cover
Contact Name
Joseph H Sianipar
Contact Email
josephhsianipar@gmail.com
Phone
+62818537111
Journal Mail Official
stft@suryanusantara.ac.id
Editorial Address
Jl. Rakutta Sembiring, Pondok Sayur, Siantar Martoba. Pematangsiantar
Location
Kota pematangsiantar,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara
ISSN : 23391359     EISSN : -     DOI : -
Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mempublikasikan berbagai hasil penelitian dari dosen-dosen theologi STFT Surya Nusantara. Scope dari penelitian di dalam jurnal ini mencakup bidang ministry atau pelayanan jemaat yang lebih dikenal dengan applied theology (konsentrasi kepemimpinan gereja), kemudian Biblika (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, juga penelitian dibidang historika atau sejarah gereja, Jurnal ini menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat maupun gereja dalam menemukan solusi dalam menghadapi permasalahan yang ada di dalam masyarakat dan jemaat
Articles 50 Documents
THE ROLE OF THE HOLY SPIRIT DI BAPTISM IN THE PAULINE EPISTLES Jones M Sagala
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.201 KB)

Abstract

Roh Kudus sebagai salah satu dari oknum Trinitas mempunyai peran yang cukup penting dalam kehidupan manusia untuk menanamkan bibit keyakinan akan kebenaran pekabaran Tuhan baik sebelum dia dibaptis maupun sesudah dia dibaptis. Ketika bibit ditanamkan, Roh Kudus juga berperan dalam melanjutkan pertumbuhan bibit kebenaran itu kepada buah dan kedewasaan rohani bagi oran percaya. Peran Roh Kudus adalah meyakinkan dunia akan pekerjaan Kristus melalui kesaksian orang-orang percaya dan media lain dalam pekerjaan pelayanan. Pekabaran injil disampaikan oleh para pelayan Tuhan dengan kuasa Roh Kudus. Segera setelah seseorang menerima kabar injil dengan iman, itu adalah gambaran kelahiran dari Roh Kudus. Roh Kudus mengubahkan mereka yang menerimanya dan dapat nampak dari penyerahan hidup pada pimpinan Roh Kudus.Dibawah pengaruh kuasa Roh Kudus maka dia akan menghasilkan buah-buah. Tambahan lagi Roh Kudus membuat orang-orang percaya menghasilkan buah-buah kemenangan yang mengarahkan kepada kunci bersaksi yang efektif
PRINCIPLES AND BASIC STEPS OF DISCIPLE-MAKING FROM THE LIFE AND MINISTRY OF JESUS Rudolf Weindra Sagala
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.239 KB)

Abstract

Satu-satunya keadaan yang pasti bahwa Kristus datang ke dunia ini adalah bilamana “Injil Kerajaan” itu sudah disampaikan kepada seluruh dunia, hal ini jelas disebutkan oleh Yesus dalam Injil Matius 24:14. Cara yang terbaik agar Injil Kerajaan ini tersebar di seluruh dunia adalah dengan mengimplemantasikan Amanat Agung yang diberikan Yesus yakni dengan cara “pemuridan.” Tulisan ini membahas tentang prinsip-prinsip dan langkah-langkah yang paling mendasar dari proses pemuridan berdasarkan hidup dan pelayanan Yesus. Dengan mengikuti prinsip-prinsip pemuridan Yesus, yang adalah guru Agung itu, maka proses pemuridan akan berjalan dengan baik dan akan menghasilkan murid-murid yang siap menyampaikan Injil Kerajaan, sebab memang “pemuridan,” adalah satu-satunya perintah yang disampaikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya untuk dilaksanakan sebelum kenaikan-Nya kie Surga.
THEIR WORM DOES NOT DIE AND THE FIRE IS NOT QUENCHED” IN MARK 9:48; ITS MEANING AND BACKGROUND Zainal Sibagariang
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.949 KB)

