cover
Contact Name
Wahyudin
Contact Email
mandalaofhealth.journal@gmail.com
Phone
+6281343880797
Journal Mail Official
mandalaofhealth.journal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Dr. Gumbreg, Medical Street, Mersi, Purwokerto Central Java 53122 Telp. (0281) 622022, Fax. (0281) 624990
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Mandala of Health : A Scientific Journal
ISSN : -     EISSN : 26156954     DOI : https://doi.org/10.20884/1.mandala
Core Subject : Health,
Mandala of Health : A Scientific Journal is a medical scientific journal with open access published by the Faculty of Medicine, Jenderal Soedirman University, containing research articles, systematic reviews, and case reports in all areas of basic medical science, clinical medicine, biomedical science, medical biotechnology, and public health.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 16 No 2 (2023): Mandala of Health" : 8 Documents clear
A COMPARISON OF NEUTROPHIL LYMPHOCYTE RATIO (NLR) BEFORE AND AFTER ANTI TUBERCULOSIS TREATMENT BASED ON AGE AND SEX CHARACTERISTICS Annisa Nurul Azmi; Yekti Hediningsih; Nanik Marfu’ati
Mandala Of Health Vol 16 No 2 (2023): Mandala of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2023.16.2.8181

Abstract

Indonesia is ranked third in the world with the most Tuberculosis (TB) cases. TB is an infection caused by bacteria thus can cause an inflammatory response then affects Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR). Anti-tuberculosis treatment with bactericidal and sterilization principles is expected to kill TB germs and reduce NLR values. The aim of this study was to analyze the NLR values in tuberculosis patients before and after anti-tuberculosis treatment based on age and sex characteristics. This is an analytic observational study using retrospective cohort approach in patients diagnosed with TB at the Muhammadiyah Kendal Hospital during January - August 2022. 70 samples were obtained through a purposive sampling method. This research used secondary data laboratory results consist of identity and NLR values before and after anti-tuberculosis treatment then analyzed with SPSS. Research data distribution wasn't normal. Results showed there was a significant comparison which was lower NLR values after treatment (p <0.001) and a significant conversion of NLR values from abnormal to normal (p <0.001). There was no significant difference based on sex before (p = 0.758) and after (p = 0.115) treatment. No significant difference was found by age category before (p = 0.174) and after (p = 0.284) treatment. Comparison of NLR values before and after anti-tuberculosis treatment found that there was a decrease in NLR values and most of the conversions were from abnormal to normal, but there were no differences based on age or sex characteristics.
PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PEDICULUS HUMANUS CAPITIS DI PONDOK PESANTREN NAHDATUL ULAMA BUMIAYU Lieza Dwianasari Susiawan; Imam Agus Faisal; Diah Krisnansari
Mandala Of Health Vol 16 No 2 (2023): Mandala of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2023.16.2.8478

Abstract

Latar Belakang Pedikulosis kapitis cukup umum dijumpai pada komunitas padat hunian seperti pondok pesantren. Diperlukan identifikasi faktor risiko predisposisi kejadian pedikulosis untuk mencegah transmisi tungau. Tujuan Mengetahui hubungan personal hygiene dan tingkat pengetahuan terhadap kejadian pedikulosis kapitis pada santri di Pondok Pesantren di Bumiayu. Metode Penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan potong lintang terhadap santri di salah satu pondok pesantren di Bumiayu. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling yang memenuhi kriteria penelitian, yakni menyetujui informed consent serta mengerti bahasa Indonesia. Analisis bivariat menggunakan uji chi-sqaure dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil Sebanyak 51 santri dilibatkan dalam penelitian ini. Usia rerata yang didapatkan 13,6±1,61 tahun dan 34 santri (66,7%) diantaranya perempuan. Prevalensi pedikulosis pada seluruh populasi sebesar 49% (25 orang). Tingkat kejadian pedikulosis pada kelompok pengetahuan cukup-buruk tidak berbeda bermakna dengan kelompok pengetahuan baik (44,8% vs 54,5%; p=0,686). Tingkat kejadian pedikulosis pada kelompok hygiene baik berbeda bermakna dengan kelompok hygiene buruk (59,5% vs 21,4%; p=0,035). Kesimpulan Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku personal hygiene dengan kejadian pedikulosis kapitis. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian pedikulosis kapitis di Pondok Pesantren di Bumiayu.
ENCEPHALITIS ANTI N-METHYL-D-ASPARTATE RECEPTORS Shila Suryani; Calcarina Retno Fitriani Wisudarti
Mandala Of Health Vol 16 No 2 (2023): Mandala of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2023.16.2.8584

