cover
Contact Name
Prof. Widiatmaka
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jtl_soilipb@yahoo.com
Editorial Address
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Wing 12 Lt 4, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan (Journal of Soil Science and Environment)
ISSN : 14107333     EISSN : 25492853     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan merupakan media yang menyajikan artikel mengenai hasil penelitian dan telaah perkembangan mutakhir dalam bidang ilmu tanah, air, dan ilmu lingkungan sebagai bahan kajian utama.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 24 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan" : 11 Documents clear
Aplikasi Kombinasi Biochar dan Pupuk Hayati pada Tanaman Jagung di Lahan Kering Kabupaten Pandeglang: Application of Biochar and Biofertilizer Combination on Corn in Up Land Pandeglang Regency Dhanti Hanifa Muslimah; Rahayu Widyastuti; Gunawan Djajakirana
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 24 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitl.24.2.47-52

Abstract

Biochar is an alternative amendment for improving soil is to rehabilitate degraded land, especially dry land. In addition, biochar serves as a habitat for soil microbes that play an important role in the availability of nutrients for plants. The use of biofertilizers in agriculture is part of the support for sustainable agriculture because it is environmentally friendly. This study aimed to examine effect of application biochar and biofertilizers combination on chemical and biological properties of soil as well as growth and yield of maize in an up land, Pandeglang Regency. The experimental design in this study was a factorial completely randomized design with two factors. The first factor was biochar with 3 levels (0; 2.5; 5 tons ha-1) and the second factor was combination of biofertilizer (PHC) and NPK with 5 types (100% PHC, 100% NPK, 25% PHC + 75% NPK, 50% PHC + 50% NPK, and 75% PHC + 25% NPK). Each treatment was replicated 3 times so there were 45 experimental units. The results of this study showed that the application of biochar dose of 5 tons ha-1 (B2) significantly increased K-available in soil and plant height. The combination of 75% biofertilizer and 25% NPK (P4) significantly increased the population of N2-fixing bacteria and cellulolytic bacteria. The combination of biochar dose 2 with 100% NPK fertilizer (B2P1) is the best treatment combination in improving soil nutrient status. On the other hand, the combination of application of biochar dose 1 (2.5 ton ha-1) with 50:50 concentration of biofertilizer and NPK (B1P3) has the opportunity to support the growth and yield of maize.
Efektivitas Pupuk Hayati Cair pada Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa) Serta Analisis Usaha Taninya: The Effectiveness of Liquid Bio-Fertilizer on Rice Plants (Oryza sativa) and the Analysis of Farming Business Fahrizal Hazra; Dwi Andreas Santosa
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 24 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitl.24.2.39-46

Abstract

Farmers in Indonesia are beginning to understand the importance of biofertilizers with standardized quality and effectiveness required by the Indonesian Ministry of Agriculture. So that many biological fertilizers circulating in the market need to be researched to test their quality and effectiveness. The purpose of this study was to test the quality and effectiveness, as well as farm business analysis of liquid biological fertilizers on lowland rice (Oriza sativa). The treatments were arranged in 5 levels of fertilization, namely: without application of fertilizer or control (P0), 1.00 dose of NPK (P1), 1.00 dose of NPK + 1.00 dose of biological fertilizer (P2), 0.75 dose of NPK + 1.00 dose of biological fertilizer (P3), 0.50 dose NPK + 1.00 dose of biofertilizer (P4). The experiment was carried out with 4 replications so that there were 20 experimental units. Each experimental unit is a plot of land with an area of ​​25 m2. The results showed that the quality test met the criteria of Ministry of Agriculture No. 1 of 2019, also the application of biological fertilizers in the field in general resulted in the growth and yield of lowland rice plants that were the same as the comparison, and better than the control treatment. The treatment of 0.75 doses of NPK + 1.00 doses of biological fertilizers is the most effective and beneficial treatment agronomically with an RAE value of 100%, and economically with an R/C value of 1,83.
Kelimpahan dan Keanekaragaman Collembola dan Hubungannya dengan Tingkat Kesuburan Tanah Lahan Percontohan Reklamasi Tambang Timah Desa Bukit Layang, Bangka: Collembola Abundance and Diversity and Its Correlation With Soil Fertility Status of Tin Mine Pilot Reclamation Project Bukit Layang Village, Bangka Frista Chairunnisa; Riko Irwanto; Rion Apriyadi
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 24 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitl.24.2.103-109

