cover
Contact Name
Edy Jamal Tuheteru
Contact Email
ejtuheteru@trisakti.ac.id
Phone
+6285695514944
Journal Mail Official
imej@trisakti.ac.id
Editorial Address
Kyai Tapa Street No.1, Grogol, West Jakarta
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian Mining and Energy Journal
Published by Universitas Trisakti
ISSN : 26572451     EISSN : 27236064     DOI : https://doi.org/10.25105/imej.v5i1.13776
IMEJ emphasizes the development of mining technical science and energy conservation technology. Mining technical science includes mining exploration, resource modeling, mine optimization, production optimization, mining economics, resource and reserve conservation, mine support, and post-mining. Energy conservation technology includes the development of renewable energy technology, fossil fuel energy technology, economic valuation of energy projects, life cycle cost, and value-added energy.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 2 (2018): November" : 7 Documents clear
Analisis Desain Kestabilan Lereng pada Perencanaan Daerah Timbunan ‘Syaiful Dump’ di PT Agincourt Resources Martabe, Sumatera Utara Jimmy Ari Pratama
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 1 No. 2 (2018): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1701.972 KB)

Abstract

PT Agincourt Resources menerapkan sistem tambang terbuka dalam kegiatan penambangannya. Pada perencanaan tambang terbuka, faktor kemananan dari kestabilan suatu lereng menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Penelitian pada dumping area ‘Syaiful Dump’ bertujuan untuk mencari nilai Faktor Keamanan (FK) pada lereng timbunan, serta melakukan evaluasi terhadap rencana desain awal yang telah ditentukan perusahaan pada besaran sudut lereng keseluruhan (Overall Slope) sebesar 12°. Penelitian dilakukan dengan membuat rancangan ulang berdasarkan evaluasi pada rancangan lereng awal dengan overall slope 12°. Rancangan ulang kemiringan lereng dibuat dengan nilai overall slope 15°, 20°, 25° dan 30°. Variasi sudut lereng bertujuan untuk mendapatkan nilai FK yang mendekati atau di atas standar yang telah ditentukan, yaitu FK > 1,3. Asumsi yang digunakan pada permodelan, yaitu keadaan permukaan air tanah sebesar 3 MBGL, faktor kegempaan 0,25 g, dan lintasan longsoran busur diasumsikan melintasi material collovium (low strenght material). Dengan menggunakan metode perhitungan Morgenstern – Price, didapatkan nilai FK untuk sudut lereng 12° sebesar 1,7; 15° sebesar 1,6; 20° sebesar 1,4; 25° sebesar 1,2; dan untuk sudut lereng 30° nilai FK sebesar 1,0. Dari hasil perhitungan, dapat direkomendasikan untuk kemiringan sudut lereng keseluruhan sebesar 20° dengan nilai FK = 1,4. Nilai tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan. 
Evaluasi Produktivitas Alat dalam Penambangan Batubara di PT Kerebet Mas Group, Jobsite PT Kalimantan Lestari Raharja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur Andri Sulaeman
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 1 No. 2 (2018): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.191 KB)

Abstract

Produksi batubara aktual PT Kalimantan Lestari Raharja belum mencapai target. Perlu dilakukan kajian teknis terhadap alat gali muat dan angkut. Tujuan dari kajian teknis adalah untuk meningkatkan produktivitas dari alat yang digunakan. Kajian tersebut dimulai dengan pengambilan data sekunder, yaitu waktu alat yang terdiri atas waktu terjadwal, standby, breakdown dan kerja efektif. Dengan data tersebut, dapat dihitung nilai ketersediaan alat berdasarkan MA, PA, UA dan EU. Produktivit as alat gali muat dapat dipengaruhi oleh ripping material. Terjadi kenaikan produktivitas sebesar 119,96 ton/jam setelah adanya ripping pada batubara. Produktivitas alat angkut dipengaruhi oleh kondisi jalan yang berpengaruh terhadap waktu tempuh. Terjadi kenaikan produktivitas pada alat angkut jenis DT Scania P420 sebesar 3,2 ton/jam, Nissan CWB sebesar 6,48 ton/jam, dan Daewoo Novus sebesar 6,72 ton/jam, setelah adanya perbaikan jalan. Berdasarkan target produksi setiap bulan dan produktivitas setiap jenis dump truck yang berbeda, maka akan didapatkan jumlah kebutuhan alat dengan melihat pengaruh ketersedian alat. Sesuai dengan perhitungan jumlah kebutuhan alat angkut, dengan perbaikan kondisi jalan produksi sesuai dengan teoritis, maka produktivitas alat akan meningkat dan kebutuhan alat angkut menjadi lebih sedikit. Diperlukan pelebaran jalan pada titik tertentu, serta training terhadap operator agar dapat bekerja efektif, sehingga tercapai produksi yang optimal.
Evaluasi Hidrologi pada Tambang Terbuka di Pit M2 Utara dan H Utara, Jobsite Separi, Santan Batubara Project, Kalimantan Timur Reza Ramadhan
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 1 No. 2 (2018): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.796 KB)

