cover
Contact Name
Dwi Nurwulan Pravitasari
Contact Email
saintika_medika@umm.ac.id
Phone
+628123086679
Journal Mail Official
saintika_medika@umm.ac.id
Editorial Address
Editorial Office: Faculty of Medicine University of Muhammadiyah Malang Jl. Bendungan Sutami No 188A Malang, East Java
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga.
ISSN : 0216759X     EISSN : 2614476     DOI : https://doi.org/10.22219/
Core Subject : Health,
Journal of Saintika Medika is a peer-reviewed and open access journal that focuses on promoting medical sciences generated from basic sciences, clinical, and community or public health research to integrate researches in all aspects of human health. This journal publishes original articles, reviews, and also interesting case reports. Brief communications containing short features of medicine, latest developments in diagnostic procedures, treatment, or other health issues that is important for the development of health care system are also acceptable. Letters and commentaries of our published articles are welcome.
Articles 549 Documents
DIAGNOSA STROKE Bahrudin, Moch.
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 5, No 2 (2009): Juli 2009
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v5i2.1000

Abstract

Tugas dari seorang dokter yang menangani seorang penderita stroke, yang pertama adalah menentukan apakah stroke yang dihadapi penderita adalah stroke infrak atau perdarahan. Pembuatan diagnosis stroke infark atau perdarahan dalam suatu pusat neurologis yang besar tidak sulit karena adanya CT scan, tetapi karena alat ini hanya di jumpai di kota- kota besar, apabila tidak ada CT Scan maka diagnosa harus dibuat atas dasar pemeriksaan klinis. Anamnesis yang cermat sangat membantu untuk menegakkan diagnosis yang tepat. Setelah pemeriksaan intern yang teliti, maka dilakukan pemeriksaan neurologis yang rutin.Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa dalam menegakkan diagnosis stroke diperlukan anamnesis yang tepat dan akurat, pemeriksaan klinis, pemeriksaan klinis neurologis.pemeriksaan darah dan liquor cerebrospinalis pada pemeriksaan pungsi lumbal sudah banyak ditinggalkan karena adanya CT scan kepala dan MRI yang merupakan Gold Standart dalam diagnosa stroke.
PENGARUHPEMBERIAN EKSTRAK KUNYIT (CURCUMA LONGA) TERHADAP EKSPRESI SEL GOBLETPADA KONJUNGTIVA TIKUS (RATTUS NOVERGICUS) YANG DIINDUKSI OVALBUMIN Puspitasari, Wenna; NurHasan, Yuliono; Nelasari, Halida
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 12, No 1 (2016): JUNI 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1043.048 KB) | DOI: 10.22219/sm.v12i1.5253

Abstract

ABSTRAKKonjungtivitis merupakan sutau peradangan konjungtiva yang ditandai dengan dilatasi pembuluh darah sehingga konjungtiva menjadi hiperemi, edema dan dapat disertai adanya discharge.Curcuminmerupakanbahanaktifdarikunyit yang memilikimanfaatsebagai anti alergi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruhpemberianekstrakkunyit (Curcuma longa) terhadapekspresisel goblet padakonjungtivatikus yang diinduksi ovalbumin. PenelitianinimerupakanpenelitianTrue experimentaldenganpost test only group design. Sampeldibagidalamempatkelompokperlakuan yang diberiekstrakkunyitdengandosismasing-masing 35 mg/200grBB, 70 mg/200grBB, 140 mg/200grBB secaraippadaharike 15 dan 18 satu jam sebelumpemberian ovalbumin sertasatukelompokkontrolpositif yang hanyadiberi ovalbumin padaharike 0,7,15 dan 18. Analisis data menggunakanOnewayAnova, bonferonni, kolerasidanregresi.Ekstrakkunyitdapatmenurunkanjumlahsel goblet secarabermakna (ANOVA p=0,000). Terdapathasilujiregresi linier sebesar  70,0%. Dosis minimal yang menunjukkanefeksignifikanadalah 70 mg/kgBB.Ekstrakkunyitberpengaruhterhadappenurunanjumlahsel goblet padakonjungtivatikus (Rattusnorvegicus) yang diinduksi ovalbumin Kata kunci :KonjungtivitisAlergi, Kurkumin, Ovalbumin
PENGARUH EKSTRAK KULIT PETAI (Parkia speciosa) SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI PADA PEMAKAIAN MINYAK GORENG DEEP FRYING TERHADAP KADAR MDA HEPAR MENCIT (Mus musculus) Ramadani, Gusti
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 8, No 1 (2012): Juni 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.043 KB) | DOI: 10.22219/sm.v8i1.4096