Abstract

Penafsiran terhadap perkataan Yesus, “di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam” dalam Markus 9:48 telah menjadi bahan perdebatan dalam sejarah sejak dari gereja mula-mula. Anak kalimat yang merupakan sebuah kutipan dari buku 66:24 telah ditafsirkan berbeda-beda oleh para pakar alkitab. Sampai saat ini mereka tetap berdebat dan belum terdapat kesepakatan. Sebahagian berpendapat bahwa ini gambaran dari penyiksaan yang kekal di neraka namun di pihak lain berpendapat bahwa Yesus tidak bermaksud seperti itu. Hasil dari pendekatan studi ini dengan mengunakan metode “grammatical and historical” sampai pada kesimpulan untuk mengerti perkataan Yesus tidak cukup dengan hanya berdasarkan analisis grammatical dan sintaksis tetapi juga harus dikaji dari persfektif historis. Berdasarkan kajian konteks dan historis apa yang Yesus maksudkan dalam perkataan ini bukanlah suatu gambaran penyiksaan abadi tetapi lebih kepada konsekuensi dari pada hukuman itu sendiri. Pendapat yang menyatakan bahwa ada penyiksaan abdi di gehenna tidak berasal dari alktab itu sendiri tetapi diambil dari ide yang berasal dari luar alkitab seperti buku-buku yang muncul pada masa intertestamental dan filsafat Yunani
ANALISIS PEMAHAMAN TEOLOGIS DOKTRIN KAABAH DI KALANGAN ANGGOTA GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH SE-KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR Elfri Darlin Sinaga
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.915 KB)

Abstract

The doctrine of Sanctuary really need to be understood fully by every member of the Seventh-day Adventist Church throughout Pematangsiantar municipality. The understanding of that subject was very important to all of Church members so that they held a needed to benefit of the preparation from the merit of priesthood of Christ for all who yearned to obtain eternal life in God’s Kingdom. Each member of the church needed to have a theological understanding of the doctrine of the Sanctuary. It mean to understand the death of Jesus on the cross as a Lamb of God who died and slain replaced the death of his people. It included an understanding of his mediation services. Soon after his ascension to heaven, Jesus inaugurated the High Priest of the New Covenant and the task mediation holy priesthood in the chamber as described in the daily service of the priest in earthly sanctuary. The last phase of the Priesthood ministration of Christ is to conduct of the cleansing of sins of His people from the book of the records in Heaven as described in the work of the high priest in the annual service in the Earthly sanctuary. Every church member should have such understanding in order to conduct the necessary preparatory work relating to investigative judgment that only those who have "cleared sins" would be entitled to receive eternal life in His kingdom. The result of this study indicated that the level understanding of the church members on Sanctuary’s Doctrine was on the score value 3 or hesitant. Based on the result, this research would give some input to Church’s Pastor in order to cultivate the understanding of church members on sanctuary doctrine, so that they would be prepared for the final judgement of Christ in His Sanctuary.
THE IMPORTANCE OF TRAINING LAY MEMBERS OF SEVENTH-DAY ADVENTIST CHURCH PROGRAM AMONG THE SIMALUNGUN TRIBES Sonny Marlen Sipayung
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.382 KB)

Abstract

Pelatihan bagi anggota Gereja adalah hal penting untuk menggenapi perintah Kristus seperti yang terdapat dalam Matius 28:19-20. Hal ini adalah sesuatu yang mutlak dan harus menjadi tugas yang utama bagi seorang Pendeta dalam melaksanakan tugas tugasnya. Secara khusus di wilayah Daerah Sumatera Kawasan Utara dimana kantor pusat berada di wilayah Batak Simalungun, namun pertumbuhan pekabaran 3 Malaikat belum terlihat hasilnya secara nyata dibandingkan dengan pekabaran yang sudah dilaksanakan kepada suku batak lainnya seperti Toba dan Karo. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menguatkan Pimpinan Daerah Sumatera Utara dan Perguruan Tinggi Advent Surya Nusantara serta semua Pendeta yang melayani di tanah Simalungun dapat menyadari bahwa pelatihan kepada anggota Gereja menjadi salah satu jalan keluar untuk menjangkau suku batak Simalungun dan pada saat yang sama untuk menguatkan anggota Gereja agar terlibat sepenuhnya dalam pekerjaan pekabaran Injil kepada orang lain.
MEMBANGUN PEMIMPIN HEBAT MENURUT 2 TIMOTIUS 2:1-25 DI GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH INDONESIA Ferdinand Butarbutar
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.042 KB)