Abstract

Hujan adalah salah satu faktor penyebab gangguan pada operasi penambangan yang tidak bisa dihindarkan. Hujan yang terjadi di sekitar lokasi penambangan akan menimbulkan air limpasan yang berpotensi mengganggu kegiatan penambangan di PT Petrosea, Jobsite Santan Batubara. Berdasarkan curah hujan rencana yang digunakan adalah sebesar 162,21 mm/hari, dengan intensitas curah hujan sebesar 56,24 mm/jam, dan luas catchment area rencana 2,20 km², maka didapat debit air limpasan sebesar 111.456 m³/jam. Dimensi paritan saat ini mempunyai lebar dasar parit sebesar 2,1 m, kedalaman 2m, lebar permukaan 4 m. Volume air yang masuk sumuran sebesar 270.861 m³. Menggunakan Pompa HL 200, dengan pump rate 496,8 m³/jam dan waktu pemompaan selama 20 jam/hari, maka jumlah pompa yang dibutuhkan untuk mengeluarkan air dari sump menuju settling pond adalah 6 unit. Settling pond yang direncanakan mempunyai dimensi panjang 35,45 m; lebar 60 m; kedalaman 9 m; dan luas 2.127,10 m². Dengan demikian didapat volume sebesar 19.143,91 m³. 
Evaluasi Perbandingan Penggunaan Batubara dan Minyak Diesel sebagai Bahan Bakar Pembangkit Listrik Paulus Pandu Susilo
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 1 No. 2 (2018): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.149 KB)

Abstract

Pada umumnya, sektor industri menggunakan PLTU sebagai pembangkit listrik utama. Namun, terdapat beberapa industri yang menggunakan PLTD sebagai pembangkit listrik utama. Berdasarkan pengalaman PT Tifico Fiber Indonesia, pengeluaran biaya operasional PLTU batubara lebih rendah dibanding dengan biaya operasional PLTD. Namun, besaran harga energi (biaya produksi/kWh) dari kedua pembangkit listrik tersebut belum diketahui secara spesifik. PT Tifico Fiber Indonesia memiliki pembangkit listrik pribadi yang dioperasikan sendiri. Terdapat dua jenis pembangkit listrik yang digunakan, yaitu PLTU dan PLTD. PLTU digunakan sebagai pembangkit listrik utama dengan kapasitas 2x15 MW dengan umur hidup 10 tahun, sedangkan PLTD digunakan sebagai pembangkit listrik cadangan dengan kapasitas 5x6,4 MW dengan umur hidup 15 tahun. Produksi listrik aktual yang dihasilkan per jam adalah 23.544,67 kWh. Perhitungan harga energi atau biaya pokok produksi listrik menggunakan dua metode, yaitu metode full costing dan life cycle costing. Harga energi dengan metode full costing untuk PLTU sebesar Rp 731,62/kWh, sedangkan untuk PLTD sebesar Rp 2.803,9/kWh. Harga energi dengan metode life cycle costing untuk PLTU sebesar Rp 570,01/kWh dengan levelized cost Rp 79,22/kWh, sedangkan untuk PLTD sebesar Rp 2.775,03/kWh dengan levelized cost Rp 294,77/kWh. Kebutuhan bahan bakar rata-rata per hari untuk PLTU adalah 0,98 kg/kWh, sedangkan untuk PLTD adalah 0,25 liter/kWh.
Kajian Hidrologi pada Pit 202 di PT Pama Persada Nusantara Jobsite Jembayan, Tenggarong, Kalimantan Timur Andi Cynthia Septiani
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 1 No. 2 (2018): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.537 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menjaga front kerja penambangan selalu dalam keadaan kering, dengan menentukan rancangan sump, jumlah pompa, serta membuat rancangan settling pond. Metode mine dewatering menggunakan pompa dilakukan untuk mengeluarkan air yang masuk ke lokasi penambangan. Sumber air yang masuk ke area tambang berasal dari air hujan dan air tanah. Curah hujan rencana maksimum pada saat penelitian adalah sebesar 144,78 mm dan air tanah diasumsikan sebesar 5%. Perencanaan penyaliran tambang di Pit 202 dibagi menjadi 2 area, yaitu Area 1 dan 2. Area 1 terletak di sisi utara dan area 2 terletak di sisi selatan. Kedua area ini dipisahkan oleh highwall. Pada Area 1, catchment area untuk area tambang seluas 932.164,47 m2, disposal seluas 89.006,24 m2, dan hutan seluas 377.559,58 m2. Volume sump dirancang sebesar 334.728,54 m3 dengan dimensi sump: panjang 209,21 m, lebar 80 m dan tinggi 20 m. Kebutuhan pompa paling banyak 2 unit dengan panjang pipa yang digunakan untuk memindahkan air dari sump ke settling pond sejauh 1.716 meter. Pada Area 2, catchment area untuk area tambang seluas 779.095,17 m2, disposal seluas 184.272,97 m2, dan hutan seluas 1.374.487,41 m2. Volume sump dirancang sebesar 491.166,67 m3 dengan dimensi sump: panjang 306,98 m, lebar 80 m, dan tinggi 20 m. Kebutuhan pompa paling banyak 3 unit dengan panjang pipa yang digunakan untuk memindahkan air dari sump ke settling pond sejauh 1.387 meter.
Kajian Strategi Pemasaran Batubara dengan Menggunakan Parameter Kualitas Batubara di PT Bukit Asam Prima, Kalimantan Selatan Aurora Ivonia Luciana
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 1 No. 2 (2018): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.975 KB)