Abstract

PENGARUH EKSTRAK KULIT PETAI (Parkia speciosa) SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI PADAPEMAKAIAN MINYAK GORENG DEEP FRYING TERHADAP KADAR MDA HEPAR MENCIT (Mus musculus).Latar Belakang: Pemakaian minyak goreng berulang dengan suhu tinggi dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan akibat terbentuknya radikal bebas dan senyawa toksik akibat proses oksidasi. Proses oksidasi dapat dicegah dengan pemberian antioksidan. Kulit petai mempunyai kandungan senyawa fenolik sebagai antioksidan yang kuat.Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian ekstrak kulit petai sebagai antioksidan alami pada pemakaian minyak goreng deep fryingterhadap kadar MDA hepar mencit.. Metode: Eksperimental dengan menggunakan rancangan The Post Test Only ControlGroup Design. Sampel dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 (kontrol negatif), kelompok 2 (kontrol positif) diberi diet minyak goreng deep frying dengan dosis 0,5 ml/100 gr BB/hari selama 7 hari, dan 3 kelompok diberi minyak goreng yang sudah ditambahkan ekstrak kulit petai konsentrasi 200mg/L, 400mg/L, 800mg/L dengan dosis masing-masing 0,5 ml/100 gr BB/hari selama 7 hari. Hasil: Ekstrak kulit petai memberikan pengaruh yang sangat signifikan antar kelompok perlakuan (P<0,01). Hasil uji Tukey didapatkan notasi yang berbeda antara kontrol positif dengan seluruh kelompok perlakuan,berarti didapatkan pengaruh ekstrak kulit petai terhadap pencegahan kenaikan kadar MDA hepar. Kesimpulan: Pemberian ekstrak kulit petai sebagai antioksidan alami pada pemakaian minyak goreng deep frying dapat mencegah kenaikan kadar MDA hepar mencit.Kata Kunci: Ekstrak kulit petai, Senyawa fenolik, MDA hepar, Minyak goreng deep frying
Mikrotia Ruana A., Ruby
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 7, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.674 KB) | DOI: 10.22219/sm.v7i2.4070

Abstract

Microtia is an incompletely formed ear. The term “micro” means small and “otia” means ear. Hence, when translated literally,“microtia” means small ear. At times a bump of tissue is present in the location where an ear would normally be found. In other cases,the lobule, the lower part of the ear, and the concha, the hollow part of the ear, may be partially formed and the entire upper part ofthe ear is missing. Although microtia can involve one ear or both ears, 80% of the time only one is affected. An estimate of the occurance of microtia is one in 6000 births. In this literature review will discuss the reconstruction of mikrotia
Correlation between Diabetes Mellitus Onset with Diabetic Nephropathy Caseof the In-Patients Treated in RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kediri Kusuma, Satria Candra; AG, Muhammad Masykur
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 15, No 2 (2019): December 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.64 KB) | DOI: 10.22219/sm.Vol15.SMUMM2.9583

