cover
Contact Name
Joseph Christ Santo
Contact Email
jx.santo@gmail.com
Phone
+6287836107190
Journal Mail Official
jurnalteokristi@gmail.com
Editorial Address
Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup Jl. Raya Solo Purwodadi km 7, Selorejo, Wonorejo, Gondangrejo, Kab. Karanganyar
Location
Kab. karanganyar,
Jawa tengah
INDONESIA
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani
ISSN : -     EISSN : 27971651     DOI : -
Teokristi adalah akronim dari Teologi dan Pelayanan Kristiani. Penggunaan nama Teokristi sebagai nama jurnal merujuk kepada focus dan scope jurnal ini. Teokristi adalah jurnal ilmiah teologi dengan warna Injili, merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi dan pelayanan Kristiani, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup. Focus dan Scope penelitian Teokristi adalah Teologi Kontekstual, Teologi Pastoral, Misiologi, Pelayanan Kristiani. Teokristi menerima artikel dari dosen dan para teolog yang ahli di bidangnya, dari segala institusi teologi, baik dari dalam maupun luar negeri. Artikel yang telah memenuhi persyaratan akan dinilai kelayakannya dalam proses peer-review sebelum diterbitkan. Teokristi terbit dua kali setiap tahun, Mei dan November.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2022): November 2022" : 6 Documents clear
Analisis Kata Berkenan Menurut Roma 12:1-2 sebagai Karakter Yesus dan Kerinduan-Nya terhadap Semua Orang Percaya Sigit Ani Saputro
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research was conducted to find out the meaning of the word "acceptable" in Romans 12:1-2. In the Gospels it is recorded that Jesus was acceptable to God the Father. This study uses a descriptive qualitative approach, carried out by exegesis on Romans 12:1-2. The purpose of this exegesis is to find out what acceptable to God in His church. This exegesis produces theological principles that can be applied in the context of the church today. The results of this study show three things that make God "acceptable", namely presenting the church's physical body as a sacrifice that is holy and acceptable while alive, stops being conformed to this world, and constantly transforms with the renewal of the mind.Penelitian ini dilakukan untuk menemukan arti kata “berkenan” dalam Roma 12:1-2. Di dalam Injil dicatat bahwa Allah Bapa berkenan kepada Yesus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dilakukan dengan melakukan eksegesis atas Roma 12:1-2. Tujuan dari eksegesis ini adalah untuk mengetahui apa yang membuat Allah berkenan kepada gereja-Nya. Eksegesis ini menghasilkan prinsip-prinsip teologis yang dapat diterapkan dalam konteks gereja masa kini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tiga hal yang menjadikan Allah “berkenan”, yaitu mempersembahkan tubuh jasmani jemaat sebagai persembahan yang kudus dan yang berkenan selagi hidup, berhenti menjadi serupa dengan dunia ini, dan terus-menerus berubah rupa dengan pembaharuan pikiran. 
Pentingnya Pengembangan Potensi Remaja di Gereja Sebagai Generasi Penerus Gereja dan Bangsa Titik Haryani
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article shows the importance of developing the potential of youth in the church who will become the next generation of Church and State. Adolescence is a time of growth. The potential of adolescents is also in the process of growth and development. If from a young age they get support in developing their potential, they will be able to develop optimally. So that teenagers will be able to develop themselves as a whole. The church has a responsibility in educating potential youth. Potential that develops optimally will produce masterpieces for teenagers. The potential of the youth will be the next generation of church and state. Adolescents who have potential will be useful for the nation and the state.Artikel ini menunjukkan bahwa pentingnya pembinaan potensi remaja di gereja yang akan menjadi generasi penerus Gereja dan Negara. Masa remaja adalah masa pertumbuhan. Potensi remaja juga sedang dalam pertumbuhan dan perkembangan. Apabila sejak usia remaja mendapatkan dukungan dalam mengembangkan potensinya maka akan dapat berkembang secara maksimal. Sehingga para remaja akan dapat mengembangkan dirinya secara utuh. Gereja memiliki tanggung jawab dalam mendidik potensi remaja. Potensi yang berkembang secara maksimal akan menghasilkan mahakarya bagi para remaja. Potensi yang dimiliki para remaja akan menjadi generasi penerus gereja dan negara. Remaja yang memiliki potensi akan berguna bagi bangsa dan Negara.
