cover
Contact Name
Sandy Theresia
Contact Email
sandytheresia.md@gmail.com
Phone
+6285350877763
Journal Mail Official
journalmanager@macc.perdatin.org
Editorial Address
Jl. Cempaka Putih Tengah II No. 2A, Cempaka Putih, Central Jakarta City, Jakarta 10510
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Majalah Anestesia & Critical Care (MACC)
Published by Perdatin Jaya
ISSN : -     EISSN : 25027999     DOI : https://doi.org/10.55497/majanestcricar.xxxxx.xxx
Core Subject : Health,
We receive clinical research, experimental research, case reports, and reviews in the scope of all anesthesiology sections.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 35 No 2 (2017): Juni" : 7 Documents clear
Korelasi Kadar Hyaluronan dan Syndecan-1 dengan Angka Mortalitas Pasien Sepsis yang Dirawat di ICU: Mayang Indah Lestari, Ferriansyah Gunawan, Erwin Syukri, Irsan Saleh Journal Manager MACC
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 35 No 2 (2017): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.512 KB)

Abstract

Penyebab utama kematian pada sepsis adalah gagal multipel organ yang berhubungan dengan kerusakan glikokaliks endotel. Hyaluronan dan syndecan-1 merupakan komponen glikokaliks yang dapat dijadikan marker kerusakan pada glikokaliks. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi kadar hyaluronan dan syndecan-1 dengan angka mortalitas pada pasien sepsis di ICU. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional observasional analitik pada pasien sepsis yang dirawat di ICU RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Sampel darah dari 22 pasien diambil dan dilakukan pemeriksaan hyaluronan dan syndecan-1 pada hari perawatan pertama dan ketiga. Data ditampilkan secara deskriptif lalu dilakukan analisis uji statistik variabel kontinyu mengggunakan uji T tidak berpasangan, data dikotomi dengan uji chi square untuk menilai korelasi kadar hyaluronan dan syndecan-1 dengan angka mortalitas. Didapatkan rerata kadar hyaluronan dan syndecan-1 pada hari pertama dan ketiga perawatan pasien yang meninggal dalam perawatan 28 hari lebih tinggi dari pasien yang hidup. Namun, secara statistik hanya kadar syndecan-1 hari pertama yang didapatkan perbedaan yang bermakna (p=0,002) dengan korelasi yang sangat kuat (r=0,818) dengan mortalitas. Ada korelasi antara kadar syndecan-1 pada hari pertama perawatan dengan angka mortalitas pada pasien sepsis di ICU.
Perbandingan Tekanan Balon Pipa Endotrakeal antara Anestesi Umum Isofluran-N2O/O2 dan Isofluran-Air/ O2: Harry Kurniawan, Iwan Fuadi, Ruli Herman Sitanggang Journal Manager MACC
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 35 No 2 (2017): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.03 KB)

Abstract

Tekanan balon pipa endotrakeal dipertahankan antara 20–30 cmH2O. Tekanan balon pipa endotrakeal yang melebihi 40 cmH2O akan menghambat aliran darah kapiler dan menyebabkan kerusakan struktur trakea. Tekanan balon di bawah 25 cmH2O dapat meningkatkan risiko aspirasi. Gas N2O dapat berdifusi ke dalam balon pipa endotrakeal sehingga menyebabkan peningkatan tekanan balon pipa endotrakeal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbandingan peningkatan tekanan balon pipa endotrakeal antara anestesi umum isofluran-N2O/O2 dengan isofluran-air/O2. Penelitian observasional analitik cross-sectional ini dilakukan pada 44 pasien dengan status fisik menurut American Society of Anesthesiologists (ASA) kelas I dan II yang dilakukan operasi elektif dalam anestesi umum dengan intubasi endotrakeal di RSUP Dr. Hasan Sadikin dari bulan Oktober sampai dengan November 2017. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok isofluran-N2O/O2 (N) dan kelompok isofluran-air/O2 (A) yang masing-masing terdiri dari 22 pasien. Pengukuran tekanan balon pipa endotrakeal dilakukan setelah intubasi, dengan tekanan awal 20 cmH2O dan setiap 10 menit hingga menit ke-60. Data hasil penelitian diuji dengan Uji Mann Whitney dan Friedman. Hasil penelitian menyatakan bahwa terjadi peningkatan tekanan balon pipa endotrakeal yang signifikan pada kelompok N dibandingkan dengan kelompok A pada menit ke-10 hingga menit ke-60 (p<0,05). Simpulan penelitian ini adalah terjadi peningkatan tekanan balon pipa endotrakeal lebih tinggi pada anestesi umum dengan N2O dibandingkan dengan air.
Perbandingan Efek Metilergometrin Maleat antara Pemberian Intravena dan Intramuskular yang Dikombinasikan dengan Drip Oksitosin terhadap Kontraksi Uterus dan Tekanan Darah pada Seksio Sesarea Elektif dengan Anestesi Umum: Jerry Arnov, Suwarman, Yulianti Bisri Journal Manager MACC
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 35 No 2 (2017): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.949 KB)

