takhta Gereja partikular tersebut terhalang dan takhta lowong dan Vikaris Jenderal serta Vikaris Episkopal. Tulisan ini hendak menampilkan profil dari figur-figur di atas. Para Ordinaris Wilayah tersebut dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yakni: Ordinaris Wilayah Asli, Ordinaris Wilayah Sementara dan Ordinaris Wilayah Perwakilan.Ordinaris Wilayah Asli mencakup para pemimpin Gereja-gereja partikular, yang terdiri dari Uskup Diosesan, Vikaris Apostolik, Prefek Apostolik, Abas Teritorial dan Administrator dari wilayah gerejawi administrasi apostolik yang didirikan secara permanen. Ordinaris Wilayah Sementara terdiri dari Administrator Diosesan, Administrator Apostolik yang memimpin keuskupan pada saat takhta lowong dan para pemimpin sementara keuskupan pada saat takhta terhalang dan takhta lowong.Subyek Ordinaris Wilayah Perwakilan terdiri dari Vikaris Jenderal dan Vikaris Episkopal, menurut kompetensinya masing-masing
PENDIDIKAN TENAGA PASTORAL YANG INTEGRAL DAN KONTEKSTUAL DI INDONESIA Leo Agung Srie Gunawan; Kaisar Octavianus Sihombing
LOGOS Vol 17 No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v17i1.1040

Abstract

As Christians, it is our duty to tell the world the truth. The truth is not totally an abstract concept. By the existence of Jesus in time and space, we are able to know God himself empirically according to our sensibilities as human being. In short, proclaiming Jesus’ life is proclaiming the truth itself. Nowadays, this duty requires more effort in order to spread the spirituality of Jesus to more people. Progressive development in many ways and stuff bring more obstacles than before. Those who involve themselves in ecclesiastical services should improve their skills due to many challenges among plethora misleading teaching and misconception about what the truth is. In this case, church takes important part in educating and formatting certain people – they could be either priests, religious men or women, or lay people – through its ecclesiastical studies. As for progress, there are at least four fundamental elements we should to care about in order to build better and updated ecclesiastical education.

Page 1 of 1 | Total Record : 5