Tinjauan Proses Pembentukan Kepemimpinan Rasul Petrus dan Implementasinya dalam Pelayanan Mentoring Christian Daniel Raharjo
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan gereja dan pelayanan akan tersedianya pemimpin yang efektif menjadi salah satu isu penting yang terus menjadi pergumulan bagi Tubuh Kristus. Kurangnya pemimpin yang efektif mengakibatkan gereja mengalami stagnansi, tidak sedikit juga yang mengalami kemunduran, bahkan skandal. Dalam upaya untuk memberikan masukan bagi kepemimpinan gereja dan pelayanan, peneliti mencoba untuk meneliti proses pembentukan kepemimpinan melalui pelayanan mentoring. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif-deskriptif guna menganalisa ayat-ayat dan literatur-literatur yang berkaitan dengan subyek penelitian ini. Adapun yang menjadi problem riset artikel ini ialah bagaimana proses pembentukan kepemimpinan rasul Petrus dan penerapannya dalam pelayanan mentoring. Melalui analisa yang dilakukan, penulis mendapati ada lima tahapan pembentukan kepemimpinan rasul Petrus, yaitu: terinspirasi, termotivasi, dibimbing, diperluas wawasannya, dan terlatih oleh pengalaman. Kemudian tahapan-tahapan ini yang diterapkan dalam pelayanan mentoring melalui sudut pandang mentor, tahapan-tahapan itu ialah : inspirasi, motivasi, navigasi, edukasi, dan eksplorasi. 
Peran Gereja dalam Meningkatkan Peran Misi Penginjilan Jemaat Selvira Atika Situmorang; Yanto Paulus Hermanto
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractChristianity and the church have an important role to play in enhancing godlike missions by carrying out the commandments of God's Great Commission. The gospel as good news and the tidings of joy for the world and the multitude must then be preached, and evangelism as the commandment of the Great Commission to be worked out. The importance of the Church's role in enhancing the role of the Congregational Evangelism Mission, because the Church has now begun to lose its essence and purpose for preaching the gospel, and making disciples of each congregation in order to win many souls for God. The existence of a leadership figure in a Church or mission body also affects the role of the congregation in carrying out its mission, the need for a leader or shepherd who can foster, guide, guide, and motivate the congregation. The strategies, methods, and models described in this discussion may be able to help the role of the church in the role of its congregation's mission. AbstrakKekristenan dan gereja memiliki peran penting dalam meningkatkan misi bagi Tuhan dengan melaksanakan perintah Amanat Agung Tuhan. Injil sebagai kabar baik dan berita sukacita bagi dunia dan orang banyak maka haruslah itu diberitakan,dan penginjilan sebagai perintah Amanat Agung yang harus dikerjakan. Pentingnya peran gereja dalam meningkatkan peran Misi Penginjilan Jemaat, karena gereja sekarang ini sudah mulai kehilangan esensi dan tujuan untuk memberitakan Injil, dan memuridkan setiap jemaat agar dapat banyak memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan. Adanya sosok kepemimpinan dalam sebuah Gereja atau badan misi juga mempengaruhi peran jemaat dalam menjalankan misinya, dibutuhkannya sosok pemimpin atau gembala yang dapat membina, menuntun, membimbing, dan memotivasi jemaat. Strategi, metode, dan model yang sudah dijelaskan dalam pembahasan ini kiranya dapat membantu peran gereja dalam peran misi jemaat. 