Abstract

Metilergometrin maleat secara intravena maupun intramuskular memberikan efek kontraksi uterus yang baik. Namun secara farmakokinetik pemberian metilergometrin maleat intramuskular memiliki mula kerja lebih lama dibandingkan dengan intravena. Pemberian metilergometrin maleat intravena dapat menyebabkan terjadinya perubahan hemodinamik. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan pemberian metilergometrin maleat intravena dengan intramuskular terhadap kontraksi uterus dan tekanan darah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental acak terkontrol buta tunggal dengan randomisasi secara permutasi blok pada 42 sampel yang menjalani seksio sesarea terencana dengan anestesi umum di Rumah Sakit Melinda Bandung. subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pemberian metilergometrin maleat secara intramuscular (IM) dan intravena (IV) pada periode Juli 2016 hingga Agustus 2017. Uji statistik menggunakan uji t tidak berpasangan pada data berdistribusi normal dan Uji Mann Whitney pada data tidak berdistribusi normal. Hasil penelitian tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0,05) pada rerata tekanan darah sistol (TDS), tekanan darah diastol (TDD) secara keseluruhan. Kontraksi uterus yang di nilai dengan Linear Analog Scale (LAS) lebih baik pada kelompok IV dibandingkan kelompok IM dan terdapat perbedaan bermakna secara statistik (p<0,005). Kesimpulan penelitian ini tidak terdapat perbedaan tekanan darah pada pemberian metilergometrin maleat secara intramuskular dan intravena, namun kontraksi uterus lebih baik pada kelompok intravena
Efektivitas Pemberian Alprazolam 0,5 mg Oral Preoperatif terhadap Penurunan KadarAlpha Amylase Saliva sebagai Indikator Kecemasan pada Pasien yang akan dilakukan Operasi Tumor Payudara Journal Manager MACC
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 35 No 2 (2017): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.731 KB)

Abstract

Respons paling umum pada preoperatif adalah kecemasan yang disebabkan oleh rencana tindakan pembedahan yang akan dilakukan. Salivary alpha amylase (SAA) merupakan enzim yang diketahui sebagai penanda komponen adrenergik terhadap respons kecemasan. Dilakukan untuk mengetahui efektivitas pemberian alprazolam preoperatif terhadap kadar alpha amylase saliva pada pasien yang akan menjalani operasi tumor payudara.Uji klinis acak berpembanding tersamar ganda yang dilakukan di ruang rawat inap pada periode Januari–April 2017. Didapatkan sampel sebanyak 40 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Efektivitas pemberian alprazolam dianalisa dengan uji Paired T Test dan Wilcoxon sedangkan perbandingan efektivitas pemberian alprazolam dan plasebo dianalisa dengan uji Independent T Test dan Maan Whitney. Analisa data menggunakan SPSS versi 18.0.Pasien t memiliki rata-rata usia 41,93±10,46 tahun, dengan rentang usia terbanyak 41–60 tahun (57,5%). Didapatkan penurunan kadar Alpha Amylase setelah pemberian alprazolam namun tidak signifikan (p=0,117) sedangkan pada kelompok plasebo didapatkan peningkatan kadar Alpha Amylase secara siginifikan (p=0,000). Selain itu, didapatkan hasil terdapat perbedaan kadar Alpha Amylase sesudah intervensi antar kedua kelompok (p= 0,040) kadar Alpha Amylase kelompok alprazolam lebih rendah dibanding dengan kelompok plasebo. Alprazolam 0,5 mg peroral preoperatif efektif menurunkan alpha amylase saliva dibanding dengan plasebo pada pasien yang akan dilakukan operasi tumor payudara.
Perbandingan Patient Controlled Analgesia Morfin dengan Patient Controlled Analgesia Morfin Kombinasi Blokade Saraf Pectoralis Pascaoperasi Simple Mastectomy: Kirman Krismantana, Dedi Fitri Yadi, Erwin Pradian Journal Manager MACC
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 35 No 2 (2017): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.053 KB)