Abstract

Background : Anti-N-Methyl-D-Aspartate receptor encephalitis is an autoimmune disease where the incidence is still rare which is characterized by complex neuropsychiatric syndrome. In severe stages, it can cause morbidity and mortality so it requires adequate intensive therapeutic management. Cases: 1) Male, 23 years old diagnosed with NMDAR encephalitis at an advanced stage in 10 days of treatment. Patient was given plasma exchange therapy three times and steroids did not respond then given rituximab, did not respond as expected. 2) A 19-year-old male diagnosed with NMDAR encephalitis at an advanced stage on the 7th day of hospitalization. Patient was given plasma exchange therapy 7 times and steroids. The patient showed an improved response to the third plasma exchange therapy, the patient could weaned from the ventilator and then transferred from the ICU. Conclusion: NMDAR encephalitis at an advanced stage requires long intensive care. Immunotherapy is the first-line therapy for NMDAR encephalitis. Immunotherapy options in severe cases can be given plasma exchange in combination with steroids. Rapid diagnosis and early initiation of therapy can provide better outcomes, reduce complications of nosocomial infections and reduce length of stay in the ICU.
STATUS VAKSINASI DENGAN KEJADIAN COVID-19 DI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN: STUDI CROSS SECTIONAL Akhmad Haikal Yaafist; Indah Rahmawati; Dody Novrial; Ma'mun Ma'mun; Diah Krisnansari
Mandala Of Health Vol 16 No 2 (2023): Mandala of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2023.16.2.8704

Abstract

Latar belakang: Penyebaran COVID-19 yang sangat cepat tersebar di seluruh negara di dunia, tercatat kasus di Indonesia per 16 Maret 2022 yaitu 5.847.900. Pemerintah Indonesia melakukan upaya untuk mengatasi penyebaran COVID-19 salah satunya dengan program vaksinasi. Vaksinasi COVID-19 adalah suatu program yang bertujuan untuk menurunkan angka penularan COVID-19 dan pembentukan kekebalan imun masyarakat (herd immunity). Walaupun terdapat masyarakat yang terpapar COVID-19 setelah divaksin. Namun, status vaksinasi lengkap tetap berpengaruh terhadap kejadian COVID-19. Tujuan: Mengetahui hubungan status vaksinasi dengan kejadian COVID-19 di Universitas Jenderal Soedirman. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode cross sectional pada populasi target mahasiswa dan dosen Unsoed. Penelitian ini menggunakan kuesioner mengenai COVID-19 dengan Teknik pengambilan sampel secara random sampling sebanyak seratus dua responden. Teknik analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara hubungan status vaksinasi dengan kejadian COVID-19 di Universitas Jenderal Soedirman. Didapatkan nilai prevalensi ratio sebesar 6,85 yang memiliki makna bahwa status vaksin kurang dari dua memiliki prevalensi COVID-19 6,85 kali dibanding vaksin lebih dari dua. Analisis bivariat menggunakan uji Chi square diperoleh nilai p value = 0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status vaksinasi dengan kejadian COVID-19 di Universitas Jenderal Soedirman. Masyarakat yang status vaksinnya kurang dari 2 memiliki prevalensi COVID-19 sebesar 6,85 dibanding vaksin lebih dari dua.
KORELASI ANTARA USIA DAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA PESERTA PROLANIS HIPERTENSI DI SUMBANG Rahma Rizki Agustin; Prasetyo Tri Kuncoro; Ika Murti Harini; Muttaqien Pramudigdo; Agus Budi Setiawan
Mandala Of Health Vol 16 No 2 (2023): Mandala of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2023.16.2.9025

Abstract

Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik (≥140/≥90 mmHg). Salah satu dampak dari hipertensi adalah penurunan fungsi kognitif. Lama seseorang menderita hipertensi menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara usia dan lama menderita hipertensi dengan fungsi kognitif pada peserta prolanis hipertensi di salah satu Klinik Pratama yang ada di Kecamatan Sumbang. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan pada kegiatan prolanis hipertensi di Klinik Pratama Sumbang. Pengambilan sampel diperoleh dari data primer berupa kuesioner Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia (MoCA-Ina). Populasi pada penelitian ini menggunakan total sampling yaitu sebanyak 33 sampel peserta prolanis hipertensi. Teknik analisis data menggunakan uji Chi-square. Dihasilkan bahwa dari 33 penderita hipertensi dengan usia 45-60 tahun sebanyak (45,5%), dan yang berusia 61-75 tahun sebanyak (54,5%). Sebagian besar responden menderita hipertensi >5 tahun sebanyak (51,5%), dan terdapat (66,7%) responden yang mengalami penurunan fungsi kognitif. Analisis bivariat uji Chi-square antara usia dengan fungsi kognitif diperoleh nilai p value = 0,007 (p>0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna; lama menderita hipertensi dengan fungsi kognitif diperoleh nilai p value = 0,026 (p>0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna. Terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan fungsi kognitif pada peserta prolanis di Klinik Pratama Sumbang; terdapat hubungan yang bermakna antara lama menderita hipertensi dengan fungsi kognitif pada peserta prolanis di Klinik Pratama Sumbang.
REINFEKSI COVID-19 PADA DOSEN, KARYAWAN DAN MAHASISWA UNSOED YANG TELAH MENERIMA VAKSINASI:STUDI CROSSSECTIONAL Budi Jaya Santoso; Indah Rahmawati; Wiwiek Fatchurohmah; Wahyudin Wahyudin
Mandala Of Health Vol 16 No 2 (2023): Mandala of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2023.16.2.9209

