cover
Contact Name
Tri Mei Khasana
Contact Email
trimeikh@gmail.com
Phone
+6289686000300
Journal Mail Official
medika.respati@respati.ac.id
Editorial Address
Universitas Respati Yogyakarta Kampus 2 Jl. Raya Tajem KM.1,5, Maguwoharjo, Depok, Kenayan, Wedomartani, Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55282
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan
ISSN : 19073887     EISSN : 26851156     DOI : 10.35842/mr.vxxixx.xxx
Core Subject : Health,
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan welcome submission in the area of health sciences and practices. Focus and Scope: Medicine Nursing Midwifery Public Health Nutrition Physiotherapy Health technology The manuscript must be Original Article
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 1 (2019)" : 8 Documents clear
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN NYERI TULANG BELAKANG PADA MAHASISWA KEPERAWATAN Siti Fadlilah, Deden Iwan Setiawan
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.996 KB) | DOI: 10.35842/mr.v14i1.210

Abstract

 Nyeri tulang belakang merupakan salah satu ganguan tulang belakang. Faktor resiko positif yang menyebabkan nyeri tulang belakang adalah bertambahnya usia, kebugaran yang buruk, kondisi kesehatan yang jelek, masalah psikologik dan psikososial, jenis pekerjaan, serta posisi tubuh atau sikap tubuh yang tidak benar pada saat duduk, tidur, maupun berdiri. Sering kali pengetahuan mengenai sikap tubuh yang benar terabaikan begitu saja. Hal ini menjadi pertanda buruk karena banyak orang menjadi tidak perduli tentang sikap tubuh yang benar, sehingga tidak sedikit orang yang mengalami nyeri tulang belakang.Penelitian untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin, dan tingkat pengetahuan tentang sikap tubuh dengan kejadian nyeri tulang belakang pada mahasiswa keperawatan. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan deskriptik korelasional. Populasi adalah mahasiswa keperawatan di suatu universitas di Yogyakarta berjumlah 270 mahasiswa. Sampel berjumlah 65 mahasiswa, diambil menggunakan probability propotional to size (PPS) sampling. Uji statistik menggunakan Chi Square. Sebagian besar mahasiswa berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 33 responden (50,8%), berusia 22 tahun yaitu sebanyak 39 responden (60,0%), mempunyai tingkat pengetahuan tentang sikap tubuh kategori cukup yaitu 37 responden (56,9%), dan mengalami kejadian nyeri tulang belakang yaitu sejumlah 45 responden (69,8%). Hasil analisis hubungan jenis kelamin dengan kejadian nyeri diperoleh p-value sebesar 0,852. Hasil analisis usia dengan kejadian nyeri diperoleh p-value sebesar 0,138. Hasil analisis hubungan pengetahuan tentang sikap tubuh dengan kejadian nyeri diperoleh p-value sebesar 0,003. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan usia dengan kejadian nyeri tulang belakang pada mahasiswa keperawatan angkatan 2011 Universitas Respati Yogyakarta. Ada hubungan tingkat pengetahuan tentang sikap tubuh dengan kejadian nyeri tulang belakang mahasiswa keperawatan angkatan 2011 Universitas Respati Yogyakarta.Kata Kunci: usia, jenis kelamin, tingkat pengetahuan tentang sikap tubuh, kejadian nyeri tulang belakang.
GAMBARAN GANGGUAN TIDUR PASIEN YANG BERKUNJUNG DI POSKO KESEHATAN UNRIYO DI HUNTARA BALAROA, PALU, SULAWASI TENGAH TAHUN 2018 J. Nugrahaningtyas W. Utami, Khairul Imam
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.353 KB) | DOI: 10.35842/mr.v14i1.211

