cover
Contact Name
Nurnadiyah Syuhada
Contact Email
nsyuhada@uinmataram.ac.id
Phone
+6281313322667
Journal Mail Official
al-afaq@uinmataram.ac.id
Editorial Address
Prodi Ilmu Falak - Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Mataram, Jl. Gajah Mada 100, Jempong – Kota Mataram,Nusa Tenggara Barat (NTB).
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Al-Afaq: Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi
ISSN : 26850176     EISSN : 27220176     DOI : https://doi.org/10.20414/afaq.v3i2
Core Subject : Science, Social,
Jurnal Al-Afaq merupakan jurnal yang dibentuk oleh Prodi Ilmu Falak Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Jurnal ini membahas keilmuan Ilmu Falak terkait kajian arah kiblat, Hisab dan Rukyah awal Bulan Hijriah, Kalender Dunia dan Fenomena Gerhana. Selain itu, jurnal Al-Afaq juga membahas kaitan antara fenomena astronomi umum dengan kajian ilmu falak.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 70 Documents
PENGARUH DEKLINASI MAGNETIK PADA KOMPAS DAN KOORDINAT GEOGRAFIS BUMI TERHADAP AKURASI ARAH KIBLAT Arino Bemi Sado
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 1 No. 1 (2019): Vol. 1 No. 1 Juni 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.65 KB) | DOI: 10.20414/afaq.v1i1.1843

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh deklinasi magnetik pada kompas dan koordinat geografis bumi terhadap akurasi arah kiblat. Pengambilan data menggunakan teknik Cluster Sampling dengan populasinya adalah wilayah Indonesia yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu wilayah yang letak geografisnya dekat dengan khatulistiwa dan wilayah yang letak geografisnya jauh dari khatulistiwa. Data diperoleh melalui dokumen, observasi dan perhitungan matematis dengan menggunakan rumus spherical trigonometri. Selanjutnya, data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis varian (ANAVA) dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa deklinasi magnetik pada kompas, baik yang bernilai kurang dari satu derajat maupun lebih dari satu derajat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap akurasi arah kiblat. Koordinat geografis bumi baik yang letaknya dekat maupun jauh dari khatulistiwa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap akurasi arah kiblat. Di samping itu juga tidak terdapat hubungan interaktif antara deklinasi magnetik dengan koordinat geografis bumi yang dari interaksi itu akan berpengaruh terhadap akurasi arah kiblat.
HISAB ARITMATIK: (Kajian Epistemologi atas Pemikiran Ma’??m Bin Ali dalam Kitab Bad?‘ah Al-Mi??l) M. Rifa Jamaludin Nasir
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 1 No. 1 (2019): Vol. 1 No. 1 Juni 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1133.721 KB) | DOI: 10.20414/afaq.v1i1.1850

Abstract

Makalah ini meneliti dan mengungkapkan pandangannya tentang metode perhitungan aritmatika dengan objek penelitian pemikiran perhitungan Ma'??m ibn Ali dalam buku Bad?'ah al-Mi??l. Dalam tulisan ini dijelaskan bagaimana aplikasi epistemologi aksiologi perhitungan awal bulan dalam Kamariah.
Jaringan Ulama Falak Nusantara: (Studi Geneologi Keilmuan Falak Syekh Muhammad Yasin Al-Fadani) Nur Hidayatullah
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 1 No. 1 (2019): Vol. 1 No. 1 Juni 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.455 KB) | DOI: 10.20414/afaq.v1i1.1854

Abstract

Ilmu Falak yang sampai ke kita saat ini merupakan perjalanan panjang dari satu tokoh ke tokoh yang lain, dari satu daerah ke daerah yang lain, melintasi banyak ruang dan waktu. Mulai dari Hermes di Babilonia sampai ke para kyai di Indonesia. Di akhir abad 20 M, Musnid ad-Dunya Syekh Muhammad Yasin al-Fadani tampil sebagai poros keilmuan di dunia, utamanya di bidang ilmu hadis dan sanad. Ternyata ia juga ahli falak, bahkan mempunyai sanad keilmuan falak yang tinggi dibanding dengan ulama falak lainnya di nusantara. Menjaga tradisi sanad dan ijazah keilmuan merupakan salah satu cara mendapatkan ilmu yang berkah dan manfaat. Penelitian ini diarahkan kesana. Berangkat dari kitab al-Mawahib al-Jazilah, Bulugh al-Amani, dan al-Maslak al-Jali, penulis merumuskan masalah: 1) bagaimana interaksi Syekh Yasin dengan Ilmu Falak, dan 2) bagaimana jaringan sanad keilmuan Falak Syekh Muhammad Yasin al-Fadani. Semua ulasan yang ada merupakan hasil dari studi pustaka dan merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) Syekh Yasin mempunyai setidaknya 15 guru di bidang Ilmu Falak, dan telah menelaah ratusan kitab falak, 2) sanad keilmuan falak Syekh Yasin terhubung sampai Syekh Muhammad al-Hattab ar-Ra?ini al-Maliki (902 – 954 H), ulama besar abad kesepuluh hijriah, dan 3) mempunyai sanad yang terhubung dengan para ulama falak di nusantara, baik terhubungnya karena menjadi guru atau karena seperguan dengan guru yang sama.
Syafaqul Ahmar dan Syafaqul Abyadh Ahmad Saifulhaq Almutadi
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 1 No. 1 (2019): Vol. 1 No. 1 Juni 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (966.423 KB) | DOI: 10.20414/afaq.v1i1.1858

