cover
Contact Name
Hadiyanto
Contact Email
hadiyanto@che.undip.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jakawindarta@lecturer.undip.ac.id
Editorial Address
Program Studi Magister Energi Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro Jl. Imam Bardjo, SH-No 3, Semarang 50241
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 27226719     EISSN : 27226719     DOI : https://doi.org/10.14710/jebt
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan dimaksudkan sebagai media publikasi hasil-hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel review, full artikel penelitian dan short communication dalam bidang pengembangan energi baru dan terbarukan. Artikel dapat ditulis dalam bahasa Indonesia maupun dalam Bahasa Inggris. Jurnal memiliki fokus pada pengembangan energi baru dan terbarukan namun tidak menutup kemungkinan pada energi fosil dan yang tidak terbarukan. Jurnal menerima artikel dari kajian energi dari berbagai aspek multidisiplin keilmuan seperti manajemen, energi, teknologi energi, diversifikasi energi, kebijakan energi, ekonomi energi.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 3 (2021): Oktober 2021" : 5 Documents clear
Energi Mandiri dengan Pemanfaatan Limbah Cair pada Industri Pabrik Kelapa Sawit Daniel Pasaribu; Endang Kusdiyantini
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 2, No 3 (2021): Oktober 2021
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.415 KB) | DOI: 10.14710/jebt.2021.11163

Abstract

Limbah merupakan permasalahan yang cukup serius di dunia industri kelapa sawit dan berdampak merusak lingkungan. Sehingga ditemukan teknologi biogas untuk mengatasi limbah cair (POME) dan dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Teknologi tank reaktor cukup efektif dalam penanganan limbah cair (POME) untuk menghindari gas metan terlepas ke udara atmosfir. Pengembangan teknologi biogas di Indonesia terus dilakukan dari pendekatan skala besar dan kecil. Dari kapasitas produksi pabrik sebesar 30 ton/jam Tandan Buah Segar (TBS) dapat menghasilkan tenaga listrik sebesar  1 MW dari PLT Biogas (PLTBg).
Tinjauan Kebijakan dan Regulasi Pengembangan PLTS di Indonesia Handoko Bayu; Jaka Windarta
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 2, No 3 (2021): Oktober 2021
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.046 KB) | DOI: 10.14710/jebt.2021.10043

Abstract

Ketergantungan terhadap sumber energi fosil sebagai bahan bakar pembangkit listrik masih mendominasi sebagian besar sistem pemenuhan kebutuhan energi listrik di Indonesia. Usaha dalam rangka mengurangi fosil sebagai bahan bakar pembangkit dan beralih menggunakan energi baru terbarukan diupayakan oleh pemerintah dengan diterbitkannya aturan mengenai Kebijakan Energi Nasional. Komitmen pemerintah dalam rangka mendukung Kebijakan Energi Nasional, tercapainya 23% penggunaan energi baru dan terbarukan pada tahun 2025 diwujudkan dengan berbagai macam kebijakan maupun regulasi, salah satunya pada pengembangan PLTS di Indonesia. Adanya kepastian dan payung hukum pelaksanaan pengembangan PLTS diharapkan mampu memberi kesempatan seluas luasnya untuk memaksimalkan potensi energi surya yang ada di Indonesia. Regulasi dari sisi teknis maupun fiskal harus terus diperbarui untuk mendukung investasi pada pengembangan PLTS.
Maksimalkan Potensi Geothermal dengan Pembentukan Holding BUMN Geothermal Jonius Christian Harefa; Udi Harmoko
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 2, No 3 (2021): Oktober 2021
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1368.712 KB) | DOI: 10.14710/jebt.2021.11074