Abstract

Blokade saraf pectoralis tipe I dan II (pecs) adalah teknik terbaru penanganan nyeri pascaoperasi simplemastectomy. Teknik ini dilakukan dengan menyuntikkan anestetik lokal pada fascia antara otot pectoralis mayordan minor (tipe I) serta antara pectoralis minor dan serratus anterior (tipe II). Penggunaan patient controlledanalgesia (PCA) morfin telah menjadi gold standard untuk penanganan nyeri akut. Tujuan penelitian ini untukmembandingkan PCA morfin (kelompok PCA) dengan PCA morfin kombinasi blokade pecs (kelompok PCA +pecs) terhadap waktu kebutuhan pertama morfin dan total kebutuhan morfin pascaoperasi simple mastectomy.Penelitian ini menggunakan metode uji acak terkontrol buta tunggal melibatkan 26 pasien dengan operasi simplemastectomy di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung bulan Oktober–November 2017. Hasil penelitian didapatkanwaktu pertama kebutuhan morfin kelompok PCA+pecs lebih lama dibanding kelompok PCA. Tiga subjek penelitiandari kelompok PCA+pecs tidak melakukan penekanan PCA selama 24 jam. Total kebutuhan kelompok PCA+pecslebih sedikit dibanding kelompok PCA. Kedua variabel menunjukkan nilai p<0,05 yang berarti bermakna secarastatistik. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian PCA morfin kombinasi blokade pecs memberikan waktukebutuhan pertama morfin lebih lama dan total kebutuhan morfin lebih sedikit dibanding dengan pemberian PCAmorfin untuk nyeri pascaoperasi simpel mastectomy.
Faktor Prognostik Kejadian Hipotensi pada Ibu Hamil yang Menjalani Operasi Sesar Dengan Anestesia Spinal: Indro Mulyono, Alfan Mahdi Nugroho, Rahendra, Andri Kurnia Journal Manager MACC
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 35 No 2 (2017): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.685 KB)

Abstract

Hipotensi spinal pada operasi Sesar masih sering terjadi dan dapat menyebabkan komplikasi pada ibu maupun janin. Faktor risiko yang selama ini telah dikenal, belum dapat mengenali kecenderungan hipotensi. Jika hipotensi dapat diperkirakan, tatalaksana anestesia spinal pada pasien operasi Sesar dapat semakin optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu, prediksi Berat Badan Lahir (BBL) bayi, penyakit hipertensi ibu, nilai supine stress test dan passive leg raising test positif dengan kejadian hipotensi pada spinal anestesi untuk operasi sesar. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik prospektif untuk mencari faktor-faktor prognostik kejadian hipotensi pada ibu hamil yang menjalani operasi Sesar dengan anestesia spinal pada bulan November 2015–Juni 2016 di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, RSU Tangerang dan RS Budi Kemuliaan. Dari 293 subjek didapatkan insidens hipotensi 54,21%. Hasil analisis statistik mendapatkan penyakit hipertensi, IMT lebih dari 25 kg/m2 dan nilai positif Passive Leg Raising test tidak berhubungan bermakna dengan kejadian hipotensi pada ibu hamil yang menjalani operasi Sesar dengan anestesia spinal (p=0,169, p=0,555 dan p=0,592). Sedangkan prediksi BBL lebih dari atau sama dengan 2300 gram, dan nilai positif supine stress test memiliki hubungan bermakna dengan kejadian hipotensi pada ibu hamil yang menjalani operasi Sesar dengan anestesia spinal (p=0,007, p=0,040).Prediksi BBL lebih atau sama dengan 2300 gram dan nilai positif supine stress test positif menunjukkan hubungan bermakna dengan kejadian hipotensi spinal pada perempuan hamil yang menjalani operasi sesar.
Endotel Glycocalyx: Filter pada Dinding Pembuluh Darah: Mina Hartina, Tatang Eka Rahayu Journal Manager MACC
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 35 No 2 (2017): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.349 KB)

Abstract

Endotel vaskular pada lumennya ditutupi oleh endothelial glycocalyx, yang berinteraksi dengan aliran darah dan diduga mempunyai fungsi sebagai filter pada dinding pembuluh darah. Pada endotel pembuluh darah, glycocalyx adalah suatu anyaman dari proteoglikan dan glikoprotein yang berkaitan dengan membran endotel dan membatasi bagian lumen dari pembuluh darah, ketebalannya bervariasi dari 0,5-4,5 um tergantung lokasinya. Beberapa penelitian telah menunjukkan hasil yang menyokong glycocalyx memiliki fungsi proteksi dan homeostasis terhadap dinding vaskular, dimana fungsi tersebut meliputi: pemeliharaan sawar permebilitas pembuluh darah. Sehingga glycocalyx disebut “Great Barrier Reef” (layar penghalang yang hebat).

Page 1 of 1 | Total Record : 7