Abstract

Latar Belakang, Indonesia merupakan daerah rawan terhadap bencana gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi. Akibat daerah bencana maka dapat menimbulkan krisis kesehatan, yang artinya akan timbul korban massal, konsentrasi pengungsian, masalah pangan dan gizi, masalah ketersediaan air bersih, masalah sanitasi lingkungan, terganggunya pengawasan vektor penyakit menular, lumpuhnya pelayanan kesehatan, masalah post traumatic stress, kelangkaan tenaga kesehatan, maupun diskoordinasi. Selain itu bencana akan berdampak pada peningkatan kewaspadaan yang memberikan gejala sulit tidur, atau sulit mempertahankan tidur, sulit berkonsentrasi, waspada perlebihan, respon terkejut yang berlebih termasuk meningkatnya reaktivitas fisiologi dengan gejala ketegangan (hyperarousal).Tujuan Penelitian, untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien yang mengalami gangguan tidur setelah masa tanggap darurat berakhir dan tinggal di hunian sementara BalaroaMetode Penelitian,  dilakukan dengan menggunakan desain penelitian deskriptif, dan dengan pendekatan cross sectional sampling  dengan pendekatan accidental sampling, pengambilan sampel dengan cara wawancara dengan panduan kuesioner pada tanggal 1-3 November 2018 di posko kesehatan UNRIYO, Huntara Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah.Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner.Analisis data deskriptif dengan menggunakan prosentase.Hasil, Hasil penelitian didapatkan sebagian besar 25 (83,33%) responden tidak mengalami gangguan tidur sedangkan 5 (16,67%) responden lainnya mengalami gangguan tidur.Simpulan, Gangguan tidur tidak dialami responden setelah masa tanggap darurat berakhir dan tinggal di hunian sementara Balaroa Kata kunci : karakteristik, PSTD, gangguan tidur
IDENTIFIKASI MAKANAN JAJANAN YANG MENGANDUNG BORAKS RADIUS SATU KILOMETER UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA KAMPUS 2 Angelina Swaninda Nareswara
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.827 KB) | DOI: 10.35842/mr.v14i1.206

Abstract

Latar Belakang : Makanan jajanan merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, karena harga relatif murah, memiliki cita rasa yang enak dan juga mudah untuk didapatkan. Meskipun makanan jajanan memiliki keunggulan, akan tetapi bisa berdampak negatif bagi kesehatan apabila makanan jajanan terkontaminasi oleh mikroba akibat penanganan yang tidak higIenis dan penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM) yang tidak diizinkan, salah satunya boraksTujuan : Mengetahui ada atau tidaknya kandungan boraks pada makanan jajanan yang dijual radius 1 km dari Umiversitas Respati Kampus 2 Yogyakarta.Metode Peneltian : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan rancangan deskriptif observasional. Sampel penelitian ini adalah semua makanan jajanan yang dijual radius 1 km dari Kampus 2 Universitas Repati, Jalan Tajem, Maguwoharjo, Depok, Sleman Yogyakarta. Uji Laboratorium Analisis Kandungan Boraks dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan Dan   Pengujian Alat Kesehatan Provinsi Jawa TengahHasil : Sampel makanan jajanan yang diteliti sebanyak 6 sampel. Hasil uji boraks yang dilakukan menyatakan keenam sampel negative kandungan boraksnya.Kesimpulan : Makanan jajanan yang dijual disekitar Kampus 2 Respati Yogyakarta Radius 1 Kilometer tidak ada yang mengandung boraks dan aman untuk dikonsumsi.Kata Kunci : Makanan jajanan; boraks
KETAHANAN PANGAN TINGKAT RUMAH TANGGA, ASUPAN PROTEIN DAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA DI DESA PLANJAN KECAMATAN SAPTOSARI GUNUNG KIDUL Delima Citra Dewi Gunawan, Septriana
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.341 KB) | DOI: 10.35842/mr.v14i1.212

Abstract

Latar Belakang : Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya  pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi stunting di Indonesia tahun  2010 sebesar 35,6%, sebagian besar terjadi pada anak usia 2 - 3 tahun yaitu 41,4%. Secara umum penyebab utama stunting adalah asupan gizi yang tidak mencukupi, dan penyakit infeksi. Ketahanan pangan tingkat rumah tangga diduga secara tidak langsung mempengaruhi kejadian stunting. Tujuan :.Mengetahui hubungan antara ketahanan pangan tingkat rumah tangga dan asupan protein terhadap kejadian stunting pada anak balita di Desa Planjan Kecamatan Saptosari Gunung Kidul. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan  rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan di Desa Planjan Kecamatan Saptosari Gunungkidul pada bulan Juni-September 2017. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 73 balita. Hasil : Karakteristik responden dibagi menjadi jenis kelamin dan usia balita. Jenis kelamin laki-laki sebanyak 41% sedangkan perempuan 59%. Usia balita mayoritas diatas 25 bulan yaitu sebesar 57%. Jumlah balita stunting yaitu 27,4% pada laki-laki, dan38,3% pada perempuan. Keluarga yang memiliki kategori tahan pangan hanya 13,7% selebihnya berada dalam kategori ketidaktahanan pangan tingkat ringan hingga berat. Asupan protein 54,8% berada dalam kategori kurang. Hubungan ketahanan pangan dengan kejadian stunting memiliki p-value sebesar 0,258, sedangkan hubungan antara asupan protein dengan kejadian stunting memiliki p-value sebesar 0,009.Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara ketahanan pangan tingkat rumah tangga terhadap kejadian stuting pada balita. Ada hubungan antara asupan protein terhadap kejadian stunting pada balita.Kata Kunci : ketahanan pangan, asupan protein, balita stunting
HUBUNGAN SIKAP DAN POSISI KERJA PADA PEKERJA PENYORTIR BUAH TOMAT TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI DESA SEMANDING Herta Meisatama, Agnes Savitri Agni
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.863 KB) | DOI: 10.35842/mr.v14i1.207

