cover
Contact Name
Joseph H Sianipar
Contact Email
josephhsianipar@gmail.com
Phone
+62818537111
Journal Mail Official
stft@suryanusantara.ac.id
Editorial Address
Jl. Rakutta Sembiring, Pondok Sayur, Siantar Martoba. Pematangsiantar
Location
Kota pematangsiantar,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara
ISSN : 23391359     EISSN : -     DOI : -
Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mempublikasikan berbagai hasil penelitian dari dosen-dosen theologi STFT Surya Nusantara. Scope dari penelitian di dalam jurnal ini mencakup bidang ministry atau pelayanan jemaat yang lebih dikenal dengan applied theology (konsentrasi kepemimpinan gereja), kemudian Biblika (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, juga penelitian dibidang historika atau sejarah gereja, Jurnal ini menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat maupun gereja dalam menemukan solusi dalam menghadapi permasalahan yang ada di dalam masyarakat dan jemaat
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 9 No. 1 (2021)" : 5 Documents clear
MEMAHAMI KENOSIS DALAM FILIPI 2:12,13 LEWAT KONSEP PERTENTANGAN BESAR Manogang Simanjuntak
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.858 KB)

Abstract

Kenosis atau tindakan untuk mengosongkan diri, menurut kehendak Allah dan menjadi seorang hamba adalah sebuah pilihan. Merendahkan hati dan menurut hingga kematian adalah sebuah pilihan, meskipun tidak mudah. Pertentangan terbesar yang manusia hadapi adalah perjuangan untuk menaklukkan diri sendiri. Yang menjadi pertanyaan apakah manusia dapat mengosongkan diri dan merendahkan hati dengan kuasa kemauannya sendiri? Ataukah manusia membutuhkan bantuan Tuhan agar dapat memiliki kuasa kemauan untuk menaklukkan diri? Dapatkah manusia menyerahkan kuasa kemauannya kepada Allah? Apakah batasan atau perbedaan dari legalisme dan keselamatan lewat kasih karunia? Apakah yang dimaksud rasul Paulus, “Tetaplah kerjakan keselamatanmu (katergazomai) dengan takut dan gentar.” Apakah ini ada hubungannya dengan konsistensi dan usaha yang keras untuk mencapai keselamatan? Untuk kesehatan rohani, umat Tuhan tidak boleh bersikap pasif tetapi harus aktif. Kekristenan bukanlah sekedar menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi tetapi juga merupakan sebuah komitmen untuk berjalan bersama Yesus selamanya. Menyangkal dan meninggalkan kehidupan yang lama dan tetap dalam kehidupan yang baru dan terus menerus mengikuti teladan Yesus, inilah inti kekristenan.
MENINGKATKAN KEHIDUPAN SALING MENGASIHI DAN AKUNTABILITAS GEMBALA JEMAAT SEBAGAI UPAYA PENANGKALAN UNJUK RASA DI GEREJA ADVENT David Soputra
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.358 KB)

Abstract

Gereja Advent mengalami pertumbuhan yang pesat pada akhir-akhir ini. Diperkirakan pada tahun 2020 yang lalu jumlah anggota gereja Advent adalah 25 juta jiwa dengan laju pertumbuhan satu juta jiwa pertahun. Namun pertumbuhan jemaat ini diikuti pula dengan peningkatan rasa ketidakpuasan terhadap pemimpin yang pada akhirnya berujung dengan munculnya kelompok anti kepengurusan yang baru. Konflik ini pada akhirnya akan berujung dengan perpecahan gereja Advent dan mengakibatkan terganggunya implementasi visi, misi, dan tujuan penginjilan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data dari sumber-sumber jurnal, majalah, internet, dan buku. Hasil yang diperoleh ialah bahwa cara yang terbaik untuk menanggulangi gejolak demokrasi ini ialah dengan meningkatkan pemahaman anggota jemaat akan peran mereka sebagai pengemban pembawa kabar keselamatan. Roh kerendahan hati, kebersamaan, dan saling tolong menolong merupakan materi pelajaran yang harus ditingkatkan agar anggota jemaat semakin menyadari peran mereka sebagai pembawa kabar baik tersebut. Selain itu gembala jemaat gereja Advent juga harus meningkatkan kompetensi kepribadian, sosial, dan akuntabilitasnya, agar semua anggota jemaat dapat melihat satu pola keteladanan Kristus pada gembala jemaatnya.
KONSELING PERCERAIAN DAN PERNIKAHAN KEMBALI Freddy Manurung
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.109 KB)

