cover
Contact Name
Retno Andriati
Contact Email
retno.andriati@fisip.unair.ac.id
Phone
+6289518900161
Journal Mail Official
biokultur@journal.unair.ac.id
Editorial Address
Kampus C Universitas Airlangga, JL. Mulyorejo, Surabaya, Mulyorejo, Surabaya City, East Java 60115
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Biokultur
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 23023058     EISSN : 27462692     DOI : http://dx.doi.org/10.20473/bk.v10i1.27409
Biokultur receives manuscripts from both original articles which are field-work research and literature review in the field of Anthropology. The scope of the anthropology includes: Social Anthropology Physical Anthropology Political Anthropology Cultural and Society
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 9 No. 2 (2020): Responses to Cultural Changing" : 5 Documents clear
Strategi Digital Content Marketing pada Akun Media Sosial Instagram Mojok.co Dalam Mempertahankan Brand Engagement Dhealda Ainun Saraswati; Chatia Hastasari
Biokultur Vol. 9 No. 2 (2020): Responses to Cultural Changing
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v9i2.22980

Abstract

Penelitian ini untuk mengetahui strategi pengelolaan digital content marketing pada akun media sosial Instagram Mojok.co dalam mempertahankan brand engagement. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah tim media sosial Mojok.co dan pengikut Instagram Mojok.co yang dipilih secara purposive. Hasil penelitian ini menjunjukan bahwa strategi digital content marketing pada akun media sosial Instagram Mojok.co terbagi dalam beberapa tahapan yaitu 1) Menetapkan Tujuan dengan membangun brand awareness Mojok.co, 2) Pemetaan Target Pasar yaitu anak muda usia 18-24 tahun atau di masa aktualisasi diri, 3) Penggagasan dan Perencanaan Konten dilakukan dengan dua format konten utama yaitu konten turunan dan konten orisinil, 4) Penciptaan Konten dilakukan oleh tim media sosial Mojok.co dalam satu minggu sekali, secara spontan dan sistem tabungan, 5) Distribusi Konten dilakukan menggunakan owned media, 6) Penguatan Konten dilakukan dengan meningkatkan kualitas, evaluasi dan inovasi pada konten, memperluas jangkauan kontributor dan menjadi pemancing isu baru, 7) Evaluasi Pemasaran Konten dilakukan dengan kurasi konten yang bersifat relateable dan shareable, 8) Perbaikan Pemasaran Konten dilakukan dengan kurasi dan inovasi konten serta mengikuti tren di media sosial.
Apropriasi Rumah Tradisional Batak Toba pada Arsitektur Gereja Katolik Pangururan di Samosir Ronald Hasudungan Irianto Sitindjak
Biokultur Vol. 9 No. 2 (2020): Responses to Cultural Changing
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v9i2.23118

Abstract

Artikel ini fokus pada bentuk apropriasi rumah tradisional Batak-Toba pada arsitektur Gereja Katolik. Apropriasi budaya adalah penggunaan simbol budaya, artefak, genre, ritual, atau teknologi oleh anggota budaya lain, dimana unsur-unsur tersebut dipilih melalui proses penyesuaian agar akhirnya dapat diterima menjadi hak milik, tanpa keharusan memproduksi bentuk yang baru. Bentuknya dapat berupa pertukaran budaya, dominasi budaya, eksploitasi budaya ataupun berupa transkulturasi. Bentuk apropriasi ini dapat dijumpai pada bentuk arsitektural dari Gereja Katolik Pangururan yang terletak di pulau Samosir, daerah asalanya budaya Batak Toba. Metode penelitian bersifat kualitatif dengan pendekatan etnografi. Data diperoleh melalui observasi lapangan, dokumentasi visual, wawancara serta ekplorasi pustaka. Sedangkan proses analisis mengaitkan temuan dari lapangan dengan kajian hasil eksplorasi pustaka terkait rumah tradisional Batak Toba. Hasil yang diperoleh, terdapat konsep-konsep dari rumah tradisional Batak Toba yang diadopsi oleh gereja Katolik, dan diimplementasikan pada bentuk arsitektural Gereja Katolik Pangururan. Apropriasi itu terlihat pada konsep wujud bangunan, ornamen ragam hias, posisi bangunan dan orientasi bangunan dari Gereja Katolik Panguruan. Apropriasi ini telah memperkaya budaya gereja Katolik dan budaya Batak Toba secara bersamaan. Dalam hal ini proses apropriasi memberi keuntungan bagi kedua budaya yang bertemu.
Transmisi Budaya dalam Keluarga Tunanetra dan Awas Alfian Andhika Yudhistira
Biokultur Vol. 9 No. 2 (2020): Responses to Cultural Changing
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v9i2.23116