Abstract

Pendahuluan : Penyortiran ialah sebuah proses pemilihan buah dengan kategori buah berkualitas baik dengan buah yang berkualitas buruk. Proses tersebut dilakukan oleh pekerja dengan posisi kerja duduk jongkok di lantai. Pekerja akan mengubah sikap kerja tersebut ketika pekerja merasa tidak nyaman pada otot. Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan kuesioner Nordic Body Map dengan 5 skala likert pada semua sampel yang berjumlah 12 orang pada saat sebelum bekerja (Pre Test) dan saat selesai bekerja (Post Test) di Desa Semanding Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Jawa Timur.Hasil : hasil analisis terhadap kondisi akhir (post) lebih tinggi dari pada kondisi awal (pre) dan diperoleh hasil nilai p = 0,001. Kesimpulan : Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan keluhan muskuloskeletal yang Signifikan. Kata Kunci : Sikap Kerja, Posisi Kerja dan Keluhan Musculoskeletal
PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENERIMAAN LANSIA DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL DI DUSUN SAMPANGAN WIROKERTEN BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA Setyo Mahanani Nugroho, Listia Dwi Febriati
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.868 KB) | DOI: 10.35842/mr.v14i1.213

Abstract

Latar Belakang : Pada waktu seseorang memasuki masa lanjut usia, terjadi berbagai perubahan baik yang bersifat fisik, mental, maupun sosial. Perubahan yang bersifat fisik antara lain adalah penurunan kekuatan fisik, stamina dan penampilan. Ditambah dengan kurangnya penyesuaian diri lansia terhadap semua perubahan yang terjadi. Hal ini dapat menyebabkan beberapa orang menjadi depresif atau merasa tidak senang saat memasuki masa usia lanjut. Kurangnya dukungan keluarga dikhawatirkan dapat memperburuk keadaan psikis lansia. Penelitian ini penting dilakukan karena terkadang masih kurangnya pengaruh dukungan dari keluarga kepada lansia.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh dukungan keluarga terhadap penerimaan lansiadalam menghadapi perubahan fisik dan psikososial di dusun Sampangan Wirokerten Banguntapan Bantul Yogyakarta. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam 7 responden dan 2 informan kunci. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif Miles and Hubermanyang terdiri dari 4 langkah yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian dan analisis data berupa penarikan kesimpulan atau verifikasi data.Hasil: Perubahan Fisik yang sering terjadi pada lansia yaitu munculnya Asam Urat, hipertensi, cepat lelah. Selain keluhan tersebut antara lain katarak dan sesak nafas. Perubahan Psikis adalah mudah sensitive dan mudah marah. Semua lansia menerima perubahan yang terjadi. Dukungan keluarga berupa dukungan informasi, dukungan instrumental.Kesimpulan : Terdapat pengaruh dukungan keluarga dengan penerimaan lansia dalam menghadapi perubahan fisik dan psikososial.Kata Kunci : Dukungan keluarga, Penerimaan lansia, Perubahan Fisik, Psikososial
STUDI KASUS KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN ANTENATAL CARE (ANC) TERPADU DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG JAWA TENGAH Florentina Kusyanti, Lenna Maydianasari
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.067 KB) | DOI: 10.35842/mr.v14i1.208

