cover
Contact Name
Ridwan Arifin
Contact Email
ridwan.arifin@mail.unnes.ac.id
Phone
+6281225294499
Journal Mail Official
digest.journal@mail.unnes.ac.id
Editorial Address
Jalan Kampus Timur, Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
The Digest: Journal of Jurisprudence and Legisprudence
ISSN : 27462110     EISSN : 27460371     DOI : -
Core Subject : Social,
The Digest: Journal of Jurisprudence and Legisprudence (The Digest) is a double blind peer reviewed journal published by Faculty of Law, Universitas Negeri Semarang (UNNES), Indonesia. The Journal published bi-annual every June and Desember The Digest is intended to be a scientific and research journal for academics, legal scholars, and legal practitioners with focuses on analysis of Court Decision and legal studies. The Journal publishes contemporary articles on law and case analysis, and the Journal published within Bahasa and English both print and online version. The Digest is also intended to be Indonesia’s forum for discussion and analysis of court decision. Each issue on The digest includes insightful analysis and discussion on court decision.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 1 (2020): The Digest (June, 2020)" : 10 Documents clear
Trial of Foreign Nationals: Distinction Between Consular and Diplomatic Assistance Toward Capital Punishment (Case Study of Australian Nationals Facing Capital Punishment in Indonesia) Sitamala, Affandi
The Digest: Journal of Jurisprudence and Legisprudence Vol 1 No 1 (2020): The Digest (June, 2020)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The movement of foreign nationals has recently entered a new level of relationship between government. A great number of foreign national’s travel or live abroad than before is the main issues. The protection of nationals when they are abroad is accepted as an important function of government. States recognize each other’s right to exercise protection over their own nationals. Protection is affected through a consular official assigned assign by the state origin. The state that appoints a consul is called the sending state while the state in which the consul works is called the “receiving” state. Sending state consul visit sending-state nationals in receiving-state jails. However, the question remains on how the government and the foreign nationals fulfilling the right and obligation to one another. One of the common situations is when foreign nationals being detained abroad. Furthermore, how consular and diplomatic functioned toward capital punishment that Herein lays the paradox, I would like to argue on how one country should fulfill its obligations under the international law (Vienna Convention on Diplomatic Relations and Vienna Convention on Consular Relations). Hence, the case illustrates how receiving and sending state fulfilling their responsibilities.
Pelaksanaan Putusan Peradilan Tata Usaha Negara Tentang Upaya Paksa Nugroho, Muchamad Arief Agung
The Digest: Journal of Jurisprudence and Legisprudence Vol 1 No 1 (2020): The Digest (June, 2020)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aturan teknis tentang pelaksanaan putusan tentang Upaya Paksa belum ada aturan teknis. Sudah ada 2 penelitian yang mengkaji hal ini tetapi malah berujung pesimis dan mencari-cari dasar yang tidak relevan. Penelitian ini berusaha memberi kajian yang optimis menggunakan peraturan yang sudah ada bahwa Upaya Paksa bisa dieksekusi. Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif, yaitu mengumpulkan dan menghubungkan sumber hukum yang relevan lalu mendeskripsikannya secara deduktif. Permasalannya diajukan adalah bagaimana tata cara pelaksanaan putusan Peratun tentang Upaya Paksa menurut peraturan perundang-undangan yang sudah ada? Setelah diteliti ditemukan bahwa Upaya Paksa terdiri dari 2 yaitu Sanksi Administratif dan Uang Paksa. Presiden sebagai pemangku pemerintahan teratas harus ikut bertanggung jawab dalam mengenakan Sanksi Adminitratif dan lembaga perwakilan rakyat melakukan pengawasan. Uang Paksa merupakan bentuk kesalahan pribadi (fautes personalles). Eksekusi Uang Paksa dilakukan oleh Ketua PTUN dengan memerintahkan Panitera dan Jurusita untuk menjalankan tugasnya. Kata kunci:Pelaksanaan Putusan, Upaya Paksa, Sanksi Administratif, Uang Paksa, Peratun, PTUN