Abstract

Penelitian dilakukan untuk menentukkan strategi pemasaran batubara dengan menggunakan parameter kualitas batubara, serta untuk melihat pengaruh parameter kualitas batubara terhadap harga dan prosedur perdagangan batubara. Harga Batubara A ditentukan menggunakan formula yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara berdsasarkan kualitas batubara tersebut. Harga Batubara B diperhitungkan dengan formula yang sama. Selanjutnya, Batubara A dan B yang diperjualbelikan oleh PT Bukit Asam Prima, dicampur dengan perbandingan 1:1 untuk menghitung harga batubara campuran. Harga batubara sebelum dicampur dan harga batubara campuran dibandingkan untuk mengetahui nilai penjualan yang lebih tinggi. Dari perhitungan harga batubara, dapat diketahui bahwa faktor utama yang mempengaruhi harga batubara antara lain nilai kalor, kandungan air, kandungan abu, dan total sulfur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, strategi pemasaran dengan melakukan pencampuran batubara tidak menghasilkan nilai penjualan yang lebih tinggi. Dengan kata lain, nilai penjualan batubara yang lebih tinggi didapat tanpa melakukan proses pencampuran.
Evaluasi Penggunaan Fuel Index dalam Proses Penambangan di Pit S5 Selatan PT Riau Baraharum Armando Armando
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 1 No. 2 (2018): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.231 KB)

Abstract

Fuel index merupakan perbandingan antara konsumsi bahan bakar alat produksi ditambah dengan konsumsi bahan bakar alat support, kemudian dibagi dengan total produksi dari alat produksi. Hasil penelitian menunjukkan produksi overburden rata-rata harian adalah sebesar 24.634 BCM dengan konsumsi bahan bakar sebesar 27.713 liter dan nilai fuel index sebesar 1,12. Total produksi overburden yang dihasilkan dalam satu bulan adalah sebesar 246.237 BCM, dengan konsumsi bahan bakar sebesar 277.123 liter dan nilai fuel index sebesar 1,12. Produktivitas alat gali mencapai 504 BCM/jam, sedangkan produktivitas alat angkut sebesar 144 BCM/jam. Produktivitas alat produksi dapat berpengaruh terhadap jam kerja alat, apabila semakin besar jam kerja alat dan tidak diikuti dengan peningkatan produksi, maka jam penggunaan alat penunjang kegiatan penambangan akan berlebih. Hal tersebut menyebabkan nilai fuel index meningkat. Nilai fuel index dapat menurun jika produksi overburden tinggi, sedangkan jam kerja alat penunjang tetap.

Page 1 of 1 | Total Record : 7