Abstract

Pulau Bangka merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia, didominasi dengan tambang darat. Berbagai program reklamasi lahan bekas tambang timah telah dilakukan di pulau Bangka, dan untuk memantau keberhasilannya diperlukan indikator-indikator yang mencirikan perbaikan kualitas tanah. Salah satu bioindikator yang memiliki potensi sebagai indikator keberhasilan program reklamasi adalah komunitas mesofauna tanah, seperti Collembola (Ekor pegas). Penelitian lebih lanjut dan variasi korelasi data diperlukan untuk mendukung pernyataan tersebut. Penelitian ini menghitung kelimpahan, keanekaragaman, kekayaan jenis, kemerataan jenis, dan dominansi jenis Collembola yang dihubungkan dengan beberapa parameter kesuburan tanah. Lokasi penelitian merupakan lahan percontohan reklamasi tambang timah darat aluvial “Air Kundur 3”. Collembola yang ditemukan berjumlah 7 famili sebanyak 6.642 invidu. Lahan Reklamasi Air Kundur 3 berdasarkan parameter C-Organik, Kapasitas Tukar Kation, dan Kejenuhan Basa termasuk kategori kesuburan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan nilai indeks keanekaragaman, kekayaan dan kemerataan jenis diikuti dengan peninggatan parameter C-Organik, Kapasitas Tukar Kation, ketebalan dan berat kering serasah. Peningkatan Kelimpahan relatif dan dominansi Collembola diikuti dengan penurunan indeks keanekaragaman, kekayaan dan nilai kemerataan jenis. Penelitian ini memperkuat dugaan bahwa Indeks keanekaragaman, kekayaan, dan kemerataan jenis Collembola berpotensi dapat digunakan sebagai indikator kesuburan tanah reklamasi lahan pascatambang timah.
Identifikasi Penggunaan Lahan dan Analisis Kesesuaian Pola Ruang menggunakan Citra Landsat 8 OLI Tahun 2020 : Studi Kasus: Sub-DAS Cikeruh, Citarik, dan Cirasea Dwiki Ramadhan Rahman; Apong Sandrawati; Shantosa Yudha Siswanto
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 24 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitl.24.2.79-86

Abstract

Sub-DAS Cikeruh, Citarik, dan Cirasea merupakan salah satu bagian DAS Citarum yang masuk ke dalam 15 DAS prioritas pemulihan lahan kritis. Salah satu penyebab terjadinya kekritisan lahan adalah pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kapabilitas lahan ataupun arahan pola ruang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis penggunaan lahan di Wilayah Sub-DAS Cikeruh, Citarik, dan Cirasea pada tahun 2020 serta mengevaluasi kesesuaian penggunaan lahan terhadap Pola Ruang RTRWP Jawa Barat periode 2009-2029. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan analisis kuantitatif deskriptif melalui interpretasi citra satelit Landsat 8 OLI metode supervised classification dengan algoritma maximum likelihood dan analisis kesesuaian menggunakan metode overlay (union) antara data penggunaan lahan yang dihasilkan terhadap Pola Ruang RTRWP Jawa Barat. Hasil dari proses interpretasi citra Landsat 8 OLI teridentifikasi 5 jenis penggunaan lahan dengan luas tertinggi, yaitu: Pertanian lahan kering, hutan, lahan terbangun, sawah, dan lahan terbuka dengan luas masing-masing 35,696.60 Ha (41.78 %), 14,819.90 Ha (17.34%), 12,959.50 Ha (15.17%), 9,112.95 Ha (10.67%), 5,862.92 (6.86%). Tingkat akurasi dari hasil klasifikasi tersebut memiliki nilai overall accuracy 91.25% dan indeks kappa mencapai 0.90. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian penggunaan lahan tahun 2020 terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah menunjukkan bahwa 40,997.18 Ha (47.98%) sesuai, 17,172.46 Ha (20.10%) belum sesuai, dan 27,276.99 Ha (31.92%) tidak sesuai.
Sintesis Komposit Zeolit X/Oksida Perak dan Tembaga Melalui Reaksi Tollens Serta Aplikasinya Sebagai Adsorben: Synthesis Zeolite X/Silver and Copper Oxide Composite via Tollens Reactions and Its Application as Adsorbent Hasanuddin Rizal; Zaenal Abidin; Trivadila; Nurul Hiedayati
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 24 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitl.24.2.87-95