Abstract

The average numberof diabetes mellitus patients who underwenthospitalization inRS Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kedirireached 11.6% per month. The age rage of the patients was between 5-15 years. They usually suffered from complications such as DM nephropathy, hypertension and hyperglycemia, that this fact should be inspectedfurther. This study was intended to cover as to how significant is the correlation between diabetes mellitus onset and the caseof diabetic nephropathy suffered by patients. The design of this study was cross sectional correlative descriptive. The sample of this study was the DM in-patients with the complication of diabetic nephropathy taken using total sampling. Spearman Rank was used as the data analysis technique. This study has found that 49 (84.48%) out of 58 diabetes mellitus patients were suffered from diabetic nephropathy too. Meanwhile, according to the result of hypothesis test, the r-count value was 0.743 and the significance rate was 0.000, which mean that there was a relation between the variable of diabetes mellitus onset and variable of diabetic nephropathy case occurred to the in-patients of RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kediri.
EKSTRAK NIGELLA SATIVA L MENINGKATKAN EKSPRESI HNF-4Α PADA TIKUS MODEL FIBROSIS HATI Safithri, Fathiyah
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 11, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (967.892 KB) | DOI: 10.22219/sm.v11i2.4199

Abstract

Latar Belakang : Sirosis hati merupakan stadium akhir fibrosis hati. Pasien sirosis hati yang mengonsumsi N. sativa mengalami perbaikan berupa berkurangnya udem tungkai dan ascites serta peningkatan kadar albumin serum. Peningkatan kadar albumin serum mungkin disebabkan terjadi regenerasi hepatosit melalui diferensiasi sel punca endogen menjadi hepatoblas dengan markernya berupa HNF-4α Tujuan penelitian : untuk membuktikan terjadi peningkatan ekspresi HNF-4α setelah pemberian N. sativa pada tikus yang diinduksi CCl4 Metode penelitian : ekspreimental dengan rancangan a randomized post test only control group design, menggunakan 35 ekor tikus yang dibagi menjadi lima kelompok, normal, kontrol fibrosis hati dan fibrosis hati yang mendapat terapi N. sativa dengan 3 dosis berbeda. Induksi fibrosis hati dengan injeksi CCl4 1ml/kgBB i.p tiga kali/minggu selama 8 minggu. Setelah induksi CCl4, diberikan ekstrak N. sativa p.o 1,2; 2,4; 4,8 g/kgBB selama 4 minggu. Pada akhir penelitian, tikus dimatikan, organ hati diambil untuk diamati ekspresi HNF-4α dengan immunohistokimia. Hasil penelitian dan diskusi: Pemberian ekstrak N sativa meningkatkan ekspresi HNF-4α (p<0,001) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ekstrak N sativa memberikan pengaruh pada ekspresi HNF-4α (p<0,001; R2=81%). Kesimpulan : Ekstrak N sativa dapat meningkatkan ekspresi HNF-4α pada tikus model fibrosis hatiKata kunci : Nigella sativa. liver fibrosis, ekspresi HNF-4α
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ROSELA(Hibiscus sabdariffa) TERHADAP KADAR LDL-HDL KOLESTEROL SERUM TIKUS STRAIN WISTAR DENGAN DIET ATHEROGENIK Hidayati S, Sri
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 5, No 2 (2009): Juli 2009
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v5i2.1043