Abstract

Latar belakang :Program safe motherhood dari negara-negara di wilayah Asia Tenggara pada tahun 2010 menyepakati bahwa pelayanan kebidanan yang diberikan kepada setiap ibu yang memerlukan perlu diupayakan agar memenuhi standar tertentu agar aman dan efektif.  Antenatal Care merupakan pelayanan yang sangat penting. Pelayanan ini diberikan kepada ibu selama masa kehamilan agar kehamilannya sehat sampai melahirkan bayi yang sehat pula, sehingga pada akhirnya dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Tujuan : untuk mengetahui kinerja bidan dalam  pelaksanaan pelayanan ANC terpadu di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.Metode : Rancangan penelitian adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif  untuk mengetahui kinerja bidan dalam pelaksanaan pelayanan ANC terpadu di Puskesmas. Informan pada penelitian ini adalah bidan puskesmas, bidan desa, pimpinan, petugas laboratorium, ahli gizi dan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dan wawancara mendalam. Pengolahan data kualitatif dilakukan analisis isi dengan transkripsi, disajikan dalam narasi.Hasil : Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa  informan yang diwawancara berumur sekitar 45-55 tahun , Pendidikan sarjana  , lama bekerja sebagian besar 21-30 tahun , analisis jabatan sebagai bidan koordinator,kinerja  bidan sudah baik, pengetahuan tentang ANC terpadu sudah cukup baik,waktu pelaksanaan ANC terpadu paling banyak 2014 pada puskesmas tidak serempak, pelatihan mayoritas sudah mengikuti pelatihan. Selain itu responden sudah mendapatkan pelatihan, waktu pelatihan 2-3 hari yang diadakan oleh dinas kesehatan kabupaten, manfaatnya mayoritas untuk meningkatkan kompetensi. Motivasi responden sudah cukup baik,sikap masih ada kurang menanggapi, kepemimpinan masih kurang, kendala masih banyak terutama karena kekurangan SDM, sarana prasarana sangat mendukung, dukungan dari unit lain sudah cukup mendukung, bimbingan teknis tidak pernah ada.Kata kunci : kinerja, bidan, ANC, terpadu
PERILAKU SEKS AMAN (SAFE SEX) PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) YANG TERINFEKSI HIV DALAM MELAYANI PELANGGAN DI KOTA YOGYAKARTA Casnuri, Fika Lilik Indrawati
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.892 KB) | DOI: 10.35842/mr.v14i1.209

Abstract

Abstrak: Salah satu faktor risiko tingginya penularan HIV adalah banyaknya pelanggan yang dilayani seorang wanita pekerja seks (WPS) yang sudah terinfeksi HIV. Semakin besar jumlah pelanggan, semakin besar kemungkinan tertular HIV. Sebaliknya jika WPS telah terinfeksi HIV, maka makin banyak pelanggan yang mungkin tertular darinya. Dilain pihak, sedikitnya jumlah pelanggan dapat memperlemah kekuatan negosiasi WPS untuk pemakaian kondom, karena mereka takut kehilangan pelanggan. Dalam posisinya sebagai penjaja seksual, serta kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, maka WPS dengan tanpa sepengetahuannya akan mudah menularkan virus HIV kepada pasangan-pasangan berikutnya. Hal itu terjadi karena kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi dan seksual serta akses tentang layanan kesehatan bagi WPS. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku WPS dalam melakukan seks aman (safe sex) sehingga dapat diketahui proses serta faktor yang melatarbelakangi perilaku WPS melakukan seks aman (safe sex) dalam melayani pelanggannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, teknik pengambilan sampel secara purposive sampling jenis criterion based sampling dan snowball sampling dilakukan dengan menemukan orang yang dapat memberi petunjuk mengenai orang yang bersedia menjadi subjek penelitian sesuai dengan kriteria. Dari kriteria-kriteria yang telah dirumuskan, diperoleh lima orang informan yang representatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Hasil: bahwa hampir semua WPS mempunyai pengetahuan yang kurang tentang HIV/AIDS. Mereka tetap melakukan hubungan seksual yang beresiko meskipun sudah dinyatakan positif HIV dan sudah mengetahui beberapa teman WPS yang terkena HIV/AIDS. Semua WPS merasa bahwa pekerjaan mereka beresiko untuk menularkan HIV. Secara umum keseriusan/keparahan jika pelanggan tertular HIV yang dirasakan adalah merasa kesakitan secara fisik, malu, menyesal serta kehilangan pekerjaan. Manfaat melakukan seks aman (safe sex) adalah rasa aman untuk tidak menularkan HIV kepada pelanggan. Secara umum penolakan pelanggan terhadap pemakaian kondom tidak menjadi hambatan bagi WPS. Kesimpulan: Semua WPS percaya bahwa melakukan seks aman (safe sex) dapat menguntungkan bagi mereka dan pelanggan.Kata kunci : seks aman (safe sex), WPS, health belief mode 

Page 1 of 1 | Total Record : 8