Abstract

Zeolite is a micro porous aluminosilic mineral that has a wide surface. Its wide surface causes zeolite to be commonly used as an adsorbent. Zeolite X is included in the Faujasite structure and usually binds sodium cations. Cations bound to zeolites can be exchanged for other cations, such as transition metal cations. Transition metal cations such as [Ag(NH3)2]+ are commonly used to detect aldehyde groups or commonly known as Tollens reagents. This study aims to synthesize composite adsorbent zeolite X / silver oxide and zeolite X / copper oxide through Tollens reaction. Composites characterized using scanning electron microscope showed that the composite surface was coarser than the surface of zeolite X. The material used as a model for adsorption was ammonia gas. The resulting composites are of three types based on the stages of zeolite addition in the synthesis process, namely after the addition of a precursor (composite 1), after addition of NH4OH (composite 2), and after heating (composite 3). The resulting composite can increase the adsorption of ammonia by up to 2 times than zeolite X.
PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L) DAN INTENSITAS SERANGAN LAYU FUSARIUM (Fusarium oxysporum Schlecth) PADA PEMBIBITANNYA: The effect of growing media on the growth and intensity of Fusarium wilt due to Fusarium oxysporum in chilli (Capsicum annum) nursery Gunawan Djajakirana; Putri Handayani Sijabat
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 24 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitl.24.2.62-66

Abstract

Berbagai jenis fauna dan flora yang berukuran makro, meso, maupun mikro hidup dan berkembang di dalam tanah. Keberadaan organisme tanah tersebut tidak selalu menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Fusarium oxysporum merupakan salah satu cendawan merugikan yang hidup dan berkembang di dalam tanah yang dapat menyerang tanaman cabai. Hal ini menjadi salah satu faktor pembatas yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi cabai dan gagal panen. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengatasi masalah penyakit layu Fusarium misalnya dengan memusnahkan tanaman yang terserang penyakit, menggunakan fungisida hingga menggunakan agen hayati seperti Trichoderma sp. Namun masalah layu Fusarium belum dapat diatasi dengan baik. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbaikan media pembibitan terhadap pertumbuhan tanaman dan intensitas serangan layu Fusarium pada tanaman cabai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh media tanam dan pemberian Fusarium oxysporum tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman cabai. Perlakuan AF1 (media tanam tanah saja yang diinokulasi dengan Fusarium) berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dibandingkan perlakuan lainnya pada pengamatan 30 hari setelah tanam. Kejadian penyakit dan tingkat intensitas serangan penyakit paling tinggi terjadi pada perlakuan AF1 yaitu sebesar 71.43% kejadian penyakit dengan intensitas penyakit 53.57%. Sementara kondisi tanaman yang ditanam pada media lain mengalami tingkat kejadian penyakit dan intensitas penyakit yang rendah bahkan sehat. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan arang sekam dan atau cocopeat berpengaruh nyata memberi hasil pertumbuhan yang lebih baik dan menghambat pertumbuhan cendawan Fusarium oxysporum karena fungsinya sebagai bahan organik mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga pertumbuhan akar tanaman tetap baik meskipun media tanam telah terinfeksi cendawan Fusarium oxysporum.
Dosis Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Ber-Bakteri Selulolitik terhadap Pertumbuhan Jagung (Zea mays L.) di Tanah Ultisol: Dosage of Empty Palm Oil Bunches Compost with Cellulolytic Bacteria on Corn (Zea Mays L.) Growth in Ultisol Soil Gusmawartati; Randi Ardinsyah
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 24 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitl.24.2.74-78