Transformasi Injil Dalam Ritus Ma’ dulang di Nosu Sebagai Keyakinan Bahwa Tuhan Ada dan Diresapi dalam Ciptaan-Nya Jumreni Tina
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tak sedikit orang yang beranggapan bahwa Injil telah hadir mengubah banyak hal dalam berbagai aspek, khususnya dalam hal ritus agama. Kehadiran Injil mengubah dunia secara perlahan. Dalam beberapa kasus penginjil tiba-tiba mengubah suatu keyakinan dan ritus agama yang telah melekat dalam jiwa umat, dan menganggap bahwa ritus yang mereka lakukan sebelumnya bertentangan dengan Injil dan tidak akan memberi keselamatan bagi penganutnya, meskipun dalam perjalanannya keyakinan dan ritus tersebut sudah terbilang cukup lama. Salah satu keyakinan yang melekat dalam diri masyarakat ialah keyakinan akan Aluk to Dolo di kalangan masyarakat Nosu yang hingga saat ini masih dipegang teguh dan diwujudkan melalu sebuah ritus Ma’dulang. Penulis menggunakan metode pendekatan model sintesis yang mengkaji transformasi Injil ke dalam ritus budaya Ma’dulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan ritus Ma’dulang adalah konsep keliru dalam perspektif teologis, karena seharusnya manusia sadar dengan penuh bahwa Tuhan akan memberi jaminan hidup kekal dalam kerajaan surga. Injil tidak diragukan lagi kebenarannya, tidak perlu didampingi oleh ritus-ritus budaya.
Studi Eksegesis Amanat Agung dalam Matius 28:19-20 Victorius Wau
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Amanat Agung merupakan pesan terakhir yang Yesus berikan kepada para murid sebelum kenaikan-Nya ke sorga. Amanat Agung adalah perintah yang bersifat mutlak harus dikerjakan oleh setiap orang yang percaya kepada Kristus. Amanat Agung (The Great Commission) menjadi landasan untuk kegiatan pekabaran Injil. Tujuan dari kegiatan Amanat Agung adalah mengabarkan bahwa keselamatan telah disediakan di dalam Yesus sehingga keselamatan yang merupakan anugerah kasih Bapa dapat dirasakan oleh semua orang yang memberi respon dan menjadi percaya.  Penelitian ini menggunakan metode eksegesis untuk menemukan arti teks berdasarkan pengggalian bahasa asli sehingga dapat dimengerti dengan benar dan mampu menarik kesimpulkan berdasarkan kebenaran. Tujuan utama dari Amanat Agung adalah “menjadikan semua bangsa murid Kristus”. Proses menjadikan murid dimulai dengan pengutusan, diikuti dengan baptisan dan pengajaran. Frasa “menjadikan semua bangsa murid” memiliki arti menjadikan semua orang non-Yahudi atau orang-orang yang belum mengenal Allah, orang kafir atau orang di luar Israel, menjadi pengikut Kristus. Tuhan Allah menghendaki supaya semua bangsa menjadi murid-Nya. Pemuridan membutuhkan suatu ketaatan sehingga menghasilkan pelipatgandaan atau terjadi multiplikasi murid-murid yang taat pula. Gereja atau setiap orang percaya harus menyadari tugas ini (marturia) sebagai tugas utama yang harus dikerjakan. Gereja tidak boleh menjadikan penginjilan hanya sebatas tema khotbah atau retorika belaka, bukan hanya sekedar ditulis di kotak persembahan atau bahkan hanya sekedar dipelajari melalui seminar atau bahan diskusi.  Penginjilan harus dilakukan segera dan menjadi gaya hidup orang percaya. Artinya, penginjilan harus dikerjakan setiap saat, dimana pun dan kapan pun. Ketika orang percaya tidak menginjil, maka itu membuktikan bahwa orang percaya tidak peduli akan keselamatan orang lain.  Ketika tidak peduli dengan keselamatan orang lain maka dalam hal ini gereja berdosa, berdosa karena tidak taat terhadap perintah Tuhan.

Page 1 of 1 | Total Record : 6