Abstract

Penelitiannya ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh syafaq matahari terhadap awal waktu Maghrib dan Isya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui studi pustaka berbagai catatan, buku-buku ilmiah serta jurnal-jurnal ilmiah yang terkait tema studi yang dilakukan. Hasil studi menunjukkan bahwa Syafaq ahmar merupakan tanda berakhirnya waktu Maghrib dan awal waktu Isya?. Adapun syafaq abyadh sebagaimana yang dipedomani oleh madzhab Hanafi dan Hambali digunakan pada saat normal, pada waktu-waktu tertentu, madzhab tersebut juga menggunakan syafaqul ahmar sebagai penentu awal Isya?. Selain itu, diketahui juga bahwa hilangnya syafaq sebagai fenomena penentuan awal waktu Maghrib dan Isya? dipengaruhi oleh lintang dan musim yang bervariasi di tempat satu dan lainnya.
Kalender Rowot Sasak: (Kalender Tradisi Masyarakat Sasak) Muhammad Awaludin
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 1 No. 1 (2019): Vol. 1 No. 1 Juni 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.427 KB) | DOI: 10.20414/afaq.v1i1.1859

Abstract

Kalender Rowot Sasak merupakan salah satu penanggalan tradisi yang digunakan, dipedomani dan dikembangkan oleh masyarakat Sasak sebagai penanda waktu, acuan untuk penyelenggaraan hajat, serta bercocok tanam atau bertani di Pulau Lombok. Tulisan ini mencoba untuk mendeskripsikan tentang Kalender Rowot Sasak sebagai salah satu khazanah kebudayaan masyarakat suku Sasak, dan juga menelaah variabel-variabel yang terdapat didalamnya. Kalender warisan tradisi ini menggunakan bintang pleiades sebagai acuan awal tahunnya. Pada mulanya Kalender Rowot Sasak berupa informasi-informasi yang bersumber dari papan warige, namun kini telah bertransformasi menjadi Kalender dalam bentuk konvensional.
ISTIWAAINI “SLAMET HAMBALI”: (SOLUSI ALTERNATIF MENENTUKAN ARAH QIBLAT MUDAH DAN AKURAT) Ahmad Fadholi
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 1 No. 2 (2019): Vol. 1 No. 2 Desember 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.788 KB) | DOI: 10.20414/afaq.v1i2.1946

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan berbagai alat untuk mempermudah manusia. Tidak ketinggalan pula dalam pengukuran arah qiblat, ada beberapa alat bantu untuk memudahkan pengukurannya. Salah satunya alat yang bernama “Istiwaani Slamet Hambali”, munculnya alat ini sebagai jawaban atas anggapan bahwa menetukan arah qiblat itu susah “njelimet” dalam pandangan masyarakat. Alat ini didesain agar dapat digunakan dengan sangat mudah, cepat dan akurat sehingga memungkinkan untuk digunakan kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun, selama ada sinar Matahari.
Implementasi Parameter Kelayakan Tempat Rukyat Al Hilal Di Pantai Alam Indah Tegal Muhammad Awaludin; Muhammad Nurkhanif; Alamsyah .
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 1 No. 2 (2019): Vol. 1 No. 2 Desember 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.806 KB) | DOI: 10.20414/afaq.v1i2.1947

Abstract

Artikel penelitian ini fokus pada tempat rukyat di Pantai Alam Indah Tegal. Pantai Alam Indah Tegal secara resmi digunakan sebagai tempat rukyat sejak 2006 hingga sekarang. Karena aspek tempat merupakan faktor penting dalam keberhasilan rukyat al-hilal, maka perlu dilakukan uji kelayakan baik dari aspek parameter primer dan / atau parameter sekunder sebagai tempat rukyat yang telah digunakan seperti pada Pantai Alam Indah Tegal. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi lapangan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian adalah pertama; Pantai Alam Indah Tegal digunakan sebagai salah satu tempat rukyat al-hilal karena berdasarkan pertimbangan lokasi geografisnya sesuai dengan hasil wawancara dan dicocokkan dengan hasil pengamatan di lapangan. Kedua; menunjukkan bahwa Pantai Alam Indah Tegal cukup layak untuk digunakan sebagai salah satu tempat rukyat al-hilal setelah uji kelayakan dilakukan dengan teori kelayakan parameter lokasi rukyat baik dari parameter primer dan / atau sekunder .
Awal Pasah dan Tellasan Pondok Pesantren Al-Karawi Kabupaten Sumenep dalam Pusaran Hukum Islam Muhammad Awaludin; Fathor Rausi
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 1 No. 2 (2019): Vol. 1 No. 2 Desember 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.34 KB) | DOI: 10.20414/afaq.v1i2.1948