Abstract

Pernikahan dan keluarga merupakan suatu topik yang sangat mengena kepada setiap orang, karena tidak ada manusia yang lahir ke dunia tanpa merasakan dampak dari pernikahan dan hubungan keluarga. Namun tidak semua pernikahan berhasil, sebagian pernikahan berakhir dengan perceraian bahkan hal ini terjadi di kalangan umat Kristen. Jika seseorang merasa bahwa pernikahan yang mereka miliki saat ini salah apakah harus dipertahankan? Apakah nasehat Tuhan dalam Alkitab tentang pernikahan dan perceraian? Bagaimanakah dengan janji pernikahan yang sudah terucap? Perceraian sudah pasti merupakan masalah dan kita perlu menemukan jawaban atas masalah ini dalam Alkitab. Bahkan masalah juga ini sudah ada saat Yesus Kristus masih hidup di dunia. Pada saat itu banyak orang yang bertanya kepada Yesus , apakah diperkenankan bagi seorang suami untuk menceraikan istrinya karena alasan apapun juga? Namun Yesus menjawab, bahwa ada tertulis, apakah engkau tidak membaca, bahwa apa yang sudah dipersatukan Allah dalam pernikahan tidak dapat dipisahkan oleh manusia? Sebelum manusia menikah Allah berfirman, “Tidak baik jika manusia itu sendirian, Aku akan menjadikan penolong baginya.” Setelah penyatuan suami dan istri maka seyogyanya keadaan manusia berubah dari keadaan tidak baik menjadi baik. Namun, apabila manusia memilih perceraian maka sesungguhnya manusia kembali kepada keadaan yang tidak baik.
MAKNA “KEBENARAN” MENURUT INJIL YOHANES Joseph Hamonangan Sianipar
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.327 KB)

Abstract

Isu tentang makna kebenaran yang sesungguhnya menjadi pemicu perdebatan di antara manusia post modern. Masyarakat post-modern cenderung mempertahankan kebenaraan masing-masing, dan jika tidak ada kebenaran yang absolute maka sesungguhnya tidak ada kebenaran. Apakah Yesus Anak Allah ataukah Dia seorang kriminal yang patut disalibkan? Bagaimana kita mengenal kebenaran? Siapakah yang benar Yesus Kristus atau Barabas? Bagaimanakah jika manusia hidup di dunia tanpa mengetahui kebenaran itu? Berapa banyakkah manusia di dunia ini yang tidak mengetahui kebenaran dan seperti Pilatus bertanya-tanya dalam hidupnya “Apakah kebenaran itu?” Jikalau manusia tidak mengetahui kebenaran dapatkah manusia bertindak dan melakukan sesuatu yang benar? Injil Yohanes menjelaskan makna kebenaran dalam beberapa konteks. Kebenaran dapat berarti sebuah jaminan bahwa Allah dapat menepati janji-Nya.Kebenaran juga dapat berarti hubungan manusia dengan Allah yang dapat menjadikan manusia itu sendiri menjadi benar di hadapan Allah. Kebenaran juga dapat memiliki arti keberpihakan manusia kepada Allah.
“TODAY YOU SHALL BE WITH ME IN PARADISE”: AN EXEGETICAL STUDY OF LUKE 23:43 Zainal Sibagariang
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.548 KB)

Abstract

Kalimat “hari ini kamu akan bersamaku di surga” (Gr. Αμήν σοι λέγω, σήμερον μετ᾽ ἐμοῦ ἔσῃ ἐν τῷ παραδείσῳ) dalam Lukas 23:43 telah menjadi perdebatan sejak awal kekristenan. Subjek perdebatannya adalah apakah penjahat yang disalib bersama Yesus itu langsung masuk surga pada hari itu juga atau hanya merupakan sebuah janji Yesus bahwa pada dia akan masuk surga di masa yang akan datang. Perdebatan ini muncul oleh karena manuskrip Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani kuno tidak memiliki tanda-tanda baca sehingga secara tata bahasa dan sintaks memberikan beberapa alternatif penerjemahan dan penafsiran. Dalam studi ini diberikan suatu solusi dengan melihat pemakaian kata keterangan sēmeron dengan kata penghubung hoti sehubungan dengan tata bahasa dan sintaks oleh Lukas yang menunjukkan kecenderungan tertentu. Selain itu, secara kontekstual menunjukkan bahwa penjahat tidak pergi ke surga pada hari penyaliban Yesus. Demikian juga studi intertekstualitas dari kata paradeiso menunjukkan bahwa surga adalah tempat tinggal Allah. Firdaus ini mengacu pada tempat tinggal masa depan umat Tuhan. Ini adalah gambaran tentang tempat yang ideal dalam kondisi terbaiknya dan realitas spiritual yang terbaik yaitu suatu taman kebahagiaan moral dan spiritual bagi umat Tuhan yang telah ditebus.

Page 1 of 1 | Total Record : 5