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menarasikan bagaimana proses transmisi/pewarisan budaya dalam keluarga dengan orang tua tunanetra yang memiliki anak awas (dapat melihat) dan bagaimana pula proses transmisi budaya yang terjadi pada keluarga dengan orang tua awas yang memiliki anak tunanetra. Tunanetra adalah setiap orang yang mengalami hambatan penglihatan baik total atau sebagian. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Jombang dan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode life history dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teori pewarisan budaya dari Margaret Mead. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pewarisan budaya yang terjadi di dalam dua keluarga tersebut berlangsung melalui budaya belajar sambil lalu/learning culture dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga dengan orangtua tunanetra dan anak yang awas selalu membiarkan anaknya melakukan apa pun selagi dianggap itu baik dan tidak mengganggu anggota keluarga lain di rumah dan tanggung jawab dengan apa yang dilakukan, karena itu anak tahu kewajiban mereka dengan sendirinya. Keluarga dengan orangtua awas dan anak tunanetra tidak membatasi anak dalam aktivitas sehari-hari selagi tidak membahayakan dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar agar anak menjadi mandiri.
Stress Markers Pada Calcaneus Penambang Belerang di Gunung Welirang Nadia Amalia
Biokultur Vol. 9 No. 2 (2020): Responses to Cultural Changing
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v9i2.23117

Abstract

Stress markers adalah tanda pada tulang yang menjadi petunjuk bahwa individu tersebut pernah melakukan suatu pekerjaan yang melibatkan kerjasama otot dan sendi untuk beraktivitas dengan intensitas waktu yang lama dan berulang. Penambang belerang di Gunung Welirang melakukan aktivitas pekerjaannya dengan  beban belerang sebanyak ±100-250 kg setiap hari dengan cara dipikul dan ditarik menggunakan gerobak, dengan tumpuan terbesarnya berada pada tulang calcaneus. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana variasi stress markers yang muncul pada tulang calcaneus penambang belerang terkait lama kerja, beban kerja, dan inensitas kerja. Metode yang digunakan dalam pengambilan dan pengumpulan data ini adalah metode observasi, kuesioner terbuka, dan rontgen untuk melihat adanya stress markers. Adapun analisis data yang digunakan adalah metode kuantitatif, yaitu melihat hasil foto rontgen dan menganalisisnya dengan data lama kerja, beban kerja, dan intensitas kerja pada tiap individu penambang belerang Gunung Welirang. Hasilnya adalah terdapat variasi stress markers berupa osteopit sebanyak 87,5%  dan robustisitas sebanyak 100%  pada calcaneus penambang belerang, serta terdapat variasi letak stress markers pada osteopit dan robustisitas. Hal tersebut disebabkan karena perbedaan usia, lama masa kerja, beban kerja, dan intensitas kerja pada masing-masing subjek penelitian.
Perlawanan Hegemoni Budaya dan Mitos pada Karya Seni Rupa Digital Biennale Jatim Jokhanan Kristiyono
Biokultur Vol. 9 No. 2 (2020): Responses to Cultural Changing
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bk.v9i2.22365

Abstract

Penelitian ini menganalisis praktik seni melalui karya seni rupa digital yang dilakukan oleh seniman digital yang tergabung pada komunitas seni Biennale Jatim. Karya seni yang dianalisis ini untuk melihat secara mendalam dan eksploratif bagaimana ekspresi perlawanan dominasi dan hegemoni budaya, dominasi mitos yang melembaga pada masyarakat. Dengan pendekatan studi kualitatif melalui metode etnografi digital, peneliti melakukan eksplorasi secara medalam dengan observasi partisipasi proses penciptaan karya dan instalasi karya seni pada pameran Biennale Jatim 7. Dua karya seni yang dianalisis pada penelitian ini menunjukkan sebuah temuan penelitian yaitu gambaran nyata tentang perlawanan atas hegemoni (counter hegemony) lewat karya-karya seni. Perlawanan terhadap kondisi sosial masyarakat dan perlawanan terhadap budaya dan mitos pada masyarakat. Para seniman muda yang tergabung di komunitas seni digital Biennale Jawa Timur ini mengganggap praktik seni pada budaya Barat telah melakukan alienisasi terhadap masyarakat di Indonesia terutama masyarakat seni. Sebagai dampaknya, masyarakat Indonesia yang memiliki kultur sosial sangat berbeda dengan Barat, menjadi kaum yang inferior.

Page 1 of 1 | Total Record : 5