Abstract

Penelitian bertujuan untuk memanfaatkan tanah Ultisol dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi jagung dengan memperbaiki kendala pada tanah Ultisol, salah satu kendala yaitu kandungan bahan organik yang rendah. Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS) ber-bakteri selulolitik merupakan alternatif untuk memperbaiki kendala pada tanah Ultisol tersebut. Penelitian telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau pada bulan November 2020 sampai Maret 2021. Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial dengan 4 ulangan. Pemberian kompos TKKS ber-bakteri selulolitik sebagai berikut: T0 = 0 t.ha-1, T1 = 5 t.ha-1, T2 = 10 t.ha-1, T3 = 15 t.ha-1, T4 = 20 t.ha-1. Data hasil pengamatan selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan analisis ragam dengan uji lanjut BNJ pada taraf 5%. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, umur muncul bunga jantan, umur muncul bunga betina, berat kering tanaman dan rasio tajuk akar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kompos TKKS ber-bakteri selulolitik meningkatkan secara nyata tinggi tanaman, muncul bunga jantan, muncul bunga betina, berat kering tanaman dan rasio tajuk akar. Berdasarkan hasil penelitian dianjurkan menggunakan TKKS ber-bakteri selulolitik dengan dosis 20 t.ha-1 untuk mendapatkan pertumbuhan yang terbaik.
Strategi Pengendalian Konversi Lahan Sawah untuk Mempertahankan Swasembada Pangan di Kabupaten Toba: Strategies to Control Paddy Field Conversion for Mantaining Food Sufficiency in Toba Regency Tugma Jaya Manalu; Dyah Retno Panuju; Untung Sudadi
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 24 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitl.24.2.96-102

Abstract

Krisis pangan menjadi isu penting yang dihadapi banyak negara, salah satunya Indonesia. Konversi lahan sawah menyebabkan penurunan produksi beras di berbagai wilayah seperti di Kabupaten Toba. Konversi lahan sawah perlu dikendalikan secara strategis untuk mempertahankan eksistensinya sebagai area produksi pangan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi isu konversi, ketersediaan, dan kebutuhan beras, 2) mengindentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (faktor SWOT) pengendalian konversi lahan sawah, 3) menyusun strategi pengendalian konversi lahan sawah di Kabupaten Toba. Faktor SWOT diidentifikasi melalui metode desktriptif, studi pustaka, dan wawancara. Strategi pengendalian dianalisis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT). Hasil penelitian diperoleh bahwa ketersediaan beras turun sebesar 7,030 ton dan kebutuhan naik sebesar 4,001 ton pada periode 2010-2020 disebabkan konversi lahan sawah sebesar 3,529 ha dan peningkatan jumlah penduduk. Faktor kekuatan utama dalam pengendalian konversi lahan sawah yaitu kesesuaian lahan padi, kelemahan utama yaitu tingkat pendidikan rendah sampai sedang, peluang utama yaitu aksesibilitas mendukung, dan acaman utama yaitu PERDA LP2B belum ditetapkan. Prioritas utama strategi pengendalian konversi lahan sawah di Kabupaten Toba yaitu penyusunan PERDA LP2B, memberikan bantuan input produksi kepada petani, dan mengalokasikan dana APBD pada sektor pertanian untuk pembangunan infrastruktur pertanian.
Estimasi Kadar Klorofil Dan Kadar N Daun Jagung Menggunakan Chlorophyll Content Index: Estimating Chloorophyll and N Content in Corn Leaves Based on Chlorophyll Content Index Muhammad Ardiansyah; Budi Nugroho; Khalimatus Sa'diyah
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 24 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitl.24.2.53-61