Abstract

Geothermal merupakan potensi energi yang ramah lingkungan dan merupakan energi primer yang dapat diandalkan dikarenakan siklus pemanfaatannya yang sangat lama. Geothermal energi di Indonesia merupakan cadangan terbesar kedua di dunia. Akan tetapi, pemanfaatannya masih belum maksimal dikarenakan pemanfaatan energi di Indonesia masih di dominasi oleh energi berbahan bakar fosil dibandingkan dengan berbahan bakar non fosil. Transisi pemanfaatan energi dari energi fosil ke non fosil telah dituangkan dalam rencana umum energi nasional. Persentase penggunaan energi terbarukan diharapkan naik setiap tahun, sebaliknya energi fosil perlahan mulai ditinggalkan. Tantangan dalam pemanfaatan geothermal juga sangat besar. Nilai investasi yang sangat besar diawal dan tingkat resiko investasi yang sangat besar membuat investor mengkaji kembali secara matang untuk berinvestasi di sektor ini. Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini melalui kementerian BUMN berencana membentuk Holding BUMN khusus Geothermal energi. Pembentukan Holding BUMN Geothermal diharapkan dapat memaksimalkan potensi “harta karun” Indonesia terbesar kedua di dunia ini. Teknologi geothermal saat ini juga sudah mendukung secara maksimal untuk teknologi combined cycle sehingga pemanfaatannya bisa dimaksimalkan. Holding BUMN merupakan langkah yang tepat untuk pemanfaatan potensi geothermal di Indonesia.
Overview Penyediaan Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Air Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) Hendra Ardi Kurniawan; Jaka Windarta
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 2, No 3 (2021): Oktober 2021
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.213 KB) | DOI: 10.14710/jebt.2021.10045

Abstract

Seperti terlampir pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), peran EBT ditargetkan minimal sebesar 23% dari total kebutuhan energi pada Tahun 2025. Secara khusus, penelitian ini membahas mengenai pemantauan penyediaan kapasitas pembangkit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) guna untuk mendukung bauran energi sebesar 23%. Overview yang dilakukan melibatkan dua sumber data sebagai data sekunder yang berasal dari data pemodelan RUEN dan BPS. Pengumpulan data dilakukan yang kemudian dilanjutkan dengan perbandingan antara ketersediaan kapasitas aktual dengan pemodelan RUEN. Secara keseluruhan, pencapaian aktual penyediaan pembangkit PLTA memiliki gap sebesar 3% dari RUEN dimana Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan penyediaan kapasitas pembangkit tertinggi berdasaran RUEN sebesar 234,27 MW dari perencanaan 2,2 MW sedangkan Provinsi Aceh menunjukkan provinsi yang memiliki progres paling rendah jika dibandingkan dengan provinsi lain yakni sebesar 2,64 MW dari perencanaan 128,4 MW. Studi lanjutan perlu dilakukan sebagai justifikasi dari setiap kemajuan dan/atau keterlambatan penyediaan yang disetiap wilayah sehingga dapat digunakan sebagai lesson learned untuk provinsi lain.
Dari Energi Fosil Menuju Energi Terbarukan: Potret Kondisi Minyak dan Gas Bumi Indonesia Tahun 2020 – 2050 Agus Eko Setyono; Berkah Fajar Tamtomo Kiono
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 2, No 3 (2021): Oktober 2021
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (671.683 KB) | DOI: 10.14710/jebt.2021.11157

Abstract

Arah kebijakan pengelolaan energi kedepan berpedoman pada paradigma baru untuk menciptakan lingkungan yang sehat melalui program energi bersih. Sejalan dengan hal tersebut, Indonesia dalam kebijakannya yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) memiliki target pertumbuhan pangsa EBT yang cukup besar. Besaran pangsa EBT pada tahun 2025 dan 2050 masing masing sebesar 23% dan 31% dari total kebutuhan energi nasional. Akan tetapi sampai tahun 2020 realisasi pangsa EBT baru mencapai 11,31%. Dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat dan pertumbuhan EBT yang masih lamban, membuat ketergantungan kepada enegi fosil khususnya minyak dan gas bumi kemungkinan besar masih terus berlanjut. Selain itu jika dilihat dari proyeksi bauran energi Indonesia kedepan, energi migas akan tetap menjadi tumpuan utama baik berdasarkan skenario Business as Usual (BaU) maupun Current Policy (CP). Kebutuhan yang semakin meningkat berbanding terbalik dengan cadangan dan produksi nasional yang semakin berkurang. Untuk mencapai ketahanan dan kemandirian energi migas kedepan banyak tantangan yang membutuhkan kebijakan dan strategi yang tepat, diantaranya yaitu bagaimana mengatasi semakin menurunnya produksi, yang disebabkan penurunan alamiah dari sumur-sumur tua dan rendahnya tingkat keberhasilan eksplorasi migas. Kemudian masalah infrastruktur migas yang belum terintegrasi sehingga membuat disparitas harga migas antar wilayah. Serta faktor ekonomi meliputi inflasi dan nilai tukar rupiah.

Page 1 of 1 | Total Record : 5