Peran Penting Konsistensi Putusan Mahkamah Agung Terkait Pelaksanaan Pidana Denda Pajak dalam Mengoptimalkan Pengembalian Penerimaan Negara dari Tindak Pidana Pajak Aziezi, Muhammad Tanziel
The Digest: Journal of Jurisprudence and Legisprudence Vol 1 No 1 (2020): The Digest (June, 2020)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari artikel ini adalah untuk menganalisis peran penting konsistensi putusan Mahkamah Agung terkait pelaksanaan pidana denda pajak dalam mengoptimalkan pengembalian penerimaan Negara. Dalam UU KUP, tidak ada aturan khusus mengenai pelaksanaan pidana denda apabila Terdakwa tidak mau/mampu membayar pidana denda yang dijatuhkan. Oleh karena itu, berdasarkan Pasal 103 KUHP, maka seharusnya pelaksanaan pidana denda dalam UU KUP harus mengacu kepada pelaksanaan denda di dalam KUHP yang diatur dalam Pasal 30 dan 31 KUHP, dimana apabila pidana denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan pengganti. Mahkamah Agung telah membuktikan bahwa dirinya berhasil merumuskan kaidah hukum dengan tepat dan konsisten agar mengembalikan penerimaan negara yang hilang akibat tindak pidana perpajakan dapat dilakukan secara efektif, yaitu dengan mengatur perampasan harta benda sebagai pelaksanaan pidana denda pajak.
Keberpihakan Sistem Peradilan dalam Upaya Perlindungan Kebebasan Akademis Kampus dalam Berkumpul dan Berserikat (Studi Analisis Putusan Nomor 23 /Pid.Sus/2015/PN Kln) Holish, Amarru Muftie
The Digest: Journal of Jurisprudence and Legisprudence Vol 1 No 1 (2020): The Digest (June, 2020)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Academic freedom is one of the breaths of academic citivas in raising the facts of empirical facts of science. This fact of fakat should be addressed in scientific studies as a form of academic discipline. guaranteeing academic freedom is the basic and fundamental thing to be explored and absorbed, the role of the judicial institution as a display of academic freedom protection is a definite and sharp benchmark for the state and law's alignment through its decisions we can explore the alignments and extent of the protection of academic freedom in Indonesia. in this study the author tries to take one of the court's decisions that the authors intend to practice legal protection to find out how often the state is concerned with the issue of academic freedom. n there are more advanced and rigorous research that examines the justice system's partiality in upholding academic freedom to create quality academic products
Tanggung Gugat Pemilik Hewan atas Perbuatan Melawan Hukum yang Menimbulkan Kerugian kepada Orang Lain oeh Hewan Peliharaan (Tinjauan Yuridis Putusan Pengadilan Nomor 236/Pdt.G/2014/Pn.Mnd Hadi, Dejan Abdul
The Digest: Journal of Jurisprudence and Legisprudence Vol 1 No 1 (2020): The Digest (June, 2020)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari artikel ini adalah untuk menganalisis tanggung gugat pemilik hewan atas perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian kepada orang lain oleh hewan peliharaan. Kajian ini dilakukan melalui putusan pengadilan dengan Nomor Perkara 236/Pdt.G/2014/PN.Mnd. Pengadilan memberikan suatu putusan bahwa kasus mengenai diserangnya seseorang oleh seekor anjing terhadap seorang pengunjung mall yang sedang membeli kebutuhan peliharaanya di suatu Petshop di Manado merupakan suatu perbuatan melawan hukum. Adanya suatu perbuatan yang dilakukan hewan peliharaan, maka pemilik hewan peliharaan tersebut harus bertanggung jawab atas segala bentuk perbuatan yang menimbulkan kerugian bagi orang lain Tanggung jawab seseorang pemilik hewan peliharaan gugur apabila ia dapat membuktikan ia tidak lalai dalam pengawasannya.
Trial of Foreign Nationals: Distinction Between Consular and Diplomatic Assistance Toward Capital Punishment (Case Study of Australian Nationals Facing Capital Punishment in Indonesia)
The Digest: Journal of Jurisprudence and Legisprudence Vol 1 No 1 (2020): The Digest (June, 2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/digest.v1i1.39869