Abstract

Awal pasah dan tellasan Pondok Pesantren Al-Karawi seringkali berbeda dengan keputusan Pemerintah (Kementerian Agama RI) atau ormas Islam, seperti Nahdlatul Ulama atau Muhammadiyah. Pondok Pesantren Al-Karawi menggunakan metode hisab yang disusun oleh salah satu pengasuh pondok pesantren tersebut dalam menentukan masuknya awal pasah dan tellasan. Praktik demikian berlangsung sangat lama dan banyak diikuti karena kepatuhan masyarakat di desa pesantren tersebut berdiri, yaitu Desa Karay Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep sangat tinggi. Pembahasan makalah ini dimaksudkan untuk menganalisis fenomena awal pasah dan tellasan Pondok Pesantren Al-Karawi Kabupaten Sumenep dalam perspektif hukum Islam (Fikih). Hasil dari analisis tersebut adalah ibadah pasah dan tellasan yang dipraktikkan oleh Pondok Pesantren Al-Karawi berikut orang yang mengikutinya berstatus sah dengan bersandarkan kepada pendapat Muhammad Nawawi al-Bantani bahwa ahli hisab wajib mengamalkan hasil perhitungannya, demikian juga dengan orang yang mempercayainya.
Telaah Kritis Gerhana Flat Earth Dalam Perspektif Teori Kebenaran Pragmatis Mursyid Fikri
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 1 No. 2 (2019): Vol. 1 No. 2 Desember 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.03 KB) | DOI: 10.20414/afaq.v1i2.1949

Abstract

: Di tengah berkembang teori sains modern terkait gerhana, teori ini dihadapkan sebuah tantangan baru dengan kemunculan gerakan konspirasi penganut konsep bumi datar (Flat Earth) yang mengkritik berbagai konsep bumi, bulan, matahari dan gerhana sains modern. Mereka beranggapan bahwa Jarak dan ukuran bumi, bulan dan matahari versi sains modern yang telah di ajarkan disekolah-sekolah 500 tahun yang lalu sampai sekarang hanyalah sebuah “asumsi diatas asumsi tanpa bisa di buktikan secara ilmiah”. ketika jarak matahari dan bulan terhadap bumi berbeda dengan sains modern akan berdampak terhadap teori gerhana yang dibangunnya, flat earth mengungkap teori bahwa gerhana bukan terjadi karena masuknya bayang-bayang bulan melainkan ada benda langit selestial yang lain yang menutupi matahari. Jenis penelitian ini yaitu penelitian library research dengan dua pendekatan yakni pendekatan metode kualitatif dan pendekatan sudut pandang filsafat ilmu teori kebenaran. Oleh sebab itu penulis bertujuan untuk menelaah secara kritis pengembangan teori gerhana penganut flat earth. Dalam hal ini sejauh mana Penganut flat earth mendeskripsikan keselarasan matahari, bulan, bumi pada kejadian gerhana. dan menelaah teori gerhana tersebut menurut teori kebenaran pragmatis.
Hadis Im?mah Jibr?l Perspektif Astronomis Muhammad Awaludin; Muhammad Saleh Sofyan; Sazali .
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 1 No. 2 (2019): Vol. 1 No. 2 Desember 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.277 KB) | DOI: 10.20414/afaq.v1i2.1950

Abstract

Hadis Im?mah Jibr?l merupakan hadis yang paling lengkap dan banyak dipakai sebagai dasar penentuan waktu salat oleh ulama fikih. Di dalamnya, Jibr?l datang kepada Rasul dan menunjukkan waktu salat dalam dua hari yang berbeda. Jika tidak dilihat dari perspektif astronomis, secara redaksional, hadis ini mengandung ambiguitas. Di hari pertama Jibr?l menunjuk untuk mengerjakan waktu salat Zuhur ketika panjang bayangan telah sama dengan bendanya, sementara di hari yang kedua, justeru salat Asar yang dikerjakan di waktu itu. Makalah ini menganalisis hadis Im?mah Jibr?l itu dari perspektif Astronomi agar tidak menimbulkan kesan ambigu. Pembacaan astronomis terhadap Im?mah Jibr?l dalam makalah ini menunjukkan bahwa hadis ini telah terkonfirmasi oleh teori-teori astronomis. Artinya, hadis ini telah mempertimbangkan pergerakan kemiringan semu matahari (dalam ilmu falak disebut sebagai deklinasi) yang memberi pengaruh kepada perbedaan panjang bayangan ketika Zuhur dan Asar dalam satu tahun. Pembacaan ini membuktikan Jibr?l sebagai pembawa wahyu Tuhan, sejak lebih dari seribu dua ratus tahun yang lalu, telah menerapkan teori yang kemudian dirumuskan dan dikembangkan di abad modern ini. Dengan kata lain, makalah ini juga membuktikan bahwa hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam, akan senantiasa relevan di tempat manapun dan kapanpun juga