Abstract

Latar belakang: Reinfeksi Covid-19 dapat diartikan sebagai seseorang yang telah sembuh dari infeksi Covid-19 kemudian terinfeksi kembali. Banyaknya kejadian reinfeksi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, dan komorbid. Salah satu faktor reinfeksi adalah usia dimana pada individu lanjut usia terjadi penurunan imunitas tubuh. Tujuan: Memberikan gambaran terkait pengaruh usia terhadap angka kejadian reinfeksi Covid-19 pada dosen, karwayan dan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang telah menerima vaksinasi dosis lengkap. Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan crosssectional dilakukan pada responden dengan riwayat Covid-19 di tahun 2022 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dari kuesioner yang diberikan kepada dosen, karyawan, dan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman. Hasil: Dari 54 responden, terdapat 22 responden yang mengalami reinfeksi. Responden yang mengalami reinfeksi terbanyak terdapat pada usia golongan <25 tahun. Hasil uji Chi-square didapatkan p-value ≤ 0,05 yang berarti terdapat hubungan signifikan antara usia dengan angka kejadian reinfeksi Covid-19. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara usia dengan angka kejadian reinfeksi Covid-19 pada dosen, karyawan, dan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman
PENYAKIT HIRSCHSPRUNG: SEBUAH TINJAUAN PUSTAKA TENTANG PATOFISIOLOGI, DIAGNOSA, DAN TERAPI Kamal Agung Wijayana
Mandala Of Health Vol 16 No 2 (2023): Mandala of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2023.16.2.9602

Abstract

Penyakit Hirschsprung merupakan kelainan bawaan pada sistem pencernaan yang ditandai oleh ketiadaan sel ganglion di sebagian atau seluruh segmen usus besar. Gangguan ini menghambat pergerakan normal usus, yang berakibat pada akumulasi tinja di bagian usus yang terkena, menyebabkan gejala seperti konstipasi berat, kembung, muntah, dan distensi perut. Etiologi Penyakit Hirschsprung atau megakolon bawaan disebabkan karena kelainan perkembangan yang disebabkan oleh kegagalan migrasi sel crest neural. Ketika sel- sel neurogenik primitif ini gagal untuk mengambil posisi dalam Submucosal usus dan pleksus intermyenteric dari bibir ke anus, maka terjadi gangguan motilitas, yang paling sering muncul sebagai konstipasi kronis pada anak yang baru lahir. Hirschsprung dikategorikan berdasarkan seberapa banyak colon yang terkena meliputi: Ultra short segment, Short segment, Long segment, Very longs segment. Gejala kardinalnya yaitu gagalnya pasase mekonium pada 24 jam pertama kehidupan, distensi abdomen dan muntah. Pemeriksaan penunjang diantaranya Barium enema, Anorectal manometry dan Biopsy rectal sebagai gold standard. Tatalaksana operatif dengan cara tindakan bedah sementara dan bedah definitive (Prosedur Swenson, Duhamel, Soave dan Rehbein). Komplikasi utama adalah enterokolitis post operatif, konstipasi dan striktur anastomosis
DIAGNOSIS AND MANAGEMENT OF ATRESIA ANI IN NEWBORN INFANTS: LITERATURE REVIEW Ariadne Tiara Hapsari
Mandala Of Health Vol 16 No 2 (2023): Mandala of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2023.16.2.9643

Abstract

Anal atresia or anorectal malformation (MAR) or imperforate anus is a congenital abnormality that includes the distal anus, rectum and also the urogenital tract. Is a congenital abnormality that is often encountered in pediatric surgery cases. This condition has varying degrees of severity ranging from imperforate anal membrane to complete caudal regression. History and physical examination are very important in diagnosing anorectal malformations. Treatment of atresia ani consists of surgery to create an artificial anal opening and rectal muscle reconstruction. Surgery is performed within the first 48 hours of birth to prevent infection and other complications. The prognosis for atresia ani is generally good if treated properly. Postoperative care and long-term follow-up are important to monitor rectal function and defecation.

Page 1 of 1 | Total Record : 8