Abstract

The movement of foreign nationals has recently entered a new level of relationship between government. A great number of foreign national’s travel or live abroad than before is the main issues. The protection of nationals when they are abroad is accepted as an important function of government. States recognize each other’s right to exercise protection over their own nationals. Protection is affected through a consular official assigned assign by the state origin. The state that appoints a consul is called the sending state while the state in which the consul works is called the “receiving” state. Sending state consul visit sending-state nationals in receiving-state jails. However, the question remains on how the government and the foreign nationals fulfilling the right and obligation to one another. One of the common situations is when foreign nationals being detained abroad. Furthermore, how consular and diplomatic functioned toward capital punishment that Herein lays the paradox, I would like to argue on how one country should fulfill its obligations under the international law (Vienna Convention on Diplomatic Relations and Vienna Convention on Consular Relations). Hence, the case illustrates how receiving and sending state fulfilling their responsibilities.
Pelaksanaan Putusan Peradilan Tata Usaha Negara Tentang Upaya Paksa
The Digest: Journal of Jurisprudence and Legisprudence Vol 1 No 1 (2020): The Digest (June, 2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/digest.v1i1.39870

Abstract

Aturan teknis tentang pelaksanaan putusan tentang Upaya Paksa belum ada aturan teknis. Sudah ada 2 penelitian yang mengkaji hal ini tetapi malah berujung pesimis dan mencari-cari dasar yang tidak relevan. Penelitian ini berusaha memberi kajian yang optimis menggunakan peraturan yang sudah ada bahwa Upaya Paksa bisa dieksekusi. Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif, yaitu mengumpulkan dan menghubungkan sumber hukum yang relevan lalu mendeskripsikannya secara deduktif. Permasalannya diajukan adalah bagaimana tata cara pelaksanaan putusan Peratun tentang Upaya Paksa menurut peraturan perundang-undangan yang sudah ada? Setelah diteliti ditemukan bahwa Upaya Paksa terdiri dari 2 yaitu Sanksi Administratif dan Uang Paksa. Presiden sebagai pemangku pemerintahan teratas harus ikut bertanggung jawab dalam mengenakan Sanksi Adminitratif dan lembaga perwakilan rakyat melakukan pengawasan. Uang Paksa merupakan bentuk kesalahan pribadi (fautes personalles). Eksekusi Uang Paksa dilakukan oleh Ketua PTUN dengan memerintahkan Panitera dan Jurusita untuk menjalankan tugasnya. Kata kunci:Pelaksanaan Putusan, Upaya Paksa, Sanksi Administratif, Uang Paksa, Peratun, PTUN
Peran Penting Konsistensi Putusan Mahkamah Agung Terkait Pelaksanaan Pidana Denda Pajak dalam Mengoptimalkan Pengembalian Penerimaan Negara dari Tindak Pidana Pajak
The Digest: Journal of Jurisprudence and Legisprudence Vol 1 No 1 (2020): The Digest (June, 2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/digest.v1i1.39871

Abstract

Tujuan dari artikel ini adalah untuk menganalisis peran penting konsistensi putusan Mahkamah Agung terkait pelaksanaan pidana denda pajak dalam mengoptimalkan pengembalian penerimaan Negara. Dalam UU KUP, tidak ada aturan khusus mengenai pelaksanaan pidana denda apabila Terdakwa tidak mau/mampu membayar pidana denda yang dijatuhkan. Oleh karena itu, berdasarkan Pasal 103 KUHP, maka seharusnya pelaksanaan pidana denda dalam UU KUP harus mengacu kepada pelaksanaan denda di dalam KUHP yang diatur dalam Pasal 30 dan 31 KUHP, dimana apabila pidana denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan pengganti. Mahkamah Agung telah membuktikan bahwa dirinya berhasil merumuskan kaidah hukum dengan tepat dan konsisten agar mengembalikan penerimaan negara yang hilang akibat tindak pidana perpajakan dapat dilakukan secara efektif, yaitu dengan mengatur perampasan harta benda sebagai pelaksanaan pidana denda pajak.
Keberpihakan Sistem Peradilan dalam Upaya Perlindungan Kebebasan Akademis Kampus dalam Berkumpul dan Berserikat (Studi Analisis Putusan Nomor 23 /Pid.Sus/2015/PN Kln)
The Digest: Journal of Jurisprudence and Legisprudence Vol 1 No 1 (2020): The Digest (June, 2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/digest.v1i1.39872

Abstract

Academic freedom is one of the breaths of academic citivas in raising the facts of empirical facts of science. This fact of fakat should be addressed in scientific studies as a form of academic discipline. guaranteeing academic freedom is the basic and fundamental thing to be explored and absorbed, the role of the judicial institution as a display of academic freedom protection is a definite and sharp benchmark for the state and law's alignment through its decisions we can explore the alignments and extent of the protection of academic freedom in Indonesia. in this study the author tries to take one of the court's decisions that the authors intend to practice legal protection to find out how often the state is concerned with the issue of academic freedom. n there are more advanced and rigorous research that examines the justice system's partiality in upholding academic freedom to create quality academic products
Tanggung Gugat Pemilik Hewan atas Perbuatan Melawan Hukum yang Menimbulkan Kerugian kepada Orang Lain oeh Hewan Peliharaan (Tinjauan Yuridis Putusan Pengadilan Nomor 236/Pdt.G/2014/Pn.Mnd
The Digest: Journal of Jurisprudence and Legisprudence Vol 1 No 1 (2020): The Digest (June, 2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/digest.v1i1.39873

Abstract

Tujuan dari artikel ini adalah untuk menganalisis tanggung gugat pemilik hewan atas perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian kepada orang lain oleh hewan peliharaan. Kajian ini dilakukan melalui putusan pengadilan dengan Nomor Perkara 236/Pdt.G/2014/PN.Mnd. Pengadilan memberikan suatu putusan bahwa kasus mengenai diserangnya seseorang oleh seekor anjing terhadap seorang pengunjung mall yang sedang membeli kebutuhan peliharaanya di suatu Petshop di Manado merupakan suatu perbuatan melawan hukum. Adanya suatu perbuatan yang dilakukan hewan peliharaan, maka pemilik hewan peliharaan tersebut harus bertanggung jawab atas segala bentuk perbuatan yang menimbulkan kerugian bagi orang lain Tanggung jawab seseorang pemilik hewan peliharaan gugur apabila ia dapat membuktikan ia tidak lalai dalam pengawasannya.

Page 1 of 1 | Total Record : 10