Abstract

Kepemimpinan menjadi salah satu faktor penting di dalam menata Organisasi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia. Kepemimpinan diberbagai bidang harus mengalir dan berkesinambungan, mengingat bahwa sumberdaya pemimpin perlu dipersiapkan, dilatih, dan dilengkapi dengan pengetahuan. Pemimpin perlu melakukan transformasi kepemimpinan kepada generasi penerus, untuk itulah seorang pemimpin harus bisa mencetak mimpi kepemimpinannya di dalam VISI. Itulah sebabnya pemimpin berbagai organisasi, kelompok, perkumpulan, dituntut untuk bisa mencapai tahapan-tahapan tertentu sesuai kebutuhan organisasi, Jessi Toner (2010: 17). Melihat kembali sejarah perkembangan Organisasi Advent sejak missionaries oleh orang-orang Eropah dan Amerika tiba di Indonesia, kemudian diteruskan oleh pribumi Indonesia. Penelitian ini mengurai kepemimpinan dari aspek: menderita; bekerja keras; sabar; setia; sungguh-sungguh; berterus terang; omong kosong; mengendalikan diri; cakap mengajar; lemah lembut. Materi penelitian dalam pembahasan ini bersifat kualitatif dan eksploratif, peneliti berusaha menggali kepemimpinan dari sisi analisis verbal dan leksikal
CONTRIBUTION OF TEAMWORK CULTURE TO JOB SATISFACTION OF PASTORS AND ADMINISTRATORS IN WEST INDONESIA UNION MISSION Joseph Hamonangan Sianipar
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.209 KB)

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode riset kuantitatif yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kerjasama tim dan kepuasan kerja di kalangan pendeta dan administrator di Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB). Ada 200 responden (pendeta dan administrator gereja) dari 7daerah dan 3 konferens di UIKB.Hasilnya menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara kerjasama tim diantara pendeta dan tingkat kepuasan kerja. Salah satu penentu tingkat kepuasan kerja adalah posisi. Officer memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi dari para pendeta di ladang. Namun tingkat kepuasan kerja yang tertinggi ditemukan pada direktur departemen. Selanjutnya, diantara 10 dimensi kerjasama tim, ditemukan bahwa sikap saling percaya dan sara mengatasi konflik merupakan indikator penentu dalam tingkat kepuasan kerja pendeta
THE MEANING AND INTEND OF “THE FIRST DAY OF THE WEEK” IN 1 COR 16:2 Zainal Sibagariang
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.577 KB)

Abstract

Hingga zaman modern ini, frasa “pada hari pertama tiap-tiap minggu” dalam 1 Korintus 16:2 telah menjadi bahan perdebatan diantara para pakar Perjanjian Baru sejak awal kekristenan. Cara pendekatan terhadap anjuran rasul Paulus ini telah menghasilkan penafsiran yang berbeda-beda dan sampai saat ini mereka belum terdapat kesepakatan. Sebahagian berpendapat bahwa frasa ini merupakan bukti bahwa kekristenan telah mengadakan mengadakan pertemuan pada hari Minggu sebagai hari perbaktian secara reguler pada zaman rasul-rasul. Mereka berpendapat perbaktian ini diadakan untuk menghormati hari kebangkitan Kristus sebagai ganti hari Sabat Yahudi. Namun di lain pihak banyak pakar yang menolak penafsiran ini. Menurut mereka bahwa frasa pada hari pertama tiap-tiap minggu” dalam 1 Korintus 16:2 bukanlah merupakan sebuah bukti akan perbaktian pada hari minggu pawa awal kekristenan. Mereka menolak ide ini dan mengatakan bahwa mereka mengatakan bahwa mereka telah salah dalam menggunakan teks ini untuk mendukung perbaktian hari minggu. Mereka yang menolak ide ini berpendapat bahwa frasa ini sebenarnya hanya merupakan suatu waktu untuk mengumpulkan uang persembahan. Berdasarkan analisa secara grammatikal, sintaks dan konteks sejarah, studi sampai kepada kesimpulan bahwa arti frasa ini merujuk kepada hari Minggu sebagai hari pertama, tetapi bukan sebagai hari perbaktian melainkan pengumpulan persembahan kepada orang-orang Kristen di Yerusalem.
STUDI EMPIRIS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIR-LABA DENGAN PSAK 45: Gereja Advent Di DKI dan Sekitarnya Tanggor Sihombing
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.078 KB)