Abstract

The chlorophyll content is related to the condition of the plant so that it can be used to estimate nutrient content in plants. The conventional measurement of leaf chlorophyll content is time consuming and expensive, so a fast and efficient technology is needed. This study aims to (a) analyze the chlorophyll content index (CCI) and leaf chlorophyll content in 10 fertilizer dosage treatments including control and several growth phases of corn, (b) analyze the relationship between CCI and leaf chlorophyll content, and (c) analyze the relationship between CCI and N content. In this study, the CCI was measured with a chlorophyll meter, while the chlorophyll content and N content of leaves were measured using a spectrophotometer and the Kjehdahl method, respectively. The relationship between CCI on chlorophyll content and N content was analyzed at 4 and 8 weeks after planting (WAP) using a simple linear regression model. The results showed that the CCI curve pattern in all dosage treatments was similar as indicated by the CCI increasing with increasing plant age and then decreasing with plant aging. Fertilizer dose had a significant effect on CCI except at 2 and 3 WAP, where the highest CCI was found at fertilizer doses with high nutrient adequacy, i.e. 2 Ultra Gen (UG) + 2/3 Standard (STD) at 7 MST. The CCI and chlorophyll content had a positive linear relationship at 4 WAP and 8 WAP with a strong (r = 0.67) and very strong (r = 0.76) correlation. The relationship model between CCI and leaf N content showed a very strong positive correlation at 8 WAP with the equation N (%) = 0.019*CCI + 1.795 (r = 0.75). These results indicate that the measurement of the CCI with a chlorophyll meter can be used to estimate the N nutrient status of plant leaves properly.
Fragmentation of Irrigated and Rainfed Paddy Field in Cianjur Regency, West Java Khursatul Munibah; La Ode Syamsul Iman; Rani Yudarwati; Diendra Abdul Karim; Indah Purnama Sari
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 24 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitl.24.2.67-73

Abstract

Paddy field is the agriculture land that produces rice and needs to be protected because of the threat of high conversion. In the period 2003-2013, paddy field in West Java Province has decreased by 9098 ha, while all of Indonesia increased by 235 538 ha (2014) because of the new paddy field outside Java. In the period January-September 2022 national production reached 45.43 millian ton. Conversion of paddy field into built up area, especially in Java will affect to fragmentation level of paddy field themsefves. The purpose of this research is to analyze the fragmentation of irrigated and rainfed paddy field in Cianjur Regency. Fragmentation index that used in this research are Class Area (CA), Number of Patch (NumP), Mean Patch Size (MPS), Patch Size Standard Deviation (PSSD), Mean Sharp Index (MSI). The results showed that rainfed paddy field are more fragmented than irrigated paddy field, which is indicated by greater NumP values. Clutering of districts based on irrigated and rainfed paddy fields fragmentation index, each of which produces 3 groups . The high group has an increasingly fragmented tendency that identified by the high value of area (CA) and the number of patchs (NumP), while the other parameters are less able to characterize fragmentation difference. The fragmentation of irrigated and rainfed paddy fields in northern Cianjur Regency is influenced by the land conversion while in central and southern due to sloping topography.

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2022 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 25 No 1 (2023): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 24 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 24 No 1 (2022): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 23 No 2 (2021): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 23 No 1 (2021): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 22 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 22 No 1 (2020): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 21 No 2 (2019): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 21 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 11 No 2 (2009): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 11 No 1 (2009): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 20 No 2 (2018): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 20 No 1 (2018): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 19 No 2 (2017): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 19 No 1 (2017): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 18 No 1 (2016): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 17 No 2 (2015): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 17 No 1 (2015): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 16 No 2 (2014): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 16 No 1 (2014): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 15 No 2 (2013): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 15 No 1 (2013): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 14 No 2 (2012): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 14 No 1 (2012): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 13 No 2 (2011): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 13 No 1 (2011): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 12 No 2 (2010): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 12 No 1 (2010): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 10 No 2 (2008): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 10 No 1 (2008): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 9 No 2 (2007): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 9 No 1 (2007): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 7 No 2 (2005): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 7 No 1 (2005): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6 No 2 (2004): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2004): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 No 1 (2003): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 3 No 2 (2000): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 2 No 2 (1999): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 2 No 1 (1999): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan More Issue