Abstract

Penyakit jantung koroner (PJK) dan pembuluh darah merupakan penyebab utama kematian yang ada di dunia ini sekarang. Mekanisme baru yang ditemukan menghubungkan antara PJK dengan reaksi radikal bebas dan produksi oksidasi. Pada rosela memiliki flavonoid (anthocyanin) yang dianggap mempunyai peranan penting sebagai antioksidan yang melindungi kerusakan jaringan tubuh akibat oksidasi, dan mampu menghambat terjadinya oksidasi LDL dalam pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikkan bahwa ekstrak rosela/teh merah (Hibiscus sabdariffa) mampu menurunkan kadar LDL serum dan meningkatkan kadar HDL serum tikus. Studi eksperimental menggunakan the post-test control group design dilakukan terhadap tikus wistar jantan. Dalam penelitian ini menggunakan empat kelompok tikus : KN (Kelompok dengan diet normal), KP (Kelompok dengan diet aterogenik), TM-150 (Kelompok dengan diet aterogenik ditambah ekstrak Teh Merah 150 mg/kgBB), dan TM-300 (Kelompok dengan diet aterogenik ditambah ekstrak Teh Merah 300 mg/kgBB). Diet atoregenik diberikan selama 60 hari. Kadar LDL-HDL serum kemudian diukur dengan menggunakan spektrofotometer dari keempat kelompok tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan kadar LDL serum tikus di semua kelompok tidak berbeda bermakna (Anova, p > 0,05). Terjadi peningkatan HDL serum yang signifikan antara kelompok KN dibandingkan dengan TM 150 dan TM 300 (Anova, p < 0,05), begitu pula dengan KP dibandingkan dengan TM 150 dan TM 300 (Anova, p < 0,05). Namun, tidak berbeda bermakna pada peningkatan kadar HDL antara TM150 dan TM 300 (Anova, p > 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak rosela/teh merah (Hibiscus sabdariffa) mampu menurunkan kadar LDL serum dan terbukti meningkatkan kadar HDL serum tikus wistar jantan. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan perlu penambahan dosis perlakuan untuk mengetahui dosis efektif. Kata kunci: teh merah, rosela, Hibiscus sabdariffa, diet aterogenik, LDL, HDL
RUPTUR LIEN AKIBAT TRAUMA ABDOMEN: BAGAIMANA PENDEKATAN DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAANNYA Sander, Mochamad Aleq
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 14, No 1 (2018): JUNI 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.172 KB) | DOI: 10.22219/sm.Vol14.SMUMM1.6646

Abstract

Salah satu organ kita yang paling sering mengalami cedera pada suatu trauma tumpul pada daerah perut atau torakskiri bagian bawah adalah lien. Penyebab utamanya adalah cedera langsung atau tidak langsung yang menyebabkan laserasikapsul lien dan avulsi pedikel lien sebagian atau menyeluruh. Pada trauma lien yang perlu diperhatikan adalah adanya tandatandaperdarahan yang memperlihatkan keadaan hipotensi, syok hipovolemik, dan nyeri abdomen pada kuadran atas kiri dannyeri pada bahu kiri karena iritasi diafragma.Perdarahan lambat yang terjadi kemudian pada trauma tumpul lien dapat terjadi dalam jangka waktu beberapa hari sampaibeberapa minggu setelah trauma. Untuk menentukan diagnosis trauma tumpul maka diperlukan anamnesis adanya riwayattrauma abdomen bagian kiri bawah, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, yang menunjukkan tanda-tanda traumatumpul dengan ruptur lien.Kami melaporkan dua buah kasus ruptur lien akibat trauma tumpul abdomen. Keduanya adalah korban kecelakaan lalu lintasdan masih tergolong usia muda atau produktif. Pada kedua pasien dilakukan tindakan operasi berupa laparotomi eksplorasidansplenectomy karena didapatkan tanda-tanda syok hipovolemik dan nyeri hebat di daerah abdomen.Kata kunci : trauma tumpul abdomen, laserasi kapsul lien, avulsi pedikel lien, syok hipovolemik, iritasi diafragma, splenectomy.
HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PADAT DINI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI RSUD AMBARAWA Bhaskoro, Risang; Mulyawan, Bambang
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 9, No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.481 KB) | DOI: 10.22219/sm.v9i2.4138

Abstract

Hubungan Pemberian Makanan Padat Dini Dengan Kejadian Diare Pada Bayi di RSUD Ambarawa Latar Belakang: Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali sehari. Bayi yang tidak diberi ASI eksklusif mempunyai kemungkinan 14,2 kali lebih sering terkena diare dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI eksklusif. Tujuan: Mengetahui hubungan pemberian makanan padat dini dengan kejadian diare pada bayi di RSUD Ambarawa. Metode: Observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Jumlah sampel 39. Dianalisis dengan uji Chi-Square dan koefisien kontingensi. Hasil Penelitian: 69,2% ibu memberikan makanan padat, 51,3% bayi mengalami diare dan 17,9% bayi tidak mengalami diare. Sedangkan 30,8% ibu yang tidak memberikan makanan padat, 5,1% bayi mengalami diare dan 25,6% bayi tidak mengalami diare, dengan nilai p sebesar 0,001, nilai r sebesar 0,471 dan RR =4,44 {95% CI: (1,82 – 10,72)}. Kesimpulan: Ada hubungan antara pemberian makanan padat dini dengan kejadian diare pada bayi di RSUD Ambarawa.
PENATALAKSANAAN STROKE TROMBOTIK: PELUANG PENINGKATAN PROGNOSIS PASIEN Nurul Arofah, Annisa
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 7, No 1 (2011): Januari 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2913.158 KB) | DOI: 10.22219/sm.v7i1.1088