Abstract

The financial statements of non-profit organizations have been set in the PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) 45. This study is devoted to the religious organization of the church, because of the religious organization nature of completeness of financial reporting is often neglected, and gradually can lead to problems in the environment church because of the lack of transparency and accountability. Another important point the need for financial statements is as management performance measurement tool of church achievement. PSAK 45 which aims to set up a nonprofit entity's financial reporting. With the standard of this report, it is expected that non-profit entity's financial statements can be more easily understood, relevance, and has a high appeal. This research is an empirical study using a questionnaire on churches represented by the church treasurer. The discussion was conducted on Adventist churches in Jakarta and surrounding areas, which includes 170 churches. Study focuses on three aspect, the financial position statements, activity report and statement of cash flows. This study shows that, first: the church aware the importance of financial report. But, statement of financial position and cash flows still have higher concern compare with the activity report. Second: Better understanding of making financial position and cash flows statement rather then activity statement. For conclusion of this study, financial records still have higher concern for church rather than as measurement of performance from financial aspect.
PANDANGAN SAINS DAN ALKITAB TENTANG ASAL-USUL DAN PENANGGALAN PENCIPTAAN MANUSIA Elfri Darlin Sinaga
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1301.801 KB)

Abstract

Sains dan Alkitab, keduanya adalah buku Allah. Allah merupakan pengarang Alkitab dan Pencipta alam semesta. Alkitab berisikan firman Allah yang tertulis, dan Sains menguraikan peristiwa-peristiwa alam, yang merupakan hasil karya agung Pencipta. Seiring dengan kemajuan zaman, Sains berkembang begitu pesat. Bahkan kemajuan Sains telah mengalihkan perhatian dan pandangan manusia dari perkara-perkara rohani kepada perkara-perkara sekuler serta mengabaikan Alkitab. Apakah Sains atau kah Alkitab yang dapat menjawab persoalan umat manusia? Salah satu yang sering dipersoalkan adalah tentang asal-usul umat manusia dan penanggalan penciptaan manusia. Apakah Sains ataukah Alkitab yang bisa memberikan jawabannya?Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui pandangan Sains dan Alkitab tentang asal-usul kehidupan manusia di bumi, mencakup tentang asal-usul dan waktu penciptaan manusia. Sebagai kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pandangan Sains tentang asal-usul umat manusia di bumi beraneka ragam dan kontradiktif. Banyak para ilmuwan memberikan pandangan yang merendahkan martabat manusia setara dengan binatang. Namun, Alkitab memberikan pandangan yang jelas, akurat dan pasti tentang asal-usul umat manusia yang hidup di bumi. Alkitab memberitahukan bahwa manusia pertama yang diciptakan di bumi adalah Adam ( 1 Kor. 15:45). Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang agung dan mulia, karena diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej.1:26-27). Adam dan Hawa adalah tokoh sejarah yang benar-benar pernah hidup dibumi, dan mereka itulah nenek moyang umat manusia. Kepastian tentang penanggalan penciptaan manusia tidak dapat dijawab melalui penemuan Saintist. Penanggalan penciptaan manusia telah diberitahukan Allah secara tidak langsung melalui Alkitab. Namun, hal itu membutuhkan usaha dan penggalian yang sungguh-sungguh. Alkitab memberitahukan kapan penciptaan manusia pertama (Adam dan Hawa) melalui penelitian yang sungguh-sungguh dan cermat terhadap data-data dan tahun-tahun yang terdapat di dalam Alkitab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tuhan Allah menciptakan manusia pertama (Adam dan Hawa) yakni tahun 4174 sM. Dan usia kehidupan manusia di bumi higga saat ini (2017) adalah 6190 tahun, yakni 4174 + 2017- 1.