Abstract

Stroke is a disease that needs multidisciplinary approach and the incident is still increasing. Primary precaution, secondary precaution and tertiary precaution are needed to reduce the incident of stroke and number of impairment. Many progress of the studies about treatments for ischemic thrombotic stroke are hold great promise for the better outcome. Thrombolytic therapy is has a main role in the acute phase treatment for the vascular target but the window therapy is narrow. There is important to overcome strategies to enhance the efficacy of thrombolytic therapy. Besides, neuroprotective agents are also important to decrease the number of disability because they are used to protect the ischemic neuron from the irreversible injury. In animal models of stroke neuroprotective agents are also hold great promise but investigators are still searching for a safe and effective agent that can limit ischemic damage in human stroke. Clinical trials are still needed to improve a better guideline of ischemic thrombotic stroke. Keyword: stroke, thrombotic, guideline.

Page 1 of 55 | Total Record : 549


Filter by Year

2009 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 20 No. 1 (2024): June 2024 Vol. 19 No. 2 (2023): December 2023 Vol. 19 No. 1 (2023): June 2023 Vol. 18 No. 2 (2022): December 2022 Vol. 18 No. 1 (2022): June 2022 Vol. 17 No. 2 (2021): December 2021 Vol. 17 No. 1 (2021): June 2021 Vol. 16 No. 2 (2020): December 2020 Vol. 16 No. 1 (2020): June 2020 Vol 16, No 1 (2020): June 2020 (on progress) Vol 16, No 1 (2020): June 2020 Vol. 15 No. 2 (2019): December 2019 Vol 15, No 2 (2019): December 2019 Vol 15, No 1 (2019): JUNI 2019 Vol. 15 No. 1 (2019): JUNI 2019 Vol. 14 No. 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol 14, No 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol. 14 No. 1 (2018): JUNI 2018 Vol 14, No 1 (2018): JUNI 2018 Vol 13, No 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol. 13 No. 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol. 13 No. 1 (2017): JUNI 2017 Vol 13, No 1 (2017): JUNI 2017 Vol. 12 No. 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol 12, No 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol. 12 No. 1 (2016): JUNI 2016 Vol 12, No 1 (2016): JUNI 2016 Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015 Vol 11, No 2 (2015): Desember 2015 Vol. 11 No. 1 (2015): Juni 2015 Vol 11, No 1 (2015): Juni 2015 Vol 10, No 2 (2014): Desember 2014 Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014 Vol 10, No 1 (2014): Juni 2014 Vol. 10 No. 1 (2014): Juni 2014 Vol. 9 No. 2 (2013): Desember 2013 Vol 9, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013 Vol. 9 No. 1 (2013): Juni 2013 Vol. 8 No. 2 (2012): Desember 2012 Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 8, No 1 (2012): Juni 2012 Vol. 8 No. 1 (2012): Juni 2012 Vol. 5 No. 2 (2009): Juli 2009 Vol 7, No 2 (2011): Desember 2011 Vol. 7 No. 2 (2011): Desember 2011 Vol 7, No 1 (2011): Januari 2011 Vol. 7 No. 1 (2011): Januari 2011 Vol. 6 No. 2 (2010): Desember 2010 Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 6, No 1 (2010): Januari 2010 Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010 Vol 5, No 2 (2009): Juli 2009 Vol 5, No 1 (2009): Januari 2009 Vol. 5 No. 1 (2009): Januari 2009 More Issue